Anda di halaman 1dari 17

PROGRAM PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI 2014

BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Sinar-x diagnostik adalah bagian penting dari pemanfaatan medis pada
masa kini. Pemanfaatan sinar-X diagnostik ini sudah sangat meluas tidak hanya
di negara maju saja tetapi juga di negara berkembang hingga negara
terbelakang sekalipun. Sebagai contoh, di Amerika Utara, lebih dari 60 %
anggota masyarakat dengan jalur perawatan medis modern yang dilakukan
melalui prosedur radiologi setiap tahun. Lebih separuh dari semua keputusan
penting tentang diagnosa kesehatan pasien didasarkan pada prosedur radiologi.
Maka pesawat sinar -X diagnostik adalah menjadi satu alat yang paling berharga
yang digunakan dalam perawatan kesehatan modern.
Meskipun dosis perorangan biasanya kecil tetapi dalam paparan total,
sesuai data bahwa sinar-X diagnostik memberikan paparan radiasi yang cukup
besar untuk masyarakat umum. Namun demikian, dengan rancangan yang baik,
pesawat sinar-X di instalasi dan dipelihara dengan penggunaan prosedur yang
tepat serta dioperasikan oleh radiografer yang terlatih, maka paparan yang tidak
perlu terhadap pasien dapat dikurangi secara signifikan, dengan tidak
mengurangi nilai informasi medis yang diperoleh.

I.2.Tujuan
Berdasarkan PP No. 29 tahun 2008, tujuan umum program Proteksi dan
Keselamatan Radiasi adalah untuk menunjukan tanggung jawab managemen
dalam rangka Proteksi dan Keselamatan Radiasi melalui penerapan struktur
managemen, kebijakan, prosedur dan susunan rencana organisasi yang sesuai
dengan sifat dan tingkat resiko yang dapat ditimbulkan dalam pemanfaatan
sumber radiasi pengion.
Perlunya proteksi radiasi harus tetap dipertahankan sebab paparan
radiasi pengion dapat menyebabkan kerusakan yang tidak hanya bagi yang
bersangkutan tetapi juga pada turunannya. Efek radiasi tersebut dikenal
sebagai efek somatik dan efek genetik. Efek somatik adalah perubahan sifat
yang dapat diamati, terjadi dalam organ tubuh seseorang yang terpapar radiasi.
Perubahan tersebut dapat muncul dalam kurun waktu beberapa jam hingga
bertahun - tahun, tergantung pada jumlah dan lamanya paparan terhadap
seseorang. Sedang efek genetik adalah akibat yang sama pada dosis lebih
rendah yang digunakan dalam radiologidiagnostik. Meskipun dosis radiasi yang
diterima seseorang mungkin kecil dan kelihatannya menyebabkan kerusakan
yang tidak dapat diamati, kemungkinan rusaknya kromosom dalam sel, dengan
konsekuensi mutasi yang menjadikan meningkatnya kerusakan dapat
Instalasi Radiologi RS ANANDA Purwokerto 1
PROGRAM PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI 2014

menjadikan genetik, dosis yang sedemikian signifikan apabila dipertimbangkan


untuk jumlah anggota masyarakat yang sangat besar.

I.3. Ruang Lingkup


Penyediaaan data dan ketersediaan peralatan pendukung kegiatan
keselamatan radiasi dan sumber daya manusia dalam bidang proteksi radiasi di
Rumah Sakit, yang mencakup kuantitas dan kualitas PPR, pelaksanaan
operasional proteksi radiasi oleh PPR dan Pengusaha lnstalasi.
Ada 4 ( empat ) aspek pokok masalah yang dipertimbangkan. Pertama,
prosedur radiologi hendaknya didasarkan pada kebutuhan medis yang
dilaksanakan. Kedua, apabila prosedur radiologi diperlukan, maka penting
untuk memproteksi pasien dari radiasi yang berlebihan selama paparan. Ketiga,
adalah penting bahwa petugas dalam bagian radiologi diproteksi dari paparan
radiasi yang berlebihan selama mereka bekerja. Terakhir, petugas dalam
lingkungan fasilitas radiologi dan anggota masyarakat memerlukan proteksi
yang memadai.

I.4. Definisi
1. Petugas Proteksi Radiasi ( PPR ) adalah petugas yang ditunjuk oleh
pengusaha instalasi nuklir atau instalasi lainnya yang memanfaatkan radiasi
pengion yang dinyatakan mampu oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir untuk
melaksanakan pekerjaan yang berhubungan dengan persoalan proteksi
radiasi.

