Anda di halaman 1dari 3

1.

Klasifikasi Jalan raya


Jaringan jalan menurut kesepamahan saya terbagi menjadi 3 jaringan yaitu jaringan jalan
primer, jaringan jalan sekunder dan jarignan jalan penghubung. Jaringan jalan primer terbagi
menadi arteri primer, kolektor primer dan jalan local pmier; begitu juga dengan sekunder dan
jalan penghubung. Jaringan jalan primer biasanya digunakan untuk kegiatan eksport-import,
biasanya dlokasi lokasi seperti bandara, pelabuhan, stasiun dan tempat tempat utama
lainnyatermasuk kedalam jaringan kota ke provinsi. Sedangkan jaringan jalan sekumder tidak
bersifat berat dan cepat seperti jalan primer, jalan sekunder lebih ringan dan tidak begitu berat
selanjutnnya jalan penghubung. Jalan penghubung merupakan jalan yang menghubungkan
antara kota ke jlan jalan yang lebih kecil lagi seperti dari pusat kota ke perumahan di sekitarnya.
Jalan penghubung tidak bersifat cepat. Jaringan jalan primer tdan sekunder memiliki sistemnya
masing masing. Jalan primer termasuk jalan kelas I, jalan sekunder termasuk jalan kelas II, dan
penghubung termasuk kelas III
2. Metoda dan penetapan klasifikasi jalan
Dalam mementukan klasifikasi jalan kita dapat memntukan 2 metoda perhitungannya sebelum
melakukan perhitungan dengan metoda analisis kita melakukan survey dilapangan dahulu untuk
mengidentifikasi jalan yang akan di klasifikasikan. Survey dilakukan menggunakan manual atau
video camera, dihitung volume kendaraannya sesuai dengan jenis kendaraan yang lewat dari
mulai kendaraan unmotorik sampai trailer kendaraan besar. Setelah dihitung dalam satuan unit
lali dikalikan dengan koefisien sehinggal hasilnya memiliki satuan SMP yaitu mengambil data
LHR = Laju Harian Rata rata (smp) untuk luar kota dan EWMP untuk dalam kota. Mengambil data
dengan survey ini dilakukan dengan jam tertentu yang merupakan jam sibuk atai peak hour
pada jlan tersebu, cara pengambilan waktu atau surveynya pun dibedakan menjadi waktu
pengambilan/survey di dalam kota dan di pedesaan,selain dari jam sibuk dapat juga di lihat dari
musim sibuk/peak season dan di hari tersibuk setelah di dapat data hasil pengamatan di
lapangan di dapat kapn jalan itu mengalami waktu sibuk setelah itu dilakukan perhitungan
mencari nilai I untuk mengetahui kepadatan kendaraan di waktu tersebut sampai beberapa
tahun kedepannya lalu didapat kenaikknya berupa % setelah itu di dapat jumlah kendataan yang
lewat per kendaraannya setelah melakukan analisis tersebut kita dapat menentukan klasifikasi
jalan tersebut termasik jalan primer, sekunder dan penghubung atau termasuk kelas I,II, III
3. Bahu jalan & kemiringan melintang
Bahu jalan salah satu dari bagian cross section yang berfungsi memperoleh konstruksi jalan dari
arah samping ,bahu jalan hendaknya dibuat padat hal ini untuk mencegah agar tidak bergeser,
bila mana jalan rusak dalam artian jalan itu berlubang, ambles makan bahu jalan dapat
digunakan untuk menyimpan material, sehinggal arus lalu lintas tidak tersendat oleh material.
Selain itu bahu jalan banyak digunakan sebagai tempat istirahat ini digunakan apabila jika
pengemudi melakukan perjalan jarak jauh, bahu jalan dapat digunakan tempat istirahat sejenak
jiga terjadi kerusakan kendaraan, bahujalan dapat menjadi alternative tempat untuk perawatan
kendaraan.
Ada beberapa kriteria untuk mendesain bahujalan seperti halnya ditinjau dari segi keamanan
dan kenyamanan hal ini digunakan agar memperbesar jarak pendang untuk pengemudi ketika
berkendara sehingga kemungkinan terjadinya kecelakaan lalu lintas berkurang, lalu bahu jalan
hendaknya dilapisi aspal yang terahir warna ddan tekstur di bedakan hal ini dibuat agar
pengmudi dapat membedaan bahu jalan dan jalur lalu lintas
Kemiriangan melintang
Merupakan kemiriangan normal dari keadaan ldatar hingga kemiringan maskimum pada titi
belok
4. Pengaruh topografi wilayah terhadap desain geometric jalan
peta topografi adalah citraan dari potret udara topografi menunjujan atau memberikan kondisi
tertentu dan informasi yang jelas mengenai apa saja ayang ada di permikaan bumi dengan skala
tertentu. Dimana topografi berisi informasi yang bersifat alami yaitu segala sesuatu yang berasal
dari alam seperti sungai,danau dll dan informasi yang bersifat buatan atau cultural dimana
sesuatu yang berasal dari buatan manusia sepetri jalan, makam, rumah dll
adapun pengaruh terhadap desain geometri jalan yaitu :
kondisi topografi wilayah dapat dijadikan pemilihan jalur rencana sumbu jalan atau yang disebut
trase jalan, selain itu sebagai patokan penetapan klasifikasi dan spesifikasi jenis jalan raya yang
akan dibangun dan yang terakhir sebaai pemilihan lokasi dan bentuk geometric jalan tersebut
