BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang
terpisah-pisah atau unsur dasar yang ada dalam suatu disiplin ilmu
label atau simbol tertentu baik yang bersifat verbal maupun non verbal dan
2. Pengetahuan Konseptual
dasar dalam struktur yang lebih besar dan semuanya berfungsi bersama -
teori baik yang implisit maupun eksplisit. Ada tiga macam pengetahuan
3. Pengetahuan Prosedural
hal tertentu.
4. Pengetahuan Metakognitif
pikirannya dan semakin banyak tahu tentang kognisi, dan apabila siswa bisa
mencapai hal ini maka mereka akan lebih baik lagi dalam belajar.
1. Menghafal (Remember)
dengan aspek pengetahuan yang lebih luas dan bukan sebagai suatu yang
13
lepas dan terisolasi. Kategori ini mencakup dua macam proses kognitif:
2. Memahami (Understand)
dalam skema yang telah ada dalam pemikiran siswa. Karena penyususn
(explaining).
3. Mengaplikasikan (Applying)
kategori ini hanya sesuai untuk pengetahuan prosedural saja. Kategori ini
mengimplementasikan (implementing).
4. Menganalisis (Analyzing)
struktur besarnya. Ada tiga macam proses kognitif yang tercakup dalam
5. Mengevaluasi
yang ada. Ada dua macam proses kognitif yang tercakup dalam kategori
6. Membuat (create)
Ada tiga macam proses kognitif yang tergolong dalam kategori ini, yaitu:
(producing) (Widodo,2006).
angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek
1. Pendidikan
2. Pekerjaan
langsung.
3. Umur
aspek fisik dan psikologis (mental), dimana pada asfek psikologi ini,
4. Minat
mendalam.
5. Pengalaman
subjektif.
6. Informasi
(Wahid, 2007)
16
mengadopsi perilaku, didalam diri orang tersebut terjadi suatu proses yang
tentang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Pada proses
ketiga ini subjek sudah memiliki sikap yang lebih baik lagi.
Pengukuran Pengetahuan
seperangkat alat tes / kuisioner tentang objek pengetahuan yang ingin diketahui,
yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap
juga merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan juga merupakan
Seperti halnya pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan, yaitu:
sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko merupakan sikap yang
paling tinggi.
berada.
Pertimbangan dan reaksi pada anak, dewasa dan yang sudah lanjut usia
perangsangan-perangsangan itu.
19
Artinya semua berasal dari dunia luar tidak semuanya dilayani oleh
manusia, tetapi manusia memilih mana yang perlu dan mana yang
dipilih.
sikap tidak pernah terpisah dari pribadi yang menduku ngnya. Oleh
karena itu dengan melihat sikap pada objek tertentu, sedikit banyak
dalam kehidupan manusia sangat besar. Bila sudah terbentuk pada diri manusia,
maka sikap itu akan turut menentukan cara tingkahlakunya terhadap objek-objek
a. Sikap Sosial
Suatu sikap sosial yang dinyatakan dalam kegiatan yang sama dan
berulang- ulang terhadap objek sosial. Karena biasanya objek sosial itu
dinyatakan tidak hanya oleh seseorang saja tetapi oleh orang lain yang
1. Definisi
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau
sejumlah faktor di mana didapat defisiensi insulin absolut atau relatif dan
meregulasi kadar gula darah. Peningkatan kadar gula dalam darah atau
tubuh, terutama pada sel saraf dan pembuluh darah. (Soegondo. 2011)
terjadi akibat kerusakan dari sel beta pankreas. Gejala yang menonjol
adalah sering kencing (terutama malam hari), sering lapar dan sering
21
haus, sebagian besar penderita DM tipe ini berat badannya normal atau
kurus. Biasanya terjadi pada usia muda dan memerlukan insulin seumur
hidup.
baik, kadar insulin dapat normal, rendah atau bahkan meningkat tetapi
f. Diabetes Gestasional
2. Prevalensi
diabetes melitus tipe II akan meningkat dari 171 juta orang pada 2000 menjadi
366 juta tahun 2030. WHO memperkirakan Indonesia menduduki ranking ke-4
di dunia dalam hal jumlah penderita diabetes setelah China, India dan Amerika
22
Serikat. Pada tahun 2000, jumlah penderita diabetes mencapai 8,4 juta dan
berjumlah 21,3 juta. Tetapi, hanya 50% dari penderita diabetes di Indonesia
menyadari bahwa mereka menderita diabetes, dan hanya 30% dari penderita
3. Patofisiologi
membutuhkan suplai insulin dari luar. Keadaan ini disebabkan oleh lesi pada
sel beta pankreas karena mekanisme autoimun, yang pada keadaan tertentu
dipicu oleh infeksi virus. DM tipe I terjadi lebih sering pada pembawa antigen
HLA tertentu (HLA-DR3 dan HLA-DR4), hal ini terdapat disposisi genetik.