2. Badan Pengawas Tenaga Nuklir ( BAPETEN ) adalah badan pengawas yang


berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden yang
bertugas melaksanakan pengawasan terhadap segala kegiatan pemanfaatan
tenaga nuklir melalui peraturan, perizinan dan inspeksi.

3. Radiografer adalah petugas yang berwenang melakukan pekerjaan radiografi


dengan menggunakan zat radioaktif dan atau sumber radiasi lainnya dan
bertanggung jawab langsung kepada Pengusaha Instalasi pemanfaatan
tenaga nuklir.

4. Operator Radiografi adalah petugas yang bekerja di bawah pengawasan


Radiografer dengan menggunakan zat radioaktif dan atau sumber radiasi
lainnya serta peralatan radiografi dan perlengkapan lainnya.

5. Fisika Medis adalah orang yang bertanggungjawab terhadap jaminan kualitas


dalam kegiatan kedokteran nuklir, standarisasi peralatan diagnostik, terapi
dan dosimetri yang berhubungan dengan administrasi radioterapi dan

Instalasi Radiologi RS ANANDA Purwokerto 2


PROGRAM PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI 2014

radioisotop serta memiliki pendidikan formal dan keahlian dalam bidang fisika
medis.

6. Paramedik Radiologi adalah orang yang melaksanakan perlakuan terhadap


pasien sesuai dengan prosedur proteksi dan keselamatan operasional serta
memiliki pendidikan formal maupun, pelatihan dalam bidang radiologi.

Instalasi Radiologi RS ANANDA Purwokerto 3


PROGRAM PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI 2014

BAB II
PENYELENGGARA KESELAMATAN RADIASI

II.1.Struktur Organisasi

Pengusaha Instalasi

Petugas Proteksi Radiasi

Pekerja Radiasi

Penanggung jawab keselamatan radiasi di RS. ANANDA Purwokerto terdiri dari


;
1. Direktur RS. ANANDA Purwokerto selaku penanggung jawab utama
keselamatan radiasi
2. Pihak lain yang terkait dengan pelaksanaan pemanfaatan tenaga nuklir ;
a. Petugas Proteksi Radiasi ;
Adalah petugas yang ditunjuk oleh Pengusaha Instalasi Atom dan oleh
BAPETEN dinyatakan mampu melaksanakan pekerjaan yang
berhubungan dengan proteksi radiasi. Di Instalasi Radiologi RS. ANANDA
Purwokerto yang ditunjuk menjadi Petugas Proteksi Radiasi adalah Putri
Susilowati
b. Pekerja Radiasi ;
Adalah setiap orang yang bekerja di Instalasi yang berhubungan dengan
radiasi pengion yang diperkirakan menerima dosis radiasi tahunan dan
melebihi dosis untuk masyarakat umum. Di Instalasi Radiologi RS.
ANANDA Purwokerto ada 3 orang Pekerja Radiasi, yaitu : Dr. S.Ardi
Soewarno Sp.Rad , Putri Susilowati S.ST, Sutarso
c. Tenaga lainnya ;
Di Instalasi Radiologi RS. ANANDA Purwokerto selain tenaga pekerja
radiasi tersebut di atas juga ada 1 orang radiografer dan 1 orang
operator.

II.2.Tanggung Jawab

A. Tanggung Jawab Pengusaha lnstalasi ;

Dalam melaksanakan tanggung jawabnya dalam keselamatan radiasi


Pengusaha Instalasi harus melaksanakan tindakan tersebut di bawah ini :

Instalasi Radiologi RS ANANDA Purwokerto 4


PROGRAM PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI 2014

a. Membentuk Organisasi Proteksi Radiasi dan menunjuk Petugas Proteksi


Radiasi dan bila perlu Petugas Proteksi Radiasi pengganti.

b. Hanya mengizinkan seseorang bekerja dengan sumber radiasi setelah


memperhatikan segi kesehatan, pendidikan dan pengalaman kerja dengan
sumber radiasi.

c. Memberitahukan kepada semua pekerja radiasi tentang adanya potensi


bahaya radiasi yang terkandung dalam tugas mereka dan memberikan
latihan proteksi radiasi.

d. Menyediakan aturan keselamatan radiasi yang berlaku dalam lingkungan


sendiri, termasuk aturan tentang penanggulangan keadaan darurat.

e. Menyediakan prosedur kerja yang diperlukan.

f. Menyelenggarakan pemeriksaan kesehatan bagi magang dan pekerja


radiasi dan pelayanan kesehatan bagi pekerja radiasi.

g. Menyediakan fasilitas dan peralatan yang diperlukan untuk bekerja


dengan sumber radiasi.

h. Memberitahukan Badan Pengawas Tenaga Nuklir dan lnstalasi lain terkait


lainnya ( misalnya Kepolisian dan Dinas Kebakaran ) bila terjadi bahaya
radiasi atau keadaan darurat lainnya.

