Anda di halaman 1dari 15

KONSEP DASAR MEDIS

A. Pengertian
Carsinoma faring adalah tumor ganas yang berasal dari sel epitel yang melapisi faring, tidak
termasuk tumor kelenjar atau limfoma.

B. Etiologi
Penyebap pasti karsinoma faring tidak di ketahui namun ada beberapa faktor yang diduga
dapat memicu terjadinya kanker faring yaitu :

1. Kerentanan Genetik, walaupun karsinoma faring tidak termasuk tumor genetic,


tetapi kerntanan terhadap karsinoma faring pada kelompok masyrakat tertentu relative
menonjol dan memiliki agregasi familial. Analisis korelasi menunjukkan gen HLA
(human leukocyte antigen) dan gen pengode enzim sitokrom p4502E (CYP2E1)
kemungkinan adalah gen kerentanan terhadap karsinoma faring, mereka berkaitan
dengan sebagian besar karsinoma faring.
2. Virus Eipstein-Barr, Banyak perhatian ditujukan kepada hubungan langsung antara
karsinoma faring dengan ambang titer antibody virus Epstein-Barr (EBV). Serum
pasien-pasien orang asia dan afrika dengan karsinoma faring primermaupun sekunder
telah dibuktikan mengandung antibody Ig G terhadap antigen kapsid virus (VCA) EB
dan seringkali pula terhadap antigen dini (EA); dan antibody Ig A terhadap VCA
(VCA-IgA), sering dengan titer yang tinggi. Hubungan ini juga terdapat pada pasien
Amerika yang mendapat karsinoma faring aktif. Bentuk-bentuk anti-EBV ini
berhubungan dengan karsinoma faring tak berdifrensiasi dan karsinoma faring non-
keratinisasi yang aktif (dengan mikroskop cahaya) tetapi biasanya tidak dengan tumor
sel skuamosa atau elemen limfoid dalam limfoepitelioma.
3. Faktor Lingkungan, menurut laporan luar negeri, orang cina generasi pertama
(Umumnya penduduk kanton ) yang bermigrasi ke Amerika Serikat, Kanada memiliki
angka kematian akibat karsinoma faring 30 kali lebih tinggi dari penduduk kulit putih
setempat, sedangkan pada generasi kedua turun menjadi 15 kali, generasi ketiga
belum ada angka pasti, tetapi secara keseluruhan cenderung menurun. Dalam pada itu,
orang kulit putih yang lahir d Asia Tenggara, angka kejadian faring meningkat.
Sebabnya selain pada sebagian orang terjadi perubahan pada hubungan darah, jelas
factor lingungan juga berperan penting. Penelitian akhir-akhir ini menemukan zat-zat
berikut berkaitan dengan timbulnya karsinoma faring:

Golongan Nitrosamin,diantaranya dimetilnitrosamin dan dietilnitrosamin.


Hodrokarbon aromatic
Unsur Renik, diantaranya nikel sulfat

C. Patofisiologi
Karsinoma faring banyak dijumpai pada usia lanjut diatas 40 tahun. Kebanyakan pada orang
laki-laki. Hal ini mungkin berkaitan dengan kebiasaan merokok, bekerja dengan debu serbuk
kayu, kimia toksik atau serbuk, logam berat. Bagaimana terjadinya belum diketahui secara
pasti oleh para ahli. Kanker kepala dan leher menyebabkan 5,5% dari semua penyakit
keganasan. Terutama neoplasma laryngeal, 95% adalah karsinoma sel skuamosa. Bila kanker
terbatas pada pita suara (intrinsik) menyebar dengan lambat. Pita suara miskin akan
pembuluh limfe sehingga tidak terjadi metastase ke arah kelenjar limfe. Bila kanker
melibatkan epiglottis (ekstrinsik) metastase lebih umum terjadi. Tumor superglotis dan
subglotis harus cukup besar, sebelum mengenai pita suara sehingga mengakibatkan suara
serak. Tumor pita suara yang sejati terjadi lebih dini biasanya pada waktu pita suara masih
dapat digerakan.

D. Manifestasi

Hidung tersumbat
Ingus kental
Sesak dan nafas bau
Adanya benjolan di leher, penurunan BB dan nyeri yang menjalar ke telinga dapat
menandakan adanya metastasis (transfer penyakit dari satu organ ke organ lain).

