Anda di halaman 1dari 7

11. [KD 1.1.

3 Aspek Menulis di kelas tinggi]

Pendekatan menekankan keterpaduan empat aspek keterampilan berbahasa


(menyimak, berbicara, membaca, dan menulis) dalam pembelajaran adalah salah satu
Pendekatan yang disarankan dalam pembelajaran menulis yang disebut ....

pendekatan komunikatif

Pendekatan integratif

Pendekatan keterampilan proses

Pendekatan tematis
Jawaban b.

Pendekatan yang disarankan dalam pembelajaran menulis : 1) Pendekatan komunikatif


memfokuskan pada keterampilan siswa mengimplementasikan fungsi bahasa (untuk
berkomunikasi) dalam pembelajaran.

2) Pendekatan integratif menekankan keterpaduan empat aspek keterampilan berbahasa


(menyimak, berbicara, membaca, dan menulis) dalam pembelajaran.

3) Pendekatan keterampilan proses memfokuskan keterampilan siswa dalam mengamati,


mengklasifikasi, menginterpretasi, dan mengkomunikasikan.

4) Pendekatan tematis menekankan tema pembelajaran sebagai payung/pemandu dalam


pembelajaran

12. [KD 1.1.3 Aspek Menulis di kelas tinggi]

Di bawah ini yang bukan merupakan Teknik menulis cerita terdiri atas hal-hal sebagai
berikut ....

menjawab pertanyaan

membuat kalimat

subtitusi

Persuasi

13. [KD 1.1.3 Aspek Menulis di kelas tinggi]


Model pembelajaran menulis cerita/cerpen di SD meliputi hal-hal berikut, kecuali ....

Menceritakan gambar

Melanjutkan cerita

Menceritakan pengalaman

Mendeskripsikan cerita
Jawaban : d.

Model pembelajaran menulis cerita/cerpen di SD meliputi: menceritakan gambar,


melanjutkan ceria lain, menceitakan mimpi, menceritakan pengalaman, dan menceritakan
cita-cita

14. [KD 1.2.2 Merancang berbagai kegiatan menulis di kelas tinggi]

Berikut adalah kegiatan menulis lanjutan di kelas tinggi, kecuali ....

menulis tentang berbagai topik

menulis pengumuman

menulis pantun

menulis memo
Jawaban : d.

5. [KD 1.2.3 Perencanaan dan Pelaksanaan evaluasi pembelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia]

karakteristik perencanaan pengajaran yang baik hendaknya mengandung prinsip


sebagai berikut ....

Memiliki sikap objektif rasio (tepat dan masuk akal), komprehensif dan sistematis
(menyeluruh dan tersusun rapi).

Merupakan suatu wahana atau wadah untuk mengembangkan segala potensi yang ada
dan dimiliki oleh anak didik.

Mengendalikan kekuatan sendiri, bukan didasarkan atas kekuatan orang lain.

Melakukan studi kasus yang berkesinambungan.


Jawabannya a.

Menurut Akhlan dan Rahman (1997:7), karakteristik perencanaan pengajaran yang baik
hendaknya mengandung prinsip sebagai berikut:

a. Mengembangkan hubungan interaksi yang baik di antara sesama manusia, dalam hal ini
siswa dan guru serta personal terkait.

b. Merupakan suatu wahana atau wadah untuk mengembangkan segala potensi yang ada
dan dimiliki oleh anak didik.

c. Memiliki sikap objektif rasio (tepat dan masuk akal), komprehensif dan sistematis
(menyeluruh dan tersusun rapi).

d. Mengendalikan kekuatan sendiri, bukan didasarkan atas kekuatan orang lain, Didukung
oleh fakta dan data yang menunjang pencapaian tujuan yang telah di dirumuskan.

e. Fleksibel dan dinamis, artinya mudah disesuaikan dengan keadaan serta perkembangan
ke arah yang lebih baik dan maju.
6. [KD 1.2.3 Perencanaan dan Pelaksanaan evaluasi pembelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia]

tahap mengumpulkan informasi tentang keadaan objek evaluasi (siswa) dengan


menggunakan teknik tes atau nontes disebut tahapan ....

