Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hepatitis virus akut merupakan penyakit infeksi yang penyebarannya luas dalam
tubuh walaupun efek yang menyolok terjadi pada hepar. Telah ditemukan 5 kategori
virus yang menjadi agen penyebab yaitu Virus Hepatitis A (HAV), Virus Hepatitis B
(HBV), Virus Hepatitis C (HVC), Virus Hepatitis D (HDV), Virus Hepatitis E (HEV).
Walaupun kelima agen ini dapat dibedakan melalui petanda antigeniknya, tetapi
kesemuanya memberikan gambaran klinis yang mirip, yang dapat bervariasi dari
keadaan sub klinis tanpa gejala hingga keadaan infeksi akut yang total.
Bentuk hepatitis yang dikenal adalah HAV ( Hepatitis A ) dan HBV (Hepatitis B).
kedua istilah ini lebih disukai daripada istilah lama yaitu hepatitis infeksiosa dan
hepatitis serum, sebab kedua penyakit ini dapat ditularkan secara parenteral dan non
parenteral.
Hepatitis virus yang tidak dapat digolongkan sebagai Hepatitita A atau B melalui
pemeriksaan serologi disebut sebagai Hepatitis non-A dan non-B (NANBH) dan saat ini
disebut Hepatitis C (Dienstag, 1990).Selanjutnya ditemukan bahwa jenis hepatitis ini ada
2 macam, yang pertama dapat ditularkan secara parenteral (Parenterally Transmitted)
atau disebut PT-NANBH dan yang kedua dapat ditularkan secara enteral (Enterically
Transmitted) disebut ET-NANBH (Bradley, 1990; Centers for Disease Control, 1990).
Tata nama terbaru menyebutkan PT-NANBH sebagai Hepatitis C dan ET-NANBH
sebagai Hepatitia E (Bradley,1990; Purcell, 1990).
Virus delta atau virus Hepatitis D (HDV) merupakan suatu partikel virus yang
menyebabkan infeksi hanya bila sebelumnya telah ada infeksi Hepatitis B, HDV dapat
timbul sebagai infeksi pada seseorang pembawa HBV.
Hepatitis menjadi masalah kesehatan masyarakat yang penting tidak hanya di
Amerika tetapi juga diseluruh Dunia.Penyakit ini menduduki peringkat ketiga diantara
semua penyakit menular yang dapat dilaporkan di Amerika Serikat (hanya dibawah
penyakit kelamin dan cacar air dan merupakan penyakit epidemi di kebanyakan negara-
negara dunia ketiga.Sekitar 60.000 kasus telah dilaporkan ke Center for Disease Control
di Amerika Serikat setiap tahun, tetapi jumlah yang sebenarnya dari penyakit ini diduga
beberapa kali lebih banyak.Walaupun mortalitas akibat hepatitis virus ini rendah, tetapi
penyakit ini sering dikaitkan dengan angka morbiditas dan kerugian ekonomi yang besar.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi hepatitis ?
2. Apa etiologi hepatitis ?
3. Bagaimana klasifikasi?
4. Manifestasi hepatitis ?
5. Bagaimana patofisiologi hepatitis ?
6. Bagaimana pathway hepatitis ?
7. Bagaimana penatalaksanaan hepatitis ?
8. bagaimana asuhan keperawatan pada pasien hepatitis ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi hepatitis.
2. Untuk mengetahui etiologi hepatitis.
3. Untuk mengetahui klasifikasi.
4. Untuk mengetahui manifestasi hepatitis.
5. Untuk mengetahui patofisiologi hepatitis.
6. Untuk mengetahui pathway hepatitis.
7. Untuk mengetahui penatalaksanaan hepatitis.
8. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien hepatitis.

.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
Hepatitis adalah suatu proses peradangan difusi pada jaringan yang dapat disebabkan
oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan serta bahan-bahan kimia.
(Sujono Hadi, 1999).
Hepatitis adalah keadaan radang/cedera pada hati, sebagai reaksi terhadap virus, obat
atau alkohol (Ptofisiologi untuk keperawatan, 2000;145)
Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan klinis,
biokimia serta seluler yang khas (Smeltzer, 2001).
Hepatitis adalah Suatu peradangan pada hati yang terjadi karena toksin seperti;
kimia atau obat atau agen penyakit infeksi (Asuhan keperawatan pada anak, 2002; 131)

