Anda di halaman 1dari 6

EBM

CRITICAL APPRAISAL
BLOK KEDOKTERAN KELUARGA

Effectiveness and Tolerability of Second-Line Treatment with Vildagliptin


Versus Other Oral Drugs For Type 2 Diabetes In A Real-World Setting In
The Middle East: Results From the EDGE Study

Disusun Oleh:
Nama :Fahrul Rozy
NPM :1102013103
Kelompok :A-13

Dosen Pembimbing:
Dr. Karina Dewi, Sp.S
Skenario
Tn A, 50 tahun datang ke RS YARSI mengeluh pusing dan mudah lelah, pada
anamnesis pasien sudah 2 tahun di diagnosis terkena diabetes mellitus tipe 2 dan saat ini rutin
mengkonsumsi obat antihiperglikemik metformin. Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan
kelainan pada pasien, kemudian dilakukan pemeriksaan lab gula darah sewaktu 250 mg/dL dan
pemeriksaan HbA1c 8,3%. Setelah dilakukan pemeriksaan fisik dan penunjang dokter
mendiagnosis pasien mengalami diabetes tipe 2 kronik. Dokter hendak memberikan obat
antihiperglikemi lini 2 untuk pasien, teman sejawat dokter tersebut menyarankan memberikan
vildagliptin karna lebih efektif.
Foreground question:
Apakah pemberian vildagliptin lebih efektif dibandingkan obat anti diabetes lini 2 lainnya
dalam pengobatan diabetes mellitus tipe 2 kronik?
PICO
P (Pasien) : Seorang laki-laki dewasi menderita diabetes mellitus tipe 2 kronik
I (Intervensi) : Obat antidiabetes lain
C (Comparison) : Vildagliptin
O (Outcome) : Efektifitas obat vildagliptin yang lebih baik
Keyword : Type 2 diabetes mellitus, vildagliptin, oral antidiabetic drug
Type of Question : Therapy
Pemili:han Situs : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/
Limitasi : 5 tahun, free full text
Hasil Pencarian : 24
Artikel : Saab, Charles, et al. "effectiveness and tolerability of second-line
treatment with vildagliptin versus other oral drugs for type 2 diabetes in a real-world setting in
the Middle east: results from the eDge study." Vascular health and risk management 11 (2015):
149.
Review Jurnal :
Background: Type 2 diabetes mellitus (T2DM) is a chronic progressive disease that requires
treatment intensification with antihyperglycemic agents due to progressive deterioration of -
cell function. A large observational study of 45,868 patients with T2DM across 27 countries
(EDGE) assessed the effectiveness and safety of vildagliptin as add-on to other oral antidiabetic
drugs (OADs) versus other comparator OAD combinations. Here, we present results from the
Middle East countries (Bahrain, Jordan, Kuwait, Lebanon, Oman, Palestine, and the United
Arab Emirates).
Methods: Patients inadequately controlled with OAD monotherapy were eligible after the add-
on treatment was chosen by the physician based on clinical judgment and patient need. Patients
were assigned to either vildagliptin or comparator OADs (sulfonylureas, thiazolidinediones,
glinides, -glucosidase inhibitors, or metformin, except incretin-based therapies) based on the
add-on therapy. The primary endpoint was the proportion of patients achieving a glycated
hemoglobin (HbA1c) reduction of >0.3% without peripheral edema, hypoglycemia,
discontinuation due to a gastrointestinal event, or weight gain 5%. One of the secondary
endpoints was the proportion of patients achieving HbA1c <7% without hypoglycemia or
weight gain. Change in HbA1c from baseline to study endpoint and safety were also assessed.
Results: Of the 4,780 patients enrolled in the Middle East, 2,513 received vildagliptin and
2,267 received other OADs. Overall, the mean ( standard deviation) age at baseline was
52.110.2 years, mean HbA1c was 8.5%1.3%, and mean T2DM duration was 4.24.0 years.
The proportion of patients achieving the primary (76.1% versus 61.6%, P<0.0001) and
secondary (54.8% versus 29.9%, P<0.0001) endpoints was higher with vildagliptin than with
the comparator OADs. The unadjusted odds ratios for the primary and secondary endpoints
were 1.98 (95% confidence interval 1.752.25) and 2.8 (95% confidence interval 2.53.2),
respectively, in favor of vildagliptin. Vildagliptin achieved a numerically greater reduction in
HbA1c (1.7%) from baseline versus comparator OADs (1.4%). The overall incidence of
adverse events was comparable between studied cohorts.
Conclusion: In real life, treatment with vildagliptin was associated with a higher proportion of
patients with T2DM achieving better glycemic control without tolerability issues in the Middle
East.
Validity
1. Apakah ada atau tidak randomisasi dalam kelompok dan teknik randomisasi yang
digunakan ?
Tidak ada, meskipun penelitian tidak bersifat random akan tetapi setiap kelompok
seimbang untuk demografi dan karakteristik.