E. Tes Diagnostik
Persoalan diagnostic sudah dapat dipecahkan dengan pemeriksaan CT-Scan daerah kepala
dan leher, sehingga pada tumor primer yang tersembunyi pun tidak akan terlalu sulit
ditemukan. Pemeriksaan foto tengkorak potongan anteroposterior, lateral dan waters
menunjukan massa jaringan lunak di daerah faring. Foto dasar tengkorak memperlihatkan
destruksi atau erosi tulang di daerah fossa serebri media. Pemeriksaan darah tepi, fungsi hati,
ginjal, dll dilakukan untuk mendeteksi metastasis. Pemeriksaan serologi IgA anti EA dan IgA
anti VCA untuk infeksi virus E-B telah menunjukkan kemajuan dalam mendeteksi karsinoma
faring. Tetapi pemeriksaan ini hanya digunakan untuk menentukan prognosis pengobatan.
Diagnosis pasti ditegakkan dengan melakukan biopsy faring. Biopsi dapat dilakukan dengan
dua cara yaitu dari hidung atau dari mulut.
Biopsi dari hidung dilakukan tanpa melihat jelas tumornya (blind biopsy). Cunam biopsi
dimasukkan melalui rongga hidung menelusuri konka media ke faring kemudian cunam
diarahkan ke lateral dan dilakukan biopsy. Biopsi melalui mulut dengan memakai bantuan
kateter nelaton yang dimasukkan melalui hidung dan ujung kateter yang berada didalam
mulut ditarik keluar dan diklem bersam-sama ujung kateter yang di hidung
Demikian juga dengan kateter dari hidung disebelahnya, sehingga palatum mole tertarik
keatas. Kemudian dengan kaca laring dilihat daerah faring. Biopsi dilakukan dengan melihat
tumor melalui kaca tersebut atau memakai faringoskop yang dimasukkan melalui mulut,
massa tumor akan terlihat lebih jelas. Biopsi tumor faring umumnya dilakuan dengan anestsi
topical dengan Xylocain 10%. Bila dengan cara ini masih belum didapatkan hasil yang
memuaskan maka dilakukan pengerokan dengan kuret daerah lateral faring dalam narcosis.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA


