Anda di halaman 1dari 103

BAB II

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

Kabupaten Wonogiri terletak di sebelah tenggara Provinsi Jawa Tengah, dan


merupakan salah satu kabupaten yang pembentukannya ditetapkan dengan
UndangUndang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah
Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Jawa Tengah. Sejalan dengan undang-
undang tersebut dan sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Wonogiri Nomor 3
Tahun 2002, pembagian wilayah administrasi di Kabupaten Wonogiri terdiri dari 25
Kecamatan serta 294 desa/ kelurahan, yang meliputi sejumlah 251 desa dan 43
kelurahan. Kabupaten Wonogiri terkenal dengan sebutan Kota Gaplek.

Untuk melihat lebih jauh berbagai keberhasilan dan permasalahan yang


dihadapi Kabupaten Wonogiri di berbagai bidang kehidupan, di bawah ini akan
dipaparkan Gambaran Umum Kabupaten Wonogiri yang diawali dengan uraian
tentang sejarah tentang lahirnya Kabupaten Wonogiri.

Sejarah berdirinya Kabupaten Wonogiri dimulai dari embrio "Kerajaan Kecil" di


Bumi Nglaroh Desa Pule Kecamatan Selogiri. Di daerah inilah dimulainya
penyusunan bentuk organisasi pemerintahan yang masih sangat terbatas dan sangat
sederhana, yang di kemudian hari menjadi simbol semangat pemersatu perjuangan
rakyat.

Inisiatif untuk menjadikan Wonogiri (Nglaroh) sebagai basis perjuangan Raden


Mas Said, adalah dari rakyat Wonogiri sendiri (Wiradiwangsa) yang kemudian
didukung oleh penduduk Wonogiri pada saat itu. Mulai saat itulah Nglaroh (Wonogiri)
menjadi daerah yang sangat penting, yang melahirkan peristiwa-peristiwa bersejarah
di kemudian hari. Tepatnya pada hari Rabu Kliwon tanggal 3 Rabi'ul Awal (Mulud)
Tahun Jumakir, Windu Senggoro: Angrasa Retu Ngoyang Jagad atau 1666, dan
apabila mengikuti perhitungan masehi maka menjadi hari Rabu Kliwon tanggal 19
Mei 1741 (Kahutaman Sumbering Giri Linuwih), Nglaroh telah menjadi kerajaan kecil
yang dikuatkan dengan dibentuknya kepala punggawa dan patih sebagai
perlengkapan (institusi pemerintah) suatu kerajaan walaupun masih sangat
sederhana.

Masyarakat Wonogiri dengan pimpinan Raden Mas Said selama penjajajahan


Belanda telah pula menunjukkan reaksinya menentang kolonial. Jerih payah
pangeran Samber Nyawa (Raden Mas Said) ini berakhir dengan hasil sukses terbukti
beliau dapat menjadi Adipati di Mangkunegaran dan bergelar Kanjeng Gusti
Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegoro I. Peristiwa tersebut diteladani dan

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.1


diingat hingga sekarang karena berkat sikap dan sifat kahutaman (keberanian dan
keluhuran budi) perjuangan para pemimpin dan pemuka masyarakatnya yang selalu
didukung dengan semangat kerja sama dari seluruh rakyat di Kabupaten Wonogiri.

Ditemukannya hari jadi Wonogiri pada tanggal 19 Mei 1741, menjadi sumber
kebanggaan dan sekaligus sebagai sumber pendorong kemajuan dan pembangunan
daerah Wonogiri. Hari jadi itu sendiri sebenarnya merupakan jati diri yang akan
menjadi titik tolak untuk melihat ke masa depan dengan pembangunan yang
berkesinambungan yang berpedoman pada Stabilitas Undang-undang Koordinasi
Sasaran Evaluasi dan Semangat Juang (SUKSES) Kabupaten Wonogiri.

Kondisi Kabupaten Wonogiri yang kaya akan kepemilikan gunung dan


perbukitan dengan unsur tanah yang bervariasi, merupakan menyimpan kekayaan
akan potensi alam, seperti: hutan, sungai, waduk dan gua yang sangat potensial
sebagai salah satu Daerah Tujuan Wisata (DTW). Oleh karenanya, menjadikan
Kabupaten Wonogiri sebagai Daerah Tujuan Wisata (DTW) sangatlah dimungkinkan,
dengan alasan: (i) Dekat dengan Daerah Tujuan Wisata (DTW) Kota Solo dan DTW
Kota Yogyakarta; (ii) Dekat dengan Bandara Adi Sumarmo Solo; (iii) Event-event
pariwisata cukup potensial; (iv) Jaringan transportasi cukup lancar dari Pacitan,
Ponorogo (Jawa Timur), Solo dan Yogyakarta; serta (v) Potensi alam dan fasilitas
cukup memadai.

Kabupaten Wonogiri juga kaya obyek wisata ritual, yang tidak bisa dilepaskan
dari sejarahnya yang didirikan oleh Raden Mas Said atau Pangeran Sambernyowo
atau Mangkunegoro I. Salah satu petilasan RM. Said adalah Momumen Watu Gilang
di Nglaroh Selogiri, Sendang Siwani yang terletak di Kecamatan Selogiri kurang lebih
5 Km arah ke utara Kota Wonogiri dan masih banyak petilasan yang lain, sebagai
wisata ritual yang banyak dikunjungi orang untuk meditasi dan ngalab berkah pada
malam Selasa Kliwon dan Jumat Kliwon.
2.1 Aspek Geografi dan Demografi

Kabupaten Wonogiri dalam skala wilayah Provinsi Jawa Tengah


merupakan salah satu dari 35 kabupaten dan kota yang mempunyai nilai cukup
strategis dan memiliki peranan yang sangat penting dalam proses pertumbuhan
wilayah di Jawa Tengah Bagian Selatan pada khususnya dan di wilayah
Indonesia pada umumnya. Kabupaten Wonogiri bersama dengan 6 kabupaten
dan kota lain di wilayah Subosuka Wonosraten merupakan wilayah
pertumbuhan Jawa Tengah Bagian Selatan, dengan pusat pertumbuhan ada di
Kota Surakarta. Kabupaten Wonogiri, menjadi salah satu daerah yang masuk
sebagai kawasan andalan dan kasawasan stretegis dalam dokumen RTRW

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.2


Provinsi Jawa Tengah. Untuk memberikan gambaran yang lebih luas, akan
dijabarkan aspek geografi dan aspek demografi di Kabupaten Wonogiri.

2.1.1 Aspek Geografi

Dari segi geografis, Kabupaten Wonogiri terletak di antara 7 o32 dan


8o15 Lintang Selatan (LS) dan antara 110 o41 dan 111o18 Bujur Timur (BT)
dengan luas wilayah kurang lebih 182.236,0236 Hektar (atau sekitar 5,59%
dari luas wilayah Propinsi Jawa Tengah). Batas Wilayah Kabupaten
Wonogiri, yaitu:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten


Karanganyar;
2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Magetan dan Ponorogo
(Jawa Timur);
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia dan Kabupaten
Pacitan (Jawa Timur); dan
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Gunung Kidul (DIY).

Secara administrasi, Kabupaten Wonogiri terbagi atas 25 Kecamatan


dengan 251 Desa dan 43 Kelurahan serta 2.306 Dusun/Lingkungan. Letak
kecamatan terjauh yaitu Kecamatan Paranggupito dari ibukota kabupaten
sejauh 68 km, kecamatan terdekat dengan ibukota kabupaten adalah
Kecamatan Selogiri. Kecamatan Puhpelem yang memiliki luas wilayah 3.162
ha merupakan kecamatan yang tersempit wilayahnya, sedangkan kecamatan
yang paling luas adalah Kecamatan Pracimantoro dengan luas wilayah
14.214,3 ha. Sementara Kecamatan Karangtengah adalah kecamatan yang
paling tinggi lokasinya yang berada pada ketinggian 600 m di atas
permukaan air laut dan yang paling rendah adalah Kecamatan Selogiri yang
berada pada ketinggian 106 m di atas permukaan air laut. Gambaran Peta
Wilayah Wonogiri, selengkapnya dapat dilihat pada Gambar berikut.

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.3


Gambar 2.1 Peta Wilayah Kabupaten Wonogiri Berdasar Wilayah
Administarsi
Sumber: BAPPEDA Kabupaten Wonogiri (2010)

Kecamatan yang paling luas di Kabupaten Wonogiri adalah Kecamatan


Pracimantoro dengan luas wilayah 14.214,3245 Hektar, sedang Kecamatan
yang paling sempit adalah Kecamatan Puhpelem yang memiliki luas wilayah
3.161,5400 Hektar. Gambaran luas Kabupaten Wonogiri berdasar
kecamatan, selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.1 Luas Daerah Kabupaten Wonogiri Diperinci Menurut Kecamatan


(dalam Hektar)
No. Kecamatan Luas Wilayah (Ha) Peringkat
(1) (2) (3) (4)
01. Pracimantoro 14.214,3245 - 01
02. Paranggupito 6.475,4225 - 13
03. Giritontro 6.163,2230 - 17
04. Giriwoyo 10.060,1306 - 03
05. Batuwarno 5.165,0000 - 21

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.4


06. Karangtengah 8.459,0000 - 07
07. Tirtomoyo 9.301,0885 - 05
08. Nguntoronadi 8.040,5175 - 10
09. Baturetno 8.910,3800 - 06
10. Eromoko 12.035,8598 - 02
11. Wuryantoro 7.260,7700 - 11
12. Manyaran 8.164,4365 - 09
13. Selogiri 5.017,9805 - 22
14. Wonogiri 8.292,3600 - 08
15. Ngadirojo 9.325,5560 - 04
16. Sidoharjo 5.719,7045 - 19
17. Jatiroto 6.277,3620 - 15
18. Kismantoro 6.986,1125 - 12
19. Purwantoro 5.952,7837 - 18
20. Bulukerto 4.051,8455 - 24
21. Puhpelem 3.161,5400 - 25
22. Slogohimo 6.414,7955 - 14
23. Jatisrono 5.002,7400 - 23
24. Jatipurno 5.546,4090 - 20
25. Girimarto 6.236,6815 - 16
Kabupaten Wonogiri 182.236,0236 -

Sumber: Peraturan Daerah No.3 Th 2002 dalam BPS Kab. Wonogiri. (2010).
Wonogiri Dalam Angka Tahun 2009, hal. 9 [Tabel 1.4]. Data diolah
kembali.

Dari sisi jarak, jarak kecamatan dari Ibukota Kabupaten Wonogiri yang
terjauh adalah Kecamatan Paranggupito yaitu sekitar 68 km dan Kecamatan
yang terdekat adalah Kecamatan Selogiri dengan jarak 6 km dari Ibukota
Kabupaten.

Dari isi ketinggian dari permukaan laut di wilayah Kabupaten Wonogiri,


secara umum berkisar antara 100 600 m di atas permukaan air laut (dpl)
dengan ketinggian rata rata sekitar 275 m di atas permukaan air laut.
Wilayah dengan ketinggian terendah adalah Kecamatan Selogiri sedangkan
ketinggian tertinggi adalah Kecamatan Karangtengah. Gambaran
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel 2.2 Tinggi Kecamatan dari Permukaan Air Laut (m dpl)


Tinggi Kecamatan dari
No. Permukaan Kecamatan
Air Laut (m dpl)

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.5


(1) (2) (3) (4)
01. 0 - 100 -
02. 101 - 200 106 Selogiri
141 Wonogiri
146 Nguntoronadi
154 Baturetno
165 Wuryantoro
166 Eromoko
169 Giriwoyo
171 Tirtomoyo
195 Giritontro, Paranggupito
03. 201 - 300 235 Bulukerto
238 Manyaran
243 Ngadirojo
245 Jatipurno
250 Pracimantoro
274 Batuwarno
296 Purwantoro
04. 301 - 400 348 Sidoharjo,Kismantoro
05. 401 - 500 411 Jatisrono
470 Slogohimo
497 Girimarto
06. 501 - 600 535 Jatiroto
07. 601 - ke atas +600 Karangtengah

Sumber: BPS Kab. Wonogiri. (2010). Wonogiri Dalam Angka Tahun 2009, hal. 10
[Tabel 1.5]. Data diolah kembali.

Kabupaten Wonogiri merupakan Daerah Aliran Sungai (DAS)


Bengawan Solo Hulu. Terdapat 9 (sembilan) Sub DAS, yaitu: (i) Sub DAS
Keduang; (ii) Sub DAS Wiroko; (iii) Sub DAS Bulu dan Temon; (iv) Sub DAS
Kalialas; (v) Sub DAS Ngunggahan; (vi) Sub DAS Kali Wuryantoro; (vii) Sub
DAS Kresek; (viii) Sub DAS Oya; dan (ix) Sub DAS Walikan.

Dengan posisi yang demikian strategis seperti yang diutarakan di atas,


Kabupaten Wonogiri menjadi jalur penghubung distribusi barang dari/dan
menuju Jawa Timur, dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Di lain pihak,
dengan adanya Waduk Gajah Mungkur juga akan menjadi sarana dan
prasarana atau infrastruktur yang penting bagi pengembangan sektor
pertanian, sektor energi dan pengembangan bidang pariwista. Di samping
itu, secara bersama-sama juga bisa menjadi faktor penentu pusat
pertumbuhan di Wilayah Selatan Jawa terutama Kabupaten Pacitan,
Kabupaten Wonogiri dan Kabupaten Gunung Kidul (Wonosari) atau
Kawasan Strategis Perbatasan Pawonsari. Dari posisi geografis tersebut,
Kabupaten Wonogiri akan dapat berperan:

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.6


1. Secara Wilayah, sebagai wilayah pengembangan, pelayanan dan
kawasan andalan bagian selatan Jawa dengan daya dukung
sumberdaya alam yang sangat potensial, terutama produksi sektor
pertanian (tanaman pangan, perikanan, peternakan, dan perkebunan);
2. Secara Regional, Kabupaten Wonogiri sangat mudah berintegrasi dengan
pusat wilayah pengembangan lainnya di Provinsi Jawa Tengah,
karena dukungan armada transportasi terutama bus Antar Kota Antar
Provinsi (AKAP) yang langsung ke Jakarta dan sekitarnya bahkan ke
Sumatera;
3. Secara Nasional, Kabupaten Wonogiri merupakan penyuplai
komoditas terbaik untuk sektor pertanian, diantaranya ternak sapi
besar, jagung, ubi kayu, ikan, kacang mete. Produk kerajinan tatah-
sungging wayang kulit masyarakat Kabupaten Wonogiri banyak menyebar
ke berbagai daerah di Indonesia maupun manca negara.

Topografi Kabupaten Wonogiri sebagian besar tanahnya berupa


perbukitan, dengan + 20% bagian wilayah merupakan perbukitan kapur,
terutama yang berada di wilayah selatan Wonogiri. Sebagian besar topografi
tidak rata dengan kemiringan rata-rata 30 0, sehingga terdapat perbedaan
antara kawasan yang satu dengan kawasan lainnya yang membuat kondisi
sumber daya alam saling berbeda. Hanya sebagian kecil wilayah yang
memiliki kesuburan dan potensial untuk pertanian. Sacara rinci, Kabupaten
Wonogiri terbagi dalam 4 wilayah topografi, yaitu:

1. Wilayah dengan topografi datar (kemiringan lahan 0 2%) memiliki luas


wilayah 432 Hektar. Wilayah dengan topografi datar ini umumnya
termasuk dalam Daerah Aliran Sungai (DAS) Sungai Bengawan Solo
Hulu, DAS Sungai Keduwang, DAS Sungai Wiroko, DAS Sungai Temon,
DAS Sungai Alang serta DAS Sungai Ngunggahan;
2. Wilayah dengan topografi bergelombang (kemiringan lahan 2 15%)
memiliki luas wilayah 7.865 Hektar. Wilayah dengan topografi
bergelombang ini menempati hampir semua wilayah Kabupaten
Wonogiri;
3. Wilayah dengan topografi curam (kemiringan lahan 15 40%) memiliki
luas wilayah 237 hektar. Wilayah dengan topografi curam ini menempati
wilayah Kecamatan Giriwoyo, Batuwarno, Karangtengah, Tirtomoyo,
Jatiroto, Girimarto, Jatipurno, Slogohimo, Bulukerto, Puhpelem,
Purwantoro dan Kismantoro; dan

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.7


4. Wilayah dengan topografi sangat curam (kemiringan lahan > 40%)
memiliki luas wilayah 96 hektar. Wilayah dengan topografi sangat curam
ini menempati wilayah Kecamatan Karangtengah, Tirtomoyo, Jatiroto,
Jatipurno, Slogohimo, Puhpelem, Purwantoro dan Kismantoro

Penggunaan lahan untuk areal persawahan di Kabupaten Wonogiri


dengan sistem irigasi relatif kecil, di mana kecenderungannya digunakan
sistem budidaya pertanian yang tidak banyak membutuhkan air dalam
jumlah yang relatif banyak, seperti: tegalan, sawah tadah hujan, hutan dan
permukiman. Penggunaan lahan di Kabupaten Wonogiri beradasar data
hingga tahun 2010 adalah sebagai berikut:
01. Hutan
- Hutan lindung : 3.928,40 Ha
- Hutan produksi tetap : 11.450,10 Ha
- Hutan produksi terbatas : 7.943,10 Ha
- Hutan rakyat : 36.293,00 Ha

02. Lahan Sawah


- Sawah teririgasi : 23.336 Ha
- Sawah tadah hujan : 8.376 Ha
- S awah pasang surut : 856 Ha
03. Lahan Kering
- Tegal dan perkebunan : 58.236 Ha
- Pemukiman : 37.306 Ha
- Usaha lain : 21.658 Ha
- Belum/tidak diusahakan : 119.338 Ha

Gambaran penggunaan tanah di Kabupaten Wonogiri, selengkapnya


dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.3 Penggunaan Tanah di Kabupaten Wonogiri Tahun 2009
(Hektar dan persen)
Persentase
No. Jenis Penggunaan Tanah Luas ( ha )
(%)
(1) (2) (3) (4)
01. Sawah 31.925 17,52
02. Tegal 66.264 36,36
S 03. Bangunan/Pekarangan 24.513 13,45
04. Hutan Negara 17.411 9,55
05. Hutan Rakyat 13.270 7,28
06. Lain-lain 28.853 15,83
Jumlah 182.236 100
umbe

Sumber: BPS Kab. Wonogiri. (2010). Wonogiri Dalam Angka Tahun 2009,
hal. 8 [Tabel 1.3.1]. Data diolah kembali.

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.8


Penggunaan lahan untuk persawahan kebanyakan dijumpai di dataran
banjir, dataran alluvial serta kaki perbukitan. Sedang penggunaan lahan
untuk permukiman dan tegalan menempati hampir sebagian besar wilayah
Kabu-paten Wonogiri. Penggunaan lahan tegalan umumnya ditanami
dengan jenis tanaman ketela pohon, jagung, kedelai dan padi gogo.

Hutan lindung, hutan produksi dan hutan rakyat menyebar secara luas
pada perbukitan perbukitan yang ada dengan berbagai macam jenis
tanaman seperti pohon jati, pinus, sono keling dan mahoni. Jenis jenis
tanaman tersebut sesuai dengan kondisi iklim, tanah serta jenis batuan di
wilayah Kabupaten Wonogiri. Fenomena yang menarik dari tata guna lahan
ini adalah pada saat kondisi hutan semakin rentan terhadap kerusakan,
muncul keberhasilan pengembangan hutan rakyat yang dari tahun ke tahun
semakin meningkat luasnya mencapai 36.293,00 Hektar.

Keadaan Iklim menjadi sangat penting bagi kehidupan baik untuk


pertanian maupun perkebunan, oleh karena itu informasi cuaca mulai dari
curah hujan, suhu, kelembaban udara dan kecepatan angin sangat
diperlukan oleh pengguna lahan pertanian dalam upaya untuk meningkatkan
produksi maupun dalam upaya mengurangi dampak dari perubahan cuaca.
Suhu udara ideal di Kabupaten Wonogiri untuk saat ini sudah sulit tercapai.
Seperti tahun 2010 (Semester I) suhu rata rata yang tercatat adalah
sebesar 29,800 C. Kondisi ini mungkin disebabkan oleh dampak pemanasan
global yang saat ini terjadi. Kelembapan udara yang tercatat sebesar
82,54% dengan kecepatan angin rata rata 0,72 knot.

Dari pencatatan stasiun penakar hujan yang ada di Kabupaten


Wonogiri selama tahun 2010 dapat diketahui bahwa Kabupaten Wonogiri
memiliki curah hujan 32.118 mm/th. Data tersebut menunjukkan bahwa
Kabupaten Wonogiri mempunyai tipe curah hujan yang masuk klasifikasi
sedang sehingga cukup bermanfaat bagi penyediaan air kebutuhan air
minum masyarakat maupun kebutuhan pertanian Kabupaten Wonogiri
khususnya wilayah tengah - utara.

2.1.2 Aspek Demografi

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.9


Kabupaten Wonogiri yang terbagi ke dalam 25 Kecamatan memiliki luas
wilayah maupun jumlah penduduk yang berbeda beda. Data dari Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Wonogiri (Wonogiri Dalam
Angka Tahun 2010) jumlah penduduk tahun 2009 menurut registrasi
sebanyak 1.234.880 jiwa bertambah dari tahun sebelumnya yang besarnya
1.212.677 jiwa. Dari jumlah penduduk akhir tahun 2009 tersebut, terdiri dari
620.385 laki-laki dan 614.495 perempuan. Di lain pihak, Warga Negara Asing
(WNA) yang tercatat hanya 1 orang.

Penduduk terbanyak tercatat ada di Kecamatan Wonogiri (sekitar


95.802 jiwa) dan paling sedikit ada di Kecamatan Paranggupito (sekitar
21.339 jiwa). Dari jumlah penduduk akhir tahun 2009 yang tercatat, tingkat
kepadatan penduduk di Kabupaten Wonogiri adalah sekitar 678 jiwa per

km2. Tingginya jumlah penduduk di Kecamatan Wonogiri sangat dipengaruhi


oleh statusnya sebagai Ibukota Kabupaten serta banyaknya sarana sosial
ekonomi maupun kesehatan yang berdiri di kecamatan ini. Gambaran
perkembangan jumlah penduduk di Kabupaten Wonogiri selengkapnya dapat
dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.4 Perkembangan Jumlah Penduduk di Kabupaten Wonogiri Hasil


Rregistrasi Diperinci Beradasar Kecamatan Per Akhir Tahun 2005
2009 (dalam jiwa)
Kecamatan 2005 2006 2007 2008 2009
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
01. Pracimantoro 66.791 67.311 73.668 75.165 76.088
02. Paranggupito 21.013 21.089 20.608 21.032 21.339
03. Giritontro 24.782 24.816 24.617 25.872 26.511
04. Giriwoyo 47.138 47.171 49.030 49.805 50.437
05. Batuwarno 21.541 21.797 21.318 21.821 22.048
06.
24.608 24.742 24.423 25.289 25.686
Karangtengah
07. Tirtomoyo 56.649 56.860 62.013 63.283 64.083
08. Nguntoronadi 27.959 28.091 28.832 29.049 29.538
09. Baturetno 51.302 51.557 55.680 56.861 57.892
10. Eromoko 49.340 49.521 50.858 51,885 52.596
11. Wuryantoro 31.306 31.342 32.584 33.118 33.486
12. Manyaran 41.647 41.703 42.915 43.730 44.440
13. Selogiri 54.126 54.703 57.558 59.643 61.184
14. Wonogiri 87.190 87.793 89.885 93.511 95.802
15. Ngadirojo 59.497 59.888 64.918 67.539 68.997
16. Sidoharjo 47.480 47.800 49.265 50.380 51.285
17. Jatiroto 43.085 43.530 45.391 46.546 47.192
18. Kismantoro 39.603 39.883 42.842 44.058 44.964
19. Purwantoro 58.936 59.318 60.748 62.683 63.826
20. Bulukerto 36.070 36.230 37.139 37.816 38.870
21. Puhpelem 21.144 21.260 22.385 23.131 23.549

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.10


22. Slogohimo 53.628 53.896 58.288 59.492 60.611
23. Jatisrono 67.511 67.908 70.489 72.842 74.100
24. Jatipurno 40.346 40.666 43.483 44.755 45.773
25. Girimarto 48.762 49.032 52.177 53.371 54.583
Kab.
1.121.454 1.127.907 1.181.114 1.212.677 1.234.880
Wonogiri
Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Wonogiri dalam
BPS Kab. Wonogiri. (2010). Wonogiri Dalam Angka Tahun 2009, hal. 53
[Tabel 3.1.1]. Data diolah kembali.