dimana dapat di tinjau dari penentikan landau jalan, bentuk penampang melintang dan daerah
milik jalan panjang jarak pandak menyiap dan berhenti, penentian volume cut and fill,
pimilihanbentuk system aliran drainase dan penggunaan lereng melintang
5. Pertimbangan desain cut and fill
-Hendaknya volume galian dan timbunan tanah yang direncanakan dalam julah yang seimbang
atau sebanding untuk sepanjang jalur jalan raya, caranya dengan mengkombinasikan pada saat
perencaan alinyemen horizontal dan vertical.
-Volume galian dan timbunan pada perencaan dilakukan seminimal mungkin hal ini agar
pemindahan volume cepat dan waktu penyelesaian dipercepat dan yang terpenting biaya
pembangunan jalan dapat seefisien mungkin.
-dalam perencaan dan penetapan tinggi tanah galian harus melihat kemampuan dari alat yang
dipakai, melihat kondisi sekitar hal ini agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan seperti tanah
longsor dll
-penetapan galian jalan di atas timbunan harus dipertimbangkan factor keaman dari
pengendara, memperhitungkan stabilitas lereng sesuai dengan karakteristik tanah setempat.
-jumlah timbunan dan galian dapat diambil 1:3 hal ini diambil apabila keadaan topografi sangat
sulit.
6. Elemen desain geometric
desain geometric itu sendiri bagian desain jalan yang bersangkutan dengan bentuk fisik bagian
bagian jalan disesuaikan dengan sifat lalu lintas, keperluan lalu lintas
parameter geometric : kondisi topografi tiap wilayah, faktir kendaraan rencara, volume lalin,
kecepatan rencana, kapasitan dan tingkat pelayanan jalan dan factor efisiensi ekonomi
lingkup geometric : lebar jalan sesuai dengan kelas jalan, tikungan (tajam, tumpul), jarak
pandang, serta kombinasi lalu lintas dengan pengemudi
syarat geometric : dari titik awal hinggal akhir di ambil selurus lurusnya, sedater datarnya dan
jarak tempuh sependek pendeknya
7. Landai jalan
Landau jalan menunjukan suatu besaran selisih beda tinggi dari 2 buah titik, dalam perencaan
herometrik landau jalan factor utama yang harus di pertimbangkan adalah kemampuan daya
mesin dan ukuran berat kendaraaan, hal ini ditinjadu Karena jika landau jalan semakin panjang
maka akan terjadi pengurangan kecepatan, bila truk yang bermuatan berat bias saja tidaka akn
naik sehingga lalu lintas tersendat untuk itu perencaan landau jalan harus mempertimbangkan
berat dan kemampuan daya mesin kendaraan
Jenis tikungan
-fullcircle atau lengkung penuh yaitu lengkung yang hanya terdiri dari bagian lengkung tanpa
adanya peralihan jadi hanya ada 1 jari jari lingkaran pada lengkung tersebut
Scs lengkung terdiri dari bagian lengkung circle dengan bagian peralihan (spiral) untuk
menghubungkan dengan bagian yang lurus
Ss lengkung yang hanya terdari spiral spiral tanpa adanya circle, lengkung ini biasanya terdapat
di tikungan dengan kecepatan tinggi
8. Klasifikasi spesifikasi pelayanan
Klasifikasi spesifikasi pelayanan jalan raya dibuat dengan tujuan memberikan kejelasan pada
suatu ruas jalan mengenai tingkat kepadatan lalu lintas yang ampu dilayanan oleh ruas jalan
tersebut, klasifikasi dan spesifikasi jalan berhubungan dengan kepadatan lalulintas dengan
tingkat pelayanan luas jalan tersebut,pelayanan jalan dieburkan melalui berapa besar jumlah
jalur dan lebar jalan di ruas jalan terebut dlihat dari spesifikasi dan klasifikasi pelayanan jalan
raya dibagi berdasarkan kelas jalan keadaan topografi pelayanan administrasi jalan dan jenis
jalan raya
-menurut fungsi pelayanan jalan menjadi :
*system jaringan jalan primer (arteri, kolektor, dan local primer) disusun berdasarkan rencana
pelayanan jalan untuk mengembangkan wilayah dan tingkat nasinal yang dimana
menghubungkan daerah daerah penting
**arteri primer adalah jalan yang menghubungkan ibukota prov dengan kab, kec rata rata
60km/h lebar jalur 2*3,75 tidak terganggu kegiatan lalu lintas local
**kolektor primer adalah jalan yang menghubungkan jaringan jalan kota kab, dengan kan
maupun kota kab dengan kota, kec rata rata 40-80km/h lebar 2.3,5 kapasitas jalan sama dan
volume lalin jalan masuk dibatasi
**local primer adalah jalan yang menghubungkan atara kota kec, dengan kota kecil kec dibawah
40km/h dengan lebar jalan min 2x3m
*system jaringan jalan sekunder(arteri, kolektor, local) melayani pendistribusian barang dan jasa
dalam kawasan perkotaan menghubungkan secara menerus sampai ke daerah,
** arteri sekunder kawasan primer > sekunder sampai kota kecil, kec 30hm/h lebar 2x3,75
Kolektor sekunder : menghubungkan antara kawan sekunder I dan lainnya, kec <30km/h lebar
2x2,75
*jalan penghubung jalan yang melayani angkutan setempat dengan cii ciri pejalanan dekat kec
rendah

Anda mungkin juga menyukai