2. Apakah ada atau tidaknya persamaan pada kedua kelompok diawal penelitian ?
Ada, dijelaskan pada tabel berikut

3. Apakah ada atau tidaknya persamaan perlakuan pada kedua kelompok selain perlakuan
eksperimen ?
Ada, persamaan pemberian obat pertama dapat dilihat pada table berikut

4. Apakah follow-up lengkap ?


Ya, data yang dikumpulkan lengkap selema 12 bulan berdasarkan titik akhir primer dan
titik akhir sekunder, dimana titik akhir primer ialah pada peserta dengan penguran
HbA1c >0,3% dari karakteristik awal tanpa adanya efek samping seperti edema perifer,
hipoglikemi, penghentian karna efek gastrointestinal atau kenaikan berat badan 5%
dan titik akhir skunder ialah berdasakan pencapaian target HbA1c <7% tanpa
hipoglikemi atau kenaikan berat badan 3% pada peserta dengan HbA1c awal 7%.
Data yang dikumpul dapat dilihat pada gambar berikut.
5. Apakah ada atau tidaknya blinding pada pasien, klinis dan penelitian ?
Ada, pada penelitian terdapat 3 data yang hilang pada kelompok vidagliptin dan 2 pada
kelompok pembanding. Dapat dilihat gambar berikut.

Importance
6. Menentukan besar efek terapi (CER,EER,RRR,ARR/ARI,NNT)

-CER (Control Event Rate), merupakan proporsi angka munculnya efek yang terjadi
pada kelompok kontrol.
CER = 54,8% = 0,548
-EER (Experimental Event Rate), merupakan proporsi angka munculnya efek yang
terjadi pada kelompok intervrensi.
EER = 29,9% = 0,299
-RRR (Relative Risk Reduction), merupakan proporsi angka berapa persen intervrensi
dapat menurunkan kegagalan terapi.
RRR = (CER-EER)/CER = (0,548-0,299)/0,299 = 83,3%
-ARR (Absolute Risk Reduction), Bersarnya perbedaan abnormalitas antara kelompok
kontrol dengan kelompok intervrensi.
ARR = CER-EER = 0,548-0,299 = 0,249
-ARI (Absolute Risk Increased)
ARI = EER-CER = 0,299-0,548 = -0,249
-NNT (Number Need to Tread), merupakan nilai yang menunjukkan jumlah intervrensi
yang diperlukan untuk menghasilkan satu keberhasilan (harapan hasil) intervrensi.
NNT = 1/ARR = 1/0.249 = 4
7. Menentukan presisi estimasi efek terapi (95%CI)
Pada jurnal sudah tertulis presisi estimasi efek trapi 2,8 (95% CI 2.5-3.2; P<0,0001)
Applicability
8. Menentukan kemungkinan penerapan pada pasien (spektrum pasien dan setting).
Hasil penelitian ini dapat diterapkan pada pasien ini, karena adanya kesamaan
karakteristik antara lain usia, jenis kelamin, nilai dan HbA1c
9. Menentukan potensi keuntungan dan kerugian bagi pasien.
Keuntungan : Bila dibandingkan dengan obat antidiabtes yang lain vildagliptin lebih
efektif karna dapat menurunkan HbA1c <7% tanpa kenaikan berat badan, hipoglikemi,
atau edeme perifer
Kerugian : Tidak disebutkan didalam jurnal

Anda mungkin juga menyukai