Gambar 2.2 Jumlah Penduduk Kabupaten Wonogiri Hasil Rregistrasi


Diperinci Beradasar Kecamatan Tahun 2009 (dalam jiwa)
Sumber: Diolah dari Tabel 2.4.

Gambar 2.3 Jumlah Penduduk Kabupaten Wonogiri Hasil Rregistrasi


Diperinci Beradasar Kecamatan Tahun 2009 (dalam jiwa)
Sumber: Diolah dari Tabel 2.4.

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.11


Jumlah kelahiran pada tahun 2009 tercatat sebanyak 11.804 dan
kematian sebanyak 4.760 jiwa. Jumlah kematian lebih tinggi dari pada tahun
sebelumnya (tahun 2008). Dengan demikian pertumbuhan penduduk adalah
sebesar 22.203 atau sekitar 1,83%, lebih kecil dari pertumbuhan penduduk
tahun sebelumnya (tahun 2008). Gambaran selengkapnya dapat dilihat pada
tabel berikut.

Tabel 2.5 Jumlah Kepala Keluarga (KK) dan Jumlah Penduduk Hasil
Registrasi Diperinci Berdasar Kecamatan Menurut Jenis Kelamin
di Kabupaten Wonogiri Keadaan Akhir Tahun 2009 (Dalam KK dan
Jiwa)
Kepala Penduduk
Kecamatan Keluarga Jumlah
Laki-laki Perempuan
(KK)
(1) (2) (3) (4) (5)
01. Pracimantoro 23.137 37.626 38.462 76.088
02. Paranggupito 6.794 10.402 10.937 21.339
03. Giritontro 8.139 12.985 13.526 26.511
04. Giriwoyo 15.206 25.152 25.285 50.437
05. Batuwarno 6.601 10.939 11.109 22.048
06.
7.937 12.881 12.805 25.686
Karangtengah
07. Tirtomoyo 18.276 32.547 31.536 64.083
08. Nguntoronadi 9.197 14.979 14.559 29.538
09. Baturetno 16.315 29.040 28.852 57.892
10. Eromoko 15.761 26.183 26.413 52.596
11. Wuryantoro 9.797 16.521 16.965 33.486
12. Manyaran 12.648 21.986 22.454 44.440
13. Selogiri 16.702 30.916 30.268 61.184
14. Wonogiri 26.804 48.130 47.672 95.802
15. Ngadirojo 20.580 34.978 34.019 68.997
16. Sidoharjo 14.390 26.005 25.280 51.285
17. Jatiroto 13.663 23.688 23.504 47.192
18. Kismantoro 12.475 22.701 22.263 44.964
19. Purwantoro 17.804 32.069 31.757 63.826
20. Bulukerto 11.143 19.540 19.330 38.870
21. Puhpelem 7.039 11.618 11.931 23.549
22. Slogohimo 16.653 30.625 29.986 60.611
23. Jatisrono 21.148 37.702 36.398 74.100
24. Jatipurno 13.133 23.402 22.371 45.773
25. Girimarto 16.001 27.770 26.813 54.583
Jumlah
357.343 620.385 614.495 1.234.880
2009
350.532 609.159 603.518 1.212.677
2008
336.803 593.089 588.025 1.181.114
2007
271.705 563.035 564.872 1.127.907
2006

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.12


245.018 559.794 561.660 1.121.454
2005

Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Wonogiri dalam


BPS Kab. Wonogiri. (2010). Wonogiri Dalam Angka Tahun 2009, hal. 55
[Tabel 3.1.2]. Data diolah kembali.

Pertumbuhan jumlah penduduk yang besar juga mempengaruhi


perkembangan Jumlah Kepala Keluarga (KK). Jumlah KK di Kabupaten
Wonogiri pada tahun 2009 tercatat sebanyak 357.343 KK. Dengan jumlah
penduduk sekitar 1.234.880 jiwa, maka rata-rata anggota keluarga per KK
adalah sekitar 3,46 jiwa per KK. Gambaran, selengkapnya dapat dilihat pada
tabel di atas.

Selain masalah jumlah penduduk dan KK, tingkat kepadatan penduduk


juga mengalami peningkatan. Kepadatan penduduk Kabupaten Wonogiri
pada Tahun 2009 mencapai 678 jiwa/km 2. Gambaran selengkapnya dapat
dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.6 Tingkat Kepadatan Penduduk Berdasar Kecamatan di


Kabupaten Wonogiri Tahun 2007 2009 (dalam Km2 Per KK dan
KM2 Per Jiwa)
Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009
Kecamatan
KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
01. Pracimantoro 157 518 188 529 163 535
02. Paranggupito 100 318 125 325 105 330
03. Giritontro 122 399 154 420 132 430
04. Giriwoyo 145 487 176 495 151 501
05. Batuwarno 123 413 154 422 128 427
06. Karangtengah 88 289 105 299 94 304
07. Tirtomoyo 187 667 222 680 196 689
08. Nguntoronadi 110 359 131 361 114 367
09. Baturetno 174 625 212 638 183 650
10. Eromoko 126 423 150 431 131 437
11. Wuryantoro 114 399 139 406 135 410
12. Manyaran 166 591 199 602 155 612
13. Selogiri 310 1.147 372 1.189 333 1.219
14. Wonogiri 301 1.084 356 1.128 323 1.155
15. Ngadirojo 206 696 248 724 221 740
16. Sidoharjo 238 861 286 881 252 897
17. Jatiroto 206 723 250 741 218 752
18. Kismantoro 166 613 204 631 179 644
19. Purwantoro 279 1.020 343 1.053 299 1.072
20. Bulukerto 259 917 320 933 275 959

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.13


21. Puhpelem 208 708 260 732 223 745
22. Slogohimo 245 909 294 927 260 945
23. Jatisrono 399 1.409 480 1.456 423 1.481
24. Jatipurno 223 784 264 807 237 825
25. Girimarto 246 837 290 856 257 875
Kab. Wonogiri 185 648 224 665 207 678

Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Wonogiri


dalam BPS Kab. Wonogiri. (2010). Wonogiri Dalam Angka Tahun
2009, hal. 60 [Tabel 3.1.6]. Data diolah kembali.

Kepadatan penduduk tersebut masuk dalam klasifikasi sedang. Dari


klasifikasi kepadatan penduduk juga dapat diketahui ada 4 (empat)
kecamatan yang mempunyai klasifikasi kepadatan penduduk dengan
kategori tinggi, yaitu: (i) Kecamatan Jatisrono, (ii) Kecamatan Selogiri, (iii)
Kecamatan Wonogiri, dan (iv) Kecamatan Purwantoro. Gambaran
selengkapnya dapat dilihat pada tabel di atas.

Tingkat pertumbuhan penduduk di Kabupaten Wonogiri sampai dengan


tahun 2010 (semester 1) tergolomng cukup rendah, yaitu mencapai 0,006%.
Terjadinya fenomena pertumbuhan penduduk yang cukup rendah ini
diperkirakan karena rendahnya tingkat kelahiran (fertilitas) dan tingkat
kematian (mortalitas) yang dapat dikendalikan dengan baik akibat proses
pembangunan di bidang kesehatan, ekonomi, sosial maupun keberhasilan
pelaksanaan Keluarga Berencana (KB).

Berdasarkan tingkat pendidikannya jumlah penduduk Kabupaten


Wonogiri hingga tahun 2010 sebagian besar berpendidikan SD/MI, yaitu
sebanyak 460.721 orang (atau sekitar 37,07%), pendidikan SMP/MTs
sebanyak 188.357 (atau sekitar 15,15%), Tidak Lulus SD sebanyak 184.794
orang (atau sekitar 14,87%), pendidikan SMA/MA sebanyak 152.869 orang
(atau sekitar 12,30%), pendikan Diploma sebanyak 15.621 orang (atau
sekitar 1,26%), Sarjana sebanyak 16.019 orang (atau sekitar 1,29%) dan
Pasca Sarjana sebanyak 71 orang. Masih rendahnya tingkat pendidikan
penduduk Kabupaten Wonogiri memacu Pemerintah Kabupaten Wonogiri
untuk meningkatkan sektor pendidikan.

Migrasi Jumlah penduduk dari tahun ke tahun didominasi oleh jumlah


penduduk keluar yang lebih besar yaitu sekitar 1.879 orang pada tahun
2006, dan meningkat menjadi sekitar sebanyak 1.978 orang pada tahun
2010; sedangkan jumlah penduduk yang masuk pada tahun 2006 hanya
1.292 orang dan pada tahun 2010 sebanyak 1.380 orang.

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.14


2.2 Aspek Kesejahteraan

Aspek kesejahteraan masyarakat terdiri dari kesejahteraan dan


pemerataan ekonomi, kesejahteraan sosial, serta seni budaya dan olahraga.

2.2.1 Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

1. Produk Domestik Bruto

Berdasarkan nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)


Kabupaten Wonogiri atas dasar harga berlaku, yang pada tahun 2005
sebesar Rp.3,45 triliun, pada tahun 2009 sudah meningkat menjadi Rp.5,73
triliun. Sedang nilai PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000, juga
mengalami kenaikan dari sebesar Rp.2.42 triliun pada tahun 2005
meningkat menjadi Rp.2.90 triliun pada tahun 2009. Gambaran
selengkapnya dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut.

Tabel 2.7 Perkembangan PDRB Harga Berlaku dan Harga Konstan di


Kabupaten Wonogiri Tahun 2005 2009 (dalam Rp juta dan
persen)
PDRB Harga Berlaku PDRB Harga Konstan Tahun
Tahun Jumlah (Juta Perkemban Jumlah (Juta 2000
Perkemban
Rp) gan Rp) gan
(1) (2) (3) (4) (5)
2005 3.454.287,17 166,70 2.429.869,63 117,26
2006 4.040.531,57 195,00 2.528.851,78 122,04
2007 4.551.726,35 219,67 2.657.068,89 128,23
2008 5.268.669,48 254,26 2.770.435,78 133,70
2009 5.734.448,12 276,74 2.901.577,44 140,03

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.15


Sumber: BPS Kab. Wonogiri. (2010). PDRB Kabupaten Wonogiri 2009,
hal. 38.

Ditinjau dari Sumber Daya Ekonomi, pertumbuhan ekonomi di


Kabupaten Wonogiri yang dihitung berdasarkan nilai PDRB Harga Konstan
2000, selama kurun waktu terjadi pertumbuhan yang positif, walaupun
cenderung naik - turun. Sejak tahun 2006, nilai PDRB mulai merangkak naik
sejalan dengan perkembangan ekonomi Jawa Tengah meskipun angka
pertumbuhannya belum signifikan, yaitu 4,07% pada tahun 2006; naik
menjadi sebesar 5,07% pada tahun 2007; turun lagi menjadi sebesar 4,27%
pada tahun 2008, dan naik lagi menjadi sebesar 4,73% pada tahun 2009.
Gambaran selengkapnya dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut.

Tabel 2.8 Perkembangan Daya Tumbuh Sektor Ekonomi Berdasar


PDRB Harga Konstan Tahun 2000 di Kabupaten
Wonogiri Tahun 2005-2009 (dalam persen)
Sektor Pembentuk 2005 2006 2007 2008 2009
PDRB
(1) (3) (4) (5) (6) (6)
1. Pertanian 4,46 4,32 4,35 3,60 4,38
2. Pertambangan dan 5,70 5,03 4,08 4,66 4,85
Penggalian 4,57 8,84 5,11 4,72 4,13
3. Industri Pengolahan 2,31 3,18 4,14 3,56 3,45
4. Listrik, Gas dan Air 7,06 7,47 6,49 7,33 5,41
Minum
5. Bangunan 4,76 3,73 4,18 4,59 4,67

6. Perdagangan, Hotel, 1,26 1,44 6,00 4,67 3,81


dan Restoran 4,56 3,30 4,99 1,45 3,89
7. Pengangkutan dan
Komunikasi 3,20 2,88 8,11 6,22 7,31
8. Keuangan, Persewaan
dan Jasa Perusahaan
9. Jasa-jasa
PDRB Total 4,14 4,07 5,07 4,27 4,73

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.16


Sumber: BPS Kab. Wonogiri. (2010). PDRB Kabupaten Wonogiri 2009,
hal. 41.

Sektor pertanian masih merupakan sektor utama yang memberikan


sumbangan terbesar terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Wonogiri
dengan konstribusi sebesar 50,45%. Selama kurun 4 (empat) tahun terakhir
sektor pertanian merupakan sektor andalan. Sektor lain yang juga turut
berperan terhadap perekonomian Kabupaten Wonogiri adalah sektor Jasa-
jasa sebesar 13,64%; kemudiian diikuti oleh Sektor Perdagangan, Hotel dan
Restoran dengan kontribusi sebesar 12,92%; Sektor Pengangkutan dan
Komunikasi sebesar 9,00%; Sektor Industri Pengolahan sebesar 5,44%;
Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan sebesar 3.86%; Sektor
Bangunan sebesar 3,30%; Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih sebesar 0,83%.
Sektor yang memberikan kontribusi terendah adalah sektor Pertambangan
dan Penggalian, yaitu sebesar 0,56%. Secara keseluruhan dalam 4 tahun
terakhir tidak terjadi pergeseran struktur ekonomi yang berarti, masing-
masing sektor masih dalam posisi yang sama. Gambaran sumbangan
sektoral pembentuk PDRB Harga Berlaku di Kabupaten Wonogiri,
selengkapnya dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut.

Tabel 2.9 Distribusi Prosentase Sektor Pembentuk PDRB Berdasar Harga


Berlaku di Kabupaten Wonogiri Tahun 2005-2009 (dalam persen)
Sektor Pembentuk
2005 2006 2007 2008 2009
PDRB
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. Pertanian 48,71 50,07 50,04 50,66 50,45
2. Pertambangan dan 0,70 0,65 0,60 0,56 0,56
Penggalian 5,21 5,31 5,39 5,48 5,44
3. Industri Pengolahan 0,95 0,90 0,90 0,84 0,83
4. Listrik, Gas dan Air 3,47 3,35 3,37 3,28 3,30
Minum
5. Bangunan 12,99 12,93 12,89 13,13 12,92

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.17


6. Perdagangan, Hotel, dan 10,68 9,98 9,69 9,10 9,00
Restoran
7. Pengangkutan dan 4,35 4,05 4,06 3,80 3,86
Komunikasi 12,92 12,78 13,07 13,15 13,64
8. Keuangan, Persewaan
dan Jasa Perusahaan
9. Jasa-jasa
100,0 100,0 100,0
JUMLAH 100,00 100,00
0 0 0

Sumber: BPS Kab. Wonogiri. (2010). PDRB Kabupaten Wonogiri 2009,


hal. 42.

Gambar 2.5 Distribusi Prosentase Sektor Pembentuk PDRB di


Kabupaten Wonogiri Beradasar Harga Berlaku Tahun 2009
(dalam persen)
Sumber: Diolah dari Tabel 2.9.

Ditinjau dari sisi PDRB Perkapita, yang dapat dijadikan salah satu
indikator guna melihat keberhasilan pembangunan perekonomian di suatu
wilayah; menunjukkan bahwa PDRB Perkapita di Kabupaten Wonogiri atas
dasar harga berlaku, menunjukkan adanya peningkatan dari tahun ke tahun.
Pada tahun 2005, PDRB Perkapita masih mencapai angka sebesar Rp.
3.086.130,33, tahun 2009 telah meningkat menjadi Rp. 4.679.948,16.
Demikian juga PDRB Perkapita atas dasar harga konstan 2000, dalam
kurun 5 tahun terakhir selalu mengalami kenaikan meskipun kenaikannya

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.18


tidak sebesar harga berlaku, yaitu dari sebesar Rp. 2.170.894,90 pada
tahun 2005 telah meningkat menjadi Rp. 2.368.010,27 pada tahun 2009.
Gambaran selengkapnya dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut.

Tabel 2.10 Perkembangan PDRB Perkapita Harga Berlaku dan Harga Konstan
Tahun 2000 di Kabupaten Wonogiri Tahun 20052009 (dalam Rp dan
persen)
PDRB Perkapita (Rp) Pertumbuhan (Persen)
Tahun Harga Harga Harga
Harga Konstan
Berlaku Berlaku Konstan
(1) (2) (3) (4) (5)
2005 3.086.130,33 2.170.894,90 9,98 3,75
2006 3.596.554,86 2.250.979,60 16,54 3,69
2007 3.952.245,75 2.307.122,27 9,89 2,49
2008 4.396.683,95 2.311.917,77 11,25 0,21
2009 4.679.948,16 2.368.010,27 6,44 2,43

Sumber: BPS Kab. Wonogiri. (2010). PDRB Kabupaten Wonogiri 2009, hal.
44.

Gambar 2.6 Trend PDRB Perkapita Harga Berlaku di Kabupaten Wonogiri


Tahun 2005-2009 (dalam satuan Rupiah)
Sumber: Diolah dari Tabel 2.10.

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.19


Gambaran aspek kesejahteraan yang terkait dengan ekonomi di
Kabupaten Wonogiri selama kurun waktu 2006-2009, selengkapya dapat
dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.11 Perkembangan Kesejahteraan Ekonomi (PDRB) di Kabupaten


Wonogiri Tahun 20062009
Satua
Komponen PDRB 2006 2007 2008 2009
n
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. PDRB ADH 4,040,531. 4,551,726. 5,268,669. 5,734,448.
jt Rp
Berlaku 57 35 48 12
2. PDRB ADH
2,528,851. 2,657,068. 2,770,435. 2,901,577.
Harga Konstan jt Rp
78 89 78 44
3. PDRB Perkapita 3,596,554. 3,952,245. 4,396,683. 4,679,948.
Rp
ADH Berlaku 86 75 95 16
4. PDRB Perkapita 2,250,979. 2,307,122. 2,311,917. 2,368,010.
Rp
ADH Konstan 60 27 78 27
5. Laju
pertumbuhan
% 4.07 5.07 4.27 4.73
PDRB atas dasar
konstan
6. Distribusi PDRB Menurut Lap. Usaha (ADH Berlaku)
a. Pertanian,
Peternakan, 2,022,976. 2,277,819. 2,669,114. 2,893,087.
jt Rp
Kehutanan, 80 89 53 60
Perikanan
b. Pertambangan
jt Rp 26,135.69 27,407.63 29,564.80 32,248.34
& Penggalian
c. Industri
jt Rp 214,403.13 245,289.56 288,629.97 312,100.07
Pengolahan
d. Listrik, Gas,
jt Rp 36,265.01 40,815.53 44,136.14 47,428.55
dan Air Bersih
e. Bangunan jt Rp 135,159.00 153,172.67 172,648.12 189,432.12
f. Perdagangan,
Hotel dan jt Rp 522,233.29 586,538.93 692,006.86 740,952.01
Restoran
g. Pengangkutan
jt Rp 403,276.84 440,862.95 479,447.26 516,068.57
& Komunikasi
h. Keuangan,
Persewaan,
jt Rp 163,694.57 184,809.70 200,196.13 221,106.33
Jasa
Perusahaan
I. Jasa-jasa jt Rp 516,358.96 595,009.50 692,925.68 782,024.52
7. Distribusi Prosentase PDRB Menurut Lapangan Usaha (ADH Konstan Tahun
2000)
a. Pertanian,
Peternakan,
% 50.07 50.04 50.66 50.45
Kehutanan,
Perikanan
b. Pertambangan % 0.65 0.60 0.56 0.56

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.20


& Penggalian
c. Industri
Pengolahan % 5.31 5.39 5.48 5.44

d. Listrik, Gas,
% 0.90 0.90 0.84 0.83
dan Air Bersih
e. Bangunan % 3.35 3.37 3.28 3.30
f. Perdagangan,
Hotel dan % 12.92 12.89 13.13 12.92
Restoran
g. Pengangkutan
% 9.98 9.69 9.10 9.00
& Komunikasi
h. Keuangan,
Persewaan,
Jasa % 4.05 4.06 3.80 3.86
Perusahaan

I. Jasa-jasa % 12.78 13.07 13.15 13.64


Sumber: BPS Kab. Wonogiri. (2010). PDRB Kabupaten Wonogiri 2009, Data
diolah kembali.

2. Indeks Harga Konsumen (IHK)

Indeks Harga Konsumen (IHK) menggambarkan perubahan harga dari


berbagai barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat secara umum.
Angka ini digunakan untuk mengukur perubahan atau perbandingan antar
variabel perekonomian. IHK merupakan indikator ekonomi makro yang cukup
populer untuk memberikan gambaran tentang laju inflasi suatu
wilayah/daerah. Perubahan IHK secara langsung akan berhubungan dengan
kemampuan daya beli masyarakat / konsumen, sehingga naik-turunnya
perubahan IHK akan mencerminkan pula naik-tutrunnya daya beli
masyarakat. Indek Harga Konsumen Kabupaten Wonogiri sampai dengan
bulan Juni tahun 2010 berdasarkan Tahun Dasar 2007 adalah 116,85. Laju
Inflasi Kota Wonogiri sampai dengan bulan Juni 2010 adalah 1,78 % atau
relatif rendah. Gambaran selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.12 Perkembangan IHK dan Inflasi di Kabupaten Wonogiri Tahun 2006-
2010
2010 (Smt
Komponen Inflasi Satuan 2006 2007 2008 2009
1)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Indek Harga
Konsumen (ADH Indeks 94.22 100.00 111.55 114.81 116.85
Tahun 2007 )
2. Laju Inflasi % 8.86 6.1 11.5 2.89 1.78

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.21


3 4

Sumber: BAPPEDA Kab. Wonogiri. (2010). Kinerja Profil Daerah Kabupaten


Wonogiri Tahun 2010 (Semester I), Diambil seperlunya.