Adapun kewajiban pemegang izin adalah sebagai berikut ;

a. Memberikan kesempatan untuk pemeriksaan yang dilakukan oleh


BAPETEN terhadap instalasi pemanfaatan tenaga nuklir.

b. Melaksanakan pemeriksaan kesehatan pekerja radiasi sebelum bekerja,


selama bekerja secara berkala dan sewaktu-waktu bila diperlukan, dan
yang akan memutuskan hubungan kerja.

c. Memberikan kesempatan untuk pemeriksaan pekerja radiasi yang


dilakukan oleh BAPETEN atau bekerja sama dengan Instansi Pemerintah
lain untuk menilai efek radiasi terhadap kesehatan.

d. Menyelenggarakan dokumentasi mengenai segala sesuatu yang


bersangkutan dengan tenaga nuklir,

e. Melakukan tindakan-tindakan yang bertujuan mencegah atau


memperkecil bahaya yang timbul akibat pemanfaatan tenaga nuklir

Instalasi Radiologi RS ANANDA Purwokerto 5


PROGRAM PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI 2014

terhadap kesehatan dan keselamatan pekerja radiasi, masyarakat dan


lingkungan hidup.

f. Mentaati peraturan, pedoman kerja, dan ketentuan-ketentuan lain yang


ditetapkan oleh BAPETEN dan instansi lain terkait.

g. Memanfaatkan tenaga nuklir sesuai tujuan dalam izin.

h. Melaporkan kepada BAPETEN dan atau instansi lain yang terkait apabila
terjadi kecelakaan radiasi.

i. Memberikan laporan mengenai pemantauan dosis radiasi pekerja radiasi.

j. Melaporkan pemantauan daerah kerja dan lingkungan hidup untuk


instalasi yang mempunyai potensi dampak radiologi tinggi kepada
BAPETEN.

Melaksanakan Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Rencana


Pemantauan Lingkungan untuk instalasi yang mempunyai dampak
radiologi tinggi.

B. Pihak lain yang terkait dengan pelaksanaan pemanfaatan tenaga nuklir


;
B.1. Petugas Proteksi Radiasi
Petugas Proteksi Radiasi adalah petugas yang ditunjuk oleh
Pengusaha Instalasi Atom dan oleh BAPETEN dinyatakan mampu
melaksanakan pekerjaan yang berhubungan dengan proteksi radiasi.
Petugas Proteksi Radiasi berkewajiban membantu pengusaha
lnstalasi dalam melaksanakan tanggung jawabnya di bidang proteksi
radiasi. Sebagai pengemban tugas tersebut petugas proteksi Radiasi
diberi wewenang untuk mengambil seperti tindakan - tindakan berikut ;
a. Memberikan instruksi teknis dan administratif secara lisan kepada
pekerja radiasi tentang keselamatan kerja radiasi yang baik,
instruksi ini harus mudah dimengerti, dan dapat dilaksanakan.

b. Mengambil tindakan untuk menjamin agar tingkat penyinaran


serendah mungkin dan tidak akan pernah mencapai batas tertinggi
yang berlaku serta menjamin agar pelaksanaan pengelolaan limbah
radioaktif sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

c. Mencegah dilakukannya perubahan terhadap segala sesuatu


sehingga dapat menimbulkan kecelakaan radiasi.

Instalasi Radiologi RS ANANDA Purwokerto 6


PROGRAM PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI 2014

d. Mencegah zat radioaktif jatuh ke tangan orang yang tidak berhak.

e. Mencegah kehadiran orang yang tidak berkepentingan ke dalam


daerah pengendalian.

f. Menyelenggarakan dokumentasi yang berhubungan dengan


proteksi radiasi.

g. Menyarankan pemeriksaan kesehatan terhadap pekerja radiasi


apabila diperlukan dan melaksanakan pemonitoran radiasi serta
tindakan proteksi radiasi.

h. Memberikan penjelasan dan menyediakan perlengkapan proteksi


radiasi yang memadai kepada para pengunjung atau tamu apabila
diperlukan.

