PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2017 BAB I PENDAHULUAN
Pertanian memiliki hubungan erat dengan tanaman meskipun secara luas
arti dari pertanian adalah seluruh kegiatan budidaya termasuk perikanan, kehutanan, kelautan, dan perkebunan. Secara sempit pertanian hanya mencakup kegiatan budidaya tanaman termasuk di dalamnya perkebunan, persawahan, dan sebagainya. Tanaman adalah organisme yang mampu membuat cadangan makanannya sebagi energi untuk tubuhnya sendiri. Tanaman menjadi sumber dari keseluruhan rantai makanan, apabila frekuensi tanaman di dunia ini berkurang akan berdampak bagi makhluk hidup lainnya serta merusak ekologi Sekarang banyak terjadi penebangan hutan liar, pembakaran huta, dan kegiatan lain yang merusak tanaman dan eksistem, oleh karena itu terwujudlah kegiatan reboisasi dan para petani disini muncul sebagai penyedia bibit tanaman. Dalam jumlah besar dengan waktu yang relatif tidak lama salah satu cara yang digunakan adalah pembiayakan tanaman secara vegetatif. Pengembangbiakan secara vegetatif berarti membuat bibit tidak dari biji atau hasil dari fase generatif melainkan berasal dari bagian tubuh tanaman itu sendiri seperti batang, daun, akar, dll. Salah satu cara membiakan tanaman secara vegetatif adalah penyambungan (grafting) dan okulasi (budding). Penyambungan yaitu suatu kegiatan membiakan tanaman dengan cara menyambung bagian dari satu tanaman ke bagian tanaman lain hingga tercapai persenyawaan dan kombinasi dan terus tumbuh menjadi tanaman baru. Sedangkan Okulasi (budding) adalah suatu cara menempelkan mata tunas dari tanaman batang atas ke batang bawah yang keduanya bersifat unggul. Pembiakan dengan cara okulasi ini tentunya memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Cara pengaplikasiannya sendiri tidak sembarangan, ada batang bawah dan batang atas yang diseleksi terlebih dahulu kemudian dilakukan okulasi dan mengamati hasilnya. Jadi, apabila telah melakukan kegiatan ini dapat diketahui apa saja tentang okulasi serta bentuk aplikasinya pada masyarakat. BAB II
PENGERTIAN OKULASI (BUDDING)
Menurut Hartmann dan Kester (1997) okulasi adalah seni menyambung dua tanaman hidup dengan batang atasnya terdiri dari dari satu mata tunas, sehingga kedua jaringan tanaman tersebut bersatu, tumbuh dan berkembang menjadi tanaman yang baru. Keberhasilan penyambungan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain daya gabung antara dua tanaman, hubungan kekerabatan antara batang atas dengan batang bawah, species tanaman dan cara penyambungan, suhu lingkungan, kadar air tanah dan tanaman, aktivitas pertumbuhan batang bawah, keterampilan pelaksana serta serangan hama dan penyakit. Okulasi (Budding) Merupakan teknik perbanyakan tanaman secara vegetatif dengan menempelkan mata tunas dari tanaman yang unggul ke batang tanaman lainnya. Contoh tanaman yang dapat diperbanyakdengan teknik okulasi yaitu : mangga (Mangifera indica), rambutan (Nephelium lappaceum), sirsak (Annona muricata), alpukat (Persea aladana), dan jeruk (Citrus sp.) Okulasi bertujuan menggabungkan 2 sifat unggul dari masing-masing bagian tanaman yang diokulasikan yakni sifat unggul batang bawah (contohnya perakaran yang kuat) dan sifat unggul dari tanaman entres (buah yang lebat). Tujuan dilakukan okulasi adalah: 1. Mempelajari teknik perbanyakan secara okulasi yaitu menggabungkan dua sifat tanaman yang memiliki ciri-ciri (karakteristik) melalui penyisipan mata tunas tanaman yang memiliki sifat yang diinginkan. 2. Syarat tanaman dapat diokulasi yaitu : a. Tanaman tidak sedang Flush (sedang tumbuh daun baru) b. Antara batang atas dan batang bawah harus memiliki umur yang sama. 3. Tanaman harus masih dalam satu family atau satu genus. 4. Umur tanaman antara batang atas dan batang bawah sama. 5. Pada klon yang dijadikan batang bawah memiliki perakaran yang kuat/kokoh, 6. Batang atas atau entres tanaman harus memiliki kualitas seperti hasil tinggi pertumbuhan yang cepat, dan tahan terhadap penyakit. CARA KERJA OKULASI (BUDDING) a. Meyiapkan tanaman untuk batang bawah Sayat kulit batang dengan silet atau pisau yang tajam, dengan arah vertikal ke bawah kira-kira sepanjang 3 cm. Untuk kedalaman atau ketebalan kulit yang diiris sekitar 2 mm. Sayatan kulit tadi tidak dikelupas seluruhnya namun potong kulit batang yang disayat tadi secara mendatar dan sisakan sekitar setengah atau satu centimeter untuk tempat menyelipkan mata tunas nantinya Umumnya penyayatan dilakukan dengan menghilangkan mata tunas batang bawah. Posisi sayatan diambil pada bekas ketiak daun yang memiliki mata tunas. b. Pengambilan mata tunas Untuk merangsang tumbuhnya tunas, bisa dipakai cara pemotongan batang di atas calon mata tunas yang akan ditumbuhkan. Digunakan mata tunas muda yang siap berkembang. Kulit pada tempat tumbuhnya mata tunas disayat dengan irisan panjang kurang lebih sama dengan panjang sayatan batang atas tadi. Untuk bentuknya mengikuti saja bentuk sayatan pisau atau silet, karena agak sukar untuk mendapatkan bentuk segiempat atau persegi. Jika di bawah mata tunas masih terdapat tangkai daun yang masih melekat bisa dibuang saja dengan cara diiris namun jangan terlalu dekat dengan tunas. Sisa tangkai ini nantinya akan terlepas sendiri jika proses penempelan atau okulasi berhasil. c. Menempelkan mata tunas pada tanaman induk Masukkan mata tunas yang sudah ada ke batang bawah. Selipkan bagian bawah sayatan kulit mata tunas di antara celah sisa 1 cm tadi d. Segera ikat tempelan mata tunas dengan tali plastic. Pengikatan harus dilakukan hati-hati agar tali tidak menyenggol mata tunas nanti bisa patah tunasnya. e. Memasukkan kedalam naungan yang tertutup. Dan tutup dengan plastik untuk menjaga kelembaban dan menghindari gangguan pada tempelan mata tunas. Sebisa mungkin air hujan jangan sampai masuk ke permukaan tempelan karena bisa busuk. BAB III DAFTAR PUSTAKA Dewi, E. dan Selvy. 2016. Modul Praktikum Teknologi Perbanyakan Tanaman. Universitas Malikussaleh, Aceh.
Hartmann HT, Kester DE, Davies FT. 1997. Plant Propagation, Principles and Practices. Sixth Edition. Prentice-Hall International, Inc. Englewood Cliff. New Jersey.
Pitoyo, T. 2014. Pembiakan Vegetatif Dengan Cara Menyambung
(Grafting) dan Okulasi (Budding). Universitas Jember, Jember.