Wella Case Ca Paru
Wella Case Ca Paru
Karsinoma Paru
Disusun Oleh :
Wella Fadillah
NIM. 1308123669
Pembimbing:
dr. Adrianison, Sp. P(K)
1
2
BAB I
PENDAHULUAN
Kanker paru dalam arti luas adalah semua penyakit keganasan di paru,
mencakup keganasan yang berasal dari paru sendiri maupun keganasan dari luar
paru (metastasis tumor di paru). Ada 5 besar penyakit paru saat ini yaitu kanker
paru, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), tuberkulosis, pneumonia dan asma.
Dua diantaranya terkait dengan merokok yaitu PPOK dan kanker paru. 1,2
paru setiap tahun dan hal tersebut menyebabkan 19% penyebab kematian
diseluruh dunia dan 15% penyebab kecacatan sepanjang hidup.2 Pada tahun 2010,
insiden kanker paru menduduki peringkat ke-3 dari kanker di dunia dan memiliki
angka mortalitas tertinggi di antara seluruh kejadian kanker di dunia. Selain itu,
kanker paru mempunyai tingkat insidensi dan mortalitas tertinggi pada pria dan
menduduki peringkat ke-4 pada wanita (setelah kanker payudara, kanker servix,
kelima dengan angka kejadian kanker paru terbanyak di Asia Tenggara dengan
insidens 29,7%.4
FKUI-RSUP Persahabatan, angka kasus baru kanker paru meningkat lebih dari 5
kali lipat dalam waktu 10 tahun terakhir, dan sebagian besar penderita datang pada
stage lanjut (IIIB/IV). Penderita kasus baru kanker paru yang berobat di RSUP
Penelitian tentang rokok mengatakan bahwa lebih dari 63 jenis bahan yang
kaitan kuat antara kebiasaan merokok dengan insidens kanker paru, maka tidak
pencegahan yang dapat dilakukan.6 Hingga saat ini belum ada metode skrining
yang sesuai bagi kanker paru secara umum. Metode skrining yang telah
direkomendasikan untuk deteksi dini kanker paru terbatas pada kelompok pasien
risiko tinggi. Kelompok pasien dengan risiko tinggi mencakup pasien usia > 40
tahun dengan riwayat merokok 30 tahun dan berhenti merokok dalam kurun
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kanker merupakan penyakit gen, dimana sebuah sel normal dapat menjadi
sel kanker akibat terjadinya ketidakseimbangan antara fungsi onkogen dan gen
tumor supresor dalam proses tumbuh dan kembangnya sebuah sel. Kanker paru
dalam arti luas adalah semua penyakit keganasan di paru, mencakup keganasan
yang berasal dari paru sendiri maupun keganasan dari luar paru (metastasis tumor
kanker paru merupakan kanker paru primer, yakni tumor ganas yang berasal dari
setelah kanker payudara, sekitar 39.000 orang di diagnosa kanker baru setiap
intensitas merokok. Orang yang merokok memiliki resiko kanker 20 kali lipat
lebih banyak dibandingkan dengan orang yang tidak merokok. Kanker paru-paru
lebih sering terjadi pada pria dibandingkan pada wanita, dan berkaitan dengan
kebiasaan merokok.5
Penyebab pasti dari kanker paru belum diketahui, tapi paparan inhalasi
utama disamping adanya faktor lain seperti genetik. Faktor resiko penyebab
Merokok
Perokok pasif
Polusi udara
Genetik
Penyakit paru
2.4 Klasifikasi
SCLC terjadi sekitar 15% dari semua jenis kanker paru, kanker ini
NSCLC terjadi sekitar 75% dari semua jenis kanker paru. Terbagi
lagi menjadi 3 :
a) Adenokarsinoma
2.5 Patogenesis
transformasi sel normal menjadi sel neoplastik yang disebabkan oleh perubahan
genetik yang menetap atau mutasi. Transformasi ini dapat terjadi spontan selama
pembelahan sel melalui mutasi acak atau penyusunan kembali gen, namun dapat
juga diinduksi oleh karsinogen viral, fisik dan kimia. Karsinogenesis terjadi dalam
1. Inisiasi
Inisiasi adalah induksi perubahan ireversibel pada genom sel. Sel yang terinisiasi
bukanlah sel kanker. Langkah ireversibel ini terjadi apabila kesalahan transkripsi
2. Promosi
Promosi merupakan proses yang menstimulasi proliferasi klonal dari sel yang
terinisiasi. Efek suatu promotor relatif berusia pendek dan reversibel. Dua
mekanisme genetik yang berperan pada pertumbuhan tumor adalah hilang atau
tidak aktifnya gen resesif inhibitor (gen tumor supresor) dan ekspresi berlebihan
atau abnormal dari gen dominan stimulator (onkogen). Perubahan 10 genetik yang
tunggal mungkin tidak mencukupi untuk timbul dan tumbuhnya tumor. Perubahan
Ekspresi gen ini akan menekan terjadinya sel kanker. Kelainan bersifat resesif,
yaitu baru akan timbul bila kedua alel menunjukkan kelainan atau tidak ada.
