Anda di halaman 1dari 3

RS.

Bunda Surabaya PENGELOLAAN HIGH ALERT MEDICINE (HAM)


Jl. Raya Kandangan 23-24
Surabaya
No.
No. Dokumen: Tanggal terbit: Halaman
Revisi:
010/SPO/IF/2015 23/11/2015 1/3
00

Ka. Instalasi Ditetapkan oleh,


Ruliya Y.E S.Farm.,APT Direktur RS. Bunda Surabaya
STANDAR
PROSEDUR
Yang Menyusun
OPERASIONAL
dr. Ivan Hardian
High alert medicine (HAM) adalah obatobat yang perlu
diwaspadai, secara khusus terdaftar dalam kategori obat
PENGERTIAN mempunyai risiko tinggi dapat menyebabkan cedera (harm)
apabila terjadi kesalahan (medication error) dalam
penanganan dan penggunaannya
Sebagai acuan penerapan langkah untuk mencegah terjadinya
TUJUAN
kesalahan dalam penanganan dan penggunaan HAM
1. Setiap unit pelayanan di rumah sakit memiliki daftar
HAM.
2. Obat sitostatika hanya disimpan di Instalasi Farmasi.
3. Elektrolit pekat, obat yang termasuk inotropik, trombolitik
dan penghambat neuromuskular tidak disimpan di unit
perawatan NON-ICU.
4. HAM disimpan dalam lemari atau rak terpisah dengan obat
KEBIJAKAN yang lain dengan akses terbatas.
5. Khusus narkotika dan psikotropika disimpan dalam lemari
dengan kunci ganda, dimana anak kunci dikuasai dan
disimpan oleh penanggung jawab tiap shift/petugas yang
ditetapkan.
6. Peraturan Direktur Rumah Sakit Bunda Nomor
26/per/01/DIR/XI/2015 tentang Kebijakan Pelayanan
Farmasi Rumah Sakit Bunda)
A. PENYIMPANAN
PROSEDUR 1. Simpan obat high alert dalam lemari/rak persediaan obat
khusus terpisah dengan obat lain

RS. Bunda Surabaya PENGELOLAAN HIGH ALERT MEDICINE (HAM)

Jl. Raya Kandangan 23-24


Surabaya
No.
No. Dokumen: Tanggal terbit: Halaman
Revisi:
010/SPO/IF/2015 23/11/2015 2/3
00

2. Tempelkan stiker high alert pada masing-masing obat.


3. Beri selotip merah pada sekeliling tempat penyimpanan
obat high alert
4. Penyimpanan obat sitostatika :
a. Setiap UPF menyimpan sitostatika dalam lemari
khusus terpisah dengan obat lain, beri label Obat
Kanker, tangani dengan hati-hati
b. Atur obat sesuai SPO Penyimpanan Perbekalan
Farmasi
c. Setiap box kecil obat diberi stiker high alert
5. Simpan narkotika/psikotropika sesuai SPO Pengelolaan
Obat Golongan Narkotik & Psikotropik

B. PERESEPAN
Dokter meresepkan obat HAM secara tertulis pada lembar

PROSEDUR resep individual atau CPO high alert


1. Pada keadaan darurat dapat dilakukan permintaan
secara lisan, kecuali narkotik dan sitostatika

C. PENYIAPAN
1. Apoteker/AA memverifikasi permintaan obat high alert
sesuai Panduan High Alert Medication
2. Beri tanda seru dengan tinta merah pada setiap obat
high alert pada resep individual
3. Lakukan pemeriksaan kedua oleh petugas farmasi yang
berbeda (double check) sebelum obat diserahkan ke
petugas kesehatan lain/pasien (untuk obat tertentu),
keduanya menuliskan inisial nama dan paraf pada
kolom S pada resep.
4. Berikan penejalasan yang memadai (pasien) atau
meminta untuk membaca Panduan High Alert
Medication (petugas).

RS. Bunda Surabaya PENGELOLAAN HIGH ALERT MEDICINE (HAM)

Jl. Raya Kandangan 23-24


Surabaya
No.
No. Dokumen: Tanggal terbit: Halaman
Revisi:
010/SPO/IF/2015 23/11/2015 3/3
00

D. PEMBERIAN
1. Sebelum memberikan obat high alert kepada pasien
maka harus dilakukan double check oleh perawat lain
yang terdiri dari :
a. Kesesuaian obat yang diterima dari farmasi
dengan instruksi dokter dalam CPO
b. Ketepatan perhitungan dosis obat
c. Ketepatan Identitas pasien
2. Kebutuhan minimal untuk melakukan pengecekan
PROSEDUR ganda/venfikasi oleh orang kedua dilakukan pada
kondisi-kondisi seperti berikut:
Setiap akan memberikan obat injeksi
Untuk infus :
1) Saat terapi inisial
2) Saat terdapat perubahan konsentrasi obat
3) Saat pemberian bolus
4) Saat pergantian jaga perawat atau transfer
pasien
Setiap terjadi perubahan dosis obat
1. Instalasi Farmasi
2. Unit pelayanan rawat Inap
UNIT TERKAIT
3. IGD
4. ICU

Anda mungkin juga menyukai