Anda di halaman 1dari 37

DETEKSI DINI dan TATALAKSANA KOMPREHENSIF

GANGGUAN PSIKIATRIK
(ansietas dan depresi)
di LAYANAN KESEHATAN PRIMER

Santi Andayani
Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan Jambore FKTP Mitra BPJS Kesehatan
29 Oktober 2015
KEBIJAKAN

Hak Azasi Manusia


Amandemen UUD 45
untuk hidup sehat dan
pasal 28h
memperoleh layanan kesehatan

UU No. 36 tahun 2009 Kesehatan

UU No. 18 tahun 2014 Kesehatan Jiwa

UU No. 29 tahun 2004 Praktik Kedokteran


Deteksi
Upaya Promotif - Preventif Kesehatan Jiwa Lansia Dini Keswa
Pendekatan Siklus Kehidupan (continuum of care) Pelayanan bagi anak Lansia
SMP/A & (demensia,
dan Kelompok Risiko (population at risk) depresi, dll)
Terintegrasi pada semua tingkat layanan kesehatan remaja
dan kegiatan LP/LS Deteksi Dini
Pelayanan Keswa Renaja
bagi anak SD Konseling:
Adiksi
Pelayanan HIV/AIDS
Life Skill
bagi Remaja
balita Mindfulness
Persalinan, Pelayanan
bagi bayi Deteksi Dini Keswa
nifas & Anak Usia Sekolah
Pemeriksaan neonatal
Kehamilan Pemantauan Perkembangan
Pelayanan Deteksi Dini Keswa Anak

PUS & Pola Asuh dan Tumbuh


WUS Kembang Anak
Deteksi Dini Deteksi Dini pada Gg
Deteksi Dini Keswa Bulin, Perkembangan Anak
Keswa Bumil Bufas dan Busui
Konseling Stimulasi Janin
Pranikah dalam Kandungan
LATAR BELAKANG

program yan keswa di PKM masih jauh dari harapan


sulit memasukkan yan keswa di program pokok Puskesmas

RIFASKES 2011 :
kualitas layanan hasil risfakes
42,8% sudah mendapatkan buku pedoman yan keswa
46,3% nakes PKM telah pelatihan keswa
61,2% PKM (dari 9000) yang melakukan yan keswa
KONDISI PROGRAM KESWA tahun 2014

pemeriksaan dan pengobatan di PKM


lebih fokus ke pemeriksaan fisik pasien
terbatasnya obat-obatan (psikotropik)
belum terintegrasinya program keswa
dalam program kesehatan lainnya
kurang optimalnya pencatatan dan
pelaporan keswa di PKM
DATA EPIDEMIOLOGI
Riskesdas 2013, populasi 236 juta

MASALAH KESWA PREVALENSI

Gangguan mental emosional > 15 tahun


6% > 14 juta populasi
(gejala depresi dan ansietas)

Gangguan jiwa berat


1.7/1000 400.000
(psikotik/skizofrenia)
Pernah dipasung 14.3% 57.000

Angka pemasungan di pedesaan 18.2%

Angka pemasungan di perkotaan 10.7%


DASAR PEMIKIRAN
KESEHATAN JIWA
bagian integral dari kesehatan manusia seutuhnya
salah satu indikator seseorang dikatakan sehat
ruang lingkup seluruh siklus hidup manusia

INTEGRASI
PROGRAM KESEHATAN JIWA - PROGRAM KESEHATAN UMUM

meningkatkan efisiensi dan efektivitas


pelayanan kesehatan komprehensif (fisik dan jiwa)
CIRI DOKTER LAYANAN PRIMER

menjadi kontak pertama dengan pasien


memberi pembinaan berkelanjutan (continuing care)
membuat diagnosis medis dan penanganannya
membuat diagnosis psikologis dan penanganannya
memberi dukungan personal bagi setiap pasien dengan
berbagai latar belakang dan berbagai stadium penyakit
mengkomunikasikan informasi tentang pencegahan, diagnosis,
pengobatan, dan prognosis
melakukan pencegahan dan pengendalian penyakit kronik dan
kecacatan melalui penilaian risiko, pendidikan kesehatan,
deteksi dini penyakit, terapi preventif, & perubahan perilaku
DOKTER LAYANAN PRIMER