3. BUMD, Perbankan dan Lembaga Keuangan Daerah

Jumlah BUMD di Kabupaten Wonogiri sampai tahun 2010 sebanyak 4


buah, BPR/BKK sebanyak 12 buah dan Penanaman Modal Dalam Negeri
(PMDN) sebanyak 16 buah. Adapun jumlah Penanaman Modal Asing (PMA)
yang masuk ke Wonogiri sampai tahun 2010 sebanyak 2 buah.

Lembaga keuangan perbankan yang ada di Kabupaten Wonogiri


relatif sedikit. Hanya ada 3 (tiga) perbankan milik Pemerintah yaitu Bank
Rakyat Indonesia (BRI), Bank Mandiri dan Bank Negara Indonesai (BNI)
serta 3 (tiga) bank Pemerintah Daerah ditambah 6 (enam) buah Bank
Swasta Nasional. Sementara, Lembaga keuangan non perbankan
didominasi oleh Lembaga Keuangan Mikro yang sampai dengan bulan Juni
2010 berjumlah 49 unit.

2.2.2 Kesejahteraan Sosial

Analisis kinerja atas fokus kesejahteraan sosial dilakukan dengan


memaaparkan kondisi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Tingkat
Kemiskinan. Gambaran selengkapnya akan dijelaskan pada bagian berikut
ini.

1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Berbagai program pembangunan khususnya dalam pembangunan


manusia yang dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Wonogiri selama ini
telah menunjukkan hasil yang cukup baik, salah satunya diukur dari
indikator Indek Pembangunan Manusia (IPM).

Pemanfaatan IPM sebagai alat pemantauan juga merupakan alat


paling penting dalam manajemen pembangunan, karena IPM dapat
memperlihatkan dampak pembangunan yang dilakukan pada periode
sebelumnya. IPM sebagai suatu ukuran yang mengkaitkan pertumbuhan
ekonomi dengan kualitas fisik untuk mengambarkan tingkat kualitas hidup
dan kesejahteraan rakyat merupakan alat ukur yang sensitif karena juga
dapat mengukur dampak krisis ekonomi pada kehidupan penduduk.

IPM merupakan suatu indeks komposit yang disusun dari 3 (tiga)


komponen esensial untuk kehidupan manusia, yaitu: (i) Usia hidup

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.22


panjang dan sehat (diukur dengan Angka Harapan Hidup ketika lahir), (ii)
Pengetahuan (knowledge) yang diukur dengan Angka Melek Huruf
(literacy rate) dan Rata-rata lama sekolah yang ditempuh oleh penduduk
usia 15 tahun ke atas (Mean years of schooling), dan (iii) Standar hidup
layak yang diukur dengan komsumsi perkapita riil yang sesuaikan (PPP
Purchasing Power Parity dalam rupiah). Hasil penghitungan IPM
Kabupaten Wonogiri dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.__ Komponen Penyusun IPM dan IPM di Kabupaten Wonogiri


Tahun 2006 dan Tahun 2009
Tahun
Uraian Komponen Pembentuk IPM
2006 2009
(1) (3) (4)
Usia Harapan Hidup (Tahun) 72,0 72,2
Rata-Rata Lama Sekolah (Tahun) 6,1 6,9
Angka Melek Huruf (Persen) 82,0 82,4
Pengeluaran Perkapita yang telah
disesuaikan (000 Rupiah) 633,0 644,4

Indeks Pembangunan Manusia 69,9 71,4


(IPM)
Sumber: BPS dan Bappeda Provinsi Jawa Tengah. (2010). Jawa Tengah
Dalam Ahgka 2010. hal. 186.
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa bahwa IPM di Kabupaten
Wonogiri pada tahun 2009 secara total mengalami peningkatan, yaitu dari
sebesar 69,9 pada tahun 2006; menjadi sebesar 71,4 pada tahun 2009.
Dilihat dari 3 (tiga) komponen pendukungnya maka terjadi peningkatan
pada beberapa indeks, yaitu Usia Harapan Hidup (UHH) dari sebesar 72,0
tahun pada tahun 2006, naik menjadi sebesar 72,2 pada tahun 2009.
Rata-rata lama sekolah juga mengalami kenaikan yaitu dari 6,1 tahun
pada tahun 2006 menjadi sebesar 6,9 tahun pada tahun 2009, sedangkan
Pengeluaran rerata per kapita juga mengalami peningkatan dari sebesar
Rp 633.000 pada tahun 2006 menjadi sebesar 644.400 pada tahun 2009.

2. Tingkat Kemiskinan

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.23


Kemiskinan merupakan salah satu fokus utama dalam Tujuan
Pembangunan Global atau Millenium Development Goals (MDGs). Di
samping masalah kemiskinan, juga masih banyak penduduk yang rawan
sosial, yang dapat dilihat dari jumlah fakir miskin di Kabupaten Wonogiri.
Fakir miskin di Kabupaten Wonogiri mengalami peningkatan dari sekitar
90.982 KK pada tahun 2006, menjadi sebanyak 92.458 KK pada tahun
tahun 2010. Sedang berdasar pentahapan keluarga sejahtera,
selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.__ Jumlah Penduduk Miskin dan Tahapan Keluarga Sejahtera di


Kabupaten Wonogiri Tahun 2006 - 2010

Satua
Kemiskinan n 2006 2007 2008 2009 2010*)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Jumlah Penduduk 126,29 125,41 100,44
miskin KK 0 7 7 94,044 94,044
324,64
1. Perdesaan Org - - - 8 324,648
2. Perkotaan Org - - - - -
Tahapan Keluarga
Sejahtera
1. Keluarga Pra
Sejahtera KK 76,509 74,189 73,307 70,717 70,843
2. Keluarga Sejahtera
I KK 64,631 65,296 64,573 65,168 65,458
3. Keluraga Sejahtera
II KK 73,921 76,810 80,477 86,955 87,081
4. Keluarga Sejahtera
III KK 95,236 96,471 98,837 98,194 98,555
5. Keluarga Sejahtera
III+ KK 2,516 3,019 3,196 3,550 3,226

Catatan : *) Data Proyeksi sampai Semester I Tahun 2010


Sumber : BAPPEDA Kab. Wonogiri. (2010). Kinerja Profil Daerah Kabupaten
Wonogiri Tahun 2010 (Semester I), Diambil seperlunya.

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.24


Berdasarkan Tahapan Keluarga Sejahtera, Jumlah Keluarga Pra
Sejahtera di Kabupaten Wonogiri dari tahun 20062010 mengalami
penurunan menjadi 70.843 KK, sedangkan KS I sampai dengan KS III +
mengalami peningkatan. Jumlah masing-masing tahapan Keluarga
Sejahtera sampai dengan tahun 2010 adalah sejumlah 65.458 KK (KS I );
sejumlah 87.081 KK (KS II ); sejumlah 98.555 KK (KS III); dan sejumlah
3.226 (KS III Plus). Selengkapnya lihat pada Gambar di atas.

Berdasarkan kriteria kemiskinan yang ditetapkan Pemerintah


Kabupaten Wonogiri, yakni Keluarga Miskin Sekali yaitu keluarga yang
pendapatan perkapitanya kurang dari Rp 125.000,- per bulan dan
Keluarga Miskin, yaitu keluarga yang pendapatan perkapitanya antara
Rp 125.000,- sampai dengan Rp 150.000,- per bulan, dapat diketahui
bahwa jumlah KK miskin telah mengalami penurunan dari 126.290 KK
pada tahun 2006 menjadi 125.417 KK pada tahun 2007 serta 100.447 KK
pada tahun 2008 sampai tahun 2010 jumlah KK miskin tinggal 94.044 KK.

2.2.3 Seni Budaya, Pemuda dan Olahraga serta Agama

1. Seni Budaya

Kondisi seni dan budaya di Kabupaten Wonogiri yang ditunjukkan


oleh jumlah suku/etnis, bahasa lokal dan situs bersejarah, selama tahun
2006-2010 relatif tidak mengalami perubahan. Gambaran selengkapnya
dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.__Kondisi Seni dan Budaya di Kabupaten Wonogiri Tahun 2006 -


2010

Kondisi Seni dan Satuan


Budaya 2006 2007 2008 2009 2010*)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
a. Jumlah Suku /
Etnis Buah 1 1 1 1 1
b. Jumlah Bahasa
Lokal Buah 1 1 1 1 1
c. Jumlah Situs
Bersejarah Buah 11 11 11 11 11

Catatan : *) Data Proyeksi sampai Semester I Tahun 2010


Sumber : BAPPEDA Kab. Wonogiri. (2010). Kinerja Profil Daerah
Kabupaten Wonogiri Tahun 2010 (Semester I), Diambil
seperlunya.

2. Pemuda dan Olahraga

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.25


Gambaran kondisi kepemudaan dan sarana olahraga di Kabupaten
Wonogiri selama tahun 2006-2010 menunjukkan bahwa, organisasi
kepemudaan jumlahnya mengalami peningkatan, dari sejumlah 16 buah
pada tahun 2006 meningkat menjadi sekitar 19 buah pada tahun 2010.
Sedang untuk sarana olah raga yang bertaraf nasional, hanya ada 3 buah.
Gambaran selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.__ Kondisi Kepemudaan dan Sarana Olahraga di Kabupaten


Wonogiri Tahun 2006 - 2010

Pemuda dan Olah Satuan


Raga 2006 2007 2008 2009 2010*)
(1) (2) (3) (4) (5) (5) (7)
1. Organisasi
Kepemudaan Buah 16 16 16 19 19
2. Sarana Olahraga
a. Standar
Internasional Unit - - - - -
b. Standar Nasional Unit - - - - 3

Catatan : *) Data Proyeksi sampai Semester I Tahun 2010


Sumber : BAPPEDA Kab. Wonogiri. (2010). Kinerja Profil Daerah
Kabupaten Wonogiri Tahun 2010 (Semester I), Diambil
seperlunya.
3. Agama

Berdasarkan data sampai tahun 2010, sebagian besar penduduk di


Kabupaten Wonogiri memeluk Agama Islam, yaitu sebanyak 1.211.000
jiwa (atau sekitar 97,43%). Penduduk yang memeluk Agama Kristen
Protestan sebanyak 15.547 jiwa (atau sekitar 1,25%); memeluk Agama
Kristen Katholik sebanyak 13.603 jiwa (atau sekitar 1,09%); memeluk
Agama Hindu sebanyak 78 jiwa (atau sekitar 0,006%) dan memeluk
Agama Budha sebanyak 2.229 jiwa (atau sekitar 0,18%) serta Konghucu
sebanyak 505 jiwa (atau sekitar 0,041%).

Di lain pihak, jika dilihat dari jumlah bangunan sarana ibadah


sampai tahun 2010, menunjukan bahwa jumlah masjid sebanyak 2.195
buah; langgar/ mushola sebanyak 1.383 buah; gereja kristen sebanyak
110 buah; gereja katholik sebanyak 43 buah; pura sebanyak 1 buah dan
wihara/klenteng sebanyak 22 buah. Gambaran selengkapnya dapat dilihat
pada tabel berikut.

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.26


Tabel 2.__ Perkembangan Sarana Peribadatan di Kabupaten Wonogiri
Tahun 2006 - 2010

Satuan
Sarana Ibadah 2006 2007 2008 2009 2010*)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Mesjid buah 2,176 2,414 2,414 2,434 2,195
2. Langgar / Mushola buah 1,274 1,427 1,427 1,457 1,383
3. Gereja Kristen buah 74 94 94 110 110
4. Gereja Katholik /
Kapel buah 44 55 55 47 43
5. Pura / Kuil /
Sanggah buah 1 1 1 1 1
6. Vihara / Cetya /
Klenteng buah 26 19 19 22 22

Catatan: *) Data Proyeksi sampai Semester I Tahun 2010


Sumber: BAPPEDA Kab. Wonogiri. (2010). Kinerja Profil Daerah Kabupaten
Wonogiri Tahun 2010 (Semester I), Diambil seperlunya.

Tersedianya sarana peribadatan bagi pemeluk agama merupakan


prasyarat pokok untuk meningkatkan ketaqwaan mereka kepada Tuhan,
keberadaan jumlah sarana ibadah di Kabupaten Wonogiri sudah cukup
memadai hanya distribusinya kurang merata. Jumlah pondok pesantren
yang ada di Kabupaten Wonogiri sampai dengan Tahun 2010 semester I
sebanyak 32 buah dengan jumlah santri sebanyak 2.619 orang. Pada
musim haji tahun yang ini, Kabupaten Wonogiri akan memberangkatkan
jamaah haji sebanyak 315 orang. Peningkatan jumlah pondok pesantren
dan santri cukup menggembirakan dalam menunjang perkembangan dan
pendalaman ajaran agama yang bermanfaat bagi kehidupan antar umat
beragama serta masyarakat. Gambaran selengkapnya dapat dilihat pada
tabel berikut.

Tabel 2.__ Perkembangan Pondok Pesantren dan Jemaah Haji di


Kabupaten Wonogiri Tahun 2006 - 2010

Pondok Pesantren Satuan


2006 2007 2008 2009 2010*)
dan Jemaah Haji
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Pondok
Pesantren

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.27


a. Jumlah buah 26 27 27 31 32
b. Santri orang 3,703 1,981 1,981 2,619 2,619
2. Jumlah Jemaah
orang 238 273 273 287 315
Haji
Catatan : *) Data Proyeksi sampai Semester I Tahun 2010
Sumber : BAPPEDA Kab. Wonogiri. (2010). Kinerja Profil Daerah Kabupaten
Wonogiri Tahun 2010 (Semester I), Diambil seperlunya.

2.3 Aspek Pelayanan Umum

Aspek pelayanan umum mengacu pada urusan wajib dan urusan pilihan,
yang menjadi jangkauan pelayanan dari Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) di Kabupaten Wonogiri.

2.3.1 Fokus Urusan Pelayanan Wajib


Analisis kinerja atas layanan urusan wajib dilakukan terhadap indikator-
indikator kinerja penyelenggaraan urusan wajib pemerintahan daerah (ada 26
urusan wajib), yaitu bidang urusan: (i) Pendidikan, (ii) Kesehatan, (iii) Pekerjaan
Umum, (iv) Perumahan, (v) Penataan Ruang, (vi) Perencanaan Pembangunan,
(vii) Perhubungan, (viii) Lingkungan Hidup, (ix) Pertanahan, (x) Kependudukan
dan Catatan Sipil, (xi) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, (xii)
Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera, (xiii) Sosial, (xiv)
Ketenagakerjaan, (xv) Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, (xvi) Penanaman
Modal, (xvii) Kebudayaan, (xviii) Kepemudaan dan Olahraga, (xix) Kesatuan
Bangsa dan Politik Dalam Negeri, (xx) Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum,
Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan
Persandian, (xxi) Ketahanan Pangan, (xxii) Pemberdayaan Masyarakat dan
Desa, (xxiii) Statistik, (xxiv) Kearsipan, (xxv) Komunikasi dan Informatika, serta
(xxvi) Perpustakaan. Gambaran masing-masing penjelasan urusan pelayanan
wajib tersebut adalah sebagai berikut:

1. Pendidikan

Dalam kerangka upaya meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia


(SDM), kemajuan dan daya saing, perekonomian daerah, menanggulangi
masalah pengangguran serta pemanfaatan sumberdaya alam secara
bijaksana dan peningkatan produktivitas kerja, secara berkesinambungan
Pemerintah Kabupaten Wonogiri telah, sedang dan akan terus-menerus

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.28


menyediakan sarana prasarana pendidikan sesuai dengan tuntutan dan
kebutuhan yang diperlukan.

Keberhasilan program Keluarga Berencana di Kabupaten Wonogiri


berdampak pada menurunnya jumlah siswa Sekolah Dasar (SD). Ada
beberapa SD yang jumlah siswanya sedikit sehingga tidak sebanding
dengan biaya yang harus dikeluarkan untuk pemeliharaan gedung SD,
biaya operasional serta para biaya bagi para pendidiknya. Regrouping SD
adalah salah satu kebijakan yang diambil untuk mengefisiensikan biaya
pemeliharaan gedung SD, biaya operasional dan biaya bagi para
pendidiknya. Kebijakan ini berpengaruh pada menurunnya jumlah jumlah
gedung SD Negeri dari 807 buah pada tahun 2006 menjadi sebanyak 796
buah pada tahun 2007, dan sebanyak 793 buah pada tahun 2008, dan
turun lagi menjadi sebanyak 783 buah pada tahun 2009 sampai dengan
tahun 2010.

Sementara itu, untuk jumlah gedung SLTP Negeri terjadi peningkatan


dimana pada tahun 2006 sebanyak 73 buah, meningkat menjadi sebanyak
75 buah pada tahun 2010. Jumlah gedung SLTA Negeri/ Swasta berturut-
turut dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 adalah 55 buah, 56
buah, 56 buah, 59 buah dan meningkat menjadi 63 buah. Peningkatan
jumlah SLTA terjadi karena berdirinya beberapa SMK baru, seiring dengan
peningkatan program pendidikan yang berbasis pada kompetensi dan
untuk pemerataan pendidikan di wilayah Kabupaten Wonogiri.

Dari sisi tenaga pengajarnya, tercatat bahwa jumlah guru SD dari


tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 cenderung meningkat. Hal ini
disebabkan banyaknya guru SD yang memasuki masa pensiun telah diisi
dengan formasi yang baru. Untuk guru SLTP dan SLTA (SMU+SMK) juga
mengalami kenaikan karena ada penambahan formasi baru.

Rasio guru/siswa baik SD, SLTP dan SLTA cenderung stabil berturut
turut adalah 13, 13 dan 13 pada tahun 2008; sebesar 12, 13 dan 14 pada
tahun 2009; dan pada tahun 2010 adalah sebesar 8, 8 dan 8. Kondisi rasio
guru dan siswa di Kabupaten Wonogiri termasuk bagus, sebab berada di
bawah angka ideal. Rasio guru siswa yang ideal adalah 1 : 20.
Persoalannya adalah distribusi secara geografis (menurut kecamatan, desa
/ kota) yang belum merata.

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.29


Dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di
Kabupaten Wonogiri, di samping dapat ditempuh melalui pendidikan umum
juga dapat ditempuh melalui pendidikan keagamaan. Fasilitas pendidikan
keagamaan di Kabupaten Wonogiri Tahun 2010 dapat dilihat pada tabel
berikut:

Tabel 2.__ Fasilitas Pendidikan di Bawah Naungan Departemen


Agama di Kabupaten Wonogiri Tahun 2010
NO TINGKAT PENDIDIKAN JUMLAH
(1) (2) (3)
1. Madrasah Ibtidaiyah (MI) 40 buah
2. Madrasah Tsanawiyah 21 buah
(MTs)
3. Madrasah Aliyah (MA) 5 buah

Sumber: BAPPEDA Kab. Wonogiri. (2010). Kinerja Profil Daerah


Kabupaten Wonogiri Tahun 2010 (Semester I), Diambil
seperlunya.

Sasaran pembangunan Bidang Pendidikan yang telah dilakukan


dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM Daerah)
Tahun 2006-2010, selengkapmnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2.__ Capaian Kinerja Urusan Pendidikan Tahun 2005-2010


TAHUN
Indikator Kinerja
No 2010
Pendidikan 2005 2006 2007 2008 2009
*)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Meningkatnya
penuntasan wajib belajar
01. 91,1 92 95 97,05 97,89 97,89
pendidikan dasar
sembilan tahun (%):
Meningkatnya Angka
Partisipasi Murni (APM):
02. - SD/MI (%) 93 93,02 93,05 97,05 97,89 96
- SMP/MTs (%) 70,01 70,05 71 71,05 81,66 78
- SMA/SMK/MA (%) 53,23 53,5 54 54,02 56,33 69,5
Meningkatnya jumlah
lulusan kelompok belajar :
03. - Paket A (orang) 1.790 1.811 1.929 1.930 105 70
- Paket B (orang) 681 1.150 3.539 3.581 986 1338
- Paket C (orang) 382 392 2.872 2.983 457 801

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.30


Meningkatnya kualitas
04. 273 458 622 645 1.447 900
SDM pendidikan (orang)
Menurunnya angka buta
05. 0,04 18,34 3,02 0,05 0,05 0,005
huruf dewasa (%)
Meningkatnya bangunan
sekolah yang berkondisi
baik:
- TK (lokal) 184 211 25 509 210 285
06.
- SD (lokal) 3946 4.394 4.707 2.812 4313 5.289
- SLTP (lokal) 1081 1.122 1.185 1.133 1.140 1.251
- SLTA (lokal) 591 606 638 722 733 740
Menurunnya siswa putus
sekolah:
07. - SD/MI (%) 9 0,08 0,05 0,025 0,02 0,30
- SMP/MTs (%) 0,69 0,45 0,33 0,2 0,12 0,15
- SMA/SMK/MA (%) 0,5 0,35 0,4 0,3 0,29 0,10

Meningkatnya angka
kelulusan:
- SD/MI (%) 99,96 99,98 99,92 99,75 99,8 99,93
08. - SMP/MTs (%) 94,06 96,0 93,95 93,97 96,9 99,95
- SA/SMK/MA (%) 98,15 98,9 98,1 98,12 98,25 99,45

Catatan : *) Data Proyeksi sampai Semester I Tahun 2010


Sumber : Pemerintah Kab. Wonogiri. (2010). Laporan Ketertangan Akhir
Masa Jabatan Bupati Tahun 2006-2010, Diambil seperlunya.

2. Kesehatan

Upaya meningkatkan pelayanan di bidang kesehatan terus


dilaksanakan melalui berbagai program dan kegiatan baik yang bersifat
fisik maupun non fisik. Secara fisik jumlah Puskesmas di seluruh
Kabupaten Wonogiri sebanyak 34 unit dalam kondisi baik dan Puskesmas
rawat inap sebanyak 5 unit. Puskesmas pembantu sebagai tangan panjang
dari Puskesmas dalam rangka pendekatan pelayanan masyarakat
berjumlah 140 unit dan Puskesmas Keliling sebanyak 34 unit. Dengan
jumlah penduduk sebesar 1.242.967 jiwa, jumlah 208 buah puskesamas
tersebut sudah memenuhi kriteria perbandingan 1 : 30.000 antara Jumlah
Puskesmas dengan Jumlah Penduduk di Kabupaten Wonogiri.

Jumlah Rumah Sakit Umum (RSU) milik Pemerintah hanya 1 unit


bertipe B sedangkan Rumah Sakit Umum Swasta sampai tahun 2010
(Semester I) berjumlah 5 unit bertipe D serta 2 unit Rumah Sakit Khusus.
Namun demikain patut disayangkan bahwa 3 (tiga) rumah sakit swasta dan
2 (dua) rumah sakit khusus tersebut berada di wilayah Kecamatan

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.31


Wonogiri sebagai ibukota Kabupaten, dan belum tersebar merata di
seluruh wilayah kecamatan.

Fasilitas Kesehatan yang cukup memadai dan dibarengi dengan


partisipasi masyarakat serta swasta dalam meningkatkan pelayanan
kesehatan dasar masyarakat di Kabupaten Wonogiri semakin baik,
persoalannya pada distribusi fasilitas pelayanan yang masih terpusat di
perkotaan terutama untuk fasilitas Rumah Sakit dan Apotik sedangkan
fasilitas yang lain telah tersebar di tiap kecamatan. Keberadaan fasilitas
kesehatan ini menekan angka kesakitan dan angka kematian penduduk.

