PEMBAHASAN
Neraca Ohaus terdiri dari tiga lengan. Lengan pertama berskala ratusan gram, lengan kedua
berskala puluhan gram, lengan ketiga berskala satuan gram. Neraca Ohaus mempunyai ketelitian
hingga 0,1 gram. Cara membaca neraca Ohaus pada soal di atas:
Rumus Phytagoras
Rumus Trigonometri
DC = BC sin 30 = 8 = 4
Dengan demikian OC dapat ditentukan.
OC = OC + DC
OC = 4 + 4 = 8
Jadi, besar resultan perjalanan benda tersebut adalah 8 m (E).
v1 = v0 + at
v1 = 10 + 1 10 = 20 m/s
Grafiknya digambarkan sebagai grafik naik (garis miring ke atas).
v2 = v1 - at
0 = 20 - 2t t =10
Dengan demikian, selama 10 detik ketiga (dari detik ke-15 sampai detik ke-25), benda
mengalami GLBB diperlambat sampai akhirnya berhenti. Grafiknya digambarkan sebagai grafik
turun (garis miring ke bawah).
Jadi, grafik v-t yang menunjukkan perjalanan benda tersebut adalah grafik pada opsi (B).
SOAL NO. 4 TENTANG GERAK MELINGKAR
Ibnu menyalakan sebuah kipas angin sehingga kipas angin tersebut berputar dengan kecepatan
sudut 1200 rpm. Jika jari-jari kipas angin tersebut 40 cm, pernyataan yang benar adalah ....
A. frekuensi = 20 Hz dan periode putarannya = 0,5 s
B. frekuensi = 20 Hz dan kecepatan linear di ujung jari-jari = 16 m/s
C. periode = 0,5 s dan kecepatan linear di ujung jari-jari = 16 m/s
D. kecepatan linear di ujung jari-jari = 16 m/s dan percepatan sentripetalnya = 64 m/s2
E. periode = 0,52 s dan percepatan sentripetalnya = 64 m/s2
PEMBAHASAN
Dari data pada soal diperoleh:
= 2f
40 = 2f
f = 20 Hz.
Periode putar:
T = 1/f
T = 1/20 = 0,05 s
Kecepatan linear di ujung jari-jari:
v = R
v = 40 0,4
v = 16 m/s
Percepatan sentripetal:
as = 2R
as = (40)2 0,4
as = 6402 m/s2
Jadi, pernyataan yang benar adalah opsi (B).
Ketika seseorang berada di dalam lift, orang tersebut memberikan gaya berat (w) pada lift
dengan arah ke bawah. Sementara itu, lift bereaksi dengan memberikan gaya normal (N) yang
arahnya ke atas. Perhatikan ilustrasi berikut ini.
Arah gaya yang searah dengan arah percepatan nilainya positif. Sedangkan arah gaya yang
berlawanan dengan arah percepatan nilainya negatif. Karena arah percepatan lift ke bawah
maka w bernilai positif dan N bernilai negatif. Berlaku hukum II Newton:
F = ma
w - N = ma
N = w - ma
N = mg - ma
N = 60 . 10 - 60 . 3 = 420
Jadi, besar gaya normal yang dikerjakan oleh lantai lift terhadap orang tersebut adalah 420 N
(D).
Gesekan katrol diabaikan. Jika momen inersia katrol I = dan tali ditarik dengan gaya
tetap F maka nilai F setara dengan ....
A. F = . . R
B. F = . 2 . R
C. F = . ( . R)-1
D. F = . . R-1
E. F = R . ( . )-1
PEMBAHASAN
Karena katrol tersebut mempunyai percepatan (a) maka berlaku hukum II Newton. Hukum II
Newton yang berlaku pada katrol adalah:
=I
F. R = . (I = )
-1
F=..R
Jadi, nilai F setara dengan F = . . R-1 (D).