Setiap dokter penyelenggara pelayanan kesehatan tingkat primer

dokter (praktik umum) yang praktik pribadi


dokter keluarga yang praktik pribadi

dokter layanan primer lain :


dokter (praktik umum) praktik solo / bersama
dokter perusahaan / bandara / pelabuhan / kampus / pesantren
dokter Puskesmas / IGD RS / Poliklinik Umum RS
dokter praktik umum yang bekerja di bagian pelayanan khusus
DOKTER UMUM DOKTER KELUARGA

Cakupan Pelayanan Terbatas Lebih luas

Menyeluruh, paripurna, bukan


Sifat Pelayanan Sesuai keluhan
sekedar yang dikeluhkan

Kasus per kasus dengan Kasus per kasus dengan


Cara Pelayanan
pengamatan sesaat berkesinambungan sepanjang hayat

Lebih ke arah pencegahan, tanpa


Lebih kuratif hanya untuk
Jenis Pelayanan mengabaikan pengobatan dan
penyakit tertentu
rehabilitasi

Peran keluarga Kurang dipertimbangkan Lebih diperhatikan dan dilibatkan

Promotif dan pencegahan Tidak jadi perhatian Jadi perhatian utama

Dokter - Pasien - Teman sejawat dan


Hubungan dokter-pasien Dokter - Pasien
Konsultan

Secara individual sebagai bagian dari


Awal pelayanan Secara individual
keluarga, komunitas dan lingkungan
STANDAR KOMPETENSI DOKTER INDONESIA
(Perkonsil No. 11 Tahun 2012)

TINGKAT KEMAMPUAN
No. SISTEM TUBUH MANUSIA DAFTAR PENYAKIT
1 2 3A 3B 4A

1 Sistem Saraf 73 7 22 18 19 7

2 Psikiatri 52 0 28 21 1 2

3 Indera 104 4 44 30 3 23

4 Respirasi 46 6 11 8 12 9

5 Kardiovaskular 41 7 15 9 9 1

6 GIT 83 6 32 17 9 19

7 Ginjal dan sal. Kemih 40 3 19 6 5 7

8 Reproduksi 99 11 41 16 19 12

9 Endokrin metabolik 33 7 6 4 7 9

10 Hematoimunologi 35 4 14 8 3 6

11 Muskuloskeletal 38 14 13 7 2 2

12 Sist Kulit dan Integumen 79 1 13 13 7 45

13 Forensik dan Medikolegal 13 0 3 7 1 2

TOTAL 736 70 261 164 97 144

Perubahan Perkonsil: Depresi 24A dan Psikosis 3A


11
Diagnosis Gangguan Jiwa
di Fasyankes Primer Di Indonesia

Kompetensi Kompetensi
4A 3A

Gangguan
Insomnia Campuran Cemas
dan Depresi

Demensia Gangguan Psikotik

144 Diagnosis 155 Diagnosis


12
DEFINISI SEHAT
tercapainya suatu keadaan sempurna, tidak hanya jasmani dan
rohani, tapi juga sosial (WHO)

keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang


memungkinkan orang produktif secara sosial dan ekonomi
(UU No. 23 tahun1992)

kondisi di mana seorang individu dapat berkembang secara


fisik, mental, spiritual dan sosial, sehingga individu tersebut
menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan,
dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan
kontribusi untuk komunitasnya
(UU No.18 tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa pasal 1)
SEHAT JIWA
TIADA SEHAT
TANPA
SEHAT JIWA

mampu menerima diri apa adanya


mampu mengontrol pikiran dan imajinasi
mampu menyelaraskan antara pikiran dan perilaku
mampu menyatukan berbagai keinginan yang muncul dan
mengatasi permasalahan
memiliki rasa aman, merasa dicintai
memiliki emosi yang stabil
CIRI-CIRI JIWA YANG SEHAT