Angka kesakitan dan kematian pada tahun 2010 untuk penyakit


Demam Berdarah (DBD) sebanyak 354 orang atau incidence rate sebesar
2,88 per 10.000 penduduk masih melebihi target ( < 2 per 10.000
penduduk) dan untuk kematiannya sebesar 0,56%. Jumlah penderita TB
Paru sebanyak 790 orang dengan jumlah BTA positip sebanyak 457 orang,
prevalensi TB Paru sebesar 63,41 per 100.000 penduduk (masih di bawah
target nasional 221 per 100.000 penduduk), angka penemuan penderita
(CDR) sebesar 47,60 % belum memenuhi target nasional yang ditettapkan
yaitu 75%, angka kesembuhan TB Paru sudah baik yaitu sebesar 88%
(melebihi target nasional 85%). Jumlah penderita HIV/AIDS di Kabupaten
Wonogiri dari tahun 2005 2010 sebanyak 31 penderita (sebagian besar
merupakan kasus import) dan jumlah penderita yang masih hidup sampai
dengan tahun 2010 sebanyak 11 orang. Jumlah penderita malaria pada
tahun 2005 2010 sebanyak 8 orang (sebagian besar merupakan kasus
import).

Jumlah pesererta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat pra


bayar pada tahun 2010 mencapai 36,16% dari jumlah penduduk, dengan
rincian peserta Jaminan kesehatan melalui Askes( Asuransi Kesehatan
Pegawai Negeri Sipil ) 4,3%, Jamkesmas 26,6%, Jamkesda 5,3%,
sedangkan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Miskin terdaftar
pada program Jamkesmas dan Jamkesda. Cakupan masyarakat miskin
yang mendapat pelayanan kesehatan dasar rata-rata d-4 % setiap bulan,
dipelayanan kesehatan rujukan rat-rata 0,25%.

Dalam rangka mencapai jaminan kesehatan semesta di tahun 2014


masih perlu dilakukan pemberdayaan masyarakat agar dapat memahami
budaya paradikma sehat, sehingga masyarakat yang belum mempunyai
jaminan kesehatan diharapkan mampu membiayai pelayanan

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.32


kesehatannya dengan menjadi peserta jaminan kesehatan pra bayar
secara mandiri.

Jumlah Posyandu sebagai Pos pelayanan terpadu di bidang


kesehatan anak khususnya dari tahun 2006 sampai tahun 2010 (Semester
I) ada peningkatan. Berturut-turut tahun 2006 sejumlah 2.043 unit, tahun
2007 sampai dengan 2008 sejumlah 2060 unit, Tahun 2009 sebanyak
2097 unit sedangkan Tahun 2010 (Semester I) menjadi sebanyak 2.111
unit. Posyandu yang ada di Kabupaten Wonogiri rata-rata berjalan dengan
baik. Gambaran selengkapnya dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 2.__ Persentase Fasilitas Kesehatan di di Kabupaten Wonogiri


pada Semester I Tahun 2010 (dalam persen)
Sumber: BAPPEDA Kab. Wonogiri. (2010). Kinerja Profil Daerah
Kabupaten Wonogiri Tahun 2010 (Semester I), Diambil
seperlunya.

Gambar 2.__ Perkembangan Jumlah Fasilitas Kesehatan di Kabupaten


Wonogiri Tahun 2006- 2010
Sumber: BAPPEDA Kab. Wonogiri. (2010). Kinerja Profil Daerah
Kabupaten Wonogiri Tahun 2010 (Semester I), Diambil
seperlunya.

Fasilitas Kesehatan seperti Rumah Sakit, Klinik/Praktek Dokter dan


Puskesmas, harus didukung dengan adanya tenaga kesehatan yang
memadai. Secara umum tenaga kesehatan di Kabupaten Wonogiri sampai

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.33


dengan tahun 2010 terdiri dari sejumah 115 orang dokter umum, sebanyak
41 orang dokter spesialis, sejumlah 23 orang dokter gigi, sebanyak 687
orang perawat, sebanyak 293 orang bidan, sejumlah 24 orang ahli
kesehatan masyarakat, sejumlah 12 orang apoteker, sebanyak 33 orang
ahli gizi, sejumkah 51 orang analis laboratorium, sejumlah 33 orang dukun
bayi serta sebanyak 315 orang Bidan Desa.

Secara non fisik, status gizi masyarakat dari tahun 2006 sampai
dengan tahun 2010 terjadi fluktuasi. Hal ini dapat dilihat dari naik dan
menurunnya jumlah balita kurang gizi sebanyak 2.058 orang pada tahun
2006 dan terjadi peningkatan jumlah balita kurang gizi berturut turut dari
tahun 2007 sampai dengan 2009 menjadi sejumlah 2.747 orang, 2.717
orang dan 2.747 orang balita kurang gizi hal ini disebabkan adanya
dampak dari krisis ekonomi yang sedang melanda dunia saat ini. Namun
seiring dengan perbaikan kondisi perekonomian dunia pada tahun 2010
jumlah balita kurang gizi menurun menjadi 2.443 orang. Diharapkan kasus
orang atau balita gizi kurang dapat diturunkan lagi pada tahun yang akan
datang .

Jumlah kasus kejadian luar biasa di Kabupaten Wonogiri sampai


dengan bulan Juni tahun 2010 (Semester I) sebanyak 50 kasus dengan
jumlah penderita 268 orang yang tersebar di 11 Kecamatan. Peningkatan
jumlah kejadian luar biasa ini sebagian besar disebabkan penyakit Demam
Berdarah.

Sasaran pembangunan Bidang Kesehatan yang telah dilakukan


dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM Daerah)
Tahun 2006-2010, selengkapmnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.4 Capaian Kinerja Urusan Kesehatan
Indikator TAHUN
No
Kinerja 2005 2006 2007 2008 2009 2010*
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Meningkatnya
angka harapan
01. hidup 68 68 68 68 70,6 71,2
penduduk
(tahun)
Menurunnya
angka
kematian bayi
02. 14,57 12,55 9,59 12,32 9,86 9,3
per 1000
kelahiran
hidup (GDR)

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.34


Angka
kematian ibu
melahirkan per
03. 93,03 159,89 124,48 113,96 100,04 100
100.000
kelahiran
hidup
Angka
kematian kasar
04. 3,75 4,28 Menurun 3,17 3,85 3,49
(CDR) dalam
mil
Menurunnya
jumlah
05. 15 24 48 51 40 40
Kejadian Luar
Biasa (Kasus)
Menurunnya
06. angka balita 4,78 5,06 5,16 5,49 4,76 4
kurang gizi (%)
BOR (Bed
Occupancy
07. Rate/Tingkat 67,39 76,47 74,5 63,12 48.15 60
Hunian) di
RSUD (%)
LOS (Length
Of
Stay/Lamanya
08. 4,24 4,19 4,39 4,39 3,9 4
seorang
pasien dirawat)
di RSUD (hari)
TOI (Turn Over
Interval/Jangka
09. waktu terisinya 2,05 1,29 1,5 2,48i 4,21 3
tempat tidur) di
RSUD (hari)
NDR
(Meningkatnya
ketersediaan
10. tenaga medis 44,35 64,58 72 80 78 80
dan para
medis) di
RSUD (%)
BTO (Bed Turn
Over/frekuensi
11. penggunaan - - - 52,48 44,98 40
tempat tidur
(kali)
Catatan : *) Data Proyeksi sampai Semester I Tahun 2010
Sumber : Pemerintah Kab. Wonogiri. (2010). Laporan Ketertangan Akhir
Masa Jabatan Bupati Tahun 2006-2010, Diambil seperlunya.

3. Pekerjaan Umum

Dilihat dari ukuran panjang dan status jalan di Kabupaten Wonogiri dari
tahun 2006 tidak mengalami perubahan, yaitu panjang jalan nasional

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.35


sepanjang 35,50 km, jalan provinsi sepanjang 164,78 km, jalan Kabupaten
sepanjang 1.029,62 km dan jalan Desa / Lokal sepanjang 3.545 km. Dalam
kurun waktu 5 tahun sejak tahun 2006 telah terjadi perbaikan terhadap
kondisi jalan, yaitu panjang jalan aspal dari 653,33 km pada tahun 2006
bertambah menjadi 727,80 km pada tahun 2010, jalan hotmix bertambah
dari 101,23 km pada tahun 2006 menjadi 115,29 km pada tahun 2010,
Sementara jalan berbatu dan jalan tanah berkurang dari 232,50 km
(berbatu) dan 8,80 km (tanah) pada tahun 2006 menjadi hanya 180,53 km
(berbatu) dan 6,00 km (tanah) pada tahun 2010 (Semester I). Di sisi lain,
panjang dan jumlah jembatan yang ada di Kabupaten Wonogiri dalam
kurun waktu tersebut tidak mengalami perubahan yaitu 3.485,97 km dan
396 buah. Gambaran selenghkapnya dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 2.__ Kondisi Jalan di Kabupaten Wonogiri Tahun 2010


(dalam persen)
Sumber: BAPPEDA Kab. Wonogiri. (2010). Kinerja Profil Daerah
Kabupaten Wonogiri Tahun 2010 (Semester I), Diambil seperlunya.

a. Sarana Infrastruktur, khususnya infrastruktur binamarga secara garis


besar terlihat dari kondisi jalan dan jembatan Kabupaten dimana jalan
Kabupaten sepanjang 1.029,62 Km berdasarkan data tahun 2010
yang kondisinya baik 623,19 km atau 60,53 %. Sementara itu mulai
tahun 2006, Pemerintah Daerah Kabupaten Wonogiri juga telah
menyiapkan dukungan biaya terhadap dimulainya pekerjaan fisik
pembangunan jalan Jalur Lintas Selatan (JLS) yang melintasi

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.36


Kecamatan Giriwoyo, Giritontro dan Pracimantoro. Panjang jalan
desa / lokal di Kabupaten Wonogiri sampai dengan tahun 2010
Semester I adalah 3.545,00 km yang terdiri dari jalan aspal, berbatu
dan berkerikil (makadam), rabat beton, rabat jalan dan jalan tanah.

Dari jenis sarana irigasi berdasarkan data terakhir yang diterima


untuk jenis prasarana irigasi/pengairan yang bersifat teknis memiliki
panjang 30.583 m dengan jenis pengairan primer sepanjang 11.623 m,
sekunder sepanjang 14.812 m dan tersier sepanjang 4.148 m.

Luas lahan atau areal beririgasi di Kabupaten Wonogiri sampai


dengan tahun 2010 adalah 30.344 ha yang terdiri dari Lahan beririgasi
teknis seluas 11.360 ha, Lahan beririgasi teknis seluas 7.366 ha dan
Lahan beririgasi sederhana seluas 11.618 ha.

Bangunan Utama (Bendung) sampai dengan tahun 2010 berjumlah


633 buah dan bangunan air sebanyak 8.245 buah yang terbagi dalam
beberapa daerah irigasi. Waduk dan telaga di Kabupaten Wonogiri sampai
dengan tahun 2010 ada 97 buah terdiri Waduk besar sebanyak 7 buah,
Waduk Kecil sebanyak 13 buah dan Telaga sebanyak 77 buah.
Keberadaan Waduk Serbaguna Gajah Mungkur memiliki potensi Sumber
daya air yang besar (730 juta m3) dimanfaatkan sebagai pembangkit
energi listrik (12,4 Mega Watt).

Dalam RPJM Daerah Tahun 2006-2010, pembangunan infrastruktur


wilayah diarahkan pada upaya peningkatan daya saing infrastruktur
wilayah, dengan beberapa indikator sebagai berikut:

a. Meningkatnya kualitas jalan Kabupaten berkondisi baik menjadi lebih


dari 65% pada tahun 2010. Dari data capaian kinerja sebagaimana
pada tabel di bawah menunjukkan bahwa sampai dengan tahun 2009
target yang akan dicapai belum terpenuhi, namun demikian dalam
periode tersebut kualitas jalan kabupaten yang berkondisi baik
menunjukkan kecenderungan meningkat dari 55,74% tahun 2005
menjadi 57,7% tahun 2006 dan 60,77% tahun 2007. Dalam tahun 2008
dan 2009 angka tersebut cenderung menurun masing-masing menjadi
60,50% dan 59,8%.
b. Meningkatnya jalan poros Desa yang layak dilewati roda empat menjadi
lebih dari 75% pada tahun 2010. Kualitas Jalan poros desa sebenarnya
menunjukkan peningkatan yang ditandai dengan meningkatnya proporsi

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.37


jalan poros desa yang berkondisi baik dari 49,47% tahun 2005, menjadi
51,25% tahun 2006 dan 58,1% tahun 2009, namun demikian target
yang ditetapkan yaitu menjadi lebih dari 75% masih belum tercapai.
c. Meningkatnya bendung yang berkondisi baik menjadi lebih dari 75%
pada tahun 2010. Data capaian kinerja sabagaimana tabel di bawah
menunjukkan bahwa bendung berkondisi baik menunjukkan
peningkatan dari 61,2% tahun 2005 menjadi 63,3% tahun 2006 dan
67,3% tahun 2008. Sampai dengan tahun 2009 kondisi bendung
berkondisi baik baru mencapai 69,7%, sehingga sampai dengan tahun
2009 target belum bisa tercapai.
d. Meningkatnya saluran irigasi yang berkondisi baik menjadi lebih dari
70% pada tahun 2010. Meskipun kondisi saluran irigasi yang berkondisi
baik menunjukkan kecenderungan meningkat, namun demikian sampai
dengan tahun 2009 baru mencapai 67% dari jumlah saluran irigasi yang
ada di Wonogiri.
e. Target tercukupuinya kebutuhan air bersih seluruh daerah rawan air
bersih di Wonogiri Selatan. Target yang ditetapkan ini pencapaiannya
menunjukkan kecenderungan meningkat, dari 76,62% tahun 2005
menjadi 78,5% tahun 2006 dan 90% tahun 2008. Sedangkan untuk
target pemenuhan air bersih bagi seluruh masyarakat desa./kelurahan,
terutama yang dilayani oleh PDAM dan program-program pemerintah
yang lain dalam tahun 2009 mencapai 18,13% dari jumlah KK.
f. Luas taman kota yang berkondisi baik 14.000 m 2 pada tahun 2005
menjadi 19.000 m2 tahun 2009 dan direncanakan tahun 2010 sebesar
19.060 m2

Sasaran pembangunan Bidang Pekerjaan Umum yang telah


dilakukan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJM Daerah) Tahun 2006-2010, selengkapmnya dapat dilihat pada tabel
berikut ini.

Tabel 2.__ Capaian Kinerja Urusan Pekerjaan Umum


Indikator TAHUN
No.
Kinerja 2005 2006 2007 2008 2009 2010*
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
01. Meningkatnya 55,74 57,7 60,77 60,50 59,8 59,8
kualitas jalan
Kabupaten
berkondisi baik

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.38


Indikator TAHUN
No.
Kinerja 2005 2006 2007 2008 2009 2010*
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
(%)
Meningkatnya
jumlah lampu
02. penerangan jalan 1630 1796 - 1.970 2.130 2134
yang berkondisi
baik (buah)
Meningkatnya
jalan poros desa
03. 49,47 51,25 55,17 57,50 58,10 57,4
yang berkondisi
baik (%)
Meningkatnya
bendung yang
04. 61,2 63,3 57 67,30 69,70 68
berkondisi baik
(%)
Meningkatnya
saluran irigasi
05. 59,2 61,2 65 65,30 67.00 65
yang berkondisi
baik (%)
Meningkatnya
kecukupan
kebutuhan air
06. 76,62 78,5 87,17 90 18,13 18,13
bersih untuk
penduduk rawan
air bersih (%)
Luas Taman Kota
07. berkondisi baik 14.000 16.000 - 18.000 19.000 19.060
(m2)
Panjang
Drainase
08. Perkotaan - - 7.389 - - -
berkondisi baik
(m)
Catatan : *) Data Proyeksi sampai Semester I Tahun 2010
Sumber : Pemerintah Kab. Wonogiri. (2010). Laporan Ketertangan Akhir
Masa Jabatan Bupati Tahun 2006-2010, Diambil seperlunya.

4. Perumahan

Dalam aspek penyediaan sarana permukiman yaitu unit hunian,


tantangan yang dihadapi adalah mencukupi kebutuhan unit-unit hunian
baru bagi penduduk Kabupaten Wonogiri. Sampai dengan tahun 2010,
jumlah rumah sehat di Kabupaten Wonogiri sebanyak 150.069 unit dan
Jumlah KK miskin yang memperoleh bantuan pemugaran rumah dari APBD
Kabupaten sebanyak 10 unit. Data keseluruhan rumah di Kabupaten
Wonogiri beserta status kepemilikannya belum dilakukan pendataan.

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.39


Capaian kinerja dari pada urusan Perumahan dapat diketahui dari
beberapa indikator di bawah ini:

a. Proporsi rumah sehat terhadap jumlah rumah yang ada di Kabupaten


Wonogiri dalam periode tahun 2005-2009 menunjukkan kecenderungan
meningkat, dari 70,58% tahun 2005, kemudian menjadi 74,5% tahun
2006, dan meningkat lagi menjadi 75% tahun 2007. Sampai dengan
tahun 2009 jumlah rumah sehat dari seluruh rumah yang ada mencapai
99,73%.
b. Jumlah rumah tangga miskin yang mendapatkan bantuan pemugaran
rumah tahun 2008 sebanyak 1.156 KK, tahun 2009 turun menjadi 370
KK dan tahun 2010 direncanakan 115 KK.
c. Jumlah lampu penerangan jalan yang berkondisi baik, menunjukkan
peningkatan dari 1.630 buah 2005, menjadi 2.130 buah di tahun 2009
dan direncanakan 2.134 tahun 2010.
d. Cakupan pelayanan dari bahaya kebakaran pda tahun 2009 sebesar
79%.

Sasaran pembangunan Bidang Perumahan yang telah dilakukan


dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM Daerah)
Tahun 2006-2010, selengkapmnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2.__ Capaian Kinerja Urusan Perumahan


TAHUN
No. Indikator Kinerja
2005 2006 2007 2008 2009 2010*
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Jumlah rumah sehat
01. dari seluruh rumah 70,58 74,5 75 75 99,73 94,5
yang ada (%)
Meningkatnya
jumlah rumah KK
02. miskin yang - - - 1.156 370 115
mendapatkan
bantuan (KK)
Jumlah lampu
penerangan jalan
03 1630 1.796 1.796 1.970 2.130 2.134
berkondisi baik
(buah)
Meningkatnya
cakupan pelayanan
04 - - - - 79 -
terhadap bahaya
kebakaran (%)
Catatan : *) Data Proyeksi sampai Semester I Tahun 2010

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.40


Sumber : Pemerintah Kab. Wonogiri. (2010). Laporan Ketertangan Akhir
Masa Jabatan Bupati Tahun 2006-2010, Diambil seperlunya.

5. Penataan Ruang

Dari sudut pandang penataan ruang, salah satu tujuan pembangunan


yang hendak dicapai di Kabupaten Wonogiri adalah untuk mewujudkan
ruang kehidupan yang nyaman, produktif dan berkelanjutan. Ruang
kehidupan yang nyaman mengandung pengertian adanya kesempatan
yang luas bagi masyarakat untuk mengartikulasikan nilai-nilai sosial
budaya dan fungsinya sebagai manusia. Produktif mengandung pengertian
bahwa proses produksi dan distribusi berjalan secara efisien sehingga
mampu memberikan nilai tambah ekonomi untuk kesejahteraan
masyarakat sekaligus meningkatkan daya saing. Sementara berkelanjutan
mengandung pengertian dimana kualitas lingkungan fisik dapat
dipertahankan bahkan dapat ditingkatkan, tidak hanya untuk kepentingan
generasi saat ini, namun juga generasi yang akan datang. Seiring dengan
meningkatnya kebutuhan ruang, maka kebutuhan akan lahan juga
meningkat pula, sehingga tantangan di bidang pemanfaatan ruang
terutama pemanfaatan lahan menjadi semakin berat.

Capaian kinerja urusan Penataan Ruang dapat dilihat dari beberapa


indikator sebagai berikut:

a. Meningkatnya jumlah kecamatan yang memiliki Rencana Umum Tata


Ruang Kecamatan, dari 14 kecamatan di tahun 2005 menjadi 25
kecamatan di tahun 2006, sehinga secara keseluruhan kecamatan di
Kabupaten Wonogiri dalam tahun 2006 telah memiliki RUTRK.
b. Sampai dengan tahun 2009 Terdapat 5 kecamatan yang telah memiliki
Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan (RDTRK), yaitu Kecamatan
Selogiri, Wonogiri, Baturetno, Purwantoro dan Jatisrono.
c. Meningkatnya jumlah pengajuan Ijin Mendirikan Bangunan. Pada tahun
2005 sebanyak 449 pengajuan ijin IMB, dan meningkat menjadi 841
pemohon di tahun 2009.
d. Guna mendasari kebijakan penataan ruang daerah, mulai tahun 2009
telah dilaksanakan penyusunan RTRW yang mengacu pada ketentuan
UU Nomor 26 tahun 2007 tentang Penatan Ruang, yang diawalai
dengan kegiatan kajian di tahun 2009, kemudian penyusunan Draft
Reperda RTRW di tahun 2010.

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.41


e. Adanya penegasan batas wilayah, dengan di pasangnya 25 patok batas
wilayah di tahun 2005, kemudian 28 patok di tahun 2006, dan 11 patok
pada tahun 2009.

Sasaran pembangunan Bidang Penataan Ruang yang telah


dilakukan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJM Daerah) Tahun 2006-2010, selengkapmnya dapat dilihat pada tabel
berikut ini.

Tabel 2.__ Capaian Kinerja Urusan Penataan Ruang


TAHUN
No Indikator Kinerja
2005 2006 2007 2008 2009 2010*
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Meningkatnya
jumlah kecamatan
01. 14 25 25 25 25 25
yang memiliki
RUTRK
Meningkatnya
jumlah kecamatan
02. yang memiliki - - 3 2 5 5
Rencana Detail
Tata Ruang
Meningkatnya
03. 449 553 844 1.676 1.194 454
pengajuan IMB
Penegasan batas
04. wilayah (patok) 20 28 - 24 11 -

Catatan : *) Data Proyeksi sampai Semester I Tahun 2010


Sumber : Pemerintah Kab. Wonogiri. (2010). Laporan Ketertangan Akhir
Masa Jabatan Bupati Tahun 2006-2010, Diambil seperlunya.

6. Perencanaan Pembangunan

Program-program prioritas pada Urusan Perencanaan


Pembangunan, antara lain dapat dilihat dari proporsi penyerapan anggaran
terhadap total dana dalam tahun 2007-2010, yang mencakup: (i) Program
Perencanaan Prasarana Wilayah dan Sumberdaya Alam yang menyerap
23,4%, (ii) Program Perencanaan Sosial Budaya menyerap 14%, (iii)
Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi menyerap 13,6%, dan (iv)
Program Perencanaan Pembangunan Daerah menyerap 13,6% .