PASIEN DENGAN CA NASOFARING
Juniartha Semara Putra
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN CANASOFARING
DI RUANG KAMBOJA RSUP SANGLAH
TANGGAL 24-26 OKTOBER 2012
I. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan pada tanggal 24 Oktober 2012 pukul 13.00 WITA di Ruang
Kamboja RSUP Sanglah. Pengkajian dilakukandengan teknik anamnesa, observasi,
pemeriksaan fisik dan Catatan Medis (CM) pasien.
Tanggal Masuk : 24 Oktober 2012
Ruang/ Kelas : Kamboja Selatan/ III A
No. Kamar :5
No. CM : 01.57.08.96
A. Identitas Pasien Penanggung Jawab
Nama : KR : MS
Umur : 60 Tahun : 30 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki : Laki-laki
Pendidikan : Tamat SD : Tamat SMA
Pekerjaan : Petani : Pegawai swasta
Agama : Hindu : Hindu
Status : Sudah Menikah : Sudah menikah
Alamat : Br. Dangin Jelinjing Belalang,Kediri, Tabanan
Suku Bangsa : Indonesia : Indonesia
Hubungan dengan pasien : : Anak
Diagnosa Medis : KNF :
B. Alasan Dirawat
Pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan lemas, nyeri dan muncul benjolan di
sekitar pipi dan leher bagian kiri.
.
C. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengeluh lemas, sulit menelan, nyeri, dan ada benjolan di sekitar pipi dan leher
bagian kiri, seta pasien mengeluh mual dan nafsu makan menurun. Leher terasa sulit untuk
digerakan dan suara menjadi serak. Pasien lalu berobat ke poli THT RSUP Sanglah lalu
dinyatakan kanker nasofaring. Pasien kemudian dirujuk untuk rawat inap di RSUP Sanglah
Ruang Kamboja dengan terapi dari dokter:
a. Ondasentron 34 pial
b. NaCl 0,9%
c. Paracetamol 3 x 500 g
d. Vitamin B1 B6 B122X1 tablet, Vitamin C 11 tablet
e. Codein 6 x 10 mg
2. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien pernah dirawat di rumah sakit sekitar 2 bulan yang lalu dengan keluhan yang sama
3. Riwayat Penyakit Keluarga
Anggota keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit yang sama dengan pasien dan
juga keluarga pasien tidak memiliki penyakit keturunan seperti DM, hipertensi, dan lainnya.
D. Pengkajian Bio-Psiko-Sosial-Spiritual
1. Bernapas
Pasien mengatakan tidak pernah mengalami kesulitan dalam bernapas baik sebelum masuk
rumah sakit maupun setelah masuk rumah sakit.
2. Makan dan Minum
a. Makan : Sebelum masuk rumah sakit pasien biasa makan 2-3 x sehari dan habis 1
porsi. Selama dirawat di rumah sakit pasien mengeluh tidak nafsu makan dan susah menelan
disertai mual dam muntah 3 kali ( + 1500 cc ), pasien hanya mampu menghabiskan 1/3 porsi
makanan setiap kali makan.
b. Minum : Sebelum masuk rumah sakit pasien biasa minum 5 gelas sehari. Selama di
rumah sakit pasien minum 2-3 gelas perhari dan minum air.
3. Eliminasi
Pasien tidak mengalami gangguan pada eliminasinya baik sebelum dirawat di rumah sakit
maupun setelah dirawat di rumah sakit.
4. Gerak dan Aktivitas