PEMBAHASAN
Ini soal pandangan mata. Hanya dipandang sudah terjawab. Bangun bidang tersebut benar-benar
simetris, baik pada sumbu x maupun pada sumbu y. Sehingga letak titik berat benda tersebut
tepat di tengah-tengah bangun, yaitu pada koordinat (2, 1) cm (C).
Besar resultan momen gaya terhadap poros titik O oleh gaya-gaya yang bekerja pada batang jika
massanya diabaikan adalah ....
A. 7,5 Nm
B. 4 Nm
C. 3,5 Nm
D. 3 Nm
E. 2 Nm
PEMBAHASAN
Anggap saja di titik O terdapat engsel yang dapat memutar batang 360. Bila F1 danF2 ditarik
maka batang akan berputar berlawanan arah jarum jam. Sedangkan bila F3ditarik maka batang
akan berputar searah putaran jarum jam.
Karena F2 arahnya miring, terlebih dahulu kita proyeksikan ke arah vertikal menjadiF2 sin 30.
Jika putaran yang berlawanan jarum jam kita anggap positif dan putaran yang searah jarum jam
kita anggap negatif, besar resultan momen gaya di titik O adalah:
= F1 . R1 + F2 sin 30 . R2 - F3 . R3
=6.1+6..2-4.2
=4
Jadi, besar resultan momen gaya terhadap titik poros O oleh gaya-gaya yang bekerja pada batang
adalah 4 Nm (B).
Pembahasan
Perhatikan ilustrasi dari soal tersebut!
Sebuah silinder diberi kecepatan awal vo sehingga dapat mendaki bidang miring sampai sejauh s.
Ketika mencapai jarak s, silinder berhenti (vt = 0). Percepatan gerak menggelinding dirumuskan;
k adalah konstanta momen inersia ( I = mR2 berarti k = ). Rumus yang berkenaan dengan
permasalahan tersebut adalah :
vt2 = vo2 - 2 as
0 = 102 - 2 . 4 . s
8 s = 100
s = 12,5
Jadi, panjang lintasan bidang miring yang ditempuh silinder sebelum berhenti adalah 12,5 m (D).
Pembahasan
Penjelasan grafik di atas adalah sebagai berikut.
0 - 8 N adalah daerah elastisitas atau daerah hukum Hooke yang digambarkan dengan
garis lurus (linear). Cirinya mempunyai perbandingan F terhadap x yang sama.
12 N adalah batas elastisitas, artinya kurang dari 12 N masih elastis, lebih dari 12 N tidak
elastis.
12 N - 16 N adalah daerah plastis, artinya pegas dapat mengalami pertambahan panjang
tetapi tidak bisa kembali ke keadaan semula (tidak elastis).
16 N adalah titik patah, artinya pegas tidak akan mengalami pertambahan panjang, jika
dipaksakan akan putus.
Jadi, benda tetap akan bersifat elastis pada gaya tarik antara 0 - 12 N (C).
Jika percepatan gravitasi 10 m/s2, energi kinetik bola saat di B adalah ....
A. 4 joule
B. 8 joule
C. 10 joule
D. 12 joule
E. 24 joule
Pembahasan
Soal di atas berlaku hukum medan konservatif dan hukum kekekalan energi. Hukum medan
konservatif tidak memperhatikan lintasan yang ditempuh. Hukum medan konservatif hanya
memperhatikan titik awal dan titik akhir atau titik acuan tertentu. Jadi, menurut hukum medan
konservatif, bola yang meluncur menempuh lintasan seperti pada gambar di atas, sama dengan
bola yang mengalami gerak jatuh bebas.
Sedangkan menurut hukum kekekalan energi, energi mekanik di titik A sama dengan energi
mekanik di titik B atau di titik C.
EM(A) = EM(B)
Ep(A) + Ek(A) = Ep(B) + Ek(B)
Karena energi kinetik di titik A sama dengan nol (belum bergerak, Ek(A) = 0) maka energi kinetik
di titik B merupakan selisih energi potensialnya.