Indikator capaian kinerja pada urusan Perencanaan Pembangunan,


antara lain yaitu:

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.42


a. Meningkatnya jenis dokumen perencanaan pembangunan daerah, dari
4 jenis dokumen pada tahun 2005, menjadi 7 dokumn di tahun 2007
dan 2008. Pada tahun 2009 jumlah dokumen yang dihasilkan
meningkat menjadi 11. Dokumen-dokumen yang dihasilkan tersebut
antara lain Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), KUA PPA
Penetapan, KUA PPA Perubahan, RPJM, Dokumen-dokumen
monitoring dan evaluasi perencanaan, serta dokumen perencanaan
teknis Bidang Prasarana Wilayah, Bidang Pemerintahan dan
Kesejehtaraan Rakyat serta Bidang Ekonomi.
b. Jumlah desa yang memiliki Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Desa (RPJM Desa) selalu meningkat, dari 50 desa di tahun 2005
menjadi 100 desa di tahun 2006. Pada tahun 2007 jumlah desa yang
memiliki RPJM Desa menjadi 204 dan tahun 2009, seluruh desa di
Kabupaten Wonogiri telah memiliki RPJM.

c. Proses penyusunan perencanaan partisipatif menunjukkan


kecenderungan meningkat, yang ditandai dengan terpenuhinya kaidah-
kaidah perencanaan partisipatif, yang pada tahun 2006 sebesar
67,62%, meningkat menjadi 70% di tahun 2007 dan menjadi 80% di
tahun 2009.
d. Proses kegiatan monitoring perencanaan menunjukan kondisi yang
selalu membaik, yang ditandai dengan meningkatnya proporsi jumlah
kegiatan pembangunan yang dimonitor, dari 26,7% tahun 2005,
meningkat menjadi 27 % tahun 2006 dan 2007, selanjutnya menjadi
30% tahun 2008 dan 40% tahun 2009.

Sasaran pembangunan Bidang Perumahan yang telah dilakukan


dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM Daerah)
Tahun 2006-2010, selengkapmnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2.__ Capaian Kinerja Urusan Perencanaan Pembangunan


TAHUN
Indikator
No
Kinerja 2005 2006 2007 2008 2009 2010
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
01. Meningkatnya 4 6 7 7 11 11
jumlah
dokumen
perencanaan

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.43


TAHUN
Indikator
No
Kinerja 2005 2006 2007 2008 2009 2010
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

daerah (jenis)
Jumlah Desa
yang memiliki
02. 50 100 204 224 251 251
dokumen RPJM
Desa (desa)
Meningkatnya
proses dan
mekanisme
03. 67,62 68,5 70 72 80 85
perencanaan
pembangunan
partisipatif (%)
Kegiatan
Monitoring dan
04. 26,71 27 27 30 40 40
Evaluasi
Pembangunan

Catatan : *) Data Proyeksi sampai Semester I Tahun 2010


Sumber : Pemerintah Kab. Wonogiri. (2010). Laporan Ketertangan
Akhir Masa Jabatan Bupati Tahun 2006-2010, Diambil
seperlunya.

7. Perhubungan

Meningkatnya jumlah penduduk di Kabupaten Wonogiri akan disertai


dengan penambahan jumlah sarana angkutan darat baik angkutan publik
yaitu kendaraan roda dua maupun kendaraan roda empat, serta angkutan
umum, menuntut ketersediaan prasarana perhubungan jalan yang
memadai untuk pengangkutan barang dan jasa baik dalam kota maupun ke
luar kota. Tantangan yang dihadapi dalam sarana dan prasarana
perhubungan darat adalah bagaimana memfasilitasi kebutuhan angkutan
publik melalui penyebaran jalur-jalur angkutan dan peningkatan serta
pembangunan prasarana jalan.

Peningkatan Pembangunan prasarana transportasi berupa jalan


akan memberikan dorongan kepada penduduk untuk meningkatkan
mobilitasnya, yang berarti meningkatkan pemerataan pembangunan di
seluruh wilayah Kabupaten Wonogiri. Status dan panjang jalan di
Kabupaten Wonogiri Tahun 2010 dapat dilihat pada tabel berikut.

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.44


Tabel 2.__ Status Panjang Jalan di Kabupaten Wonogiri Tahun 2010
No. STATUS JALAN PANJANG (Km)
(1) (2) (3)
1. Nasional 35,50
2. Provinsi 164,78
3. Kabupaten 1.029,62
4. Desa / Lokal 3.545,00
Sumber: BAPPEDA Kab. Wonogiri. (2010). Kinerja Profil Daerah
Kabupaten Wonogiri Tahun 2010 (Semester I), Diambil
seperlunya.

Transportasi darat di Kabupaten Wonogiri sampai dengan bulan Juni


tahun 2010 (Semester I) dilayani oleh 24 unit terminal yang terdiri dari 1
Unit Terminal Kelas A, sebanyak 4 Unit Terminal Kelas B dan sejumlah 19
Unit Terminal Kelas C. Jumlah Armada bus Antar Kota Dalam Provinsi
(AKDP) sebanyak 249 unit dan bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP)
sejumlah 558 unit. Jumlah Armada Mini Bus / Angkutan Pedesaan
sebanyak 537 unit, Angkuta (Angkutan Kota) sebanyak 85 unit, kendaraan
truk sebanyak 1.722 unit, dan Pick up/Box sebanyak 2.311 unit yang
tersebar di 25 Kecamatan.

Jumlah Perusahaan Angkutan Penumpang Bus sebanyak 24 buah


dan Non Bus sebanyak 83 buah serta Perusahaan Angkuta sebanyak 60
buah. Disamping itu terdapat Dermaga Wisata sebanyak 1 unit dengan 5
unit Kapal Wisata sebagai angkutan penyeberangan di Waduk Gajah
Mungkur dan Jembatan timbang sebanyak 1 Unit. Transportasi laut dan
udara tidak ada. Gambaran selengkapnya dapat dilihat pada gambar
berikut.

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.45


Gambar 2.__ Jumlah Armada Angkutan Penumpang dan Barang di
Kabupaten Wonogiri Tahun 2010
Sumber: BAPPEDA Kab. Wonogiri. (2010). Kinerja Profil Daerah
Kabupaten Wonogiri Tahun 2010 (Semester I), Diambil
seperlunya.

8. Lingkungan Hidup

Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua


benda, daya, keadaan, dan mahkluk hidup termasuk manusia dan
perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Lingkungan
hidup saat ini merupakan salah satu hal penting karena salah satu
tujuan pembangunan abad melenium atau Millenium Development
Goals (MDGs) 2015 adalah memastikan keberlanjutan Lingkungan
hidup. Lingkungan juga merupakan tempat bagi kelangsungan
kehidupan makhluk yang didalamnya terdapat air, tanah, dan udara
harus bersih atau paling tidak berada pada ambang batas minimal
pengaruh pencemaran sehingga tidak mempengaruhi kesehatan dan
aktifitas masyarakat.

Berbagai persoalan yang akan dihadapi oleh Kabupaten


Wonogiri di masa yang akan datang yang berhubungan dengan
lingkungan hidup adalah yaitu penyediaan air bersih, sanitasi,
persoalan limbah kota yaitu sampah padat, limbah cair, dan polusi
udara juga akan semakin meningkat.

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.46


Beberapa indikator capaian kinerja pada Urusan lingkungan
hidup dalam periode 2005-2010 adalah, sebagai berikut:

a. Luas Lahan kritis menurun dari 54.265 Ha tahun 2005 menjadi


46.808 tahun 2009.

b. Upaya untuk pelestarian sumberdaya alam dan fungsi lingkungan


hidup meningkat dari 20 Ha tahun 2005 menjadi 40 ha di tahun
2009.

c. Sampai dengan tahun 2009 kualitas udara masih tetap dalam


batas aman, karena beberapa parameter masih di bawah ambang
batas aman. Namun untuk kualitas air, mulai tahun 2008 sudah
mulai memburuk karena beberapa parameter telah melebihi
ambang batas aman yang ditentukan.

d. Sumber air yang terlindungi pada tahun 2005 sebanyak 6 mata air
dan 1 telaga, pada tahun 2009 sebanyak 5 mata air dan 2 telaga.

Sasaran pembangunan Bidang Lingkungan Hidup yang telah


dilakukan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJM Daerah) Tahun 2006-2010, selengkapmnya dapat dilihat pada tabel
berikut ini.

Tabel 2.___ Pencapaian Kinerja Yang Terukur Pada Urusan Lingkungan


Hidup
Indikator TAHUN
No
Kinerja 2005 2006 2007 2008 2009 2010*
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1. Menurunnya
luas lahan turun
54.265 53.868 - 46.808 -
kritis menjadi 7.850
seluas (Ha)
2. Meningkatnya
upaya
pelestarian
sumberdaya
alam dan 20 30 50 40 40 -
fungsi
lingkungan
hidup seluas
(Ha)
3. Meningkatnya
kualitas udara
dan kualitas
air

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.47


Indikator TAHUN
No
Kinerja 2005 2006 2007 2008 2009 2010*
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
- Kualitas
Udara dengan
parameter Tetap tetap tetap
SO2, NO2 terjaga terjaga terjaga
Di Di bawah
dibawah pada pada pada Dibawah
bawah ambang
ambang batas ambang ambang ambang ambang
ambang batas
yang batas batas batas
diperbolehkan aman aman aman
(365
mg/NM3).
- Kualitas air
dari beberapa
parameter
diantaranya Tetap tetap tetap
Beberapa
pH, Besi dan terjaga terjaga terjaga
paramete
Mg, COD, pada pada pada Di atas Di atas
r di atas
BOD sudah ambang ambang ambang ambang ambang
ambang
diatas ambang batas batas batas
batas
batas yang aman aman aman
diperbolehkan
(PP. No. 82
Th. 2001)
4. Terlindunginya
sumber-
sumber air
- Mata Air 6 5 6 4 5 -
- Telaga 1 1 1 1 2 2
5. Volume
sampah yang - - 60.400 - 93% -
terangkut (m3)
Catatan: *) Data Proyeksi sampai Semester I Tahun 2010
Sumber: Pemerintah Kab. Wonogiri. (2010). Laporan Ketertangan Akhir Masa
Jabatan Bupati Tahun 2006-2010, Diambil seperlunya.

9. Pertanahan

Desentralisasi sistem pemerintahan membawa konsekuensi dalam


pengelolaan daerah dalam bidang manajemen pertanahan. Pemerintah
daerah harus memiliki kemampuan yang lebih baik dalam mengelola
urusan pertanahan, yang meliputi inventarisasi dan pendaftaran tanah,
pengaturan tanah dan pembangunan properti, penggunaan lahan dan
konservasi, retribusi dan pajak tanah, serta penyelesaian konflik-konflik
yang menyangkut penggunaan dan kepemilikan tanah. Dalam bidang
Pertanahan yang merupakan salah satu sumber daya alam yang harus
dijaga dan ditata karena mempunyai nilai strategis dalam tatanan

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.48


kehidupan manusia bersosial dan bernegara, terutama dalam kaitannya
dengan fungsi lindung maupun budidaya sesuai RTRW.

Terdapat 3 (tiga) program yang dilksanakan pada Urusan


Pertanahan, yaitu Program Penataan, Penguasaan, Pemilikan
Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah, Program Penyelesaian Konflik-
Konflik Pertanahan dan Program Pengembangan Sistem Informasi
Pertanahan. Program Penataan, Penguasaan, Pemilikan dan Penggunaan
Pertanahan menjadi program prioritas karena dalam tahun 2007-2010
secara rata-rata menyerap 99,1% dana pada urusan Pertanahan. Program
Penyelesaian Konflik Pertanahan mendapatkan alokasi rata-rata sebesar
0,6% dan Program Pengembangan Sistem Informasi Pertanahan 0,3%.

Di lain pihak, juga telah didokumentasikan bahwa jumlah tanah hak


milik yang bersertifikat yang tercatat di Badan Pertanahan Kabupaten
Wonogiri sebanyak 516.360 buah pada tahun 2006, sejumlah 529.742
buah pada tahun 2007. Pada tahun 2008 sudah meningkat menjadi
541.330 buah, tahun 2009 menjadi sejumlah 550.489 buah, dan pada
tahun 2010 jumlah tanah hak milik yang bersertifikat menjadi sejumlah
558.386 buah.

Jumlah tanah milik Pemerintah Kabupaten Wonogiri sampai dengan tahun


2010 adalah 2.028 bidang yang terdiri dari 1.454 Hak Pakai dan 574 Leter
c/Persil/OO dan lainnya.

10. Kependudukan dan Catatan Sipil

Kependudukan dan Catatan Sipil mencakup 3 (tiga) proses, yaitu: (i)


Pendaftaran Penduduk, (ii) Pencatatan Sipil, dan (iii) Pengelolaan Informasi
Kependudukan. Pendaftaran Penduduk dengan produk Kartu Keluarga
(KK), Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Surat Keterangan Kependudukan
(SKK). Pencatatan Sipil dengan produk Akte Kelahiran, Akte Kematian,
Akte Perkawinan, Akte Pengangkatan Anak dan Akte
Pengakuan/Pengesahan Anak. Pengelolaan Informasi Kependudukan
dengan produk data/informasi kependudukan yang berupa olahan proses
dari pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil.

Penggunaan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK)


sebagai pengganti Sistem Informasi Kependudukan (SIMDUK) diharapkan
mampu menjamin kualitas keamanan dalam penerbitan dokumen

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.49


kependudukan. Selain penyediaan SIAK, pelaksanaan administrasi
kependudukan juga perlu didukung oleh aparat dengan SDM yang
berkualitas dan prosedur pengurusan yang memberikan kemudahan bagi
masyarakat. Hal ini mengingat pentingnya dokumen administrasi
kependudukan dalam kehidupan bermasyarakat dewasa ini dan masih
kurangnya pemahaman dan kesadaran masyarakat akan hal tersebut.

Capaian kinerja Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil adalah


sebagaimana indikator berikut:

a. Meningkatnya prosentase penduduk yang memiliki KTP terhadap


jumlah penduduk dari 93,09% tahun 2005, menjadi 95,5% tahun 2007.
Dalam tahun 2008 proporsi tersebut menjadi 60,57% dan tahun 2010
direncanakan naik menjadi 80%.
b. Meningkatnya prosentase penduduk yang memiliki Kartu Keluarga, dari
96,08% tahun 2005, meningkat menjadi 96,90% tahun 2006,
sedangkan untuk tahun 2008 turun menjadi 86%. Pada tahun 2009 naik
menjadi 98,18% dan pada tahun 2010 direncanakan menjadi 98,50%.
c. Meningkatnya jumlah penduduk yang memiliki akte kelahiran, dari
306.302 orang pada tahun 2005 menjadi 436.782 orang pada tahun
2009 dan pada tahun 2010 diprediksi sebesar 456.782 orang.
d. Seiring dengan semakin meningkatnya kesadaran penduduk untuk
mengurus surat-surat/dokumen kependudukan, maka pelayanan
administrasi kependudukan juga menunjukkan peningkatan dari 61.300
lembar pada tahun 2005 menjadi 81.000 lembar pada tahun 2009 dan
pada tahun 2010 direncanakan mencapai 843 buku dan 38.000 lembar.

Sasaran pembangunan Bidang Kependudukan dan Catatan Sipil


yang telah dilakukan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJM Daerah) Tahun 2006-2010, selengkapmnya dapat dilihat
pada tabel berikut ini.

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.50


Tabel 2.___ Capaian Kinerja Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil

Indikator TAHUN
No.
Kinerja 2005 2006 2007 2008 2009 2010*
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Meningkatnya
sarana
1. pelayanan
administrasi
kependudukan
-Simduk-SIAK 1 25 1 1 1
- Simduk-Siak
Yang On Line 14
(kecamatan)
Meningkatnya
jumlah
2. 93,09 94,76 95,50 60,57 68,66 80
penduduk ber-
KTP (%)
Meningkatnya
jumlah
penduduk
3. 96,08 96,90 98,00 86,00 98,18 98,5
yang memiliki
Kartu
Keluarga (%)
Meningkatnya
jumlah
penduduk
4. 306.302 335.300 406.271 417.490 436.782 456.782
yang
mempunyai
akta kelahiran
Meningkatnya
95%
kualitas Disesuaikan
atau
5. validitas data 95 96,3 98 hasil DPT
921.981
penduduk dari KPU
pemilih
(DP4) (%)
Tertib
administrasi
6. 87,5 100
kependudukan
(%)
- Buku Akte 300 600
- Akta
15.000
Kelahiran
Meningkatnya
843
pelayanan
buku
7. administrasi 61.300 56.520 56.520 54.200 81.000
38.000
kependudukan
lembar
(lembar)
Meningkatnya
8. pelayanan
tertib KTP/KK
- KTP
153.388 429.765 200.000 162.366 125.673 150.000
(Lembar)
- KK (lembar) 295.439 77.907 50.000 59.894 59.567 38.000

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.51


Catatan: *) Data Proyeksi sampai Semester I Tahun 2010
Sumber: Pemerintah Kab. Wonogiri. (2010). Laporan Ketertangan Akhir Masa
Jabatan Bupati Tahun 2006-2010, Diambil seperlunya.

11. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Sebagaimana telah dikemukakan bahwa penduduk perempuan di


Kabupaten Wonogiri pada tahun 2010 nyaris seimbang dengan penduduk
laki-laki. Namun kesenjangan gender masih terjadi di berbagai sektor
pembangunan, hal ini lebih karena aspek psiko-sosio-kultural, yang masih
menganggap derajat laki-laki lebih tinggi daripada perempuan. Keadaan
tersebut menghambat keterlibatan perempuan dalam berperan aktif dalam
pembangunan dan dalam memperoleh segala bentuk pelayanan dasar
manusia.

Kesetaraan gender selain berdampak pada perempuan secara tidak


langsung juga berdampak bagi anak. Hal ini mengingat sangat erat
kaitannya antara perempuan sebagai ibu yang merupakan pendidik bagi
anak. Pembangunan dan pemberdayaan perempuan juga sangat
berdampak pada derajat kesehatan dan tingkat kesejahteraan keluarga
mengingat besarnya peran perempuan dalam pengambilan keputusan di
dalam suatu rumah tangga.

Pembangunan perempuan dalam rangka peningkatan kesetaraan


gender digambarkan melalui Indeks Pembangunan Gender (IPG) atau
Gender-related Development Index (GDI). Sedangkan pemberdayaan
perempuan yang menitikberatkan pada partisipasi perempuan di bidang
ekonomi, politik dan pengambilan keputusan digambarkan melalui Indeks
Pemberdayaan Gender (IDG) atau Gender Empowerment Measurement
(GEM).

Beberapa indikator capaian kinerja Urusan Pemberdayaan


Perempuan adalah sebagai berikut:

a. Meningkatnya kesetaraan gender mencapai angka 100% di tahun 2009.


b. Meningkatnya jumlah SDM LPKK yang terlatih, yang dalam kurun waktu
5 tahun mencapai 400 orang.
c. Terfasilitasinya kegiatan jaringan penanganan kekerasan terhadap
perempuan dan anak yang dalam tahun 2005-2009 mencapai 10
kegiatan.
d. Meningkatnya pemahaman gender hingga mencapai 100% pada tahun
2009.

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.52


Sasaran pembangunan Bidang Pemberdayana Perempuan dan
Perlindungan Anak yang telah dilakukan dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJM Daerah) Tahun 2006-2010,
selengkapmnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2.___ Capaian Kinerja Urusan Pemberdayaan Perempuan

Indikator Tahun
No.
Kinerja 2005 2006 2007 2008 2009 2010*
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Terwujudnya
1. kesetaraan - - meningkat 100 100 100
gender (%)
Jumlah SDM
2. LPKK yang 30 40 90 90 150 100
terlatih (orang)
Jumlah kegiatan
fasilitasi
jaringan
penanganan
3. 1 2 3 1 3 2
kekerasan
terhadap
perempuan dan
anak
Jumlah kegiatan
4. dalam rangka
PUG
- Kegiatan 2 4 3 3 2 6
- Orang 60 200 - 252 240 300
Terwujudnya
pemahaman
5. - - - 100 100 100
gender (% dari
target peserta)
Catatan: *) Data Proyeksi sampai Semester I Tahun 2010
Sumber: Pemerintah Kab. Wonogiri. (2010). Laporan Ketertangan Akhir Masa
Jabatan Bupati Tahun 2006-2010, Diambil seperlunya.

12. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

Pengendalian angka laju pertumbuhan penduduk menjadi masalah


yang sangat penting di Kabupaten Wonogiri, mengingat hal tersebut
berimplikasi pada penyediaan dan pemenuhan sarana kebutuhan dasar
manusia. Dengan pengendalian laju pertumbuhan, diharapkan selain akan
terwujud keluarga kecil yang sehat dan sejahtera juga tercipta pemenuhan
pelayanan dasar manusia dalam segala aspeknya, serta tertanganinya
masalah-masalah sosial secara memadai.

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.53


Di lain pihak, pencapaian peserta KB aktif sampai dengan tahun
2010 di Kabupaten Wonogiri sebanyak 219.099 Pasangan Usia Subur
(PUS), sebanyak 181.944 akseptor (Peserta Aktif ) dan sebanyak 110.812
akseptor (Peserta Aktif Mandiri). Capaian tersebut dirasa masih kurang
maksimal, yang antara lain disebabkan:
a. Masih kurangnya partisipasi kaum pria yang disebabkan masih
terbatasnya layanan KB untuk kaum pria dan masih rendahnya
pemahaman tentang KB untuk pria.
b. Masih rendahnya partisipasi Pasangan Usia Subur (PUS) karena
selain banyak PUS yang belum berminat mengikuti program KB juga
karena banyak PUS yang belum terlayani program KB.
c. Masih adanya angka drop out KB pada tahun 2010.
d. Masih rendahnya partisipasi keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga
Sejahtera I untuk menjadi akseptor KB mandiri. Tercatat rasio peserta
keluarga Pra Sejahtera dan KS I alasan ekonomi yang menerima
pelayanan KB gratis terhadap jumlah peserta KB keluarga Pra
Sejahtera dan KS I alasan ekonomi pada tahun 2010.
e. Belum optimalnya kelompok-kelompok kegiatan masyarakat dalam
mempromosikan kesehatan dan kesejahteraan keluarga.
f. Belum optimalnya peran Pusat Pelayanan Informasi dan Konseling
KRR

Beberapa indikator kinerja pada Urusan Keluarga Berencana dan


Kesejahteraan Sosial adalah dalam periode 2005-2010 sebagai berikut:

a. Meningkatnya jumlah peserta KB Aktif dari 163.812 orang tahun 2005


menjadi 179.268 orang tahun 2009, dan diperkirakan tahun 2010
sebanyak 181.245 orang.
b. Angka kelahiran kasar cenderung meningkat. Kalau pada tahun 2005
sebesar 8,57 mil, maka di tahun 2009 sebesar 8,88 mil, dan
diperkirakan tahun 2010 sebesar 8,88 mil.
c. Meningkatnya ketahanan keluarga yang ditandai oleh meningkatnya
kualitas kelompok UPPKS menjadi sebesar 3.942 orang di tahun 2009.
d. Terbentuknya Bina Lingkungan Keluarga yang yang ditandai dengan
meningkatnya jumlah kelompok BKB, BKR dan BKL dari 1.917
kelompok pada tahun 2005 menjadi 2.039 kelompok pada tahun 2010.

e. Meningkatnya kualitas kelembagaan masyarakat pengelola Keluarga


Berencana yang ditandai dengan meningkatnya jumlah PPKBD, Sub

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.54


PPKBD dan PKB RT dari 1.917 kelompok pada tahun 2005 menjadi
2.039 kelompok pada tahun 2010.