Tahap Tindak Lanjut

Tahap Persiapan

Tahap Pelaksanaan

Tahap Pengolahan Hasil


Jawaban : c.

Berikut ini penjelasan singkat tentang keempat tahap evaluasi pembelajaran tersebut.

(1) Tahap Persiapan


Menurut Damaianti (2007: 8) tahap ini disebut juga tahap perencanaan dan perumusan
kriterium. Langkahnya meliputi:
(a) perumusan tujuan evaluasi;
(b) penetapan aspek-aspek yang akan dievaluasi;
(c) menetapkan metode dan bentuk evaluasi (tes/nontes);
(d) merencanakan waktu evaluasi;
(e) melakukan uji coba (untuk tes) agar dapat mengukur validitas dan reliabilitasnya.

Untuk evaluasi yang menggunakan tes, hasil dari tahap ini adalah kisi-kisi soal dan
seperangkat alat tes: soal, lembar jawaban (untuk tes tulis), kunci jawaban, dan pedoman
penilaian.

2) Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan atau disebut juga dengan tahap pengukuran dan pengumpulan data
adalah tahap untuk mengumpulkan informasi tentang keadaan objek evaluasi (siswa)
dengan menggunakan teknik tes atau nontes. Bila menggunakan teknik tes, soal yang
igunakan sebaiknya sudah teruji validitas dan reliabilitasnya. Tes yang digunakan dapat
berbentuk tes tulis, lisan, atau praktik.

3) Tahap Pengolahan Hasil


Tahap pengolahan hasil adalah tahap pemeriksaan hasil evaluasi dengan memberikan skor.
Skor yang diperoleh siswa selanjutnya diubah menjadi nilai. Pada tes tulis pemeriksaan
hasil dilakukan setelah tes selesai, sedangkan pada tes lisan dan praktik, pemberian nilai
dilakukan bersamaan dengan waktu pelasanaan tes tersebut.

4) Tahap Tindak Lanjut


Tahap tindak lanjut atau disebut juga tahap penafsiran adalah tahap untuk mengambil
keputusan berdasarkan nilai yang dihasilkan pada tahap pengolahan hasil, misalnya:
a. memperbaiki proses belajar mengajar
b. memperbaiki kesulitan belajar siswa
c. memperbaiki alat evaluasi
d. membuat laporan evaluasi (rapor).

7. [KD 1.3.1 Merumuskan hakikat (pengertian,tujuan,jenis,manfaat) membaca]


membaca yang mengutamakan isi bacaan sebagai ungkapan pikiran, perasaan, dan
kehendak penulis. Bila hanya ingin mengetahui isinya, membaca cerdas bersifat lugas.
Akan tetapi, bila maksudnya untuk memahami dan memilki isi bacaan, maka tergolong
kedalam membaca jenis ....

Membaca cerdas atau membaca dalam hati

Membaca bahasa

Membaca teknis

Membaca bebas
Jawaban : a.

Menurut Soedjono dalam Sue (2004:18-21) ada lima macam membaca, yaitu:

membaca bahasa, membaca cerdas atau membaca dalam hati, membaca teknis, membaca
emosional, dan membaca bebas.

1) Membaca bahasa
Membaca bahasa adalah membaca yang mengutamakan bahasa bacaan. Membaca bahasa
mementingkan segi bahasa bacaan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membaca
bahasa adalah kesesuian pikir dengan bahasa, perbendaharaan bahasa yang meliputi kosa
kata, struktur kalimat, dan ejaan.