Ek(B) = Ep
Ek(B) = mgh
Ek(B) = 2 . 10 . 1,2 = 24
Jadi, energi kinetik bola saat di B adalah 24 joule (E).
Pembahasan
Impuls adalah perubahan momentum.
I = p = m(v2 - v1)
Karena kecepatan adalah besar vektor maka arah kecepatan harus diperhitungkan. Sesuai
kesepakatan umum, arah ke kanan bertanda positif dan arah ke kiri bertanda negatif. Diperoleh:
v1 = -4 m/s
v2 = +2 m/s
m = 20 gram = 0,02 kg (skalar)
Sekarang kita masukkan ke rumus impuls.
I = m(v2 - v1)
I = 0,02 (2 - (-4) = 0,12
Jadi, besar impuls yang dihasilkan bola tersebut adalah 0,12 Ns (B).
Mula-mula bola dilepaskan dari posisi (1) dan setelah menyentuh lantai bola memantul. Jika g =
10 m/s2 maka tinggi h adalah ....
A. 74 cm
B. 70 cm
C. 66 cm
D. 64 cm
E. 60 cm
Pembahasan
Benda yang jatuh ke tanah dan memantul mempunyai kelentingan yang dinyatakan dengan
koefisien restitusi (e).
Karena dalam satu kejadian, nilai koefisien restitusi untuk semua keadaan adalah sama. Jika h1 =
100 cm, h3 = 80 cm, dan h3 = h maka berlaku:
Sebuah pipa U mula-mula diisi dengan air yang massa jenisnya 1000 kg/m3kemudian pada salah
satu pipa dituangkan minyak goreng sehingga posisi stabil tampak seperti gambar. Jika tinggi
kolom minyak 8 cm dan kolom air 5 cm, besarnya massa jenis minyak goreng adalah ....
A. 520 kg/m3
B. 525 kg/m3
C. 600 kg/m3
D. 625 kg/m3
E. 720 kg/m3
PEMBAHASAN
Pada pipa U, tekanan hidrostatik di sebelah kiri sama dengan tekanan hidrostatik di sebelah
kanan.
p1 = p2
1 . g . h1 = 1 . g . h1
1 . h1 = 1 . h1
1 . 8 = 1000 . 5 (tidak perlu konversi satuan karena soal perbandingan)
1 = 625
Jadi, massa jenis minyak goreng tersebut adalah 625 kg/m3 (D).
Posisi pipa besar adalah 5 m di atas tanah dan pipa kecil 1 m di atas tanah. Kecepatan aliran air
pada pipa besar adalah 36 km/jam dengan tekanan 9,1 105Pa, sedangkan tekanan di pipa yang
kecil 2 105 Pa. Jika massa jenis air 1000 kg/m3 maka kecepatan air pada pipa kecil adalah ....
A. 10 m/s
B. 20 m/s
C. 30 m/s
D. 40 m/s
E. 50 m/s
PEMBAHASAN
Soal di atas adalah penerapan hukum Bernoulli.
p + v2 + gh = C
Sebelum memasukkan data ke rumus Bernoulli yang lumayan panjang ini, ada dua besaran yang
harus dikonversi satuannya.
v1 = 36 km/jam = 36 (10/36) m/s = 10 m/s
p1 = 9,1 105 Pa = 9,1 105 N/m2 (hanya beda satuan)
p2 = 2 105 Pa = 2 105 N/m2
Nah, sekarang mari kita masukkan data yang ada dengan hati-hati.
A. 20 C
B. 22 C
C. 25 C
D. 30 C
E. 50 C
PEMBAHASAN
Setiap logam yang dipanaskan akan mengalami pemuaian, di antaranya pertambahan panjang.
Pertambahan panjang ini sebanding dengan kenaikan suhu saat pemanasan tersebut.
l = . lo . t (l = 40,04 - 40 = 0,04)
0,04 = 2 . 10-5. 40 . t (tidak perlu konversi satuan)
t = 50 (t = t - to)
80 - to = 50
to = 30
Jadi, suhu awal batang kuning tersebut adalah 30 C (D).