Sasaran pembangunan Bidang Keluarga Berencana dan Keluarag


Sejahtera yang telah dilakukan dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJM Daerah) Tahun 2006-2010, selengkapmnya
dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2.___ Capaian Kinerja Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

No Indikator Tahun
. Kinerja 2005 2006 2007 2008 2009 2010*
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Meningkatnya
163.81 169.2 172.42 176.6 179.2 181.24
jumlah peserta
2 76 5 67 68 5
KB Aktif
2 Meningkatnya
2.29
jumlah peserta 918 1018 1,13% 1,28% 1,9%
%
KB Aktif Pria
3 Menurunnya
angka kelahiran
8,57 8,56 11,05 9,78 8,88 8,88
kasar (CBR)
(mil)
4 Meningkatnya
jumlah remaja
yang
mengetahui
program KRR
(Kesehatan
65 67 70 72 75 65
Reproduksi
Remaja) dan
menyadari
pentingnya
Keluarga Kecil
yang berkualitas
5 Meningkatnya
Ketahanan
Ekonomi
Keluarga melalui
2.247 2.252 2.929 2.896 3.942 2.185
peningkatan
kualitas
kelompok
UPPKS (orang)
6 Meningkatnya
Ketahanan fisik
keluarga yang
ditandai dengan
peningkatan
jumlah kelompok
Bina Keluarga
(BKB, BKR, BKL

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.55


No Indikator Tahun
. Kinerja 2005 2006 2007 2008 2009 2010*
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

dan PKLK)

- BKB 1566 1.604 1.421 1.631 1.693 1.498

- BKR 92 97 361 315 341 174


- BKL 319 322 339 337 369 367
7 Terbentuknya
Bina Lingkungan
0 45 75 75 76 73
Keluarga
(Kelompok)
8 6.044 6.956
Kelom Kelom
pok pok
Meningkatnya 287 287 terdiri terdiri
dari : dari :
kualitas institusi PPKB PPKB
PPKB PPKB 6773
Masyarakat D, D, 6.956
pengelola KB 1088 1088 D 294, D 294, kelom Kelom-
Sub Sub
(PPKBD, Sub Sub Sub -pok pok
PPKBD, PKB PPKB PPKB PPKB PPKB
D D
RT) D, D,
1.073, 1.196,
PKB PKB
RT RT
4.677 5.466

Catatan: *) Data Proyeksi sampai Semester I Tahun 2010


Sumber: Pemerintah Kab. Wonogiri. (2010). Laporan Ketertangan Akhir Masa
Jabatan Bupati Tahun 2006-2010, Diambil seperlunya.

13. Sosial

Pengentasan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)


merupakan salah satu fokus pembangunan daerah di Kabupaten Wonogiri
hingga saat ini. Program-program yang telah dilaksanakan dalam rangka
peningkatan perlindungan sosial terhadap penyandang PMKS belum dapat
menghilangkan angka PMKS secara keseluruhan, namun telah
menunjukkan perkembangan ke arah yang positif.

Diperlukan kebersamaan dari semua pihak untuk mengurangi angka


PMKS. Selain peran pemerintah daerah, keterlibatan masyarakat baik

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.56


secara langsung maupun melalui kelompok-kelompok masyarakat akan
membuahkan hasil yang maksimal.

Jumlah balita terlantar mengalami kenaikan dari tahun 2006 sampai


dengan tahun 2008 berturut-turut mencapai 1.793 jiwa, 2.043 jiwa, 2.020
jiwa. Sementara pada tahun 2009 jumlah balita terlantar menurun menjadi
1.188 jiwa tetapi meningkat kembali pada tahun 2010 menjadi 2188 jiwa.

Jumlah lanjut usia terlantar mengalami kecenderungan naik turun


antara lain disebabkan naik turunnya jumlah usia lansia. Telah ada
posyandu lansia yang ada pada setiap Desa / Kelurahan sampai ke
Tingkat Dusun/ Lingkungan. Peningkatan kualitas penanganan lansia dapat
dikatakan semakin baik terutama dengan telah adanya Panti Sosial Tresna
Wreda sebanyak 1 (satu) buah.

Jumlah pengemis, gelandangan dan orang terlantar (PGOT)


cenderung mengalami penurunan dari tahun ketahun pada tahun 2010
sebanyak 33 orang bila dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak 43
orang. Jumlah Eks. Wanita Tuna Susila pada tahun 2010 sebanyak 28
orang terjadi penambahan jumlah bila dibandingkan dengan tahun 2009
sebanyak 23 orang. Jumlah Eks. Narapidana mengalami penurunan dari
tahun ke tahun pada tahun 2010 sebanyak 145 orang mengalami
penurunan bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sebanyak
496 orang. Jumlah anak nakal juga mengalami penurunan selama lima
tahun terakhir pada tahun 2010 sebanyak 31 orang lebih sedikit bila
dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebanyak 123 orang. Sedangkan
anak jalanan juga mengalami penurunan dari tahun ke tahun pada tahun
2010 sebanyak 91 orang lebih sedikit bila dibandingkan dari tahun
sebelumnya sebanyak 95 orang. Kenaikan justru terjadi pada eks
narkoba/rawan narkoba mengalami kenaikan selama lima tahun terakhir
pada tahun 2010 sebanyak 50 orang. Penyandang cacat pada tahun 2010
sebanyak 13.620 orang.

Penduduk rawan sosial dan prasarana di Kabupaten Wonogiri adalah


mereka yang masuk kelompok fakir miskin, balita terlantar, anak terlantar,
lanjut usia terlantar, gelandangan dan pengemis (gepeng), penyandang
cacat serta yatim/piatu. Kondisi sampai tahun 2010 dapat digambarkan
sebagai berikut.

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.57


Gambar 2.__ Jumlah Penduduk Rawan Sosial di Kabupaten Wonogiri
Tahun 2010
Sumber: BAPPEDA Kab. Wonogiri. (2010). Kinerja Profil Daerah
Kabupaten Wonogiri Tahun 2010 (Semester I), Diambil
seperlunya.

Kondisi kesejahteraan sosial yang masih memprihatinkan ini


sebetulnya sudah didukung oleh ketersediaan sarana sarana
kesejahteraan sosial seperti panti-panti sosial yang tersebar di seluruh
Kabupaten Wonogiri, yang jumlahnya adalah 6 buah Panti Sosial Asuhan
Anak, 1 buah Panti Sosial Tresna Wirda, 1 buah Panti Sosial Bina Laras
dan 4 buah Panti Sosial Bina Rungu Wicara (Tahun 2010). Namun
demikian bila dilihat dari jumlah dan kualitas pelayanan, bisa jadi belum
sepenuhnya dapat menangani permasalahan yang dihadapi.

Meskipun wilayah Kabupaten Wonogiri tidak merupakan daerah yang


sangat rawan bencana, namun tiap tahun ada bencana alam terutama
kekeringan, banjir dan tanah longsor. Sampai dengan bulan Juni tahun
2010 tercatat telah terjadi Bencana Alam di 20 Kecamatan berupa
bencana alam banjir dan tanah longsor dengan perkiraan Kerugian akibat
bencana mencapai Rp. 2.526.000.000,- Kerusakan prasarana fisik
sebagian sudah dapat diatasi melalui APBD Kabupaten dan APBN. Jumlah
pengungsian ke daerah luar Kabupaten Wonogiri sebagai akibat bencana
alam relatif tidak ada.

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.58


14. Ketenagakerjaan

Penduduk yang tergolong angkatan kerja adalah kelompok orang


yang bekerja maupun yang sedang mencari pekerjaan (penggangguran),
mempersiapkan usaha, merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan dan
sudah diterima kerja tetapi belum mulai bekerja.

Dalam hal tingkat pengangguran, penganguran di Kabupaten


Wonogiri secara umum terdiri dari pengangguran terbuka dan
pengangguran tidak kentara/setengah penganggur, yang terjadi karena
pertambahan angkatan kerja tidak seimbang dengan ketersediaan
lapangan kerja. Selain itu juga disebabkan oleh rendahnya kualitas
angkatan kerja yang sebagian besar hanya tamat SMA/SMK/MA ke bawah
dan tidak memiliki ketrampilan yang cukup untuk bersaing dalam pasar
kerja formal.

Di lain pihak, usaha pertanian sebagai andalan perekonomian daerah


juga belum mampu menyerap angkatan kerja yang ada, serta rendahnya
minat angkatan kerja untuk bekerja di sektor pertanian. Sampai tahun 2010
(semester I), jumlah angkatan kerja di Kabupaten Wonogiri sebanyak
866.531 jiwa. Dari jumlah tersebut sebanyak 317.021 jiwa (atau sekitar
36,58%) adalah setengah penganggur, sedangkan sebanyak 30.890 jiwa
(atau sekitar 3,56%) merupakan penganggur terbuka. Jumlah penduduk
yang bekerja sebanyak 835.641 jiwa sehingga Tingkat Partisipasi Angkatan
Kerja (TPAK) sebesar 85,56%.

Penerapan norma ketenagakerjaan dan jaminan sosial tenaga kerja


sangat terkait dengan hasil perhitungan atas rasio keberadaan jumlah
perusahaan yang menerapkan norma kerja terhadap jumlah perusahaan
yang ada di Kabupaten Wonogiri. Di lain pihak, indikator keselamatan dan
perlindungan merupakan rasio antara jumlah perusahaan yang
menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan jumlah
perusahaan yang ada di Kabupaten Wonogiri.

15. Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

Industri di Kabupaten Wonogiri dalam kurun waktu 5 tahun relatif


tidak mengalami perkembangan berarti, dan didominasi oleh Industri Kecil /
Menengah. Industri Kecil / Menengah di Kabupaten Wonogiri baik jumlah
unit usaha, penyerapan tenaga kerja dan nilai produksi antara tahun 2006

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.59


2010 terus mengalami peningkatan, sebaliknya Industri Sedang/Besar
mengalami stagnasi. Jumlah Industri Kecil/Menengah tahun 2006
sebanyak 17.302 unit menjadi 17.958 unit pada tahun 2010 . Jumlah Unit
Usaha Untuk kelompok dagang kecil menengah di Kabupaten Wonogiri
adalah sebanyak 46.647 unit.

Dari segi tenaga kerja yang terserap dan nilai produksi, Industri
Kecil/Menengah tahun 2006 mampu menyerap 54.479 orang pekerja
menjadi 72.351 orang pekerja pada tahun 2010 dengan nilai produksi Rp.
383.784.000.000,- pada tahun 2006, meningkat hingga mencapai Rp.
499.502.000.000,- pada tahun 2010. Gambaran selengkapnya dapat dilihat
pada gambar berikut.

Gambar 2.__ Jumlah Unit Usaha Industri Kecil dan Menengah di


Kabupaten Wonogiri Tahun 2006-2010
Sumber: BAPPEDA Kab. Wonogiri. (2010). Kinerja Profil Daerah
Kabupaten Wonogiri Tahun 2010 (Semester I), Diambil
seperlunya.

Semenjak tahun 2006, Kabupaten Wonogiri mendapat penghargaan


dari Pemerintah Pusat sebagai Kabupaten Koperasi. Koperasi merupakan
salah satu upaya untuk memberdayakan ekonomi kerakyatan dan
pengembangan usaha nasional. Jumlah Koperasi aktif di Kabupaten
Wonogiri dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 berturut-turut 7.473
buah, 7.397 buah, 7.408 buah ,7.187 buah dan 7.204 buah. Sementara
jumlah KUD relatif tidak berubah hanya 25 buah. Jumlah pengusaha yang
bergerak pada usaha kecil sebanyak 53.336 orang; usaha menengah
sebanyak 181 orang sedangkan usaha besar hanya sebanyak 17 orang.

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.60


16. Penanaman Modal

Faktor penting lain yang juga mempengaruhi pertumbuhan ekonomi


di Kabupaten Wonogiri adalah investasi atau penanaman modal. Dalam
rangka kemudahan percepatan dan transparansi pelayanan perijinan
Pemerintah Kabupaten Wonogiri dengan berdasarkan pada Peraturan
Daerah Nomor 3 Tahun 2007 telah membentuk Kantor Pelayanan Terpadu
(KPT) dan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Wonogiri Nomor 11
Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah
Kabupaten Wonogiri diubah menjadi Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu
(KPPT) dengan memberikan pelayanan 61 jenis perijinan lewat satu pintu
(One Stop Service). Lewat KPPT tersebut semua perijinan diselesaikan
antara 3 hari sampai dengan 15 hari sejak berkas dimasukan lengkap.
Sampai dengan bulan Juni 2010 jumlah pemohon perijinan sebanyak 2.275
pemohon dengan jumlah retribusi sebesar Rp. 371.292.382,-.
Capaian kinerja urusan Penanaman Modal diukur dari beberapa
indikator, di antaranya:
a. Meningkatnya jumlah investor yang melakukan penanaman modal di
Kabupaten Wonogiri dari 19 pada tahun 2005, meningkat menjadi 27
investor tahun 2006, kemudian 39 investor tahun 2007, dan 49 investor
tahun 2008 dan 898 investor tahun 2009.
b. Peningkatan jumlah investor tersebut diikuti pula dengan peningkatan
nilai investasi. Pada tahun 2005 nilai investasi yang masuk sebesar Rp.
23,5 milyar, meningkat menjadi Rp. 27,24 milyar tahun 2006, Rp. 40,9
milyar, tahun 2008 turun menjadi Rp. 37 milyar dan tahun 2009 Rp.
91,15 milyard. Pada tahun 2010 nilai investasi diperkirakan meningkat
5% menjadi Rp. 95,72 milyar.

Sasaran pembangunan Bidang Penanaman Modal yang telah


dilakukan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJM Daerah) Tahun 2006-2010, selengkapnya dapat dilihat pada tabel
berikut.

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.61


Tabel 2.__ Capaian Kinerja Urusan Penanaman Modal

Indikator TAHUN
No.
Kinerja 2005 2006 2007 2008 2009 2010*
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Meningkatnya
jumlah
1 investor yg 19 27 30 49 898 800
berinvestasi
(investor)
Meningkatnya
kegiatan
2 promosi 6 6 3 1
investasi
(kegiatan)
Meningkatnya
3 nilai investasi 23.500 27.240 40.902 37.000 91.158 95.716
(Jutaan Rp)
Catatan: *) Data Proyeksi sampai Semester I Tahun 2010
Sumber: Pemerintah Kab. Wonogiri. (2010). Laporan Ketertangan Akhir Masa
Jabatan Bupati Tahun 2006-2010, Diambil seperlunya.

17. Kebudayaan

Kebudayaan adalah upaya manusia meningkatkan harkat dan jati


diri di dalam kehidupan melalui perwujudan cipta, karsa dan karyanya.
Tecermin melalui arsitektur, busana, boga, bahasa, adat istiadat, seni dan
sebagainya. Jika ditilik dari sejarah dan cerita rakyat yang bekembang di
masyarakat, maka nilai-nilai luhur yang menjadi corak buda masyarakat di
Kabupaten Wonogiri adalah religius-spiritualis dan nasionalisme.

Capaian kinerja Urusan Kebudayaan ditandai diantaranya dengan


meningkatnya jumlah kesenian daerah yang terpelihara kelestariannya dari
10 jenis kesenian pada tahun 2005 meningkat menjadi 15 kesenian pada
tahun 2009. Selain itu kehidupan seni budaya di Wonogiri ditandai dengan
semakin meningkatnya jumlah sanggar seni yang aktiv melakukan
aktivitasnya dari 485 sanggar seni tahun 2005 menjadi 520 sanggar seni
tahun 2009. Event-event budaya yang diselenggarakan sebagai ajang
kreativitas masyarakat, juga semakin banyak digelar. Pada tahun 2005
terdapat 8 even budaya yang digelar, pada tahun 2009 meningkat menjadi
17 even budaya.

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.62


Tabel 2.___ Capaian Kinerja Urusan Kebudayaan di Kabupaten Wonogiri
Indikator TAHUN
No.
Kinerja 2005 2006 2007 2008 2009 2010*)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Kualitas
kegiatan seni
1. - - 12 12 meningkat
budaya
(kegiatan)
Meningkatnya
kuantitas
kesenian
2. daerah yang - 10 10 15 15 15
terpelihara
kelestariannya
(jenis)
Meningkatnya
jumlah sanggar
3. seni budaya 485 490 500 515 520 520
yang aktif
(sanggar)
Meningkatnya
kegiatan event
4. 8 10 15 17 17
kebudayaan
(event)
Meningkatnya
kecintaan ditandai
terhadap hasil meningkatnya
3
5. karya budaya - - - pengunjung -
kali
daerah di event
(Kegiatan budaya
budaya)
Catatan: *) Data Proyeksi sampai Semester I Tahun 2010
Sumber: Pemerintah Kab. Wonogiri. (2010). Laporan Ketertangan Akhir Masa
Jabatan Bupati Tahun 2006-2010, Diambil seperlunya.

18. Kepemudaan dan Olahraga

Pemuda sebagai bagian dari penduduk yang merupakan aset


pembangunan, terutama di bidang ekonomi, memerlukan langkah-langkah
pendukung dalam pengembangannya. Salah satu upaya pengembangan
minat dan bakat pemuda adalah dengan menumbuh- kembangkan budaya
olahraga. Keterbatasan fasilitas akan sangat berpengaruh pada kualitas
pencapaian prestasi atlit. Dengan kondisi ini sangat mungkin atlit akan
mencari tempat lain yang lebih mampu mengembangakan bakat sang atlit.
Apalagi ditambah dengan kurangnya jaminan hari depan bagi atlit yang
berprestasi.

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.63


Pada aspek yang berbeda, kondisi kepemudaan lainnya adalah
masih rendahnya kualitas pemuda, rendahnya tingkat partisipasi angkatan
kerja pemuda, belum serasinya kebijakan kepemudaan di tingkat nasional
dengan daerah, tingginya tingkat pengangguran terbuka pemuda dan
maraknya masalah-masalah sosial di kalangan pemuda. Hal ini
menggambarkan bahwa peran dan partisipasi pemuda dalam
pembangunan terutama yang berkaitan dengan kewirausahaan dan
ketenagakerjaan masih memerlukan perhatian. Pada bidang pembinaan
ketenagakerjaan juga belum memadai karena kurangnya fasilitas Balai
Latihan Kerja (BLK) yang ada.

Capaian Kinerja Urusan Pemuda dan Olah Raga ditandai


diantaranya dengan tampilnya potensi pemuda Wonogiri dalam berbagai
event keolahragaan. Meskipun jumlah yang diraih tidak banyak, namun
setiap tahun ada beberapa pemuda Wonogiri yang mendapatkan prestasi
dalam berbagai lomba kreativitas pemuda. Pada tahun 2005 terdapat tiga
prestasi yang diraih, meningkat menjadi empat prestasi pada tahun 2006
dan tujuh prestasi pada tahun 2007. Sementara, pada tahun 2008
meskipun prestasi yang dicapai menurun, namun masih ada 3 prestasi
yang dicapai.

Dari sisi keolahragaan, jumlah atlet yang berprestasi juga


menunjukkan peningkatan, dari 40 atlet pada tahun 2005, meningkat
menjadi 250 atlet pada tahun 2007, kemudian 294 atlet pada tahun 2008
dan 315 atlet pada tahun 2009, yang terdiri dari 227 atlet pelajar dan 88
atlet KONI. Selain itu keberhasilan Kabupaten Wonogiri meraih
penghargaan dalam bidang keolahragaan juga sangat ditunjang oleh
ketersediaan pelatih olah raga yang berkualitas. Kondisi tersebut
ditunjukkan dengan semakin meningkatnya jumlah pelatih olah raga dari
berbagai cabang, dari 10 orang pada tahun 2005, meningkat menjadi 36
orang tahun 2007 dan 50 orang tahun 2009, dan direncanakan pada tahun
2010 akan meningkat 10 orang menjadi 75 orang.

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.64


Tabel 2.___ Pencapaian Kinerja Yang Terukur Pada Urusan Kepemudaan dan Olahraga di Kabupaten
Wonogiri Tahun 2005-2010

TAHUN
No
Indikator Kinerja 200 200
. 2007 2008 2009 2010*)
5 6
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Partisipasi pemuda
dalam
Mening
1. pembangunan 3 4 7 3 6
kat
(prestasi
kejuaraan)
227
Jumlah atlet atlet
2. berprestasi 40 42 250 294 pelajar, 130
(orang) 88 atlet
KONI
Jumlah pelatih
3. 10 11 36 32 50 25
olah raga (orang)
Catatan: *) Data Proyeksi sampai Semester I Tahun 2010
Sumber: Pemerintah Kab. Wonogiri. (2010). Laporan Ketertangan Akhir Masa
Jabatan Bupati Tahun 2006-2010, Diambil seperlunya.

19. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

Pemerintah berkewajiban untuk memberikan rasa aman kepada


masyarakat di wilayahnya. Pemenuhian rasa aman akan berdampak positif
pada proses pembangunan di berbagai sektor. Rasa aman yang
dibutuhkan masyarakat adalah rasa aman dari segala bentuk kerawanan
dan masalah sosial berupa berbagai penyakit sosial serta rasa aman dari
adanya bencana alam. Kerjasama harmonis dari Satuan Polisi Pamong
Praja (Satpol PP), Kesbangpol dan Linmas, Kepolisian dan SKPD terkait
senantiasa digalang dalam rangka meminimalisir terjadinya berbagai
penyakit masyarakat.

Dalam upayanya menciptakan iklim yang kondusif di wilayah


Kabupaten Wonogiri, selain dilakukan penegakan hukum dan penertiban
melalui pelaksanaan operasi yustisi, juga dilakukan upaya pendekatan
secara persuasif melalui pembinaan dan pemberdayaan secara konstruktif
dengan melibatkan berbagai unsur elemen masyarakat.

Stabilitas politik, ketenteraman dan ketertiban umum di Wonogiri


cukup terkendali, sehingga unjuk rasa dan pertikaian antar warga dan
pemogokan kerja yang sifatnya mengganggu ketertiban umum tidak ada.

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.65


Besar kecilnya unjuk rasa menunjukkan baik buruknya pelayanan
Pemerintah Daerah terhadap pelayanan publik (public service) dan
mencirikan lancar tidaknya komunikasi antara rakyat dan pemerintah.
Terjadinya kebuntuan komunikasi atau tersumbatnya komunikasi dan tidak
transparannya program maupun laporan pertanggungjawaban dapat
menjadikan maraknya unjuk rasa. Sepanjang tidak menimbulkan anarki
maka kegiatan unjuk rasa masih dalam batas kewajaran sebagai bentuk
apresiasi masyarakat terhadap berbagai kebijakan.

Jumlah Kriminalitas sampai dengan bulan Juni tahun 2010


meningkat menjadi 49 kasus. Kondisi kenaikan jumlah kriminalitas ini
menunjukkan bahwa perlu peningkatan kesadaran dan partisipasi
masyarakat dalam menjaga suasana dan menciptakan kondisi yang
semakin kondusif dan nyaman.