C. Tanggung jawab dan kewajiban Pekerja Radiasi.


Pekerja Radiasi adalah setiap orang yang bekerja di Instalasi yang
berhubungan dengan radiasi pengion yang diperkirakan menerima dosis
radiasi tahunan dan melebihi dosis untuk masyarakat umum.
Seorang pekerja radiasi ikut bertanggung jawab terhadap
keselamatan radiasi di daerah kerjanya, dengan demikian ia mempunyai
kewajiban seperti berikut :
a. Mematuhi, memahami dan melaksanakan semua ketentuan
keselamatan kerja radiasi.

b. Memanfaatkan sebaik-baiknya peralatan keselamatan radiasi yang


tersedia, bertindak hati-hati, serta bekerja secara aman untuk
melindungi baik dirinya sendiri maupun pekerja lain.

c. Melaporkan setiap kejadian kecelakaan kecilnya bagaimanapun


kepada Petugas Proteksi Radiasi.

d. Melaporkan setiap gangguan kesehatan yang dirasakan, yang diduga


akibat penyinaran lebih atau masuknya zat radioaktif ke dalam tubuh.

II.3. Pelatihan

Bulan
No Jenis Pelatihan Sasaran
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Pelatihan Proteksi Radiografer
1
Radiasi / Rek. PPR
Pelatihan Radiologi Radiografer
2
Lanjut

Instalasi Radiologi RS ANANDA Purwokerto 7


PROGRAM PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI 2014

No
Peserta Jenis Pelatihan Waktu Tempat
Putri Susilowati Pelatihan Proteksi November Jakarta
1
Radiasi / Rek. PPR
Putri Susilowati, Pelatihan Radiologi Agustus Jakarta
2
Sutarso Lanjut

Instalasi Radiologi RS ANANDA Purwokerto 8


PROGRAM PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI 2014

BAB III
FASILITAS PESAWAT SINAR X, PERALATAN PENUNJANG DAN PERALATAN
PERLENGKAPAN PROTEKSI RADIASI

III.1.A. Fasilitas Radiologi RS ANANDA Purwokerto

1. Pesawat Sinar- X di Kamar Periksa Radiologi :


a. Ukuran Ruang :
- Panjang : 200 cm
- Lebar : 300 cm
- Tinggi : 280 cm
b. Tebal dinding : 30 cm
c. Pintu/ kusen dilapisi : 2 mm Pb.
d. Sistem keamanan : Lampu merah tanda radiasi
e. Ruangan sudah termasuk ruang operator+ lead glass Ukuran 35X35
cm
f. Ruangan dilengkapi AC
2 . Kamar Pengolah Film :
a. Ukuran Ruangan :
- Panjang : 150 cm
- Lebar : 150 cm
- Tinggi : 280 cm
b. Tebal dinding : 15 cm
c. Dilengkapi juga dengan Peralatan Prosesing Film Manual (Tangki
Developer, Rinsing danFixer masing-masing isi 20 liter serta satu
tangki untuk pembilasan film/washing).
d. Ruangan sudah dilengkapi AC.
3. Penggunaan Ruang Pemeriksaan Pasien :
a. Ruang periksa pasien digunakan untuk pemeriksaan radiologi rutin,
ruang periksa dilengkapi dengan AC, Apron dan 1 buah kamar mandi
pasien yang menyatu serta dengan fasilitas aliran air dan listrik yang
cukup.

III.1.B. SARANA FISIK


Instalasi Radiologi RS. ANANDA Purwokerto mempunyai ruangan
pelayanan untuk semua jenis pemeriksaan radiologi rutin, baik dengan atau
tanpa kontras media ;

Instalasi Radiologi RS ANANDA Purwokerto 9


PROGRAM PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI 2014

III.2. Perlengkapan Proteksi Radiasi


III.2.1. Apron Proteksi Tubuh
Apron proteksi tubuh yang digunakan untuk pemeriksaan radiografi
atau fluoroskopi dengan tegangan tabung puncak sinar-X hingga 150
kVp di RS. ANANDA Purwokerto tersedia 1 buah dengan ketebalan
setara 0,25 mm dan 0,5 mm Pb.
III.2.2. Sarung Tangan Proteksi
Sarung tangan proteksi yang digunakan untuk fluoroskopi harus
memberikan kesetaraan atenuasi sekurang-kurangnya 0,25 mm Pb
pada 150 kVp. Proteksi ini harus dapat melindungi secara keseluruhan
mencakup jari dan pergelangan tangan
III.2.3. Ketentuan umum
1. Berkas guna selalu diarahkan pada daerah yang diberi penahan
radiasi yang memadai. Penahan radiasi untuk radiografi thorax
menggunakan tempat hotder kaset pada dinding ruang pesawat
sinar-X:
2. Tersedia tempat kendali untuk proteksi radiografer. Tempat kendali,
dan jendela pemantauannya harus diberi penahan radiasi sehingga
radiografer tidak menerima paparan radiasi lebih dari 20 mSv per
tahun.
3. Posisi tempat kendali sedemikian sehingga selama paparan, tidak
seorangpun dapat masuk ke ruang radiografi tanpa sepengetahuan
radiografer;
4. Ada tanda peringatan yang dipasang pada semua pintu masuk
setiap ruang radiografi ( lampu merah ). Tanda peringatan tersebut
menyatu dengan tanda radiasi dan poster berupa peringatan
AWAS RADIASI ' dan WANITA HAMIL HARUS MEMBERITAHU
PETUGAS.
5. Ada perencanaan instalasi dan perencanaan tersebut juga
menunjukkan letak semua jendela, pintu dan kaca Pb. Ruang yang
berada di sekitar diperhatikan ruang radiografi juga .