Pasien mengatakan sedikit lemas, tetapi pasien mampu melakukan aktivitas sendiri seperti
makan,toileting, berpakaian walaupun kadang-kadang dibantu oleh keluarga.
5. Istirahat dan Tidur
Pasien mengatakan tidak ada gangguan dalam tidurnya. Dengan jam tidur dari pukul 22.00-
06.00 WITA.
6. Kebersihan Diri
Sebelum masuk rumah sakit pasien mengatakan mandi 1 x sehari. Setelah di rumah sakit
pasien hanya dilap dengan air hangatoleh kelurganya 1 x sehari.
7. Pengaturan Suhu Tubuh
Pada saat pengkajian pasien tidak ada keluhan panas,suhu tubuh pasien 36,5oC.
8. Rasa Nyaman
Pada saat pengkajian pasien mengeluh nyeri pada bagian antara leher dan pipinya, nyeri
hilang timbul, nyeri yang dirasakan seperti ditusuk jarum dengan skala nyeri 6 dari skala 0-
10. Pasien tampak meringis.
9. Rasa Aman
Pasien terlihat tenang, tidak cemas dan gelisah.
10. Sosialisasi dan Komunikasi
Pasien dapat berinteraksi dengan perawat, dokter, serta pasien tidak mengalami kesulitan
dalam bersosialisasi dengan keluarga ataupun lingkungan di rumah sakit walaupun dengan
suara yang sedikit serak.
11. Prestasi dan Produktivitas
Sebelum sakit pasien bekerja sebagai petani
12. Ibadah
Pasien beragama Hindu dan selama di rumah sakit pasien hanya diwakilkan oleh keluarganya
untuk sembahyang di Padmasana rumah sakit.
13. Rekreasi
Sebelum masuk rumah sakit pasien biasa menghabiskan waktunya dengan bertani.
14. Belajar
Pasien mengerti tentang tindakan pengobatan yang diberikan walaupun sesekali bertanya
dengan perawat.
E. Pengkajian Fisik
1. Keadaan Umum
a. Kesan Umum : Lemah
b. Kesadaran : Compos Mentis
c. Warna Kulit : Sawo matang
d. Turgor kulit : Elastis
e. BB: 50 kg
2. Gejala Kardinal
Nadi : 80 x permenit
Suhu : 36,5oc
Pernapasan : 20 x permenit
Tekanan darah : 130/80 mmHg
3. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : Simetris, bentuk lonjong, rambut hitam , rambut tersebar merata,tidak ada
benjolan, tidak ada nyeri tekan dan tidak ada lesi.
b. Mata : Simetris, kornea normal, reflek pupil +/+, sklera putih, Telinga : Simetris,
pendengaran kurang baik.
c. Mulut : Kebersihan gigi dan mulut cukup.
d. Leher : Ada benjolan di leher sebelah kiri.
e. Thorax : Simetris, tidak ada nyeri, gerakan teratur, tidak ada benjolan
f. Abdomen : Simetris. tidak ada lesi, tidak kembung
g. Ekstremitas : Atas : Terpasang IVRL di tangan kiri, terdapat lesi
Bawah : Tidak terdapat varises
h. Genetalia : Tidak terkaji
F. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium tanggal 24Oktober 2012
No Parameter Hasil Satuan Nilai Rujukan Remarks
1 WBC 1,97 x10^3/uL 4,10-11,00 Rendah
2 NE% 80,10 % 47,00-80,00
3 LY% 12,70 % 13,00-40,00
4 MO% 3,30 % 2,00-11,00
5 EO% 1,10 %
6 LUC% 0,50 % 0,60-4,00
7 NE# 2,40 x10^3/uL 0,00-4,00
8 LY# 1,58 x10^3/uL 2,50-7,50
9 MO# 0,25 x10^3/uL 1,00-4,00
10 EO# 0,07 x10^3/uL 0,10-1,20
11 BH# 0,02 x10^3/uL 0,00-1,10