A. 140 gram
B. 120 gram
C. 100 gram
D. 80 gram
E. 75 gram
PEMBAHASAN
Jika dua benda yang berbeda suhu disatukan maka benda yang panas akan melepas kalor yang
kemudian diserap oleh benda yang dingin sehingga tercapai kesetimbangan termal. Hukum
kekekalan energi pada pertukaran kalor ini pertama kali disampaikan oleh Joseph Black yang
akhirnya dikenal dengan istilah asas Black. Secara sederhana, asas Black dirumuskan:
Qserap = - Qlepas
ma . ca . (t - ta) = - mt . ct . (t - tt)
ma . ca . (t - ta) = mt . ct . (tt - t)
128 . 1 . (36 - 30) = mt . 0,1 . (100 - 36)
mt = 120
Jadi, massa tembaga tersebut adalah 120 gram (B).
A. P1 : P2 = 1 : 2
B. P1 : P2 = 2 : 3
C. P1 : P2 = 3 : 2
D. P1 : P2 = 3 : 4
E. P1 : P2 = 4 : 3
PEMBAHASAN
Dari data pada soal, diperoleh:
V1 = V
T1 = T
P1 = P
V2 = 3/4 V
T2 = 3/2 T
Hukum yang menyatakan tiga keadaan gas sekaligus (tekanan, volume, dan suhu) adalah hukum
Boyle - Gay Lussac. Secara matematis, hukum ini dinyatakan:
PV ~ T
P ~ T/V (P di ruas kiri untuk mempermudah penghitungan)
Jadi, perbandingan tekanan awal dan tekanan akhir gas tersebut adalah P1 : P2 = 1 : 2 (A).
A. 480 K
B. 840 K
C. 900 K
D. 1028 K
E. 1440 K
PEMBAHASAN
Diketahui:
T1 = 600 K
= 40% = 0,6
' = 75% = 0,75
Karena soal menyebutkan bahwa reservoir suhu rendah tetap (T2 konstan), kita ubah rumus
tersebut menjadi:
T2 = T1(1 - )
Secara matematis, T2 konstan dapat ditulis:
T2 = C
T1(1 - ) = T1'(1 - ')
Dari sifat gelombang di atas, yang sesuai dengan ciri-ciri gelombang bunyi adalah ....
PEMBAHASAN
RADAR singkatan dari radio detection and ranging. Dilihat dari kepanjangannya, RADAR
berfungsi untuk:
Jadi, gelombang RADAR dapat digunakan untuk mencari jejak sebuah benda (B).
Jarak lensa objektif dan okuler dari mikroskop tersebut adalah ....
A. 20 cm
B. 24 cm
C. 25 cm
D. 27 cm
E. 29 cm
PEMBAHASAN
Berdasarkan gambar diketahui:
fob = 2 cm
sob = 1,8 cm
fok = 6 cm
Dilihat dari gambarnya, jarak lensa objektif dan okuler (d) dapat dirumuskan:
d = s'ob + fok
Berarti kita tinggal menentukan s'ob yang dirumuskan:
d = 18 + 6 = 24
Jadi, jarak lensa objektif dan okuler mikroskop tersebut adalah 24 cm (B).
PEMBAHASAN
Data yang diketahui pada soal yang harus dikonversi untuk menyesuaikan soal dan
mempermudah penghitungan:
Jadi, banyaknya garis per cm pada kisi tersebut adalah 2500 garis (B).
PEMBAHASAN
Soal di atas adalah penerapan dari efek Doppler. Sebagaimana yang dikemukakan oleh
penemunya, Christian Andreas Doppler, efek Doppler adalah peristiwa perubahan frekuensi
sumber bunyi oleh pendengar karena gerak relatif antara pendengar dan sumber bunyi. Secara
sederhana, tanpa memperhitungkan kecepatan angin, efek Doppler dirumuskan:
Jika dalam memecahkan masalah kita selalu meletakkan pendengar di sebelah kiri maka arah
panah ke kanan berarti vp atau vs bernilai positif.