Instalasi Radiologi RS ANANDA Purwokerto 10


PROGRAM PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI 2014

BAB IV
PROSEDUR PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI DALAM
OPERASI MANUAL

IV.1. Prosedur Pengoperasian Pesawat Sinar-X


A. Ketentuan Pengoperasian Radiografi

1. Paparan sinar-X harus dikendalikan dari panel kendali yang


ditempatkan di belakang dinding yang diberi penahan radiasi. Dalam
kasus teknik khusus, dimana radiografer diperlukan untuk
mengendalikan paparan yang berada di samping pasien, maka
perlengkapan proteksi radiasi yang sesuai harus digunakan

2. Radiografer harus dapat memandang pasien secara jelas untuk


mengamati pasien selama dilakukan paparan dan dapat berkomunikasi
dengan pasien tanpa meninggalkan ruang kendali.

3. Kaset yang berisi film tidak boleh dipegang tangan radiografer selama
paparan.

B. Ketentuan Pengoperasian Pesawat Fluoroskopi


1. Semua petugas kecuali pasien, yang diperlukan berada di dalam
ruangan selama prosedur fluoroskopi, hendaknya menggunakan
apron. Lempengan Pb atau tirai yang digantungkan pada pesawat
fluoroskopi tidak boleh dianggap sebagai pengganti apron

2. Sarung tangan proteksi hendaknya digunakan oleh dokter spesialis


radiologi selama perabaan dalam setiap pemeriksaan fluoroskopi.
Selama fluoroskopi, perabaan dengan tangan hendaknya dijaga
seminimal mungkin.

3. Selama fluoroskopi dan pengoperasian spot film yang berhubungan


dengan pengoperasian fluoroskopi, dimana petugas diperlukan berada
di dekat pasien, perlengkapan proteksi yang sesuai harus digunakan
setiap petugas.

4. Semua pemeriksaan fluoroskopi hendaknya dilakukan secepat


mungkin, dengan laju dosis minimum dan ukuran lapangan sinar-X
minimum.

5. Fluoroskopi pengamatan langsung tidak boleh dilakukan; fluoroskopi


penguatan dengan citra harus digunakan.

Instalasi Radiologi RS ANANDA Purwokerto 11


PROGRAM PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI 2014

C. Ketentuan Pengoperasian Pesawat Sinar-X Mobile


1. Pesawat sinar-X mobile harus digunakan hanya jika kondisi pasien
sedemikian rupa sehingga pemeriksaan tidak mungkin dilakukan
dengan jenis pesawat terpasang di gedung utama bagian radiologi.
Selama pengoperasian, berkas utama hendaknya diarahkan dari
daerah kerja jika semua memungkinkan, dan usaha harus dilakukan
untuk menjamin bahwa berkas radiasi tidak memapari setiap orang
yang berada di sekitar pasien tersebut.

2. Radiografer harus berdiri sekurang kurangnya 3 meter dari tabung


sinar-X dan berada di luar berkas utama.

3. Radiografer harus diberi penahan radiasi ketika paparan dilakukan.

4. Dalam hal pesawat menggunakan kapasitor muatan, meskipun


paparan telah dilakukan masih ada sisa muatan yang tertinggal dalam
kapasitor. Muatan sisa ini dapat menimbulkan "dark current" dan
menghasilkan pancaran sinar-X meskipun tombol paparan tidak
dihidupkan. Oleh karena itu, muatan sisa dalam kapasitor tersebut
harus diisi secara penuh sebelum pesawat ditinggalkan begitu saja.