4. Onkogen
yaitu mengakibatkan pertumbuhan dan diferensiasi sel. Sejauh aktivasi ini terjadi
amplifikasi gen.
Keluhan dan gejala penyakit ini tidak spesifik, seperti batuk darah, batuk
kronik, berat badan menurun dan gejala lain yang juga dapat dijurnpai pada jenis
penyakit paru lain. Penernuan dini penyakit ini berdasarkan keluhan saja jarang
terjadi, biasanya keluhan yang ringan terjadi pada mereka yang telah memasuki
stage II dan III. Di Indonesia kasus kanker paru terdiagnosis ketika penyakit telah
deteksi dini terutama ditujukan pada subyek dengan risiko tinggi yaitu:
b. Paparan industri tertentu dengan satu atau lebih gejala: batuk darah, batuk
kronik, sesak napas, nyeri dada dan berat badan menurun. Golongan lain yang
perlu diwaspadai adalah perempuan perokok pasif dengan salah satu gejala di
atas dan seseorang yang dengan gejala klinik : batuk darah, batuk kronik,
sakit dada, penurunan berat badan tanpa penyakit yang jelas. Riwayat tentang
10
anggota keluarga dekat yang menderita kanker paru juga perlu jadi faktor
pertimbangan.5
Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk deteksi dini ini, selain pemeriksaan
klinis adalah pemeriksaan radio toraks dan pemeriksaan sitologi sputum. Jika ada
kecurigaan kanker paru, penderita sebaiknya segera dirujuk ke spesialis paru agar
tindakan diagnostik lebih lanjut dapat dilakukan lebih cepat dan terarah.5
STADIUM TNM
T3, N0, M0
T1-3, N2, M0
Keterangan :
- Tx: Tumor primer sulit di nilai, atau tumor primer terbukti dari penemuan
sel tumor ganas pada secret bronkopulmoner tetapi tidak tampak secara
oleh jaringan paru atau pleura viseral dan secara bronkoskopik invasi tidak
dengan ukuran tidak lebih dari 2 cm Tumor dengan ukuran lebih dari 2 cm
- T2: Setiap tumor dengan ukuran lebih dari 3 cm tetapi tidak lebih dari 7
yang klasifikasikan pada T2a jika ukuran tidak melebihi 5cm) : Garis
tengah terbesar lebih dari 3 cm- Mengenai bronkus utama, 2 cm atau lebih
- T2a: Tumor dengan ukuran lebih dari 3 cm tetapi tidak melebihi 5 cm.
- T3: Tumor dengan ukuran lebih dari 7 cm atau dengan perluasan langsung
dari 2 cm sebelah distal karina atau tanpa melibatkan karina, tumor yang
vertebra, karina, tumor yang disertai dengan efusi pleura ganas atau satelit
tumor nodul ipsilateral pada lobus yang sama dengan tumor primer.