12 LUC# 0,01 x10^3/uL 0,00-0,40
13 RBC 3,39 x10^6/uL 4,50-50,0 Rendah
14 HGB 13,00 g/dL 13,50-17,90 Rendah
15 MCT 30,50 % 41,00-53,00 Rendah
16 MCH 89,80 fL 80,00-100,00
17 MCHC 32,60 pq 31,00-36,00
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN
A. Analisa Data
No Data Standar Normal Masalah Keperawatan
1 Tidak ada keluhan nyeri
DS : pasien mengeluh Nyeri Kronis
Tidak meringis
nyeri pada bagian antara
Skala nyeri 0 dari
leher dan pipinya yang
dirasakan sejak 1 tahun skala0-10 yang
yang lalu, nyeri hilang diberikan
timbul, nyeri yang
dirasakan seperti ditusuk
jarum
DO :
Pasien terlihat meringis
Skala nyeri 6 dari skala 0-
10 yang diberikan
2 Nafsu makan baik dan
DS : pasien mengeluh Perubahan Nutrisi:
tidak nafsu makan dan tidak ada keluhan susah Kurang dari kebutuhan
susah menelan disertai menelan tubuh
mual Mual (-)
DO : Mampu menghabiskan 1
Pasien hanya mampu porsi makanan setiap
menghabiskan 1/3 porsi kali makan
makanan setiap Muntah (-)
kali
makan. BB tidak turun
Pasien terlihat kurus
Muntah(+) 3 kali ( + 1500
cc )
BB: 50 kg (sebelumnya 60
kg)
3 Tidak ada keluhan kulit
DS : Pasien mengatakan Kerusakan integritas
kulit dibagian leher terasa kering kulit
kering dan kusam Warna kulit sawo
DO : Kulit dibagian leher matang
Kulit tidak kering
berwarna hitam dan kering
dan dengan luka Tidak ada luka
4
DS : Pasien mengatakan Pasien tidak malu Harga Diri Rendah
tidak percaya diri/malu terhadap
terhadap penampilannya penampilannya
karena efek Pasien tidak Nampak
dari
radioterapi diam dan mau
DO : Pasien tampak diam bicara/berkomunikasi
di tempat tidur dan jarang
berbicara
B. Analisa Masalah
1. P : Nyeri Kronis
E : Pembengkakan jaringan
S : Pasien mengeluh nyeri pada bagian antara leher dan pipinya, nyeri
hilang timbul, nyeri yang dirasakan seperti ditusuk jarum, pasien terlihat meringis, skala
nyeri 6 dari skala 0-10 yang diberikan,
Proses terjadinya : kanker yang menyerang nasofaring mengakibatkan penekanan
dan kerusakan syaraf di daerah kanker yang berkibat timbulnya nyeri
Akibat jika tidak ditanggulangi: Terjadi syok neurogenik
2. P : Perubahan Nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh
E : Ketidakmampuan menelan
S : Pasien mengeluh tidak nafsu makan dan susah menelan disertai mual,
pasien hanya mampu menghabiskan 1/3 porsi makanan setiap kali makan, pasien terlihat
kurus, muntah(+) 3 kali ( +1500 cc ), BB: 58 kg ( sebelumnya 60 kg )
Proses terjadinya : Adanya kanker pada nasofaring menyebabkan sulitnya
menelan sehingga intake makanan berkurang yang mengakibatkan kurangnya nutrisi dari
kebutuhan tubuh.
Akibat jika tidak ditanggulangi :Nutrisi pasien tidak akan terpenuhi sehingga
memperlambat proses penyembuhan
3. P : Kerusakan integritas kulit
E : Efek dari radioterapi
S : Pasien mengatakan kulit dibagian leher terasa kering dan kusam, kulit