Berdasarkan ilustrasi di atas, vp bernilai positif dan vs bernilai negatif. Sehingga perumusan efek
Doppler-nya menjadi:
Jadi, frekuensi yang didengar oleh sopir yang berada di mobil A sebelum berpapasan adalah 700
Hz (B).
PEMBAHASAN
Taraf intensitas adalah ukuran kuat bunyi dalam satuan decibel (dB). Taraf intensitas dengan
sejumlah sumber bunyi berlaku ketentuan sebagai berikut:
Jika taraf intensitas bertambah 10n maka sumber bunyi akan naik 10n kali.
TIa = 80 dB a = 100
TIb = 90 dB b=?
Dari data tersebut kita peroleh:
Tiga muatan Q1, Q2, dan Q3 berada pada posisi di ujung segitiga siku-siku ABC. Panjang AB =
BC = 30 cm. Jika diketahui k = 9 109 N.m2.C-2 dan 1 = 10-6 maka resultan gaya Coulomb
pada muatan Q1 adalah ....
A. 1 N
B. 5 N
C. 7 N
D. 10 N
E. 12 N
PEMBAHASAN
Antara muatan Q1 dan Q2 terjadi gaya tarik-menarik, demikian juga antara muatan Q1dan Q3.
Gaya Coulomb yang dialami muatan Q1 dapat diilustrasikan sebagai berikut:
FBA adalah gaya Coulomb yang terjadi antara muatan Q1 dan Q1, FBC adalah gaya Coulomb yang
terjadi antara muatan Q1 dan Q1. Sedangkan FB adalah resultan gaya-gaya yang dialami oleh
muatan Q1.
FBA dan FBC saling tegak lurus sehingga resultannya dapat dicari dengan rumus Pythagoras.
Jika kuat medan listrik di titik P adalah kQ/x2 maka nilai x adalah ....
A. a
B. a
C. a
D. 3/2 a
E. 2 a
PEMBAHASAN
Kuat medan listrik di titik P merupakan resultan dari kuat medan listrik yang ditimbulkan oleh
muatan listrik di titik A dan B. Karena kedua muatan tersebut berbeda jenis, resultan di titik P
merupakan selisih dari kedua medan listrik tersebut.
EP = EA - EB
(-kQ/x2 dipindah ke ruas kiri)
(masing-masing ruas dibagi 2kQ)
(masing-masing ruas ditarik akar)
4x = x + a
3x = a
x = 1/3 a
Jadi, nilai x adalah 1/3 a (A).
Manakah pernyataan tentang potensial listrik (V) pada bola tersebut yang benar?
A. VA > VB
B. VB > VA
C. VA = VB
D. VA < VC
E. VB < VC
PEMBAHASAN
Potensial listrik di dalam bola berongga bersifat equipotensial. Artinya, di setiap titik di dalam
bola tersebut mempunyai potensial listrik yang sama. Sementara itu, potensial listrik di luar bola
relatif lebih kecil. Semakin jauh dari pusat bola, potensial listriknya semakin kecil. Dari gambar
di atas dapat disimpulkan:
VA = VB > VC
Jadi, pernyataan tentang potensial listrik di dalam bola tersebut yang benar adalah VA= VB (C).
PEMBAHASAN
Muatan yang tersimpan pada kapasitor C5 adalah muatan total sehingga harus ditentukan terlebih
dahulu kapasitas total dari lima kapasitor tersebut. Karena kelima kapasitor tersebut identik, nilai
kapasitor pengganti untuk susunan seri dan paralelnya berlaku rumus:
Cs = C/n dan Cp = nC
Misal dua kapasitor seri yang pertama Cs1 dan dua kapasitor seri yang kedua Cs2.
Cs1 = 20 : 2 = 10
Cs2 = 20 : 2 = 10
Sedangkan Cs1 dan Cs2 terangkai secara paralel.