- N1: Metastasis pada kelenjar getah bening peribronkhial dan atau hilus
langsung
- M1a: Metastase tumor nodul pada lobus kontralateral atau tumor dengan
Gambaran Klinik
a. Anamnesis
penyakit paru lainnya, terdiri dari keluhan subyektif dan gejala obyektif. Dari
anamnesis akan didapat keluhan utama dan perjalanan penyakit, serta faktor
faktor lain yang sering sangat membantu tegaknya diagnosis. Keluhan utama
dapat berupa :
o Batuk darah
o Sesak napas
o Suara serak
o Sakit dada
o Sulit/sakit menelan
Tidak jarang yang pertama terlihat adalah gejala atau keluhan akibat
metastasis di luar paru, seperti kelainan yang timbul karena kompresi hebat di
otak, pembesaran hepar atau patah tulang kaki. Gejala dan keluhan yang tidak
khas seperti : Berat badan berkurang, nafsu makan hilang, demam hilang timbul
b. Pemeriksaan fisik
yang didapat sangat bergantung pada kelainan saat pemeriksaan dilakukan. Tumor
paru ukuran kecil dan terletak di perifer dapat memberikan gambaran normal pada
pemeriksaan. Tumor dengan ukuran besar, terlebih bila disertai atelektasis sebagai
akibat kompresi bronkus, efusi pleura atau penekanan vena kava akan
memberikan hasil yang lebih informatif. Pemeriksaan ini juga dapat memberikan
data untuk penentuan stage penyakit, seperti pembesaran KGB atau tumor diluar
paru. Metastasis ke organ lain juga dapat dideteksi dengan perabaan hepar,
c. Pemeriksaan radiologis
yang mutlak dibutuhkan untuk menentukan lokasi tumor primer dan metastasis,
radiologi paru yaitu Foto toraks PA/lateral, bila mungkin CT-scan toraks, bone
scan, Bone survey, USG abdomen dan Brain-CT dibutuhkan untuk menentukan
d. Pemeriksaan khusus5
Bronkoskopi
Biopsi Transtoraksal
Toraksoskopi medic
Sitologi sputum
Gejala Klinis Pada fase awal kebanyakan kanker paru tidak menunjukkan
gejala-gejala klinis. Bila sudah menampakkan gejala berarti pasien dalam stadium
lanjut.
Hemoptisis
Ateletaksis
Invasi lokal :
Nyeri dada
Invasi ke perikardium :
simpatis servikalis
2.9 Penatalaksanaan
2.9.1 Pembedahan
total berikut kelenjar getah bening disekitarnya. Hal ini biasanya dilakukan pada
kanker paru yang tumbuh terbatas pada paru yaitu stadium I (T1 N0 M0 atau T2
N0 M0), kecuali pada kanker paru jenis SCLC. Luas reseksi atau pembedahan
dilakukan pada stadium lanjut, akan tetapi lebih bersifat paliatif. Pembedahan
paliatif mereduksi tumor agar radioterapi dan kemoterapi lebih efektif, dengan
demikian kualitas hidup penderita kanker paru dapat menjadi lebih baik.7
toleransi penderita terhadap jenis tindakan bedah yang akan dilakukan. Toleransi
18
penderita yang akan dibedah dapat diukur dengan nilai uji faal paru dan jika tidak
- Risiko ringan untuk pneumonektomi, bila KVP paru kontralateral baik dan
VEP1>60%
- Risiko sedang untuk pneumonektomi, bila KVP paru kontralateral > 35%
dilakukan jika diperlukan dan jika pasien memang sanggup bernafas dengan
satu paru.
2.9.2 Radioterapi
Radioterapi dapat dilakukan pada NCLC stadium awal atau karena kondisi
tertentu tidak dapat dilakukan pembedahan, misalnya tumor terletak pada bronkus
utama sehingga teknik pembedahan sulit dilakukan dan keadaan umum pasien
menggunakan sinar X untuk membunuh sel kanker. Pada beberapa kasus, radiasi
Tetapi ada juga radiasi yang diberikan secara internal dengan cara
1. Hb > 10 mg/dl
2.9.3 Kemoterapi
diberikan pada SCLC atau pada kanker paru stadium lanjut yang telah
bermetastasis ke luar paru seperti otak, ginjal, dan hati. Kemoterapi dapat
kanker. Kombinasi pengobatan ini biasanya diberikan dalam satu seri pengobatan,
20
- Tampilan lebih dari 70-80 atau kurang dari 2 skala WHO. Bila tampilan
meski Hb < 10 mg/dl tidak perlu transfusi darah segera, cukup diberi
Hal yang perlu ditekankan dalam terapi paliatif adalah tujuannya untuk
metastasis. Sedangkan keluhan yang sering dijumpai adalah batuk, batuk darah,
sesak napas dan nyeri dada. Pengobatan paliatif untuk kanker paru meliputi
dilakukan.7
21
vetebra atau pendesakan syaraf. Gejala yang tirnbul berupa kesemutan, baal, nyeri
dan bahkan dapat terjadi paresis sampai paralisis otot, dengan akibat akhir
pada kasus, apakah operabel atau tidak. Bila operabel tindakan rehabilitasi medik
penderita yang dinilai berdasarkan skala Karnofsky. Upaya ini juga termasuk
penanganan paliatif penderita kanker paru dan layanan hospis (dirumah sakit atau
dirumah).7
2.11 Prognosis
penyakit. Pada kasus kanker paru jenis NSCLC yang dilakukan tindakan
sebesar 35-40% pada stadium II, sebesar 10-15% pada stadium III, dan kurang
dari 10% pada stadium IV. Kemungkinan hidup rata-rata tumor metastasis
Hal ini tergantung pada status penderita dan luasnya tumor. Sedangkan
untuk kasus SCLC, kemungkinan hidup rata-rata adalah 1-2 tahun pasca
pengobatan. Sedangkan ketahanan hidup SCLC tanpa terapi hanya 3-5 bulan.