Dalam hal kasus pelanggaran, kasus pelanggaran hukum pidana


yang terjadi di Kabupaten Wonogiri pada tahun 2010 tercatat sebanyak 75
kasus mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2006
sebanyak 130 kasus. Sementara jumlah kasus pidana yang dapat
diselesaikan sebanyak 56 perkara. Kasus pelanggaran Lalu lintas
menempati posisi teratas, dilihat dari jumlah kasus (perkara) setiap
tahunnya. Sampai dengan bulan Juni 2010 kasus pelanggaran hukum lalu
lintas mencapai 2.367 perkara dan semuanya dapat terselesaikan dengan
baik. Gambaran selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Gambar 2.__ Tren Jumlah Perkara Pelanggaran Hukum di Kabupaten


Wonogiri Tahun 2006-2010

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.66


Sumber: BAPPEDA Kab. Wonogiri. (2010). Kinerja Profil Daerah
Kabupaten Wonogiri Tahun 2010 (Semester I), Diambil
seperlunya.
Dilihat dari kelembagaan di Kabupaten Wonogiri terdapat 1 buah
pengadilan agama, 1 buah pengadilan negeri, 1 buah lembaga
pemasyarakatan serta 1 buah kejaksaan negeri.

Pencurian ikan terutama secara besar besaran baik di perikanan


darat (waduk/karamba/sungai) maupun di perairan laut dapat dikatakan
relatif tidak ada.

Kondisi cuaca saat ini yang seringkali berubah ubah dengan


kecenderungan terjadinya pemanasan global ternyata tidak mempengaruhi
terjadinya kebakaran hutan di wilayah Kabupaten Wonogiri. Hal ini
dibuktikan dengan tidak adanya laporan kejadian kebakaran hutan dalam
skala yang besar. Selain itu, kesadaran masyarakat untuk memelihara
kelestarian alam khususnya kawasan hutan dapat dikatakan semakin
meningkat. Hal ini antara lain dapat dilihat dari menurunnya volume kayu
yang dicuri dari tahun ke tahun yaitu 193 m3 pada tahun 2006, 381 m3
pada tahun 2007 dan tahun 2008 volume kayu sebesar 164 m3.
Sedangkan pada tahun 2009 volume kayu yang dicuri sebesar 71 m3 di 4
Kecamatan dan tahun 2010 sampai dengan bulan Juni tidak ditemukan
kasus pencurian dan penyelundupan kayu.

20. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan


Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian

Penyelenggaraan pemerintahan di Kabupaten Wonogiri dihadapkan


pada tantangan untuk mewujudkan terselenggaranya kepemerintahan
yang baik (Good Governance). Seiring dengan itu adanya perubahan
Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 menjadi Undang-undang Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, diperlukan penataan
kelembagaan, ketatalaksanaan dan kepegawaian guna meningkatkan
kapasitas dan kapabilitas pemerintahan daerah, sehingga dapat
memantapkan penyelenggaraan otonomi daerah.

Guna meningkatkan kelancaran pelaksanaan tugas - tugas di bidang


Pemerintahan, Pembangunan dan Pelayanan masyarakat telah
ditetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Wonogiri Nomor 11 Tahun 2008
tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Wonogiri

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.67


yang terdiri dari: (i) 14 Dinas, (ii) 6 Kantor, (iii) 5 Badan, (iv) 11 Bagian,
dan (v) 2 Lembaga teknis daerah lainnya, yaitu: Inspektorat dan RSUD dr.
Soediran Mangun Sumarso serta SETWAN dan SATPOL PP.

Jumlah pejabat struktural pada tahun 2010 sebanyak 1028 orang


terdiri dari 28 pejabat eselon II, 165 pejabat eselon III , 761 pejabat eselon
IV dan 74 pejabat eselon V. Di samping itu, juga terdapat pejabat
fungsional, yaitu sejumlah 12.975 orang serta pensiunan sejumlah 9.787
orang. Meskipun masih terdapat sejumlah 3.052 orang PNS yang
mempunyai Golongan II dan 476 orang Golongan I, namun dalam hal
peningkatan kualitas SDM dan kesejahteraan aparatur, Pemerintah
Kabupaten Wonogiri memberikan ijin belajar untuk mengikuti pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi sehingga dapat digunakan untuk mempermudah
penyesuaian pangkat dan golongan bagi PNS yang bersangkutan.
Gambaran selengkapnya dapat dilihat pada gambar berikut.

3,40%

36,37% 21,80%

38,43%

GOL I GOL II
GOL III GOL 1V

Gambar 2.__ Jumlah Pegawai Negeri di Kabupaten Wonogiri Tahun


2010
Sumber: BAPPEDA Kab. Wonogiri. (2010). Kinerja Profil Daerah
Kabupaten Wonogiri Tahun 2010 (Semester I), Diambil
seperlunya.

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.68


Gambar 2.__ Tren Jumlah Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Wonogiri
Tahun 2006-2010
Sumber: BAPPEDA Kab. Wonogiri. (2010). Kinerja Profil Daerah
Kabupaten Wonogiri Tahun 2010 (Semester I), Diambil
seperlunya.

Di samping itu, reformasi politik membawa perubahan yang sangat


signifikan dalam kehidupan berpolitik di Kabupaten Wonogiri. Terbitnya
berbagai macam peraturan perundangan sebagai aturan main dalam
percaturan politik telah disikapi oleh masyarakat Kabupaten Wonogiri
melalui pembentukan partai politik.

Dalam 2 (dua) kali pemilihan umum di Kabupatenh Wonogiri, PDI-P


mengalami kemenangan mutlak, walaupun jumlah kursi yang diperoleh
mengalami penurunan. Jumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(DPRD) hasil pemilian umum tahun 2009 sebanyak 50 orang, dengan
perincian sebanyak 19 orang dari Fraksi PDI-P, sebanayk 12 orang dari
Fraksi Golkar, sebanyak 6 orang dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS),
sebanyak 5 orang dari Fraksi Partai Demokrat, serta 8 orang dari Fraksi
Amanat Persatuan Indonesia (API) yang merupakan gabungan dari PAN,
PPP dan Gerindra ).

Jumlah Anggota DPRD Kabupaten Wonogiri sebanyak 50 orang,


terdiri dari 45 orang laki-laki dan 5 orang perempuan. Meskipun ada
kesetaraan gender jumlah anggota DPRD perempuan masih rendah
namun mengalami kenaikan dari 7% menjadi 10%.

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.69


Dari segi pengawasan, tahun 2009 ada 493 buah temuan yang
sudah ditindaklanjuti sedangkan sampai dengan tahun 2010 ada 145
buah. Adapun temuan yang menyebabkan kerugian negara tidak ada.
Jumlah Peraturan Daerah yang dihasilkan berturut turut tahun 2006
sebanyak 10 buah; tahun 2007 sebanyak 12 buah; tahun 2008 sebanyak
14 buah; tahun 2009 sebanyak 7 Perda; sedangkan tahun 2010 sampai
dengan bulan Juni 2010 sebanyak 1 Perda.

Terkait dengan administrasi keuangan, khususnya dalam hal aset


daerah, aset daerah hasil perbaikan pendataan dan pengelolaan aset
daerah yang terdata sampai dengan tahun 2010 untuk jenis aset bergerak
sebanyak 1.880.448 unit dengan total nilai sebesar Rp. 229.826.684.878,-.
Sementara aset tidak bergerak berjumlah 12.624 unit dengan total nilai
asset sebesar Rp. 2.178.900.805.326,-. Penjelasan selengkapmnya dapat
dilihat pada gambar berikut.

Gambar 2.__ Tren Jumlah Aset Bergerak dan Aset Tidak Bergerak di
Kabupaten Wonogiri Tahun 2006-2010
Sumber: BAPPEDA Kab. Wonogiri. (2010). Kinerja Profil Daerah
Kabupaten Wonogiri Tahun 2010 (Semester I), Diambil
seperlunya.

21. Ketahanan Pangan

Urusan Ketahanan Pangan mulai dilaksanakan secara tersendiri


tahun 2009 oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura dan
Kantor Ketahanan Pangan, yang sebelumnya menjadi salah satu Program
dalam Urusan Pertanian. Realisasi belanjanya pada tahun 2009 sebesar
Rp. 479.039.900 dan tahun 2010 direncanakan sebesar Rp. 477.500.000.
Hanya ada satu program yang dilaksanakan, yaitu Program Ketahanan

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.70


Pangan. Sedangkan jumlah kegiatan yang dilaksanakan dalam tahun 2009
sebanyak 18 kegiatan, dan tahun 2010 direncanakan sebanyak 12
kegiatan.

Kinerja yang dicapai dalam Urusan Ketahanan Pangan adalah


meningkatnya ketersediaan pangan terhadap 80.032 Rumah Tangga
Sasaran di 294 Desa/Kelurahan melalui program Raskin, kemudian
pembentukan 1 unit LDPM dan peningkatan cadangan pangan masyarakat
di 2 Desa. Selain itu juga ditandai dengan meningkatnya keberdayaan
lembaga ketahanan pangan masyarakat masyarakat yang meliputi 5
Gapoktan, 2 Desa mandiri Pangan, 19 LUEP dan 1 LDPM.

Tabel 2.__ Capaian Kinerja Urusan Ketahanan Pangan

Tahun 2009
No. Indikator Kinerja
Target Realisasi
(1) (2) (3) (4)
80.032 RTS di
80.032 RTS di
294 Desa/
294 Desa/ Kel., 1
Kel., 1 LDPM,
Meningkatnya ketersediaan LDPM, Cadangan
01. Cadangan
pangan masyarakat Pangan
Pangan
Masyarakat di 2
Masyarakat di
Desa
2 Desa
5 Gapoktan, 2
Meningkatnya keberdayaan 5 Gapoktan, 2 Ds
desa Mandiri
02. lembaga-lembaga ketahanan Mandiri Pangan,
Pangan, 19
masyarakat 19 LUEP, 1 LDPM
LUEP

Catatan: *) Data Proyeksi sampai Semester I Tahun 2010


Sumber: Pemerintah Kab. Wonogiri. (2010). Laporan Ketertangan Akhir Masa
Jabatan Bupati Tahun 2006-2010, Diambil seperlunya.

22. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Terdapat 8 (delapan) program yang dilaksanakan dalam Urusan


Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, namun Program yang paling besar
penyerapan dananya adalah Program Pengembangan Lembaga Ekonomi
Pedesaan yang secara rata-rata dalam periode 2007-2010 mencapai
32,1% dari total belanja pada urusan ini. Selanjutnya Program Peningkatan
Keberdayaan Masyarakat Desa secara rata-rata menyerap 13,8% dana
dan Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Membangun
Desa menyerap 10,3%.

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.71


Jumlah kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2006 sebanyak 29
kegiatan, meningkat menjadi 32 kegiatan tahun 2007 dan 41 kegiatan
tahun 2008. Jumlah kegiatan tersebut turun menjadi 36 kegiatan pada
tahun 2009. Pada tahun 2010 kegiatan yang direncanakan sebanyak 35
kegiatan.

Indikator capaian kinerja dalam Urusan pemberdayaan masyarakat


di antaranya adalah:

a. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan yang


ditandai dengan peningkatan swadaya murni masyarakat dari Rp. 25,4
milyar tahun 2006, menjadi Rp. 33,79 milyar tahun 2007, kemudian
36,1 milyar tahun 2008 dan 35,4 milyar tahun 2009. Selain itu juga
dapat diketahui dari meningkatnya keterlibatan masyarakat dalam
program PNPM mandiri, dari 10 kecamatan tahun 2008 menjadi 20
kecamatan di tahun 2009.
b. Upaya peningkatan sarana pemukiman masyarakat desa/kelurahan
juga terus diupayakan, dimana dalam tahun 2005 dilakukan kegiatan
pada 3 desa, tahun 2006 pada 8 desa, tahun 2007 pada 12 desa, tahun
2008 pada 19 desa dan tahun 2009 dilakukan pada 4 desa.
c. Upaya peningkatan kemampuan SDM Unit Pengelola Sarana (UPS)
dan Kelompok Pemakai Sarana (KPS) Air Bersih Pedesaan dilakukan
pada 10 UPS dan 10 KPS di tahun 2007, kemudian 30 desa di tahun
2008 dan 20 orang di 5 desa/kelurahan pada tahun 2009.
d. Upaya Peningkatan peran Posyantekdes (Pos Pelayanan Teknologi
Pedesaan) juga terus dilakukan melalui berbagai pelatihan dan bantuan
peralatan, sebanyak 1 kegiatan pada tahun 2005, kemudian 2 kegiatan
pada tahun 2006 dan 2 kegiatan pelatihan pada tahun 2007. Dalam
tahun 2008 pelatihan diikuti oleh 60 orang dan tahun 2009 diikuti oleh
80 orang. Selain itu juga diberikan bantuan peralatan kepada 25
Posyantekdes dan 3 Kelompok Masyarakat pada tahun 2008 dan 4
Kelompok Masyarakat pada tahun 2009.
e. Upaya penguatan kelembagaan desa juga terus dilakukan melalui
kegiatan pelatihan pengurus LPM bagi 30 orang di tahun 2007,
kemudian 30 orang di tahun 2008 dan 25 orang di tahun 2009.

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.72


Sasaran pembangunan Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan
Desa yang telah dilakukan dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJM Daerah) Tahun 2006-2010, selengkapnya dapat
dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.___ Capaian Kinerja Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

TAHUN
N
Indikator Kinerja 200
o 2005 2007 2008 2009 2010*
6
(1
(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
)
Meningkatnya
partisipasi dan
1 keberdayaan
masyarakat dalam
pembangunan daerah
- Meningkatnya
Swadaya murni - 25,4 33,79 36,1 35,4 -
(Milyar Rp.)
- Akurasi Data Jiwa
Miskin/Miskin sekali - - - 95 95 -
(%)
10 20
- PNPM Mandiri (Existisn (existing
Perdesaan (jumlah - - - g) dan 3 ) dan 1 23
kecamatan) (Phase (Phase
out) out)
Meningkatnya sarana
2. pemukiman 3 8 12 19 4 -
Desa/Kelurahan (desa)
Meningkatnya
pengetahuan bagi Unit 10 20
Pengelola Sarana UPS orang di
3. (UPS) dan Kelompok - - dan 30 Desa 5 -
Pemakai Sarana (KPS) 10 Desa/K
Program Air Bersih KPS el
Pedesaan
diganti
Lomba
Meningkatnya Fasilitasi 25 50 Desa
4. - - -
lomba RT Berprestasi RT RT pada 25
Desa/Kel
.
Meningkatnya SDM
5. 25 50 100 150 25 -
Posyantekdes (orang)
Meningkatnya fasilitasi
kegiatan
6. pengembangan 30 60 5 25 Kec. -
kelembagaan Desa
(kegiatan)
Meningkatnya SDM
7. LPM yang dilatih - - 30 30 25 -
(orang)

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.73


Meningkatnya kegiatan
8.Posyantekdes 1 2 2 - - -
(kegiatan)
- Meningkatnya
pengetahuan dan
ketrampilan pengurus
- - - 60 80 -
posyantekdes dan
kelompok masyarakat
(orang)
- Pemberian bantuan
Alat TTG - - - 25 - -
- Posyantekdes - - - 3 4 -
- Pokmas
Meningkatnya fasilitasi
kegiatan peningkatan
9. 5 10 11 10 - -
swadaya murni
masyarakat (kegiatan)
Meningkatnya kinerja
dan tertib administrasi
10 pemerintahan desa - - 65 - - -
(prosentase dari jumlah
desa)
Catatan: *) Data Proyeksi sampai Semester I Tahun 2010
Sumber: Pemerintah Kab. Wonogiri. (2010). Laporan Ketertangan Akhir Masa
Jabatan Bupati Tahun 2006-2010, Diambil seperlunya.

23. Statistik

Urusan Statistik dilaksanakan oleh Bappeda. Realisasi jumlah dana


yang dialokasikan untuk melaksanakan urusan Statistik dalam tahun 2006-
2009 cenderung meningkat.

Sejalan dengan penerapan perencanaan dan penganggaran


berbasis kinerja, langkah penguatan pemantauan dan evaluasi kinerja
pelaksanaan rencana pembangunan menjadi pilihan strategis. Proses
perencanaan memerlukan data dan informasi statistik yang berkualitas.
Oleh karena itu, ketersediaan data dan informasi statistik yang andal
merupakan slah satu kunci keberhasilan perencanaan. Data dan informasi
statistik berkualitas tidak saja menjadi rujukan pemerintah tetapi juga
dibutuhkan oleh kalangan swasta dan masyarakat untuk pengembangan
usaha dan beragam kebutuhan lainnya.

Masyarakat menuntut ketersediaan data dan informasi statistik yang


beragam, rinci, mudah dipahami dan tepat waktu. Tuntutan kebutuhan data
dan informasi statistik tersebut belum sepenuhnya terpenuhi, namun
secara bertahap terus diupayakan ketersediannya.

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.74


Kualitas data diukur dalam 6 (enam) dimensi, yaitu: akurat, relevan,
tepat waktu/timeliness, mudah diakses/accessibility, koheren/coherence
yang berarti konsisten antarsektor dan antar periode dan spasial, serta
mudah diinterpretasi/interpretability.

Untuk mewujudkan sasaran tersebut dirumuskan 3 (tiga) langkah:


(1) peningkatan kualitas data; (2) peningkatan penerapan teknologi
informasi dan komunikasi; dan (3) peningkatan kapasitas SDM.

Statistik bermutu tinggi dan dapat diandalkan yang dihasilkan secara


tepat waktu merupakan bagian esensial dalam proses perumusan suatu
kebijakan. Keberhasilan upaya peningkatan kualitas data statistik ini tidak
terlepas dari dukungan dan peranan Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK) dan juga memerlukan dukungan dan peranan dari Sumber Daya
Manusia (SDM).

Kinerja dalam urusan Statistik ditandai dengan terpenuhinya


beberapa data dasar pembangunan Kabupaten Wonogiri antara lain
Wonogiri Dalam Angka, Kecamatan Dalam Angka, PDRB Kabupaten
Wonogiri, PDRB Kecamatan, Index Harga Konsumen (IHK) yang dalam
tahun 2005 disusun sebanyak 4 jenis dokumen data, tahun 2005
meningkat menjadi 5 jenis dokumen data, tahun 2007 sebanyak 6 jenis
dokumen data, tahun 2008 sebanyak 5 jenis dokumen data dan tahun 2009
sebanyak 5 jenis dokumen data. Cakupan data semakin berkembang, baik
data pemerintahan, sosial, maupun ekonomi, menyesuaikan kebutuhan
perencanaan pembangunan. Akurasi dan validitas data juga terus
dilakukan,melalui perbaikan methodologi perhitungan dan perluasan obyek
maupun sampel dari sumber data. Upaya untuk menjaga harmonisasi data
antar institusi dilakukan dengan upaya-upaya koordinasi antar sumber
data, sehingga sering munculnya perbedaan data dari sebuah obyek bisa
diminimalisir.

Sasaran pembangunan Bidang Statistik yang telah dilakukan dalam


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJM Daerah) Tahun
2006-2010, selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.___ Capaian Kinerja Urusan Statistik

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.75


TAHUN
No Indikator
200 200 2010
. Kinerja 2007 2008 2009
5 6 *
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Jumlah
01.
dokumen 4 5 6 5 5 5
statistik daerah
Meningk
at
ditandai Meningk
dengan at
Pena
percepat ditandai
Meningkatnya Perbaik mbah
an dalam dengan
sistem dan an an
02. - - memper bertamb
prosedur Method Sam
oleh data ahnya
pendataan ologi pel
yang jenis dan
Data
akurat , validitas
valid dan data
berkualit
as.
Catatan: *) Data Proyeksi sampai Semester I Tahun 2010
Sumber: Pemerintah Kab. Wonogiri. (2010). Laporan Ketertangan Akhir Masa
Jabatan Bupati Tahun 2006-2010, Diambil seperlunya.

24. Kearsipan

Arsip merupakan sumber data yang sangat penting dan masih


sangat dibutuhkan, juga merupakan salah satu aset pemerintah yang tidak
kalah pentingnya dengan aset-aset lainnya. Arsip adalah kumpulan warkat
yang disimpan secara teratur berencana karena mempunyai suatu
kegunaan yang setiap kali digunakan dapat dengan cepat ditemukan
kembali. Dengan demikian diperlukan penataan arsip yang sesuai dengan
sistem penyimpanan arsip nasional.

Arsip akan mudah ditemukan kembali, apabila sistem


penyimpanannya dan perawatannnya sesuai prosedur standar nasional
yang telah ditentukan. Oleh karena itu mekanisme pendokumentasiannya
agar benar-benar dilakukan sesuai dengan tata kelola kearsipan yang telah
digariskan secara cermat, tertib, teratur dan berkesinambungan.

Kendala yang dialami selama ini adalah kurangnya tenaga untuk


menangani arsip-arsip tersebut. Dengan hanya staf berjumlah beberapa
orang harus menangani arsip seluruh SKPD Kabupaten Wonogiri. Pada
tahun 2010 perlu mendapat tambahan staf kearsipan.

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.76


Dalam pembinaan kearsipan, telah rutin dilakukan setiap tahun
dengan cara bergantian antara SKPD dan sekolah dikarenakan anggaran
yang terbatas pula. Namum kendala yang dihadapi adalah petugas
pengelola yang telah mengikuti pembinaan/pelatihan kearsipan pada suatu
ketika harus dimutasikan ke dinas/kantor lain, sehingga dari SKPD yang
bersangkutan tenaga pengelola kearsipannya menjadi tidak ada lagi. Hal
ini berakibat pada penataan kearsipannya menjadi tidak terkelola dengan
baik.

Di samping itu di SKPD (terutama sekolah-sekolah) sarana dan


prasarana kearsipannya belum memenuhi syarat. Mereka menggunakan
peralatan seadanya, misalnya menggunakan kardus untuk menyimpan
berkas-berkas/surat-suratnya. Hal ini dikarenakan kurangnya anggaran
untuk pengelolaan kearsipan.

Pelayanan arsip untuk SKPD di Lingkungan Pemerintah Kabupaten


Wonogiri diharapkan dapat berkembang kearah arsip digital, sehingga
akan lebih memudahkan dalam pencarian arsip. Urusan Kearsipan di
Kabupaten Wonogiri dilaksanakan oleh Kantor Arsip dan Perpustakaan
Daerah. Beberapa indikator capaian kinerja urusan Kearsipan adalah:

a. Jumlah arsip yang dikelola dan diakuisisi dalam periode 2005-2009


sebanyak 216.699 arsip, yang terdiri dari 36.501 arsip tahun 2005,
kemudian 56.600 arsip tahun 2006, tahun 2007 meningkat menjadi
60.509 arsip, tahun 2008 turun menjadi 38.000 arsip dan tahun 2009
sebanyak 25.089 arsip.
b. Arsip yang bernilai guna dalam petanggungjawaban nasional pada
tahun 2005 sebanyak 5.496 arsip, tahun 2006 sebanyak 5.570 arsip,
tahun 2007 sebanyak 314 bendel arsip, tahun 2008 sebanyak 6.040
arsip dan tahun 2009 sebanyak 690 bendel arsip.
c. Jumlah unit kerja yang telah menerapkan sistem kearsipan dengan baik
pada tahun 2005 sebanyak 30 SKPD, tahun 2006 sebanyak 32 SKPD,
tahun 2007 sebanyak 32 SKPD, tahun 2008 sebanyak 37 SKPD dan
tahun 2008 sebanyak 15 SKPD.