D. Ketentuan Pengoperasian Pesawat Sinar-X Fotofluorografi


Pada umumnya pesawat sinar-X fotofluorografi dapat memberikan
dosis pasien lebih besar secara signifikan daripada pesawat sinar-X
diagnostik konvensional, oleh karena itu penggunaannya harus diatur
lebih ketat. Penggunaan pesawat sinar-X fotofluorografi harus dijustifikasi
terlebih dahulu, rekomendasi berikut dapat diterapkan :
1. Hanya petugas dan pasien yang boleh berada di dalam ruangan atau
kendaraan dimana pesawat sinar-X terpasang ketika paparan
dilakukan.
2. Apabila pesawat fotofluografi dipasang dalam kendaraan, langkah
yang sesuai harus dilakukan untuk menjamin bahwa petugas dan
orang yang sedang menunggu dari paparan diproteksi radiasi.
IV.2. Prosedur Proteksi dan Keselamatan Radiasi Untuk personil
Dalam merencanakan sebuah unit radiologi ada beberapa hal yang
harus diperhatikan, yaitu : pengamanan terhadap bahaya radiasi.
Petugas yang menjalankan peralatan radiologi harus benar-benar aman
terhadap bahaya radiasi dikarenakan petugas yang bersangkutan setiap
harinya menjalankan peralatan radiologi.
Hal yang harus diperhatikan:

Instalasi Radiologi RS ANANDA Purwokerto 12


PROGRAM PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI 2014

Ketebalan dari dinding ruangan harus setara dengan 2,5 mm Pb.

Jarak antara surnber radiasi dengan petugas minimal 2 meter dari sumber
sinar primer setelah diberi shielding.

Pintu ruangan pemeriksaan harus dilapisi dengan Pb.

Petugas harus selamanya menjaga jarak sejauh mungkin dari berkas utama.
Paparan pekerja yang berasal dari berkas guna tidak diperkenankan oleh
kecuali berkas yang dihamburkan pasien, perlengkapan dan layar (screen ).

Semua petugas harus menggunakan perlengkapan proteksi yang tersedia.

Ahli radiografi harus tetap berada dalam tempat kendali atau di belakang
tabir proteksi ketika sedang melaksanakan paparan sinarX. Dalam kasus
dimana ada alasan yang membuat hal itu tidak praktis, perlengkapan
proteksi harus digunakan.

Apabila apron proteksi setara Pb digunakan, dosimeter perorangan ( misal


film bagde, atau TLD ) harus digunakan di bawah apron. Jika ekstrimitas
atau bagian tangan terkena paparan dosis yang lebih besar secara
signifikan, monitor ekstrimitas tambahan hendaknya digunakan.

Pesawat sinar-X yang dihidupkan dan siap untuk memancarkan radiasi tidak
boleh ditinggalkan begitu saja. Bila dosis radiasi melebihi 5 % dari NBD yang
diterima oleh setiap petugas secara reguler, maka langkah perbaikan yang
sesuai harus diambil untuk memperbaik teknik dan langkah - langkah
proteksi.

Pesawat sinar-X hanya harus dioperasikan oleh, atau di bawah supervisi


langsung orang terlatih dan handal.

Wadah tabung sinar-X tidak boleh dipegang tangan petugas selama


operasi.

Ketaatan prosedur penggunaan yang aman seperti diuraikan di atas akan


menjamin dosis gonad terhadap semua petugas yang harus dijaga pada
tingkat minimum yang dapat dipertahankan.

IV.3. Prosedur Proteksi dan Keselamatan Radiasi untuk pendamping pasien


Pengamanan terhadap bahaya radiasi bagi pendamping pasien / pengantar
pasien, harus diperhatikan oleh petugas yang menjalankan peralatan radiologi :
Pengantar pasien harus diberi pelindung (APRON).

Instalasi Radiologi RS ANANDA Purwokerto 13


PROGRAM PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI 2014

Membatasi jumlah sinar-X yang keluar sesuai dengan obyek yang akan di
rontgen.

Jika ada keperluan untuk membantu anak anak atau pasien yang fisiknya
lemah, alat bantu harus digunakan. Jika orang tua, pengantar, atau petugas
yang diminta membantu, mereka harus diberikan apron dan sarung tangan
proteksi, dan diatur posisinya sedemikian sehingga terhindar dari berkas
utama. Tidak seorang pun petugas diperbolehkan melakukan tindakan
tersebut secara rutin.

Pengamanan terhadap bahaya radiasi untuk lingkungan sekitarnya.

Untuk pengamanan terhadap bahaya radiasi bagi lingkungan sekitarnya, hal


yang harus diperhatikan :
Ketebalan dari dinding ruangan minimal harus setara dengan 2,5mm Pb.