B. Etiologi
Dua penyebab utama hepatitis adalah penyebab virus dan penyebab non
virus.Sedangkan insidensi yang muncul tersering adalah hepatitis yang disebabkan oleh
virus.
1. Hepatitis virus dapat dibagi ke dalam hepatitis :
a. Hepatitis A (HAV)
b. Hepatitis B (HBV)
c. Hepatitis C (HCV)
d. Hepatitis D (HDV)
e. Hepatitis E (HEV)
Semua jenis virus tsb merupakan virus RNA kecuali virus hepatitis B yang
merupakan virus DNA
2. Hepatitis non virus yaitu :
a. Alkohol
Menyebabkan alkohol hepatitis dan selanjutnya menjadi alkohol sirosis.
b. Obat-obatan
Menyebabkan toksik untuk hati, sehingga sering disebut hepatitis toksik dan
hepatitis akut.
c. Bahan Beracun (Hepatotoksik)
d. Akibat Penyakit lain (Reactive Hepatitis)
C. Klasifikasi
Hepatitis A B C D E
Masa inkubasi 14 49 hari 30-180 hari 15-150 35 hari 14-63 hari
(+/- 28 hari) (+/= 75 hari) hari
Cara penularan
fekal oral
parenteral Ya Tidak Tidak Tidak Ya
lain lain Ya Ya Ya Tidak
Akhir ini bisa Kontak seks, Kontak Kontak water
? kontak seks seks borne
water serumah Kontak Kontak
borne Transmisi serumah serumah
Vertikal
Tipe penyakit Biasanya Bervariasi Bervariasi Biasanya Biasanya
akut akut akut
(fulmina
n)
Carrier kronik Tidak 5-10% 80% 70-80% Tidak
Cah Tidak 50% Ya Ya Tidak
Sirosis 20% 20%
Hepatoma Ya
Mortalitas 0.1-0.2% 0.5-2% 30% 15-20%
Tanpa pada pada
Komplikasi pasien wanita
kronis hamil

D. Manifestasi klinik
Manifestasi klinik dari semua jenis hepatitis virus secara umum sama. Manifestasi
klinik dapat dibedakan berdasarkan stadium.Adapun manifestasi dari masing amsing
stadium adalah sebagai berikut.
a. Fase Inkubasi
Merupakan waktu diantara saat masuknya virus dan saat timbulnya gejala atau iktrus.
b. Fase Prodromal (pra ikterik)
Fase diantara timbulnya keluhan-keluhan pertama dan gejala timbulnya icterus.
1. Permulaan ditandai dengan : malaise umum, mialgia, atralgia mudah lelah, gejala
saluran nafas dananoreksi.
2. Nyeri abdomen biasanya ringan dan menetap di kuadran kanan atas atau
epigastrikum.
c. Fase icterus
Muncul setelah 5-10 hr,tetapi dapat juga muncul bersamaan dengan munculnya
gejala.
d. Fase Konvalesen (penyembuhan)
1. Diawali dengan menghilangnya ikterus dankeluhan lain tetapi hepatomegali dan
abnormalitas fungsi hati tetap ada.
2. Ditandai dengan :
a) Munculnya perasaan lebih sehat.
b) Kembalinya napsu makan.
c) Keadaan akut biasanya akan membaik dalam 2-3 minggu.
3. Pada 5% - 10% kasus hepatitis B perjalanan klinisnya mungkin lebih sulit
ditangani hanya < 1% yang menjadi fulminan (menyeluruh)

E. Patofisiologi

Pengaruh alkohol, Inflamasi pada hepar


virus hepati,toksin

Gangguan suplai darah Hipertermi Peregangan kapsula hati


normal pada sel-sel
hepar.
Perasaan tidak nyaman Hepatomegali
Kerusakan sel
parenkim, sel hati dan
duktuli empedu Nyeri Anoreksia Ketidakseimbangan
intrahepatik. akut nutrisi kurang dari
kebutuhan

Gangguan metabolisme Obstruksi Kerusakan konjugasi


karbohidrat lemak dan protein.

Gangguan ekskresi
Glikogenasis menurun Bilirubin tidak
empedu
sempurna dikeluarkan
melalui duktus
hepatikus.
Glukoneogenasis menurun Retensi bilirubin

Glikogen dalam hepar


Regurgitasi pada Bilirubin direk
berkurang.
duktuli empedu meningakat
intra hepatik
Glikogenesis menurun Ikterus
Bilirubin direk
meningkat
Glukosa dalam darah
berkurang.