berpikir jernih
dapat memecahkan berbagai masalah kehidupan
menikmati hubungan dg keluarga, teman, kerabat, dan rekan kerja
dapat merasakan kebahagiaan spiritual
membawa kebahagiaan bagi orang lain dalam suatu komunitas
spontan, terbuka, apa adanya, bijaksana, perhatian pd orang lain
berdedikasi pada pekerjaan dan menikmati pekerjaan mereka
mandiri dan berkeinginan untuk terus mengembangkan diri
senantiasa bersyukur
memiliki empati dan ikatan sosial yang kuat dengan orang lain
memiliki keinginan untuk membantu orang lain
mampu membedakan baik-buruk/benar-salah sesuai norma/etika
humoris
GANGGUAN JIWA

GANGGUAN

pikiran
perasaan
perilaku

PENDERITAAN dan GANGGUAN FUNGSI


UU No.18 Tahun 2014
tentang KESEHATAN JIWA

ODMK (Orang Dengan Masalah Kesehatan Jiwa)


adalah orang yang mempunyai masalah fisik, mental, sosial
pertumbuhan dan perkembangan, dan/atau kualitas hidup
sehingga memiliki risiko mengalami gangguan jiwa

ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa)


adalah orang yang mengalami gangguan dalam pikiran, perilaku
dan perasaan yang termanifestasi dalam bentuk sekumpulan
gejala dan/atau perubahan perilaku yang bermakna serta dapat
menimbulkan penderitaan dan hambatan dalam menjalankan
fungsi sebagai manusia
Mengapa harus
melakukan

DETEKSI DINI

gangguan jiwa ?
MASALAH KESEHATAN JIWA

KESEHATAN secara UMUM

DISABILITAS
Penyebab Utama Beban Global Depression:
Penyakit A Global Crisis
berdasarkan DALYs
No. 1990 2020 2030
Penyakit jantung iskemik
1 Infeksi pernafasan bawah HIV/AIDS

Depresi Mayor Unipolar


2 Diare Depresi Mayor Unipolar

Keadaan yang timbul pada


3 Kecelakaan lalu lintas Penyakit jantung iskemik
periode perinatal

4 Depresi Mayor Unipolar Penyakit serebrovaskuler

5 Penyakit jantung iskemik PPOK

6 Penyakit serebrovaskuler Infeksi pernafasan bawah

Global Burden of Disease - WHO


WHO :
24% pasien yang berobat
ke pelayanan kesehatan dasar
memiliki diagnosis gangguan jiwa

Penelitian dari berbagai negara bervariasi dari 10-60%


Gangguan jiwa yang sering ditemukan adalah
depresi cemas penyalahgunaan napza
Diagnosis sendiri atau komorbiditas dengan diagnosis fisik

World Health Report, 2011


GANGGUAN JIWA DAN PENYAKIT FISIK
SALING TERKAIT DAN MEMPENGARUHI

Gg. depresi CHD


Gg. cemas Stroke
Skizofrenia Diabetes
Gg. kognitif HIV/ AIDS
Penyalahgunaan Malaria
alkohol / psikoaktif Tuberculosis
Depresi maternal Gg. tumbuh
Psikosis maternal kembang pada anak
Kematian bayi
kesenjangan pengobatan (treatment gap)
gangguan jiwa di negara-negara berkembang
termasuk Indonesia >90%

hal ini berarti bahwa baru <10% pasien dengan


masalah kejiwaan yang mendapat
penatalaksanaan di fasilitas kesehatan

1 dari 4 pasien Puskesmas menderita gangguan


jiwa tapi tidak terdeteksi

diagnosa terbanyak :
neurosa, depresi
psikosis, skizofrenia
epilepsi
Orang Dengan Gangguan Jiwa
(ODGJ)

Pengobatan
Alternatif 1,2% Dinsos

4,2% RS Umum/RS Jiwa

5% Puskesmas

Diatri, 2011
UPAYA KESEHATAN JIWA
UPAYA KURATIF UPAYA REHABILITATIF
Tujuan : Tujuan :
Penyembuhan dan Mencegah dan
pemulihan mengendalikan disabilitas
Pengurangan penderitaan Memulihkan fungsi sosial
Pengendalian disabilitas Memulihkan fungsi
Pengendalian gejala penyakit okupasional
Sasaran : ODGJ Mempersiapkan dan
memberikan kemampuan
agar mandiri di masyarakat
Sasaran : ODGJ

