Anda di halaman 1dari 5

METODE DAN CARA OKULASI (BUDDING)

PAPER

OLEH:

DWI PUTRI RINDANI/ 150301219


CALASIA MONICA MARBUN/ 150301224

AGROEKOTEKNOLOGI-VA

MATA KULIAH PERBANYAKAN TANAMAN


PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2017
BAB I
PENDAHULUAN

Pertanian memiliki hubungan erat dengan tanaman meskipun secara luas


arti dari pertanian adalah seluruh kegiatan budidaya termasuk perikanan,
kehutanan, kelautan, dan perkebunan. Secara sempit pertanian hanya mencakup
kegiatan budidaya tanaman termasuk di dalamnya perkebunan, persawahan, dan
sebagainya. Tanaman adalah organisme yang mampu membuat cadangan
makanannya sebagi energi untuk tubuhnya sendiri. Tanaman menjadi sumber dari
keseluruhan rantai makanan, apabila frekuensi tanaman di dunia ini berkurang
akan berdampak bagi makhluk hidup lainnya serta merusak ekologi
Sekarang banyak terjadi penebangan hutan liar, pembakaran huta, dan
kegiatan lain yang merusak tanaman dan eksistem, oleh karena itu terwujudlah
kegiatan reboisasi dan para petani disini muncul sebagai penyedia bibit tanaman.
Dalam jumlah besar dengan waktu yang relatif tidak lama salah satu cara yang
digunakan adalah pembiayakan tanaman secara vegetatif. Pengembangbiakan
secara vegetatif berarti membuat bibit tidak dari biji atau hasil dari fase generatif
melainkan berasal dari bagian tubuh tanaman itu sendiri seperti batang, daun,
akar, dll.
Salah satu cara membiakan tanaman secara vegetatif adalah
penyambungan (grafting) dan okulasi (budding). Penyambungan yaitu suatu
kegiatan membiakan tanaman dengan cara menyambung bagian dari satu tanaman
ke bagian tanaman lain hingga tercapai persenyawaan dan kombinasi dan terus
tumbuh menjadi tanaman baru. Sedangkan Okulasi (budding) adalah suatu cara
menempelkan mata tunas dari tanaman batang atas ke batang bawah yang
keduanya bersifat unggul.
Pembiakan dengan cara okulasi ini tentunya memiliki kelebihan dan
kekurangannya masing-masing. Cara pengaplikasiannya sendiri tidak
sembarangan, ada batang bawah dan batang atas yang diseleksi terlebih dahulu
kemudian dilakukan okulasi dan mengamati hasilnya. Jadi, apabila telah
melakukan kegiatan ini dapat diketahui apa saja tentang okulasi serta bentuk
aplikasinya pada masyarakat.
BAB II

PENGERTIAN OKULASI (BUDDING)