Peningkatan garam Larutan dalam air


Resiko ketidakstabilan empedu dalam darah
kadar glukosa darah.
Pruritis
Cepat lelah
Ekskresi kedalam
Perubahan kenyamanan
kemih
Intoleransi aktivitas
Resiko gangguan
Bilirubin dan
fungsi jaringan.
kemih berwarna
gelap

F. Tanda dan Gejala


1. Masa Tunas
- Virus A : 15-45 hari (rata-rata 25 hari)
- Virus B : 40-180 hari (rata-rata 75 hari)
- Virus non A dan non B : 15-150 hari (rata-rata 50 hari)
2. Fase Pre Ikterik
Keluhan umumnya tidak khas.Keluhan yang disebabkan infeksi virus
berlangsung sekitar 2-7 hari.Nafsu makan menurun (pertama kali timbul), nausea,
vomitus, perut kanan atas (ulu hati) dirasakan sakit. Seluruh badan pegal-pegal
terutama di pinggang, bahu dan malaise, lekas capek terutama sore hari, suhu badan
meningkat sekitar 39oC berlangsung selama 2-5 hari, pusing, nyeri persendian.
Keluhan gatal-gatal mencolok pada hepatitis virus B.
3. Fase Ikterik
Urine berwarna seperti teh pekat, tinja berwarna pucat, penurunan suhu badan
disertai dengan bradikardi.Ikterus pada kulit dan sklera yang terus meningkat pada
minggu I, kemudian menetap dan baru berkurang setelah 10-14 hari.Kadang-kadang
disertai gatal-gatal pasa seluruh badan, rasa lesu dan lekas capai dirasakan selama 1-2
minggu.
4. Fase penyembuhan
Dimulai saat menghilangnya tanda-tanda ikterus, rasa mual, rasa sakit di ulu hati,
disusul bertambahnya nafsu makan, rata-rata 14-15 hari setelah timbulnya masa
ikterik. Warna urine tampak normal, penderita mulai merasa segar kembali, namun
lemas dan lekas capai.

G. Penatalaksanaan Medis
1. Penderita yang menunjukkan keluhan berat harus istirahat penuh selama 1-2 bulan.
2. Diet harus mengandung cukup kalori dan mudah dicerna.
3. Pada umumnya tidak perlu diberikan obat-obat, karena sebagian besar obat akan di
metabolisme di hati dan meningkatkan SGPT.
4. Wanita hamil yang menderita hepatitis perlu segera di rujuk ke rumah sakit.
5. Pemeriksaan enzim SGPT dan gamma-GT perlu dilakukan untuk memantau keadaan
penderita. Bila hasil pemeriksaan enzim tetap tinggi maka penderita dirujuk untuk
menentukan apakah perjalanan penyakit mengarah ke hepatitis kronik.
6. Hepatitis b dapat dicegah dengan vaksin. Pencegahan ini hanya dianjurkan bagi
orang-orang yang mengandung resiko terinfeksi.
7. Pada saat ini belum ada obat yang dapat memperbaiki kerusakan sel hati.
H. Asuhan Keperawatan Pada Tn.A dengan Penyakit Hepatitis
I. Pengkajian
A. Biodata
Pasien
Nama : Tn.A
Umur : 52 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : S1
Pekerjaan : PNS
Status Pernikahan : Menikah
Alamat : Desa lapuko, Kec. Moramo, Kab. Konsel
Tanggal MRS : 12-01-2016
Diagnosa Medis : Hepatitis
Penanggung Jawab
Nama :Ny. B
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Status Pernikahan : Menikah
Alamat : Desa lapuko, Kec. Moramo, Kab. Konsel
Hubungan dengan Klien : Suami

B. Keluhan Utama
Klien mengatakan tidak ada nafsu makan.

C. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat penyakit sekarang:Klien mengatakan muntah dan lemah, sakit perut kanan
atas.
2. Riwayat Penyakit Dahulu : Klien tidak pernah operasi, namun sebelumnya klien
pernah keracunan.
3. Riwayat penyakit Keluarga: Tidak ada keluarga yang menderita penyakit yang
sama.
D. Basic Promoting Physiology of health
1). Aktivitas dan Latihan
a. Pekerjaan : Bedres dan duduk
b. Olahraga Rutin: Tidak pernah olahraga Frekwensi : -
c. Alat bantu : Tidak ada
d. Terapi: Tidak ada
e. Kemampuan melakukan ROM : aktif
f. Kemampuan Ambulasi dan ADL : Mandiri