Cp = 2 10 = 20
Kapasitas totalnya adalah rangkaian seri antara Cp dan C5 yang keduanya juga identik.
Ct = 20 : 2 = 10
Muatan pada kapasitor C5 dapat ditentukan dengan rumus:
Q = Ct . V
Q = 10 6 = 60
Jadi, muatan total yang tersimpan pada kapasitor C5 adalah 60 C (C).
PEMBAHASAN
Kita tentukan terlebih dahulu hambatan totalnya.
Rp = 4
Rt = 10 + 6 + Rp
Rt = 10 + 6 + 4 = 20
Soal ini adalah penerapan hukum II Kirchhoff yang menyatakan bahwa jumlah tegangan pada
sebuah loop (lintasan tertutup) sama dengan nol.
V = 0
Karena hanya ada satu loop atau satu lintasan arus, rumus tersebut dapat diartikan:
V - I.Rt = 0
V = I.Rt
12 - 8 = I . 20
4 = 20I
I = 0,2
Jadi, besar kuat arus listrik yang mengalir pada rangkaian tersebut adalah 0,2 ampere (B).
Ibu jari menunjukkan arah arus listrik (I) sedangkan keempat jari yang digenggam menunjukkan
arah induksi magnet (B).
Dengan menerapkan kaidah tangan kanan pada tiap opsi jawaban, diperoleh arah induksi magnet
yang paling benar adalah opsi (A).
Pada kawat M dialiri arus 4 A dan kedua kawat mengalami gaya tolak-menolak per satuan
panjang sebesar 6 10-5 N/m. Besar dan arah kuat arus pada kawat L adalah .... (o = 4 10-
7
Wb.A-1.m-1)
A. 1,2 A searah dengan arus pada kawat M
B. 1,2 A berlawanan arah dengan arus pada kawat M
C. 1,5 A searah dengan arus pada kawat M
D. 1,5 A berlawanan arah dengan arus pada kawat M
E. 2,4 A searah dengan arus pada kawat M
PEMBAHASAN
Dua kawat sejajar yang dialiri listrik akan tarik-menarik bila dialiri arus yang searah dan akan
tolak-menolak bila dialiri arus yang berlawanan. Dengan demikian, arah arus pada kawat L
berlawanan arah dengan arah arus pada kawat M.
Sedangkan besarnya gaya tarik-menarik atau tolak-menolak per satuan panjang dinyatakan
sebagai:
I1 = 1,5
Jadi, besar dan arah arus kuat arus pada kawat L adalah 1,5 A berlawanan arah dengan arus pada
kawat M (D).
PEMBAHASAN
Untuk mengetahui faktor yang memengaruhi GGL induksi pada kumparan, perhatikan rumus
berikut ini!
Dari rumus tersebut, kita mengetahui bahwa yang memengaruhi GGL induksi pada kumparan
hanya dua, yaitu:
Jadi, yang memengaruhi GGL induksi pada kumparan adalah pernyataan nomor 1 dan 2 (B).
PEMBAHASAN
Lampu akan menyala semakin terang jika arus sekunder yang dihasilkan semakin besar.
Perhatikan persamaan yang berlaku pada transformator ideal berikut ini!
Berdasarkan persamaan tersebut, arus sekunder sebanding dengan jumlah lilitan dan tegangan
primer serta berbanding terbalik dengan jumlah lilitan dan tegangan sekunder. Artinya, untuk
memperbesar arus sekunder, yang harus dilakukan adalah:
Karena rangkaian R-L-C tersebut adalah rangkaian seri, arus yang melalui R, L, atau Cadalah
sama, yaitu arus yang berasal dari sumber. Arus yang berasal dari sumber merupakan arus total
sehingga kita gunakan tegangan total dan hambatan total (impedansi) untuk menentukan kuat
arusnya.
Dengan demikian, kita sudah dapat menentukan beda potensial pada induktor dengan
menggunakan rumus:
VL = I . XL
VL = 2 . 150
VL = 300
Jadi, beda potensial antara ujung-ujung induktor adalah 300 V (C).
