1
terkandung didalam susu sapi. Beberapa penelitian terdahulu telah melakukan
penelitian pembuatan yogurt dari sumber kacang-kacangan seperti kacang
kedelai, kacang hijau, kaang merah, dan kacang tunggak. Pada penelitian ini
digunakan kacang kecipir sebagai substrat untuk fermentasi asam laktat.
Penggunaan kacang kecipir sebagai bahan baku untuk proses fermentasi
dikarenakan kecipir memiliki kandungan nutrisi yang cukup tinggi. Hal tersebut
dapat dibuktikan dari kandungan protein sekitar 29,8 39,0 %/100gr,
kandungan karbohidrat sekitar 23,9 42,0 %/100gr, dan kandungan lemak
sekitar 15,0 20,4%/100gr (Bostid, 1981 dalam Krisnawati, 2010; Agustina
dan Andriana, 2010; Novia, 2012; Adhilah, 2013).
Jumlah karbohidrat yang tinggi dalam kecipir tersebut terdiri dari
polisakarida (hemiselulosa, selulosa), oligosakarida (sukrosa, stakiosa,
rafinosa, dan arabinosa), dan monosakarida (glukosa). Menurut (Haryati et a.l,
2010) sumber oligosakarida seperti rafinosa dan stakiosa merupakan sumber
prebiotik yang bermanfaat bagi tubuh. Sedangkan kandungan minyaknya
mengandung tokoferol (vitamin E) yang dapat berfungsi sebagai antioksidan.
Selain mempertimbangkan nutrisi yang terdapat pada kecipir pemilihan kecipir
sebagai bahan baku fermentasi juga dikarenakan jumlah panen yang dihasilkan
setiap tahunnya. Di Indonesia, tanaman kecipir tumbuh sepanjang tahun
dengan hasil panen tahunan sebanyak 2.380 kg/ha atau 3 kali lipat
dibandingkan produksi kacang kedelai. (Ekpenyong dan Borchers, 1980 dalam
Putri, 2010; National Academy of Science, 1975 dalam Putri, 2010; dan
Krisnawati, 2010).
Proses fermentasi dilakukan dengan menggunakan metode back slop dari
tiga jenis starter komersial yaitu A1, A2, dan A3. Dimana pada starter A1
mengandung empat jenis Bakteri Asam Laktat yang terdiri dari Streptococcus
thermophilus, Lactobacillus bulgaricus, Bifidobacterium bifidum, dan
Lactobacillus acidophilus. Starter A2 memiliki tiga spesies Bakteri Asam Laktat
yaitu Lactobacillus casei, Lactobacillus acidophilus, dan Bifidobacterium
bifidum. Pada Starter A3 juga memilki tiga spesies Bakteri Asam Laktat yaitu
Streptococcus thermophilus, Lactobacillus bulgaricus, dan Lactobacillus
acidophilus. Tiga jenis starter tersebut akan dikombinasikan dengan tiga level
konsentrasi susu skim yaitu 6%, 8%, dan 10%.
2
1.2 RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pengaruh perbedaan jenis starter terhadap proses
fermentasi sari biji kecipir dan aktivitas antibakeri yang dihasilkan.
2. Bagaimana pengaruh konsentrasi susu skim terhadap jenis starter yang
digunakan untuk proses fermentasi yogurt sari biji kecipir.
1.3 TUJUAN
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh jenis starter terhadap proses fermentasi
yogurt sari biji kecipir (Psophocarpus tetragonolobus) dan aktivitas
antibakteri yang dihasilkan.
2. Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi susu skim terhadap jenis starter
yang digunakan untuk proses fermentasi yogurt sari biji kecipir
(Psophocarpus tetragonolobus).
1.4 MANFAAT
Manfaat yang dapat diambil dari proses penelitian ini adalah :
1. Memberikan informasi bahwa proses pembuatan yogurt dapat dilakukan
dengan menggunakan sari biji kecipir (Psophocarpus tetragonolobus).
2. Memberikan informasi bahwa terdapat aktivitas antibakteri yang
dihasilkan selama proses fermentasi yogurt sari biji kecipir dengan
menggunakan tiga jenis starter komersial.
3. Memberikan informasi mengenai pengaruh konsentrasi susu skim
terhadap tiga jenis starter komersial yang digunakan dalam proses
pembuatan yogurt sari biji kecipir (Psophocarpus tetragonolobus).
1.5 HIPOTESIS
Hipotesa dalam penilitian ini adalah
1. Diduga bahwa jenis starter memberikan pengaruh nyata terhadap proses
fermentasi dan aktivitas antibakteri dari yogurt sari biji kecipir.
2. Diduga bahwa interaksi konsentrasi susu skim terhadap jenis starter
memberikan pengaruh nyata terhadap proses fermentasi dan aktivitas
antibakteri dari yogurt sari biji kecipir.