dibagian leher berwarna hitam dan kering dan dengan luka

Proses terjadinya : sinar yang dihasilkan oleh radioterapi tidak hanya merusak

sel yang abnormal tetapi juga merusak sel yang sehat sehingga terjadi flek-flek hitam pada
daerah yang terkena radioterapi

Akibat jika tidak ditanggulangi :Akan menyebabkan bekas luka atau lesi
4. P : Harga Diri Rendah
E : Perubahan pada citra diri
S : Pasien mengatakan tidak percaya diri/maluterhadap penampilannya karena
efek dari radioterapi, pasien tampak diam di tempat tidur danjarang berbicara
C. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Kronis berhubungan dengan pembengkakan jaringan ditandai dengan pasien mengeluh
nyeri pada bagian antara leher dan pipinya, nyeri hilang timbul, nyeri yang dirasakan seperti
ditusuk jarum, pasien terlihat meringis, skala nyeri 6 dari skala 0-10 yang diberikan,
2. Perubahan Nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan
menelan ditandai dengan pasien mengeluh tidak nafsu makan dan susah menelan disertai
mual, pasien hanya mampu menghabiskan 1/3 porsi makanan setiap kali makan, pasien
terlihat kurus, muntah(+) 3 kali ( +1500 cc ), BB: 58 kg ( sebelumnya 60 kg )
3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan efek dari radioterapi ditandai dengan pasien
mengatakan kulit dibagian leher terasa kering dan kusam, kulit dibagian leher berwarna hitam
dan kering dan dengan luka
4. Harga Diri Rendah berhubungan dengan perubahan pada citra diriditandai dengan pasien
mengatakan tidak percaya diri/maluterhadap penampilannya karenaefek dari radioterapi,
pasien tampak diam di tempat tidur danjarang berbicara
III. RENCANA KEPERAWATAN
A. Prioritas Diagnosa.
1. Nyeri Kronis berhubungan dengan pembengkakan jaringan ditandai dengan pasien mengeluh
nyeri pada bagian antara leher dan pipinya, nyeri hilang timbul, nyeri yang dirasakan seperti
ditusuk jarum, pasien terlihat meringis, skala nyeri 6 dari skala 0-10 yang diberikan,
2. Perubahan Nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan
menelan ditandai dengan pasien mengeluh tidak nafsu makan dan susah menelan disertai
mual, pasien hanya mampu menghabiskan 1/3 porsi makanan setiap kali makan, pasien
terlihat kurus, muntah(+) 3 kali ( +1500 cc ), BB: 58 kg ( sebelumnya 60 kg )
3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan efek dari radioterapi ditandai dengan pasien
mengatakan kulit dibagian leher terasa kering dan kusam, kulit dibagian leher berwarna hitam
dan kering dan dengan luka
4. Harga Diri Rendah berhubungan dengan perubahan pada citra diriditandai dengan pasien
mengatakan tidak percaya diri/maluterhadap penampilannya karenaefek dari radioterapi,
pasien tampak diam di tempat tidur danjarang berbicara
No. Diagnosa Tujuan Dan Kriteria Intervensi Rasional
Keperawatan Hasil
1. Nyeri Kronis Setelah diberikan Aktivitas yang meningkat
Minimalkan
berhubungan asuhan keperawatan aktivitas pasien dapat meningakatkan rasa
dengan selama 2x 24 jam Pantau TTV nyeri
pembengkakan diharapkan nyeri pasien Anjurkan teknik
Mengetahui perkembangan
jaringan ditandai berkurang dengan relaksasi TTV pasien
dengan pasien outcome: progresif Teknik relaksasi dan distraksi
dan
mengeluh Tidak ada keluhan nyeri
nyeri latihan nafas berguna untuk mengalihkan
Tidak meringis
pada bagian antara dalam perhatian pasien terhadap
Skala nyeri berkurang
leher dan pipinya, Kolaboratif dalam nyeri
nyeri hilang pemberian Berindikasi menurunkan rasa
timbul, nyeri yang analgetik nyeri
dirasakan seperti
ditusuk jarum,
pasien terlihat
meringis, skala
nyeri 6 dari skala
0-10 yang
diberikan,
2 Perubahan Nutrisi: Setelah Pantau masukan
diberikan Mengidentifikasi
Kurang dari asuhan keperawatan makanan setiap kekuatan/defisiensi nutrisi
kebutuhan tubuh selama 224 jam hari Meningkatkan masukan oral
berhubungan diharapkan Anjurkan makan
kebutuhan Memberikan pengertian
dengan nutrisi adekuat dengan porsi kecil tetapi kepada pasien
ketidakmampuan outcome: sering
menelan Nafsu makan baik dan
ditandai Jelaskan
dengan pasien tidak ada keluhan susah pentingnya nutrisi
mengeluh tidak menelan yang adekuat
Mual (-)
nafsu makan dan
susah Mampu menghabiskan 1
menelan
disertai mual, porsi makanan setiap
pasien hanya kali makan
mampu Muntah (-)
menghabiskan 1/3
porsi makanan
setiap kali makan,
pasien terlihat
kurus, muntah(+)
3 kali ( + 1500 cc
), BB: 58 kg (
sebelumnya 60 kg
)
3 Kerusakan Setelah Anjurkan mandi
diberikan Melancarkan peredaran darah
integritas kulit asuhan keperawatan dan badan pasien tidak
dengan
berhubungan selama 224 jam berbau
menggunakan air
dengan efek dari diharapkan kebutuhan Agar menghindari infeksi
radioterapi nutrisi adekuat dengan hangat atau sabun kulit
ditandai dengan outcome: Agar tidak menimbulkan
Anjurkan pasien
Tidak ada keluhan kulit
pasien mengatakan keringat yang dapat
untuk
kulit dibagian kering menyebabkan iritasi kulit
Warna kulit sawo matang
leher terasa kering menghindari krim
Kulit tidak kering
dan kusam, kulit
kulit apapun,
dibagian Tidak ada luka
leher
bedak, salep
berwarna hitam
dan kering dan kecuali diijinkan
dengan luka
oleh dokter