2) Membaca cerdas atau membaca dalam hati


Membaca cerdas adalah membaca yang mengutamakan isi bacaan sebagai ungkapan
pikiran, perasaan, dan kehendak penulis. Bila hanya ingin mengetahui isinya, membaca
cerdas bersifat lugas. Akan tetapi, bial maksudnya untuk memahami dan memilki isi
bacaan, maka disebut membaca belajar.

3) Membaca teknis
Membaca teknis adalah membaca dengan mengarahkan bacaan secara wajar. Wajar
maksudnya sesuai ucapan, tekanan, dan intonasinya. Pikiran, perasaan, dan kemauan yang
tersimpan dalam bacaan dapat diaktualisasikan dengan baik.

4) Membaca emosional
Membaca emosional adalah membaca sebagai sarana untuk memasuki perasaan, yaitu
keindahan isi, dan keindahan bahasanya.

5) Membaca bebas
Membaca bebas adalah membaca sesuatu atas kehendak sendiri tanpa adanya unsur
paksaan dari luar. Unsur dari luar misalnya guru, orang tua, teman, atau pihak-pihak lain.

18. [KD 1.3.1 Merumuskan hakikat (pengertian,tujuan,jenis,manfaat) membaca]

1. menggunakan ucapan yang tepat,


2. menggunakan frase yang tepat,
3. menggunakan intonasi suara yang wajar,
4. dalam posisi sikap yang baik,
5. menguasai tanda-tanda baca,
6. membaca dengan terang dan jelas,

keterampilan di atas, harus dipunyai dalam jenis membaca ....


Membaca cerdas atau membaca dalam hati

Membaca bahasa

Membaca teknis

Membaca nyaring
jawaban : d.

JENIS-JENIS MEMBACA DAN KARAKTERISTIKNYA :

Ditinjau dari segi terdengar atau tidaknya suara pembaca waktu melakukan kegiatan
membaca, maka proses membaca dapat dibedakan menjadi :

A. Membaca Nyaring
Membaca nyaring adalah kegiatan membaca dengan menyuarakan tulisan yang dibacanya
dengan ucapan dan intonasi yang tepat agar pendengar dan pembaca dapat menangkap
informasi yang disampaikan oleh penulis, baik yang berupa pikiran, perasaan, sikap,
ataupun pengalaman penulis. Ketrampilan yang dituntut dalam membaca nyaring adalah
berbagai kemampuan, diantaranya adalah :
1. menggunakan ucapan yang tepat,
2. menggunakan frase yang tepat,
3. menggunakan intonasi suara yang wajar,
4. dalam posisi sikap yang baik,
5. menguasai tanda-tanda baca,
6. membaca dengan terang dan jelas,
7. membaca dengan penuh perasaan, ekspresif,
8. membaca dengan tidak terbata-bata,
9. mengerti serta memahami bahan bacaan yang dibacanya,
10. kecepatan bergantung pada bahan bacaan yang dibacanya,
11. membaca dengan tanpa terus-menerus melihat bahan bacaan,
12. membaca dengan penuh kepercayaan pada diri sendiri.

B. Membaca Dalam Hati


Membaca dalam hati adalah kegiatan membaca yang dilakukan dengan tanpa
menyuarakan isi bacaan yang dibacanya. Ketrampilan yang dituntut dalam membaca
dalam hati antara lain sebagai berikut:
1. membaca tanpa bersuara, tanpa bibir bergerak, tanpa ada desis apapun,
2. membaca tanpa ada gerakan-gerakan kepala,
3. membaca lebih cepat dibandingkan dengan membaca nyaring,
4. tanpa menggunakan jari atau alat lain sebagai penunjuk,
5. mengerti dan memahami bahan bacaan,
6. dituntut kecepatan mata dalam membaca,
7. membaca dengan pemahaman yang baik,

19. [KD 1.3.5 membandingkan berbagai jenis wacana bahasa indonesia (deskripsi
narasi)]

Pendekatan untuk mendapat tanggapan emosional pembaca ataupun kesan pembaca


adalah contoh Pendekatan Deskripsi jenis ....

Pendekatan Ekspositoris.