2). Istirahat dan tidur


a. Lama Tidur : 8 jam,tidur siang : ya.
b. Kesulitan Tidur di RS: Tidak
c. Alasan :-
d. Kesulitan Tidur : (-) Menjelang tidur
(-) Mudah/ sering terbangun
( ) Merasa tidak segar saat bangun
3). Kenyamanan dan Nyeri
Nyeri : P : Peregangan kapsul hati
Q : ( ) Hilang timbul (-) Terus menerus
R :Perut bagian kanan atas.
S : Skala 5
T :-

4). Nutrisi

a. Frekuensi Makan : 2 kali sehari tidak dihabiskan.

b. BB/TB :68 kg/178 cm

c. BB dalam 1 bulan terakhir :70 kg.

d. Jenis makanan : Bubur, sayur dan telur.

e. Makanan yang di sukai : ikan, sayur dan daging

f. Makanan Pantang : - Alergi: -

g. Nafsu Makan : ( ) Baik () Kurang


h. Masalah Pencernaan : (-) Mual () Muntah ( ) Kesulitan Menelan

( ) Sariawan

i.Riwayat operasi / Trauma Gastrointestinal : Tidak pernah operasi

j.Diit RS : ( ) Habis ( ) porsi () Porsi Alasan: serasa mau muntah terus


menerus

k.Kebutuhan Pemenuhan ADL : tergantung

5). Cairan, Elektrolit dan asam basa

a. Frekuensi Minum : 4 gelas sehari

b. Turgor Kulit : jelek

c. Intake :-

d. Output :-

e. Balance Cairan :

6). Oksigenasi

a. Sesak Nafas : tidak

b. Batuk : tidak

c. sputum : tidak

d. Nyeri dada : tidak

e. Hal yang di lakukan untuk meringankan nyeri dada:-

f. Riwayat Penyakit :-

g. riwayat Merokok : Aktif

7). Eliminasi Fekal/Bowel

a. Frekuensi : 2 kali/hari Penggunaan Pencahar: -

b. Waktu : Pagi / siang/ sore/ Malam

c. warna :kuning Darah:- Konsistensi:-

d. Gangguan Eliminasi Bowel : (-) Konstipasi


(-) Diare (-) Inkontinensia Bowel

a. Kebutuhan Pemenuhan ADL Bowel: bantuan

8). Eliminasi Urin

a. Frekwensi : 4 kali/hari Penggunaan Pencahar: -

b. Warna : Kuning darah :-

c. Gangguan eliminasi Bladder : (-) Nyeri Saat BAK

(-) Bladder terasa Penuh setelah BAK

(-) Inkontinensia Bladder

d. Riwayat Dahulu : (-) Penyakit Ginjal

(-) Batu ginjal

(-) Injury / Trauma

e. Penggunaan Kateter : Tidak


f. Kebutuhan Pemenuhan ADL : Bantuan

9). Sensori, persepsi dan kognitif


a. Ggn Penglihatan : Tidak
b. Ggn Pendengaran : Tidak
c. Ggn Penciuman : Tidak
d. Ggn Sensasi Taktil : Tidak
e. Ggn Pengecapan : Tidak
f. Riwayat penyakit : (-) Eye Surgery
(-) otitis Media
E. Pengkajian Fisik
1. Keadaan Umum Klien : Lemah
2. Vital Sign :
TD : 120/80 mmHg
N :80 x/menit
P :24 x/menit
S : 36,70C
3. Antropometri

Sebelum sakit

TB : 178 cm

BB : 70 kg

Saat sakit

TB : 178 cm

BB : 68 kg

3. Sistem Integumen
- Warna kulit: Kuning
- Turgor kulit: jelek
- Nampak pucat.
Sistem Pencernaan
- Nampak klien memegang area abdomen
F. Terapi Medis
Cairan IV RL 20 tetes/menit
Klasifikasi data
DS:
Klien mengatakan tidak ada nafsu makan.
Klien mengatakan muntah.
Klien mengatakan sakit perut kanan atas.