Anjurkan untuk

menghindari

pakaian yang

ketat pada daerah

tersebut

4 Harga Diri Rendah Setelah Beri kesempatan


diberikan Mengekspresikan perasaan
berhubungan asuhan keperawatan pasien untuk dapat mengurangi rasa malu
dengan perubahan selama 224 jam mengekspresikan atau rasa tidak percaya diri
pada citra diharapkan kebutuhan perasaan pasien
diriditandai nutrisi adekuat dengan khususnya Lingkungan yang nyaman
dengan pasien outcome: tentang keadaan diharapkan dapat

mengatakan tidak Pasien tidak malu penyakitnya. mengurangi rasa harga diri
percaya diri/malu terhadap penampilannya Beri privasi dan yang rendah
terhadap Pasien tidak nampak lingkungan yang
penampilannya diam dan mau bicara nyaman
karena efek dari /berkomunikasi
radioterapi, pasien
tampak diam di
tempat tidur dan
jarang berbicara
IV. IMPLEMENTASI
Hari/Tgl/Jam No. Dx Implementasi Evaluasi Formatif Paraf
Rabu, 24 1 Kolaboratif pemberian Obat berhasil masuk,
Oktober 2012 2 analgetik 31 ampul tidak ada alergi
15.00 3 Menjelaskan Pasien mau
16.00 1 pentingnya nutrisi yang mendengarkan
17.00 2 adekuat Pasien mau menurut,
21.30 2 Menganjurkan mandi Tekanan darah =
1 dengan menggunakan 110/80 mmHg, suhu=
1 air hangat atau sabun 36,5oC, nadi= 72x
Memantau TTV permenit,
Memantau masukan Pasien mampu
makanan setiap hari menghabiskan 1/3 porsi
Menganjurkan makan setiap kali makan
porsi kecil tetapi sering Pasien mau mengikuti
Minimalkan aktivitas Pasien mau menurut
pasien Pasien mau melakukan
Menganjurkan teknik nafas dalam
relaksasi progresif dan
latihan nafas dalam
Kamis, 25 1 Kolaboratif pemberian Obat berhasil masuk,
Oktober 2012 2 analgetik 31 ampul tidak ada alergi
08.00 1 Menjelaskan Pasien mau
11.00 2 pentingnya nutrisi yang mendengarkan
12.30 2 adekuat Tekanan darah =
14.00 3 Memantau TTV 110/70 mmHg, suhu=
15.00 3 Memantau masukan 36oC, nadi= 68x
20.00 1 makanan setiap hari permenit,
21.30 1 Menganjurkan makan Pasien mampu
1 porsi kecil tetapi sering menghabiskan porsi
2 Menganjurkan pasien setiap kali makan
1 untuk menghindari Pasien mau mengikuti
2 krim kulit apapun, Pasien mau mematuhi
2
bedak, salep kecuali pasien mau mengikuti
1
1 diijinkan oleh dokter Pasien mau menurut
Menganjurkan untuk Pasien mau melakukan
menghindari pakaian nafas dalam
yang ketat pada daerah Obat berhasi masuk,
tersebut tidak ada alergi
Minimalkan aktivitas Pasien mau
pasien mendengarkan
Menganjurkan teknik Tekanan darah =
relaksasi progresif dan 110/80 mmHg, suhu=
latihan nafas dalam 36,3oC, nadi= 72x
Kolaboratif pemberian permenit,
analgetik 31 ampul Pasien mampu
Menjelaskan menghabiskan 1/3 porsi
pentingnya nutrisi yang setiap kali makan
adekuat Pasien mau mengikuti
Memantau TTV Pasien mau menurut
Memantau masukan Pasien mau melakukan
makanan setiap hari nafas dalam
Menganjurkan makan
porsi kecil tetapi sering
Minimalkan aktivitas
pasien
Menganjurkan teknik
relaksasi progresif dan
latihan nafas dalam
Jumat, 26 1 Kolaboratif pemberian Obat berhasi masuk,
Oktober 2012 1 analgetik 31 ampul tidak ada alergi
08.00 2 Memantau TTV Tekanan darah =
11.00 2 Memantau masukan 120/70 mmHg, suhu=
12.30 4 makanan setiap hari 36,5oC, nadi= 72x
14.00 4 Menganjurkan makan permenit,
1 porsi kecil tetapi sering Pasien mampu
1 Memberikan menghabiskan porsi
kesempatan pasien setiap kali makan
untuk mengekspresikan Pasien mau mengikuti
perasaan khususnya Pasien mau menurut
tentang keadaan Pasien mau melakukan
penyakitnya. nafas dalam
Beri privasi dan
lingkungan yang
nyaman
Minimalkan aktivitas
pasien
Menganjurkan teknik
relaksasi progresif dan
latihan nafas dalam
V. EVALUASI
No. Hari/Tgl/Jam No. Dx Evaluasi Sumatif Paraf
1. Kamis, 26 1 S: Pasien sedikit mengeluh nyeri
Oktober 2012 O: pasien tampak tenang, skala nyeri 4 dari
Pk. 15.00 skala 0-10 yang diberikan
WITA A: Tujuan tercapai sebagian
P: Lanjutkan Intervensi
2 Kamis, 26 2 S : Pasien masih mengeluh susah menelan
Oktober 2012 dan tidak nafsu makan
Pk. 15.00 O : Muntah (-), pasien mampu menghabiskan
WITA porsi makanan
A : Tujuan belum tercapai
P : Lanjutkan intervensi
3 Kamis, 26 3 S: Pasien masih mengeluh kulitnya kering
Oktober 2012 dibagian leher
Pk. 15.00 O: kulit leher terlihat kering dan kusam
WITA A: Tujuan Belum Tercapai
P: Lanjutkan Intervensi
4 Kamis, 26 4 S: Pasien sudah tidak merasa malu
Oktober 2012 terhadap kondisinya
Pk. 15.00 P: Pasien sudah mau terbuka dan sudah
WITA mau beraktivitas dan mau berbicara dengan
pasien disebelahnya
A: Tujuan Tercapai
P:
I Putu Juniartha Semara Putra

Anda mungkin juga menyukai