adalah diabetes yang terjadi karena berkurangnya rasio insulin dalam sirkulasi
darah akibat defek sel beta penghasil insulin pada pulau-pulau Langerhan
spankreas. Diabetes tipe I dapat diderita oleh anak-anak maupun orang dewasa,
diabetes yang paling sering terjadi. Pada tipe ini, disposisi genetik juga
berperan penting. Namun terdapat defisiensi insulin relatif; pasien tidak mutlak
bergantung pada suplai insulin dari luar. Pelepasan insulin dapat normal atau
dalam darah. Hal ini selanjutnya akan menurunkan penggunaan glukosa di otot
dan jaringan lemak. Akibatnya, terjadi resistensi insulin yang memaksa untuk
penting, namun bukan merupakan penyebab tunggal diabetes tipe II. Penyebab
sensitifitas insulin. Sering kali, pelepasan insulin selalu tidak pernah normal.
obesitas dan DM tipe II. Diantara beberapa factor, kelainan genetik pada
substrat. Jika terdapat disposisi genetik yang kuat, diabetes tipe II dapat terjadi
lemak dan protein dapat dipertahankan dengan baik. Jadi, diabetes tipe II
sangat jarang pada biosintesis insulin, reseptor insulin atau transmisi intrasel.
Bahkan tanpa ada disposisi genetic, diabetes dapat terjadi pada perjalanan
penyakit lain, seperti pancreatitis dengan kerusakan sel beta atau karena
(Silabernagi. 2002. )
4. Diagnosis
Penggunaan bahan darah utuh (whole blood), vena, ataupun kapiler tetap dapat
keluhan klinik, biasanya pasien Diabetes Melitus akan mengeluhkan apa yang
juga keluhan tambahan lain seperti sering kesemutan, rasa baal dan gatal di
a. Kriteria diagnostik :
Gejala klasik DM ditambah Gula Darah Sewaktu 200 mg/dl. Gula darah
sewaktu merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari tanpa memerhatikan
waktu makan terakhir, atau Kadar Gula Darah Puasa 126 mg/dl. Puasa diartikan
pasien tidak mendapat kalori tambahan sedikit nya 8 jam, atau Kadar gula darah 2
jam pada TTGO 200 mg/dl. TTGO dilakukan dengan standard WHO,
menggunakan beban glukosa yang setara dengan 75 gram glukosa anhidrus yang
seperti biasa.
8. Apabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi kriteria normal atau DM, maka
atau GDPT (glukosa darah puasa terganggu) dari hasil yang diperoleh.
mg/dl
5. Komplikasi
a. Komplikasi akut
1. Ketoasidosis diabetik
DM . Hal ini terjadi karena kadar insulin sangat menurun, KAD adalah
suatu keadaan dimana terdapat defisiensi insulin absolut atau relatif dan
glukosa hati meningkat dan penggunaan glukosa oleh sel tubuh menurun
aktivitas kreb cycle menurun, asetil Ko-A dan Ko-A bebas akan meningkat
dan asetoasetil asid yang tidak dapat diteruskan dalam kreb cycle tersebut
Kriteria diagnosis KAD adalah GDS > 250 mg/dl, pH <7,35, HCO3
rendah, anion gap tinggi dan keton serum (+). Biasanya didahului gejala
berupa anorexia, nausea, muntah, sakit perut, sakit dada dan menjadi tanda
mengalami koma dan meninggal. Koma dan kematian akibat KAD saat ini
sedini mungkin.
29
besar dari 600 mg% tanpa ketosis yang berartidan osmolaritas plasma
melebihi 350 mosm. Keadaan ini jarang mengenai anak-anak, usia muda
atau diabetes tipe non insulin dependen karena pada keadaan ini pasien
akan jatuh kedalam kondisi KAD, sedang pada DM tipe 2 dimana kadar
insulin darah nya masih cukup untuk mencegah lipolisis tetapi tidak dapat
Suyono,dkk , 2006)
3. Hipoglikemia
darah < 50 mg% tanpa gejala klinis atau GDS < 80 mg% dengan gejala
turun. Stadium gangguan otak ringan : lemah lesu, sulit bicara gangguan
Penyebab Hipoglikemia
c) Sesudah melahirkan
Tanda hipoglikemia mulai timbul bila glukosa darah < 50 mg/dl, meskipun
reaksi hipoglikemia bisa didapatkan pada kadar glukosa darah yang lebih
tinggi. Tanda klinis dari hipoglikemia sangat bervariasi dan berbeda pada
setiap orang.