Pintu pintu ruangan yang terdapat peralatan radiologi harus dilapisi


dengan Pb tebalnya min 2,5 mm

Pada waktu pemeriksaan, pintu harus selalu tertutup.

IV.4. Prosedur Proteksi dan Keselamatan Radiasi Untuk Pasien


Secara umum sudah ada kesepakatan bahwa paparan sinar-X medis
dapat dikurangi secara mendasar dengan tidak mengurangi nilai informasi
medis yang diperoleh.
Untuk mencapai pengurangan ini, harus diperhatikan bahwa pasien tidak
diperkenankan dengan pemeriksaan radiologi yang tidak perlu dan, apabila
prosedur radiologi dibutuhkan maka pasien harus diproteksi dari paparan yang
berlebihan selama pemeriksaan. Yang perlu diperhatikan adalah sebagai
berikut:
1. Ruang sinar-X tidak boleh digunakan lebih dari satu untuk pemeriksaan
radiologi secara simultan.

2. Kecuali orang-orang yang berkepentingan, tidak boleh seorangpun berada


di ruang sinar-X ketika paparan dilakukan.

3. Semua pintu masuk menuju ruang sinar-X dan ruang ganti harus ditutup
ketika pasien berada di ruang sinar-X.

4. Radiografi pada bagian pinggul perempuan hamil yang dipapari secara


simultan sehingga mengenai gonad perempuan dan seluruh tubuh janin.
Paparan pada janin yang masih dalam kandungan meningkatkan risiko

Instalasi Radiologi RS ANANDA Purwokerto 14


PROGRAM PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI 2014

efek somatik pada dirinya dan juga meningkatkan resiko efek genetik
hingga ke keturunan yang berikutnya. Oleh karena itu, setiap upaya harus
dibuat untuk paparan yang tidak perlu terhadap perempuan yang diketahui
hamil atau kemungkinan hamil. Secara khusus hal ini penting selama
tahap kehamilan dini sebab potensi radiasi merusak dengan cepat jaringan
yang sedang membelah paling besar. Meskipun potensi radiasi merusak,
jika pemeriksaan radiasi diperlukan untuk diagnosa atau alasan medis
yang mengharuskan dilakukan maka hal itu dapat dilakukan, tanpa
memandang apakah pasien mungkin hamil atau tidak mungkin hamil.

5. Radiografi pada bagian pinggul perempuan usia subur harus dilakukan


dalam hari ke-sepuluh mengikuti masa akhir menstruasi, sebab risiko
kehamilan sangat kecil selama periode ini.

6. Hanya investigasi penting yang boleh dilakukan dalam hal kehamilan atau
perempuan yang diduga hamil. Radiografi daerah sekitar perut dan
pinggul elective dalam hal perempuan hamil harus dihindarkan. ( Elective
berarti pemeriksaan abdomen dan pelvis yang tidak menambah
pemeriksaan atau pengobatan seseorang perempuan yang berhubungan
dengan keadaan sakitnya ).

7. Perempuan hamil atau perempuan yang mungkin sedang hamil tidak boleh
diperiksa dengan fotofluorografi paru ( radiografi massa ).

8. Apabila radiografi daerah pinggul atau perut disyaratkan, paparan harus


dipertahankan hingga tingkat yang paling minimum dan penahan radiasi
gonad harus digunakan dan perlengkapan penahan radiasi lain juga harus
digunakan jika tujuan pemeriksaan klinis terus dilanjutkan.

9. Radiografi tidak boleh digunakan untuk penentuan persentasi janin yang


tidak normal atau untuk lokasi plasenta. Teknik pemeriksaan lain seperti,
ultrasonografi lebih tepat untuk maksud pemeriksaan ini.

10. Radiografi paru, anggota tubuh ( kaki dan tangan ), dan lain sebagainya
bagi perempuan hamil dengan alasan klinis yang sah, hanya boleh
dilakukan dengan menggunakan kolimasi berkas sinar-X yang baik dan
menggunakan penahan radiasi yang tepat pada sekitar bagian perut.