Pendekatan Impresionistik
Pendekatan menurut sikap pengarang

Pendekatan Realistik
jawabannya : b.

PENDEKATAN DESKRIPSI
Pendekatan dalam pendeskripsian dapat dibedakan menjadi beberapa kategori pendekatan
yaitu:

1. Pendekatan Ekspositoris
Dalam pendekatan ini kita berusaha agar deskripsi yang kita buat dapat memberi
keterangan sesuai dengan keadan yang sebenarnya, sehingga pembaca dapat seolah-olah
ikut melihat atau merasakan objek yang kita deskripsikan. Karangan jenis ini berisi daftar,
detail sesuatu secara lengkap sehingga pembaca dan penalarannya dapat memperoleh
kesan keseluruhan tentang sesuatu.

2. Pendekatan Impresionistik
Tujuan deskripsi impresionistik ialah untuk mendapatkan tanggapan emosional pembaca
ataupun kesan pembaca. Corak deskripsi ini diantaranya juga ditentukan oleh macam
kesan apa yang diinginkan penulisnya.

3. Pendekatan menurut Sikap Pengarang


Pendekatan ini sangat bergantung pada tujuan yang ingin dicapai, sifat objek, serta
pembaca deskripsinya. Dalam menguraikan sebuah gagasan penulis mungkin
mengharapkan agar pembaca merasa tidak puas terhadapa suatu tindakan atau keadaan,
atau penulis menginginkan agar pembaca juga harus merasakan bahwa persoalan yang
dihadapi merupakan masalah yang gawat. Penulis juga dapat membayangkan bahwa akan
terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, sehingga pembaca dari semula sudah disiapkan
perasaan yang kurang enak, seram, takut, dan sebagainya (Alkhaidah, 1997).

20. [Kd 3.1.1 Merancang aktivitas pembelajaran berdasarkan prinsip dan teori
pembelajaran matematika]
Perhatikan contoh berikut. penjumlahan bilangan positif dan negatif siswa mencoba sendiri
dengan menggunakan garis bilangan. Contoh tersebut dikemukakan Bruner dalam Teorema
Pembelajaran Matematika ....

Penyusunan

Notasi

Pengkontrasan dan Keanekaragaman

Pengaitan

Jawaban: a.

Berdasarkan hasil pengamatannya, Brunner merumuskan 5 teorema dalam pembelajaran


matematika, yaitu :

1) Teorema Penyusunan
Menerangkan bahwa cara yang terbaik memulai belajar suatu konsep matematika, dalil,
defenisi, dan semacamnya adalah dengan cara menyusun penyajiannya. Misalnya dalam
mempelajari penjumlahan bilangan positif dan negatif siswa mencoba sendiri dengan
menggunakan garis bilangan.

2) Teorema Notasi
Menerangkan bahwa dalam pengajaran suatu konsep, penggunaan notasi-notasi
matematika harus diberikan secara bertahap, dari yang sederhana ke yang lebih kompleks.

3) Teorema Pengkontrasan dan Keanekaragaman


Menerangkan bahwa pengontrasan dan keanekaragaman sangat penting dalam melakukan
pengubahan konsep matematika dari yang konkrit ke yang lebih abstrak. Dalam hal ini
diperlukan banyak contoh. Contoh yang diberikan harus sesuai dengan rumusan yang
diberikan. Misalnya menjelaskan persegi panjang, disertai juga kemungkinan jajaran
genjang dan segi empat lainnya selain persegi panjnag. Dengan demikian siswa dapat
membedakan apakah segi empat yang diberikan padanya termasuk persegi panjang atau
tidak.

4) Teorema Pengaitan
Menerangkan bahwa dalam matematika terdapat hubungan yang berkaitan antara satu
konsep dengan konsep yang lain. Di mana materi yang satu merupakan prasyarat yang
harus diketahui untuk mempelajari materi yang lain.

Anda mungkin juga menyukai