Menurut Hartmann dan Kester (1997) okulasi adalah seni menyambung
dua tanaman hidup dengan batang atasnya terdiri dari dari satu mata tunas,
sehingga kedua jaringan tanaman tersebut bersatu, tumbuh dan berkembang
menjadi tanaman yang baru. Keberhasilan penyambungan dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain daya gabung antara dua tanaman, hubungan
kekerabatan antara batang atas dengan batang bawah, species tanaman dan cara
penyambungan, suhu lingkungan, kadar air tanah dan tanaman, aktivitas
pertumbuhan batang bawah, keterampilan pelaksana serta serangan hama dan
penyakit.
Okulasi (Budding) Merupakan teknik perbanyakan tanaman secara
vegetatif dengan menempelkan mata tunas dari tanaman yang unggul ke batang
tanaman lainnya. Contoh tanaman yang dapat diperbanyakdengan teknik okulasi
yaitu : mangga (Mangifera indica), rambutan (Nephelium lappaceum), sirsak
(Annona muricata), alpukat (Persea aladana), dan jeruk (Citrus sp.)
Okulasi bertujuan menggabungkan 2 sifat unggul dari masing-masing
bagian tanaman yang diokulasikan yakni sifat unggul batang bawah (contohnya
perakaran yang kuat) dan sifat unggul dari tanaman entres (buah yang lebat).
Tujuan dilakukan okulasi adalah:
1. Mempelajari teknik perbanyakan secara okulasi yaitu menggabungkan dua sifat
tanaman yang memiliki ciri-ciri (karakteristik) melalui penyisipan mata tunas
tanaman yang memiliki sifat yang diinginkan.
2. Syarat tanaman dapat diokulasi yaitu :
a. Tanaman tidak sedang Flush (sedang tumbuh daun baru)
b. Antara batang atas dan batang bawah harus memiliki umur yang sama.
3. Tanaman harus masih dalam satu family atau satu genus.
4. Umur tanaman antara batang atas dan batang bawah sama.
5. Pada klon yang dijadikan batang bawah memiliki perakaran yang kuat/kokoh,
6. Batang atas atau entres tanaman harus memiliki kualitas seperti hasil tinggi
pertumbuhan yang cepat, dan tahan terhadap penyakit.
CARA KERJA OKULASI (BUDDING)
a. Meyiapkan tanaman untuk batang bawah
Sayat kulit batang dengan silet atau pisau yang tajam, dengan arah vertikal
ke bawah kira-kira sepanjang 3 cm. Untuk kedalaman atau ketebalan kulit
yang diiris sekitar 2 mm. Sayatan kulit tadi tidak dikelupas seluruhnya namun
potong kulit batang yang disayat tadi secara mendatar dan sisakan sekitar
setengah atau satu centimeter untuk tempat menyelipkan mata tunas nantinya
Umumnya penyayatan dilakukan dengan menghilangkan mata tunas
batang bawah. Posisi sayatan diambil pada bekas ketiak daun yang memiliki
mata tunas.
b. Pengambilan mata tunas
Untuk merangsang tumbuhnya tunas, bisa dipakai cara pemotongan batang
di atas calon mata tunas yang akan ditumbuhkan. Digunakan mata tunas muda
yang siap berkembang. Kulit pada tempat tumbuhnya mata tunas disayat
dengan irisan panjang kurang lebih sama dengan panjang sayatan batang atas
tadi. Untuk bentuknya mengikuti saja bentuk sayatan pisau atau silet, karena
agak sukar untuk mendapatkan bentuk segiempat atau persegi.
Jika di bawah mata tunas masih terdapat tangkai daun yang masih melekat
bisa dibuang saja dengan cara diiris namun jangan terlalu dekat dengan tunas.
Sisa tangkai ini nantinya akan terlepas sendiri jika proses penempelan atau
okulasi berhasil.
c. Menempelkan mata tunas pada tanaman induk
Masukkan mata tunas yang sudah ada ke batang bawah. Selipkan bagian
bawah sayatan kulit mata tunas di antara celah sisa 1 cm tadi
d. Segera ikat tempelan mata tunas dengan tali plastic. Pengikatan harus
dilakukan hati-hati agar tali tidak menyenggol mata tunas nanti bisa patah
tunasnya.
e. Memasukkan kedalam naungan yang tertutup. Dan tutup dengan plastik
untuk menjaga kelembaban dan menghindari gangguan pada tempelan
mata tunas. Sebisa mungkin air hujan jangan sampai masuk ke permukaan
tempelan karena bisa busuk.
BAB III
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, E. dan Selvy. 2016. Modul Praktikum Teknologi Perbanyakan
Tanaman. Universitas Malikussaleh, Aceh.

Hartmann HT, Kester DE, Davies FT. 1997. Plant Propagation, Principles
and Practices. Sixth Edition. Prentice-Hall International, Inc.
Englewood Cliff. New Jersey.

Pitoyo, T. 2014. Pembiakan Vegetatif Dengan Cara Menyambung


(Grafting) dan Okulasi (Budding). Universitas Jember, Jember.

Anda mungkin juga menyukai