REFORMASI PELAYANAN KESEHATAN JIWA


MEMPERKUAT UPAYA PROMOTIF - PREVENTIF KESWA
SEBAGAI INVESTASI KESEHATAN JIWA
PUBLIC HEALTH CLINICAL MEDICINE

Specific
Health protection
Promotion
Early Detection Dissability Rehabilitation
limitation

Upaya Promotif-Preventif Keswa


Pendekatan Siklus Kehidupan Pelayanan medis psikiatri di
Pendekatan Kelompok Risiko fasyankes primer, sekunder, tertier
dll

Pelayanan Klinis/ Pengobatan


Intervensi Public Health (UKM) (UKP)
di PKM
ETIOLOGI GANGGUAN JIWA

tidak ada penyebab spesifik


multipel
faktor BIO-PSIKO-SOSIAL-SPIRITUAL-KULTURAL

BIOLOGIK
genetik, neurotransmiter, hormonal

PSIKOLOGIK
kepribadian, pola asuh, dll.

SOSIAL
stres psikososial, ekonomi, dll.
bagaimana

CARA
DETEKSI DINI

gangguan jiwa ?
mental health GAP Intervention Guide WHO 2010

ALGORITMA
integrasi yan keswa ke dalam layanan umum PKM

DETEKSI DINI
PENANGANAN PRAKTIS
INDIKASI MERUJUK

sederhana dan mudah digunakan


METODA DETEKSI DINI
gangguan jiwa

METODA 2 MENIT
dilanjutkan dengan pemeriksaan sesuai
algoritma utama
METODA 2 MENIT

Berdasarkan keluhan spontan yang disampaikan pasien, dinilai


apakah pasien mengalami :

Keluhan fisik murni (F1)


Keluhan fisik murni, namun dicurigai adanya masalah mental
emosional (F2)
Keluhan terkait psikosomatik (PS)
Keluhan mental emosional (ME)
Keluhan Spontan
FISIK (F1 / F2) MENTAL
PSIKOSOMATIS
FISIK MURNI FISIK MURNI + EMOSIONAL
(PS)
F1 KOMORBIDITAS/ F2 (ME)
Batuk pilek Keluhan fisik murni Keluhan fisik diduga ada hubungannya Keluhan terkait:
Panas badan disertai adanya dengan masalah kejiwaan: Tidur
Diare akut kecurigaan terdapat Kardiovaskular: berdebar Perilaku
Mata merah gangguan mental Gastrointestinal: perih ulu hati Emosi
Luka emosional: Respiratori: sesak napas Proses pikir
Luka bakar Dermatologi: gatal
dll Batuk kronis dengan Muskuloskeletal: pegal, nyeri kepala
cemas atau putus asa Endokrin: gangguan haid
Luka kecelakaan Serebrovaskular: kesemutan
dengan PGZ Keluhan fisik banyak, berganti-ganti
Penyakit kronis

LANJUTKAN PEMERIKSAAN

ALGORITMA UTAMA
ALGORITMA UTAMA

untuk pasien dengan kode F2, PS, ME

LANJUTKAN PEMERIKSAAN

algoritma utama
REFERENSI

1.Buku Pedoman Pelayanan Kesehatan Jiwa di Fasilitas


Pelayanan Kesehatan Dasar, Kementerian Kesehatan RI, 2011

2.mhGAP Intervention Guide for Mental, Neurological and


Substance Use Disorders in Non-specialized Health Settings,
World Health Organization, 2010

3.Modul Pelatihan Penatalaksanaan Masalah Kesehatan Jiwa


Bagi Tenaga Kesehatan Di Puskesmas, Kementerian
Kesehatan RI, 2013
no health without mental health

Dignity
in
Mental Health

Hari Kesehatan Jiwa Sedunia


10 Oktober 2015
Selamat berlatih ..

Anda mungkin juga menyukai