Rutherford Bohr
Radiasi dipancarkan ketika elektron pindah Sebagian besar massa atom berkumpul pada
A.
dari lintasan dengan energi ke energi rendah sebuah titik di tengah-tengah atom
PEMBAHASAN
Pada dasarnya, model atom Rutherford (1911) dan model atom Bohr (1913) sama-sama
menganut teori tata surya, yaitu elektron bergerak mengelilingi inti sebagaimana planet
mengelilingi matahari. Sebagian besar massa atom berkumpul pada inti atom.
Tetapi, menurut hukum Mekanika Newton (Mekanika Klasik atau Newtonian), model atom ini
tidak mungkin terjadi. Elektron yang bergerak mengelilingi inti akan selalu memancarkan energi.
Akibatnya, lintasan akan semakin mengecil dan pada akhirnya akan bersatu dengan inti. Jadi,
model atom ini bukan merupakan teori tata surya, tapi teori obat nyamuk.
Bohr, yang sebenarnya murid Rutherford, tetap mendukung model atom Rutherford. Dengan
catatan, mekanika Newton tidak berlaku dalam hal ini. Bohr mengajukan mekanika model baru
yang disebut Mekanika Kuantum. Dengan mekanika barunya ini, Bohr menyempurnakan model
atom gurunya, bahwa elektron bergerak dalam orbit yang stabil atau stasioner tanpa
memancarkan energi. Setiap lintasan mempunyai tingkat energi. Energi akan dipancarkan jika
elektron pindah dari tingkat energi lebih tinggi ke tingkat yang lebih rendah.
Waduh, kebanyakan cerita nih! Terus jawabannya mana? Secara konsep, sejujurnya tidak ada
jawaban yang sesuai dengan pertanyaan. Jawaban yang mendekati benar adalah opsi (D). Kenapa
demikian? Coba perhatikan pernyataan opsi D tentang Rutherford: "Sebagian besar massa atom
berkumpul pada sebuah titik di tengah-tengah atom". Pernyataan ini bukan perbedaan antara
Rutherford dan Bohr, tetapi justru persamaannya. Perbedaan Rutherford dan Bohr hanya pada
pancaran energi. Yang lainnya sama, karena Bohr hanya menyempurnakan model atom
Rutherford.
PEMBAHASAN
Fotoelektron atau fotolistrik adalah peristiwa terlepasnya elektron dari permukaan logam
(katoda) karena disinari oleh cahaya. Secara matematis fotoelektron dirumuskan:
Ek = E - W
Ek = hf - hfo
E>W
f > fo
< o
Dengan demikian, agar elektron terlepas dari katoda syaratnya adalah:
energi cahaya yang digunakan harus lebih besar dari energi ambang atau fungsi kerja
logam,
frekuensi cahaya yang digunakan harus lebih besar dari frekuensi ambang, atau
panjang gelombang cahaya yang digunakan harus lebih kecil dari panjang gelombang
ambang.
Jadi, pernyataan yang memenuhi terjadi foto elektron adalah pernyataan nomor 1 dan 3 (B).
PEMBAHASAN
Ini adalah soal relativitas tentang kontraksi Lorentz, di mana panjang benda yang bergerak
dengan kecepatan relativistik akan mengalami penyusutan panjang yang dirumuskan sebagai:
Hubungan dengan v ibarat hubungan sin x dan cos x pada segitiga siku-siku.
Bila massa 1 sma setara dengan energi 931 MeV maka energi yang terjadi pada reaksi inti
tersebut adalah ....
A. 5,5860 MeV
B. 6,1446 MeV
C. 6,1492 MeV
D. 6,2320 MeV
E. 6,2377 MeV
PEMBAHASAN
Jika lupa-lupa ingat cara menghitungnya, kiri dikurangi kanan atau kanan atau dikurangi kiri?
Ikuti saja polanya.
PEMBAHASAN
Beberapa manfaat radioisotop yang perlu dihafal.
Radioisotop Manfaat