Instalasi Radiologi RS ANANDA Purwokerto 15


PROGRAM PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI 2014

BAB V
PEMANTAUAN PROTEKSI RADIASI

Pemantauan proteksi radiasi fasilitas dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa


pesawat sinar-X tidak hanya berfungsi dengan baik dan sesuai standar yang dapat
diterapkan tetapi juga pesawat sinar-X tersebut di Instalasi dalam lingkungan yang
aman dan digunakan dalam cara yang memberikan keselamatan radiasi maksimum
bagi pasien, radiografer dan anggota masyarakat yang berada di sekitarnya. Oleh
karena itu, fasilitas sinar-X penting dipantau secara rutin.
V.l. Prosedur Umum
Penggunaan rutin instalasi baru hendaknya ditunda hingga pemantauan
selesai dilakukan oleh seorang tenaga ahli dan instalasi tersebut telah
dinyatakan mematuhi ketentuan peraturan perundangan yang berhubungan
dengan instalasi dan penggunaan pemantauan juga harus dilakukan apabila ada
perubahan pada instalasi yang telah selesai dikerjakan, yang dapat
menimbulkan bahaya radiasi, seperti perubahan penahan radiasi, pergantian
pesawat sinar-X dengan tegangan tabung yang lebih tinggi atau perubahan
prosedur operasi.
Inspeksi visual sangat bermanfaat selama konstruksi fasilitas baru, untuk
menjamin pematuhan spesifikasi dan identifikasi kegagalan kinerja pesawat
sinar-X yang sedang dipasang tersebut, sebab ketidaktepatan dapat diperbaiki
secara lebih ekonomis pada tahap konstruksi dari pada dikemudian hari.
Inspeksi tersebut meliputi penentuan tebal Pb dan / atau beton dan kerapatan,
perbandingan tumpuan antara sesama lempengan Pb atau antara lempengan
Pb dan penahan radiasi lain, juga tebal dan kerapatan kaca Pb yang digunakan
pada jendela pemantauan.
Hasil pemantauan dan kesimpulan dalam bentuk tertulis yang dibuat oleh
tenaga ahli harus diserahkan kepada pemegang izin. Semua salinan laporan
tertulis tersebut harus disimpan oleh pemegang izin dan aslinya selanjutnya
disampaikan kepada BAPETEN.
V.2. Laporan Pemantauan
Laporan pemantauan harus ada, dalam cara sistematik yang jelas, rinci,
hasil pengukuran disertakan juga kesimpulan disusun dan rekomendasi dibuat
oleh pelaksana pemantauan. Dalam laporan tersebut, untuk instalasi yang
sudah ada perhatian harus ditujukan terhadap setiap temuan yang tidak lazim
untuk menjelaskan keadaan pesawat sinar-X itu sendiri, prosedur instalasi atau
prosedur operasi, yang dapat mempengaruhi keselamatan pasien, radiografer
dan orang lain yang berada di sekitar fasilitas sinar-X tersebut.

Instalasi Radiologi RS ANANDA Purwokerto 16


PROGRAM PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI 2014

Laporan pemantauan harus mencakup sekurang - kurangnya beberapa hal


sebagai berikut:
1. Denah fasilitas, menggambarkan lokasi pesawat sinar-X dan tempat
kendali dalam fasilitas juga sifat hunian dan daerah sekitar fasilitas;
2. Identifikasi pesawat sinar-X ( misalnya, nama pabrik, model penunjukan
dan nomor seri generator, kendali, tabung sinar-X, dan meja / dipan pasien
). Tanggal, atau sekurang kurangnya perkiraan tanggal pembuatan harus
dicakup;
3. Metode mengencangkan peralatan tabung sinar-X ( misalnya, dudukan
tabung terhadap lantai dan ke plafon, tabung digantungkan pada plafon, di
atas meja,dan lain sebagainya);
4. Pengamatan pada keadaan operasional ( kedua hal, yaitu listrik dan
mekanik ) pesawat sinar-X pada waktu pemantauan. Perhatian khusus
hendaknya dilakukan terhadap setiap keadaan yang berakibat kerusakan
pesawat dikemudian hari;
5. Jumlah beban kerja yang sebenamya atau perkiraan totat beban kerja
fasilitas, juga beban kerja yang dibagi rata dengan arah berkas utama dan
prosedur yang digunakan bervariasi, dan lain sebagainya;
6. Hasil pengukuran radiasi dilaksanakan di dua daerah, yaitu di dalam dan di
luar daerah pengendalian;
7. Suatu penilaian atas kondisi apron, sarung tangan, pelindung gonad,
sketsel yang terbuat dari bahan Pb dan perlengkapan proteksi lain;
8. Perkiraan paparan potensial petugas yang bekerja di dalam atau di sekitar
fasilitas:
Rekomendasi sehubungan dengan tindak-lanjut pemantauan yang
diperlukan. Laporan pemantauan juga mencakup hasil investigasi setiap
paparan tinggi yang tidak lazim yang diperoleh dari laporan dosimetri petugas
sebelumnya.

Instalasi Radiologi RS ANANDA Purwokerto 17

Anda mungkin juga menyukai