Angka harapan hidup 1 tahun untuk kanker paru sedikit meningkat dari 35 % pada
harapan hidup 5 tahun untuk semua stadium hanya 15%. Angka ketahanan sebesar
49% untuk kasus yang dideteksi ketika penyakit masih bersifat lokal, tetapi hanya
BAB III
LAPORAN KASUS
Umur : 47 tahun
Pekerjaan : wiraswasta
ANAMNESIS: Autoanamnesa
Keluhan utama :
o Pasien mengeluhkan sesak nafas sejak 10 hari SMRS, sesak nafas tidak
keluhannya terjadi.
o Riwayat demam, berkeringat malam hari, benjolan pada leher atau ketiak,
disangkal.
Riwayat DM (-)
Riwayat TB, atau batuk lama, dan menjalani pengobatan selama 6 bulan
tidak ada
DM (-)
Hipertensi (-)
Rumah tidak dekat dengan lokasi pabrik maupun dengan tempat udara
tersemar lainnya.
Pemeriksaan fisik:
Tanda-tanda vital
TD : 140/90 mmHg
HR : 91x/menit
RR : 22x/menit
T : 36,60C
+/+
Thoraks:
Paru-paru
tidak ada
Jantung
ICS V
Abdomen
Pemeriksaan laboratorium
Tanggal : 24/02/2017
Darah rutin
Hb : 10,9 mg/dL
Ht : 33,4 %
Kimia darah
27
Foto toraks
Tidak dilakukan pada saat ini. Dilakukan foto toraks pada tanggal 17 Februari
2017.
28
Identitas sesuai
Foto PA
Marker R
Kekerasan cukup
Diafragma licin
CT-Scan
Kesan :
Diagnosis:
Penatalaksanaan :
Non farmakologi:
1. Istirahat/bed rest
2. 02 nasal kanul 3 L
4. Hentikan merokok
Farmakologi:
Rencana pemeriksaan
Pemeriksaan bronkoskopi
31
BAB III
PEMBAHASAN
Pada pasien ini ditemukan beberapa gejala yang mengarah pada kanker paru.
Pasien merupakan golongan resiko tinggi yaitu laki-laki usia >40 tahun, perokok,
terdapat gejala sesak nafas, nyeri dada dan batuk berdarah. Pada CT-Scan thoraks
didapatkan massa di segment lateral lobus inferior pulmo dextra. Terdapat gejala
sesak nafas dan nyeri dada bisa saja disebabkan oleh masa intra thorakal yang
menekan pleura parietal kanan. Batuk berdarah yang dialami pasien terjadi akibat
32
pecahnya kapiler pembuluh darah pada tumor, dimana dinding vaskuler tersebut
lebih rapuh dibanding dinding vaskuler normal. pada pemeriksaan fisik juga
didapatkan perkusi pekak pada lateral paru medial kanan dan auskultasi terdengar
suara vesikuler melemah pada lateral paru medial kanan yang memungkinkan
perselubungan homogen pada lateral paru medial kanan. Hal ini menunjukkan
DAFTAR PUSTAKA
http://jurnalrespirologi.org/jurnal/Jan10/Lung%20of%20the%20year-2.pdf.
3. Cancer. Geneva, World Health Organization. 2015. [cited 2015 aug 6].
90.
Indonesia;2015
http://www.cancer.gov
8. Molina JR, Yang P, Cassivi SD, Schild SE, Adjei AA. Non small cell lung
9. Porta RR, Crowley JJ, Goldstraw P. The revised TNM staging system for