DO:

Ku: lemah
BB: 68 Kg
Klien nampak muntah
Anoreksia
Porsi makan yang dihabiskan hanya .
Turgor kulit jelek
Klien hanya minum 4 gelas/hari
Warna kulit kuning
Klien nampak pucat Nampak klien memegang area abdomen
Skala nyeri 5
Analisa Data

Symtom Etiologi Problem


Ds: Pengaruh alcohol,virus Ketidakseimbangan nutrisi
- Klien mengatakan tidak ada hepatis,toksin kurang dari kebutuhan tubuh
nafsu makan.
- Klien mengatakan muntah. Inflamasi pada hepar

Do: Peregangan kapsula hati


- Ku: lemah
- BB: 68 Kg Hepatomegali
- Klien nampak muntah
- Anoreksia Perasaan tidak nyaman
- Porsi makan yang
dihabiskan hanya . Ketidakseimbangan nutrisi
- Turgor kulit jelek kurang dari kebutuhan tubuh

Ds: Muntah Resiko kekurangan volume


- Klien mengatakan muntah. cairan.

Do:
- Ku: Lemah
- BB: 68 Kg
- Klien nampak muntah
- Klien hanya minum 4
gelas/hari
- Turgor kulit jelek
- Warna kulit kuning
- Klien nampak pucat
Ds: Pengaruh virus Nyeri akut
- Klien mengatakan sakit
perut kanan atas. Inflamasi hepar

Do: Peregangan kapsula hati


- Ku: Lemah
- Nampak klien memegang Hepatomegali
area abdomen
- Skala nyeri 5 Perasaan tidak nyaman

Nyeri akut

II. Diagnosa Keperawatan


1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake nutrisi yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan yang menurun.
2. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan muntah.
3. Nyeri akut berhubungan dengan proses patologis penyakit.
III. Intervensi Keperawatan
NO Dx. Keperawatan NOC NIC
1. Ketidakseimbangan setelah dilakukan tindakan NIC :
pemenuhan kebutuhan keperawatan selama 3x24 Nutrition Management
nutrisi kurang dari diharapkan status nutrisi 1. Kaji adanya alergi
kebutuhan tubuh b/d seimbang dengankriteria hasil : makanan
intake nutrisi yang Adanya peningkatan berat 2. Kolaborasi dengan ahli
tidak adekuat akibat badan sesuai dengan tujuan gizi untuk menentukan
mual dan nafsu makan Berat badan ideal sesuai jumlah kalori dan nutrisi
yang dengan tinggi badan yang dibutuhkan pasien.
menurun,ditandai Mampu mengidentifikasi 3. Anjurkan pasien untuk
dengan kebutuhan nutrisi meningkatkan protein dan

Tidak ada tanda tanda vitamin C


Ds:
malnutrisi 4. Yakinkan diet yang
- Klien mengatakan Tidak terjadi penurunan berat dimakan mengandung
tidak ada nafsu badan yang berarti tinggi serat untuk
makan. mencegah konstipasi
- Klien mengatakan 5. Ajarkan pasien bagaimana
muntah. membuat catatan makanan
harian.
6. Monitor jumlah nutrisi
Do:
dan kandungan kalori
- Ku: lemah 7. Kaji kemampuan pasien
- BB: 68 Kg untuk mendapatkan nutrisi
- Klien nampak yang dibutuhkan
muntah
- Anoreksia Nutrition Monitoring
- Porsi makan yang 8. BB pasien dalam batas
dihabiskan hanya normal
- Turgor kulit jelek, 9. Monitor adanya
penurunan berat badan
10. Monitor kulit kering dan
perubahan pigmentasi
11. Monitor turgor kulit
12. Monitor kekeringan,
rambut kusam, dan
mudah patah
13. Monitor mual dan
muntah
14. Monitor kadar albumin,
total protein, Hb, dan
kadar Ht
15. Monitor pucat,
kemerahan, dan
kekeringan jaringan
konjungtiva
16. Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik
papila lidah dan cavitas
oral.
17. Catat jika lidah berwarna
magenta, scarlet