b. Komplikasi Kronis
1. Mikroangiopati
a. Retinopati Diabetik
lapisan retina. Rusaknya sawar retina darah bagian dalam pada endotel
yang rapuh ini berproliferasi ke bagian dalam korpus vitreum yang bila
timbulnya gejala dan setiap tahun bila sudah mulai ada kerusakan mikro
dkk , 2002)
b. Nefropati Diabetik
Ditandai dengan albuminura menetap > 300 mg/24 jam atau > 200
(Waspadji S. 2006)
c. Neuropati diabetik
hilangnya sensasi distal. Berisiko tinggi untuk terjadinya ulkus kaki dan
bergetar sendiri dan lebih terasa sakit di malam hari. Setelah diangnosis
2. Makroangiopati
6. Penatalaksanaan
a. Edukasi
Terapi ini pada prinsipnya melakukan pengaturan pola makan yang didasarkan
kebutuhan individual.
3. Profil lipid :
perubahan pola makan diabetes antara lain, tinggi badan, berat badan,
status gizi, status kesehatan, aktivitas fisik dan faktor usia. Selain itu ada
gangguan pencernaan pada usia tua, dan lainnya. Pada keadaan infeksi
ada.
seseorang atau organisme tertentu. Jenis diit sangat dipengaruhi oleh latar
(yang ditentukan berdasarkan indeks masa tubuh yang lebih besar dari tiga
puluh), kurangnya kegiatan fisik, asupan gizi yang tidak baik, stres, dan
urbanisasi.
35
unsur-unsur zat gizi yang diperlukan oleh tubuh, baik kualitas (fungsinya),
seimbang.
kurang, maupun masalah gizi lebih yang selama 20 tahun terakhir mulai
makanan tiap hari. Tiap makanan dapat saling melengkapi dalam zat-zat
yaitu didasarkan pada tiga fungsi utama zat-zat gizi, yaitu sebagai sumber
kebutuhan zat pengatur diperlukan dalam jumlah yang lebih besar dari
36
diperoleh dari beras, jagung, sereal/gandum, ubi kayu, kentang dan yang
sedang zat pembangun diperoleh dari ikan, telur, ayam, daging, susu,
gandum, ubi kayu, ubi jalar, kentang, sagu, roti, dan mie yang
dibatasi.
b) Bahan makanan sumber zat pembangun yang berasal dari bahan makanan
energi Lemak dan minyak yang terdapat di dalam makanan berguna untuk
i. Makanlah makan sumber zat besi kekurangan zat besi dalam makanan
gizi.
ii. Berikan ASI saja kepada bayi sampai berumur 6 bulan air susu ibu
makanan pagi atau sarapan sangat bermanfaat bagi setiap orang. Bagi
38
mempertahan.
iii. Minumlah air bersih, aman dan cukup jumlahnya air minum harus
bersih dan bebas kuman. Daya tahan saat bekerja dan meningkatkan
produktivitas kerjanya.
iv. Lakukan kegiatan fisik dan olah raga secara teratur kegiatan fisik dan
bersangkutan.
Diit gizi seimbang adalah: Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bagi ibu hamil
yang terdiri dari menu yang beraneka ragam makanan dalam jumlah dan proprosi
dianjurkan
makanan, karena nilai gizi bahan makanan dalam tiap golongan tidak sama. Di
antara makanan pokok, jenis padi-padian seperti beras, jagung, dan gandum
mempunyai kadar protein lebih tinggi (7-11%) dari pada umbi-umbian sebagai
makanan pokok, harus disertai makanan lauk dalam jumlah lebih besar
b) Golongan lauk
Lauk sebaiknya terdiri atas campuran lauk hewani dan nabati. Lauk
hewani, seperti daging, ayam, ikan, udang dan telur mengandung protein
dengan nilai biologi lebih tinggi dari pada lauk nabati. Adapun kebutuhan
protein 15-20% dari total kebutuhan energi perhari. Pada keadaan kadar
konsentrasi glukosa darah . Pada keadaan kadar glukosa darah yang tidak
fungsi ginjal, jumlah asupan protein diturunkan sampa 0,85 gr/kg BB/hari dan
tidak kurang dari 40 gr. Jika terdapat komplikasi kardiovaskular maka sumber
c) Golongan sayuran
Sayuran merupakan sumber vitamin A, vitamin C, asam folat,
magnesium, kalium dan serat, serta tidak mengandung lemak dan kolesterol.