2 Resiko kekurangan setelah dilakukan tindakan NIC :


volume cairan yang keperawatan selama 3x24 1. Fluid management
berhubungan dengan diharapkan status nutrisi 2. Timbang popok/pembalut
muntah.ditandai seimbang dengankriteria hasil : jika diperlukan
dengan, Mempertahankan urine output 3. Pertahankan catatan intake
Ds: sesuai dengan usia dan BB, BJ dan output yang akurat
urine normal, HT normal 4. Monitor status hidrasi (
- Klien mengatakan
Tekanan darah, nadi, suhu kelembaban membran
muntah.
tubuh dalam batas normal mukosa, nadi adekuat,
tekanan darah ortostatik ),
Do: Tidak ada tanda tanda jika diperlukan
dehidrasi, Elastisitas turgor 5. Monitor vital sign
- Ku: Lemah
kulit baik, membran mukosa 6. Monitor masukan
- BB: 68 Kg
lembab, tidak ada rasa haus makanan / cairan dan
- Klien nampak
yang berlebihan hitung intake kalori harian
muntah
7. Kolaborasikan pemberian
- Klien hanya minum
cairan IV
4 gelas/hari
8. Monitor status nutrisi
- Turgor kulit jelek
9. Berikan cairan IV pada
- Warna kulit kuning
suhu ruangan
Klien nampak pucat 10. Dorong masukan oral
11. Berikan penggantian
nesogatrik sesuai output
12. Dorong keluarga untuk
membantu pasien makan
13. Tawarkan snack ( jus
buah, buah segar )
14. Kolaborasi dokter jika
tanda cairan berlebih
muncul meburuk
15. Atur kemungkinan
tranfusi
16. Persiapan untuk tranfusi
3 Nyeri akut setelah dilakukan tindakan NIC :
berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 Pain Management
proses patologis diharapkan status nutrisi 1. Lakukan pengkajian nyeri
penyakit,ditandai seimbang dengankriteria hasil : secara komprehensif
dengan ; Mampu mengontrol nyeri termasuk lokasi,
Ds: Mampu mengenali nyeri karakteristik, durasi,
(skala, intensitas, frekuensi frekuensi, kualitas dan
- Klien mengatakan
dan tanda nyeri) faktor presipitasi
sakit perut kanan
Menyatakan rasa nyaman 2. Observasi reaksi
atas.
setelah nyeri berkurang nonverbal dari
Tanda vital dalam rentang ketidaknyamanan
normal 3. Kurangi faktor presipitasi
Do:
nyeri
- Ku: Lemah 4. Pilih dan lakukan
- Nampak klien penanganan nyeri
memegang area (farmakologi, non
abdomen farmakologi dan inter
personal)
Skala nyeri 5
5. Kaji tipe dan sumber nyeri
untuk menentukan
intervensi
6. Ajarkan tentang teknik
non farmakologi
7. Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
8. Evaluasi keefektifan
kontrol nyeri
9. Tingkatkan istirahat
Analgesic Administration
10.Tentukan lokasi,
karakteristik, kualitas,
dan derajat nyeri
sebelum pemberian obat
11. Cek instruksi dokter
tentang jenis obat, dosis,
dan frekuens
12. Cek riwayat alergi
13. Pilih analgesik yang
diperlukan atau
kombinasi dari analgesik
ketika pemberian lebih
dari satu
14. Pilih rute pemberian
secara IV, IM untuk
pengobatan nyeri secara
teratur
15. Monitor vital sign
sebelum dan sesudah
pemberian analgesik
pertama kali
16. Evaluasi efektivitas
analgesik, tanda dan
gejala (efek samping)
Daftar Pustaka

Arief Muttaqin dan Kumala Sari.2013.Gangguan Gastrointestinal Aplikasi Asuhan


Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta: Salemba Medika

Hidayat A.2012.Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep Dan Proses


Keperawatan,Jakarta: Salemba Medika

Huda Amin dan Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis
dan Nanda NIC NOC. Jogjakarta: Mediaction

Padila.2013.Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam. Yogyakarta:Nuha Medika

Tjokropraw Askandar. 2008.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Surabaya :Balai Penerbit FK
Airlangga

Wikinson Judith.2007.Buku Saku Diasagnosis Keperawatan Intervensi NIC dan


NOC.Jakarta: EGC
TUGAS KELOMPOK : SISTEM GASTROINTESTINAL

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.A DENGAN


GANGGUAN SISTEM GASTROINTESTINAL: HEPATITIS

DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK II

OLEH :
KELOMPOK VI
KELAS P4

WILHELMUS
YENI KARMILA
HERLINAYA
SELFIANA
HARTIN HM
MURSIDIN
AMIN SIFI

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MANDALA WALUYA KENDARI
TAHUN
2016

Anda mungkin juga menyukai