d) Golongan buah
Buah berwarna kuning seperti mangga, papaya, dan pisang kaya akan
provitamin A, sedangkan buah kecut seperti jeruk, gandaria, jambu biji, dan
rambutan kaya akan vitamin C, karena umumnya buah dimakan dalam bentuk
zat gizi esensial ada dalam kandungan susu yaitu protein bernilai biologi tinggi,
4) Kebutuhan Kalori
ditambah atau dikurangi bergantung pada beberapa factor yaitu jenis kelamin,
tersebut dibagi dalam 3 porsi besar untuk makan pagi 20%, makan siang 30%
dan makan malam 25%, serta 2-3 porsi ringan 10-15% diantara porsi besar.
c) Koreksi umur
a) Umur Koreksi
b) th
40-59 -5%
60-69 -10%
60-69 -20
d) Aktivitas
Aktivitas Koreksi
Istirahat +10%
41
e) Berat badan
Tabel II.1 : Standar Diit Diabetes Melitus 1700 KAL Berdasarkan Total
Sayuran A Sekehendak
Tabel II.2 : Standar Diit Diabetes Melitus 1700 KAL Berdasarkan Jadwal
Snack core
Pisan
50g 1
Buah 1 buah g
buah
Malam
Nasi 200g 1,5 2 karbohidrat Nasi
gelas
Ayam 40g 1 1 hewani Botok
tanpa potong ayam
kulit sedang
Cont
Baha Berat
Penukar oh
n URT
Menu
Tahu 110g 1 1 nabati Pepes
biji besar tahu
Sayur 100g 1 1 sayuran Sayur
an B gelas asam
Buah 110g 1 1 buah Papay
potong a
besar
Minya 5g 1sdt i. minyak
k
6. Latihan Jasmani
kebutuhan otot akan glukosa meningkat dan ini akan menurunkan kadar gula
darah.
Aktivitas latihan :
keton yang terkumpul dan ini menjadi perhatian karena dapat mengarah ke
keadaan asidosis. Latihan berat hanya ditujukan pada penderita DM ringan atau
terkontrol saja, sedangkan DM yang agak berat, GDS mencapai > 350 mg/dl
sebaiknya olahraga yang ringan dahulu. Semua latihan yang memenuhi program
Rhytmical artinya latihan yang berirama, yaitu otot berkontraksi dan relaksi secara
sampai sedang hingga 30-60 menit. Endurance, latihan daya tahan untuk
d. Intervensi Farmakologis
a) insulin secretagogue :
45
glibenklamid.(Askandar,2009)
nateglinid.(Askandar,2009)
b) Insulin sensitizers
c) Glukoneogenesis inhibitor
hipoksemia.(Askandar,2009)
46
B. Insulin
yang terjadi. Terapi insulin dapat diberikan secara tunggal berupa insulin
kerja cepat (rapid insulin), kerja pendek (short acting), kerja menengah
laktat, gagal dengan kombinasi OHO dengan dosis yang hampir maksimal,
makan, gangguan fungsi hepar atau ginjal yang berat, kontraindikasi atau
C. Terapi Kombinasi
kadar glukosa darah. Untuk kombinasi OHO dengan insulin, yang banyak
dipakai adalah kombinasi OHO dan insulin basal (kerja menengah atau
kerja lama) yang divberikan pada malam hari atau menjelang tidur.
glukosa yag baik dengan dosis insulin yang cukup kecil. Dosis awal
insulin kerja menengah adalah 6-10 unit yang diberikan sekitar jam 22.00,
48
darah puasa keesokan harinya. Bila dengan cara seperti ini kadar gula
darah sepanjang hari masih tidak terkendali, maka OHO dihentikan dan
7. Pencegahan
Pencegahan Primer
yang memiliki faktor resiko, yakni mereka yang belum terkena tetapi
Pencegahan Sekunder
timbulnya penyulit pada pasien yang telah menderita DM. Program ini
Pencegahan Tersier
antar para ahli di berbagai disiplin, jantung, ginjal, mata, bedah ortopedi,
,2006)
antara lain :
Melitus
50
9. Prognosis
kerusakan saraf dapat terjadi. Beberapa orang dengan diabetes mellitus tipe 2
menjadi tergantung pada hemodialisa akibat kompilkasi gagal ginjal. Ada banyak
2006)
terbatas)
e) Kontrol ketat kadar gula darah, HbA1c, tekanan darah, profil lipid
51
prediabete
52