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.77


Tabel 2.___ Pencapaian Kinerja Yang Terukur Pada Urusan Kearsipan

N TAHUN
Indikator Kinerja
o 2005 2006 2007 2008 2009 2010*
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Jumlah arsip yang
dikelola dan
36.50 56.60 38.00 25.08 10.00
1. diakuisisi (Arsip) 60.509
1 0 0 9 0

Arsip yang bernilai


314
guna dalam 100
2. 5.496 5.570 Bende 6.040 690
pertanggungjawaba bendel
l
n nasional (Arsip)
Jumlah unit kerja
yang telah
3. menerapkan sistem 30 32 32 37 15 44
kearsipan secara
baik (SKPD)
Catatan: *) Data Proyeksi sampai Semester I Tahun 2010
Sumber: Pemerintah Kab. Wonogiri. (2010). Laporan Ketertangan Akhir Masa
Jabatan Bupati Tahun 2006-2010, Diambil seperlunya.

25. Komunikasi dan informatika


Urusan Komunikasi dan Informatika dilaksanakan oleh Dinas
Perhubungan Komunikasi dan Informatika dan Bagian Humas Sekretariat
Daerah. Kinerja Urusan Komunikasi dan Informatika antara lain dapat
dilihat dari beberapa data sebagai berikut:
a. Jumlah aplikasi sistem informasi yang dkembangkan sampai dengan
tahun 2009 sebanyak 20 SIM.
b. Jumlah pengakses informasi melalui internet dalam tahun 2005
sebanyak 2.789 orang, tahun 2006 sebanyak 2.890 orang, tahun 2008
sebanyak 3.753 orang dan tahun 2009 sebanyak 3.560 orang.
c. Jumlah perangkat komunikasi sampai dengan tahun 2009 telah
terpasang 191 titik LAN dan 52 titik wireles, sedangkan jaringan WAVE
LAN antar SKPD sebanyak 103 buah.
d. Publikasi terkait informasi pemerintahan dan pembangunan melalui
tabloid Gema dalam tahun 2008 tercetak 4.000 exsemplar dan tahun
2009 tercetak 6.000 eksemplar.
e. Publikasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah terpublikasi
lewat 3 media masa dalam tahun 2006, kemudian 2 media masa tahun

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.78


2007, selanjutnya 3 media masa tahun 2008 dan 3 media masa tahun
2009.

Jumlah Kantor Pos di Kabupaten Wonogiri tidak mengalami


perubahan dari tahun 2006 hingga 2010, yaitu sebanyak 25 buah.
Sedangkan jumlah pelanggan telepon meningkat selama lima tahun
terakhir yaitu dari 10.000 ST pada tahun 2006 menjadi 10.200 SST pada
tahun 2010. Sedangkan jumlah wartel berkurang dari 200 unit pada tahun
2006 menjadi 90 unit pada tahun 2010, Seiring dengan perkembangan
internet jumlah Warnet meningkat dari 7 unit pada tahun 2006 menjadi 51
unit pada tahun 2010 ( Semester I), peningkatan ini cukup signifikan karena
pada tahun 2009 hanya ada 22 unit warnet.

Tabel 2.___ Capaian Kinerja Urusan Komunikasi dan Informatika

TAHUN
No
Indikator Kinerja 200 200
. 2005 2006 2007 2010
8 9
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Meningkatkan jumlah
1. aplikasi sistem - - - 20 20 20
informasi (SIM)
Meningkatkan
2. pengembangan - - - 4 4 -
sistem informasi (SIM)
Meningkatnya Jumlah
pengakses informasi 2.78 2.89 3.75 3.56 50.00
3. 3.753
melalui internet 9 0 3 0 0
(orang)
Meningkatkan jumlah
4. perangkat jaringan
komunikasi
- SIM 24 26 - - - -
- Jaringan 21 25 - - - -
- LAN (titik) 102 112 - 187 191 187
- Wireles (titik) - - - 50 52 50
Meningkatnya jaringan
5. WAVE LAN antar - - - - 103 -
SKPD (buah)
Meningkatnya jumlah
aplikasi sistem
6. 75 85 - 100 100 100
informasi yang
berfungsi baik (%)
7. Meningkatnya 8000 11.3 11.32 4.00 6.00 1.300
ketersediaan informasi 20 0 0 0
kegiatan pemerintah
daerah melalui
penerbitan majalah

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.79


Gema Wonogiri
(exsemplar)

Meningkatnya
publikasi kegiatan
pelaksanaan
8.
pemerintah daerah
melalui RSPD (kali
siaran)
- Siaran RSPD (kali) 26 56 51 20 35 40
- Spanduk 41
Jumlah informasi
Wonogiri yang
9.
terpublikasi lewat
media massa
- Media 0 3 2 3 3 1
Catatan: *) Data Proyeksi sampai Semester I Tahun 2010
Sumber: Pemerintah Kab. Wonogiri. (2010). Laporan Ketertangan Akhir Masa
Jabatan Bupati Tahun 2006-2010, Diambil seperlunya.
26. Perpustakaan

Perpustakaan memiliki peranan yang strategis sebagai pusat ilmu


pengetahuan, teknologi dan seni. Urusan Perpustakaan dilaksanakan oleh
Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah. Sampai dengan tahun 2009
koleksi buku yang tersedia di Perpustakaan daerah sebanyak 15.323
exsemplar, sementara jumlah pengunjung perpusatakaan sampai dengan
tahun 2009 sebanyak 17.664 orang.

Tabel 2.__ Capaian Kinerja Urusan Perpustakaan


Tahun 2009
No Indikator Kinerja
Target Realisasi
(1) (2) (3) (4)
Keberadaan koleksi buku yang 14.362 15.323
1
tersedia di perpustakaan daerah exemplar exemplar
Jumlah pengunjung 24.000
2 17.664 orang
perpustakaan orang
Sumber: Pemerintah Kab. Wonogiri. (2010). Laporan Ketertangan Akhir
Masa Jabatan Bupati Tahun 2006-2010, Diambil seperlunya.

2.3.2 Fokus Pelayanan Urusan Pilihan

Analisis kinerja atas layanan urusan pilihan dilakukan terhadap


indikator-indikator kinerja penyelenggaraan urusan pilihan pemerintahan
daerah (ada 8 urusan pilihan), yaitu bidang urusan: (i) Pertanian, (ii)
Kehutanan, (iii) Enegri dan Sumber Daya Mineral, (iv) Pariwisata, (v)

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.80


Kelautan dan Perikanan, (vi) Perdagangan, (vii) Perindustrian, dan (viii)
Ketransmigrasian. Gambaran dari masing-masing penjelasan urusan pilihan
tersebut adalah sebagai berikut:

1. Pertanian

Sektor pertanian masih merupakan sektor utama yang


memberikan sumbangan terbesar terhadap pembentukan PDRB
Kabupaten Wonogiri dengan konstribusi sebesar 50,45 %. Selama kurun
4 tahun terakhir sektor pertanian merupakan sektor andalan.

Data luas areal dan produksi pertanian dalam 5 tahun terakhir


mengalami fluktuasi , namun demikian produksi semua komoditas
tanaman pangan sudah dapat memenuhi kebutuhan masyarakat
Kabupaten Wonogiri. Dilihat dari produksi tanaman pangan unggulan,
produksi padi cenderung fluktuatif karena sangat dipengaruhi oleh
musim, dimana produksi dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2010
yaitu 307.429 ton; 339.824 ton ,281.801 ton , 316.787 ton dan 322.034
ton.

Produksi tanaman jagung juga cenderung fluktuatif dari tahun ke


tahun yaitu 330.486 ton pada tahun 2006; 453.358 ton pada tahun 2007;
418.271 ton pada tahun 2008; 361.900 ton pada tahun 2009 serta tahun
2010 produksi jagung telah mencapai 343.116 ton.

Begitu halnya untuk produksi tanaman kedelai juga terjadi


fluktuasi produksi dari tahun ke tahun yaitu, 26.771 ton pada tahun 2006;
kemudian tahun 2007 turun menjadi 23.569 ton, tahun 2008 meningkat
menjadi 32.491 ton, tahun 2009 menjadi 33.456 ton, sedangkan tahun
2010 produksi mencapai 18.906 ton.

Berkaitan dengan peternakan, kondisi wilayah Wonogiri cukup


mendukung untuk pengembangan ternak terutama ternak sapi, kerbau,
kambing maupun ternak ternak kecil seperti unggas (ayam,itik maupun
burung dara). Hal ini dapat dibuktikan semakin meningkatnya populasi
ternak dari tahun ke tahun baik populasi ternak sapi potong, kambing
maupun ayam. Akan tetapi kondisi tersebut belum didukung sepenuhnya
dengan keberadaan jumlah rumah potong hewan (RPH) yang jumlahnya
tetap 1 buah mulai tahun 2006 sampai dengan 2010 .

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.81


Gambar 2.__ Tren Jumlah Populasi Ternak di Kabupaten Wonogiri
Tahun 2006-2010
Sumber: BAPPEDA Kab. Wonogiri. (2010). Kinerja Profil Daerah
Kabupaten Wonogiri Tahun 2010 (Semester I), Diambil
seperlunya.
Sementara untuk perkebunan, suhu udara dan jenis tanah
Wonogiri kurang mendukung pengembangan tanaman perkebunan
sehingga hanya ada beberapa jenis tanaman perkebunan saja seperti
kopi, lada, kakao, vanili dan tebu dengan hasil yang kurang
menggembirakan walaupun meningkat dari tahun ke tahun. Adapun
komoditas tanaman perkebunan yang potensial dikembangkan di
Kabupaten Wonogiri antara lain tanaman mete , cengkeh dan janggelan
(cincau). Luas Areal perkebunan mete di Kabupaten Wonogiri sampai
dengan tahun 2010 adalah 20.505 Ha dengan produksi 21.956 ton biji
mete.

2. Kehutanan

Jumlah produksi hasil hutan non HPH untuk jenis kayu bulat dari
tahun 2006 sampai dengan 2009 mengalami kenaikan berturut turut
53.355 m3, 94.898 m3 , 100.403 m3 dan 98.100 m3. Sedangkan tahun
2010 produksi sudah mencapai 56.383 m3. Berbagai program dan
kegiatan pembangunan di bidang lingkungan hidup, kehutanan dan
pertambangan telah dilakukan dengan hasil antara lain menurunnya luas
lahan kritis dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 dengan perincian
berturut-turut 53.858 Ha, 53.839 Ha, 46.694 Ha, 46.694 Ha dan tahun
2010 tetap seluas 46.694 Ha. Adapun luas lahan reboisasi mengalami
penurunan pada tahun 2006 seluas 12.770,11 Ha dan tahun 2007 - 2010
belum dilaksanakan reboisasi secara besar besaran hanya 514,90 Ha.
Namun demikian luas lahan penghijauan meningkat dari tahun 2007
sampai dengan tahun 2010 ( Semester I) berturut turut 547,16 Ha,
2.000 Ha, 2.000 Ha dan 2.000 Ha . Sedangkan Jumlah Industri pengolah

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.82


Hasil Hutan mengalami penurunan pada tahun 2006 sebanyak 125 buah,
sekarang tahun 2010 tinggal sebanyak 90 buah.

Gambar 2.__ Tren Luas Lahan Kritis di Kabupaten Wonogiri Tahun


2006-2010
Sumber: BAPPEDA Kab. Wonogiri. (2010). Kinerja Profil Daerah
Kabupaten Wonogiri Tahun 2010 (Semester I), Diambil
seperlunya.
3. Energi dan Sumber Daya Mineral

Sektor Pertambangan dan Penggalian memberikan kontribusi


terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebesar 0,56 %.
Berdasarkan hasil kegiatan Zonasi Kawasan Karst, Kabupaten Wonogiri
memiliki wilayah karst seluas 338,74 km2 atau 18,6% dari luas
Kabupaten Wonogiri, yang tersebar di 5 (lima) kecamatan, yaitu
Pracimantoro, Eromoko, Giritontro, Giriwoyo dan Paranggupito. Kawasan
Karst Wonogiri merupakan bagian dari Kawasan Karst Pegunungan
Sewu yang membentang di tiga Kabupaten, yaitu Gunungkidul, Wonogiri
dan Pacitan.

Kawasan Karst Kabupaten Wonogiri terdiri dari Kawasan Karst


berkembang baik seluas 239,77 km2 atau 13,2% dari luas Kabupaten
Wonogiri dan kawasan berkembang sedang seluas 98,97 km2 atau 5,4%
dari luas Kabupaten Wonogiri. Selain itu juga terdapat batuan kapur non
karst.

Secara fisik, Kawasan Karst dapat dilihat berdasarkan ciri


bentukan alam berupa barisan perbukitan berbentuk kerucut (yang
mencapai ribuan), terdapat lembah diantara perbukitan, gua, luweng
(gua vertikal), telaga dan di beberapa tempat muncul aliran sungai
bawah tanah.

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.83


Kawasan Karst merupakan salah satu sisi penting yang mewakili
keanekaragaman bumi (geodiversity) karena wilayah tersebut memiliki
kandungan unsur hayati dan nirhayati yang bernilai tinggi. Dapat pula
kita saksikan perbukitan dengan susunan batuan yang menyerupai batu
karang, seolah-olah memberi gambaran daerah tersebut dulunya
merupakan lautan dan karena proses alam yang berlangsung ribuan
tahun menjadikan kondisi seperti yang kita lihat sekarang. Karena begitu
besarnya arti kawasan Karst, maka pada acara Asia Fasific Forum on
Karst and Word Heritage tahun 2001. Karst Gunung Sewu dinominasikan
sebagai salah satu World Heritage (Situs Warisan Dunia) yang wajib
dilestarikan. Sejak tanggal 2 Juni 2010 telah diresmikan Museum Karst di
Desa Gebangharjo Kecamatan Pracimantoro.

Selain itu terdapat pula sebuah fenomena alam yang sangat


fantastik, yaitu sebuah lembah kering raksasa yang memanjang dari arah
Giritontro menuju ke Pantai Sadeng yang merupakan bekas aliran
Sungai Bengawan Solo menuju ke pantai selatan. Ditemukannya
beberapa artefak makluk purba, menunjukkan bahwa Kawasan Karst
Gunung Sewu dulunya merupakan habitat bagi makluk hidup.
Fenomena-fenomena tersebut hanya merupakan contoh dari banyak
fenomena alam yang terdapat di Kawasan Karst khususnya yang ada di
wilayah Kabupaten Wonogiri.

Kabupaten Wonogiri memiliki berbagai macam jenis bahan galian,


berdasarkan hasil penelitian dan survey kerjasama antara Pemerintah
Kabupaten Wonogiri dengan Badan Survey Geologi Bandung di
Wonogiri terdapat 19 jenis potensi bahan galian logam dan non logam
yang potensial untuk dikelola yaitu sebagai berikut:

Tabel 2.__ Potensi Bahan Galian Logam di Kabupaten Wonogiri


NO POTENSI KANDUNGAN POTENSI LOKASI
(1) (2) (3) (4)
Total bijih yang mengandung emas
yaitu sekitar 1.001.893 ton, dengan
kadar antara 40 ppb sampai paling Kec. Selogiri
1. EMAS
tinggi 2.384 ppb, maka total Kec. Jatiroto
kandungan emas 745,125 kg
emas.
2. TEMBAGA 30.000 ppm dengan mineral Kec. Tirtomoyo

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.84


pendukung berupa Pb, Zn, Ag dan
Au.
Luas sebaran sekitar 15 ha,
Kedalaman 9 meter dengan
3. MANGAN Kec. Eromoko
kandungan Mn total sampai 41,41
%.
Mulai 18,4 ppm sampai dengan
Kec. Tirtomoyo
4. GALENA 42.000 ppm dengan mineral
Karangtengah
penyerta Zn dan Cu.

Sumber: BAPPEDA Kab. Wonogiri. (2010). Kinerja Profil Daerah


Kabupaten Wonogiri Tahun 2010 (Semester I), Diambil
seperlunya.
Tabel 2.___ Potensi Galian Non Logam di Kabupaten Wonogiri

NO JENIS GALIAN PERKIRAAN SUMBERDAYA LOKASI


(1) (2) (3) (4)
Bagian Selatan
Sumberdayanya diperkirakan
dan Barat
1 BATUGAMPING sekitar 3.599 juta m3 dengan
Kabupaten
luas sebarannya 4.130 ha.
Wonogiri
Kec. Selogiri,
BATUAN Sumberdayanya diperkirakan Manyaran,
2
ANDESIT 1.585.165.625 m3. Giriwoyo,
Ngadirojo
Kec. Puhpelem
Luas penyebaran sekitar 15,5
Slogohimo,
3 TRAS ha, sumberdaya sebesar
Girimarto,
1.250.000 m3.
Ngadirojo
Mineral kuarsa berukuran halus
sampai kasar berukuran 0,5
4 PASIR KUARSA mm 2 mm, luas penye- baran Kec. Batuwarno
sekitar 50 ha dan ketebalannya
mencapai 26 m
Berupa agregat lepas hasil
SIRTU proses aluvial ( di daerah aliran Sepanjang
5
( PASIR BATU ) sungai dan dataran ) sebagai sungai.
akibat rombakan gunung api.
Sumberdaya Bentonit di daerah
6 BENTONIT Kabupaten Wonogiri Kec. Giriwoyo
diperkirakan 700.000 ton.
Luas sebarannya seluas 11 ha
Kec. Tirtomoyo
7 KAOLIN dengan volume sumberdaya
Karangtengah
46.000 m3.
Ketebalan layak tambang
Wilayah bag.
adalah 1,5 meter, luas 18.392
8 TANAH LIAT Selatan dan
hektar , dengan potensi
timur Wonogiri
sumberdaya 275.878.050 m3.

Sumber: BAPPEDA Kab. Wonogiri. (2010). Kinerja Profil Daerah


Kabupaten Wonogiri Tahun 2010 (Semester I), Diambil
seperlunya.

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.85


Tabel 2.__ Potensi Galian Non Logam di Kabupaten Wonogiri
No. JENIS GALIAN PERKIRAAN SUMBERDAYA LOKASI
(1) (2) (3) (4)
Banyak terdapat pada rekahan Kec. Eromoko,
batugamping dan gua-gua yang Giriwoyo,
1. KALSIT
banyak terdapat di daerah Pracimantoro,
batugamping. Giritontro
Ketebalan 5 cm 20 cm,
berselingan dengan batu pasir Kec.
2. DAMAR
dengan ketebalan antara 10 Kismantoro
hingga 50 cm.
Terdapat di
Jenis Fosfat Guano . Fosfat ini sebagian
terdapat di dalam rongga tubuh besar wilayah
3. FOSFAT
batu camping, terumbu atau di selatan
dasar gua batugamping. Kabupaten
Wonogiri
Jenis kalsedon , onyx, fosil
BATU kayu, agate, jasper dan ametis Kec. Giriwoyo
4.
PERMATA luas sebaran 3 ha dan sumber Karangtengah
daya 1.800 m3.
Kadar Fe2O3 antara 10,11%-
15,76 %, Kadar TiO2 antara
Kec. Tirtomoyo
5. OKER 0.85 % - 0,89 % dan Kadar
Karangtengah
AI2O3 sebesar 16, 29 % - 20,60
% dengan luas sebaran 20 ha.
Sumber: BAPPEDA Kab. Wonogiri. (2010). Kinerja Profil Daerah
Kabupaten Wonogiri Tahun 2010 (Semester I), Diambil
seperlunya.

Hasil Pertambangan di Kabupaten Wonogiri yang menonjol adalah


Galena ( Timbal dan Seng ) dengan produksi 200 ton, Kalsit 3.000 ton,
Andesit 5.000 ton, Tras 1.500 ton, Batu Gamping 8.000 ton, Tanah Liat
6.000 ton dan Batu pasir sebanyak 3.000 ton sampai dengan Semestre I
tahun 2010.

PLTA merupakan satu-satunya sumber energi listrik di Kabupaten


Wonogiri, dengan jangkauan pelayanan listrik pada tahun 2010 telah
mencapai 100 % dari 294 Desa/Kelurahan di Kabupaten Wonogiri,
namun demikian masih terdapat 101 dusun/lingkungan yang belum
mendapat jangkauan pelayanan listrik.

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.86


SPBU di Kabupaten Wonogiri relatif tidak berubah, hingga tahun
2010 jumlah SPBU mencapai 12 buah, Depo minyak 5 buah dan SPBE
mrncapai 1 buah.

4. Pariwisata

Sektor pariwisata dijadikan tumpuan pijakan dalam pengembangan


karena nilai keunikan, kekhasan, serta daya tarik wisata alam dan budaya,
sehingga kelangsungan kegiatan pariwisata perlu pengelolaan yang
mengacu pada pelestarian, keberlanjutan dan keterpaduan antar potensi
wisata. Pengembangan pariwisata di Kabupaten Wonogiri dapat dilihat dari
sisi produk wisata dan dari sisi pasar wisata. Aspek produk wisata terdiri
dari obyek dan daya tarik wisata, fasilitas pelayanan wisata serta
aksesbilitas. Sedangkan pasar wisata adalah wisatawan baik lokal, regional
maupun manca negara.

Obyek dan daya tarik wisata di Kabupaten Wonogori terdiri dari


wisata budaya, wisata pendidikan, wisata ziarah/religius, wisata alam dan
wisata buatan. Fasilitas wisata terutama didukung dengan keberadaan jasa
akomodasi pariwisata baik berupa hotel maupun rumah makan serta
fasilitas pelayanan pariwisata lainnya. Sedangkan aksesibilitas terutama
terkait dengan ketersediaan sarana prasarana transportasi yang dapat
menjangkau obyek-obyek dan fasilitas pariwisata di Kabupaten Wonogiri.

Sektor Pariwisata di beberapa daerah di Indonesia telah menjadi


sektor unggulan dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Peran sektor pariwisata di Kabupaten Wonogiri pada masa mendatang
akan terus ditingkatkan untuk dapat memberikan kontribusi terhadap
Pendapatan Asli Daerah (PAD) di satu pihak dan meningkatkan
kesejahteraan penduduk di sekitar obyek wisata di pihak lain.

Daya tarik wisata terbagi dalam 3 (tiga) jenis, yaitu: (i) Obyek dan
daya tarik wisata alam (natural attractions), (ii) Obyek dan daya tarik wisata
budaya (cultural attractions), serta (iii) Obyek dan daya tarik wisata yang
bersifat buatan (spesial types of attractions).

Dilihat dari jumlah obyek pariwisata di Kabupaten Wonogiri selama


kurun waktu 5 tahun terakhir telah mengalami perkembangan khususnya
obyek wisata alam, sehingga jumlah obyek wisata alam sampai dengan
tahun 2010 sebanyak 6 buah dan obyek wisata buatan 2 buah . Meskipun

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.87


banyak obyek wisata Wonogiri yang dapat dikembangkan baik wisata
gunung, goa maupun pantai, namun sampai saat ini baru 8 obyek wisata
yang dikelola dan dikembangkan antara lain : OW Waduk Serba Guna
Gadjah Mungkur berada 6 km arah barat daya dari kota Wonogiri, OW
Tugu Pusaka berada di 6 km kearah utara kota Wonogiri , OW Gunung Giri
1 km dari kota Wonogiri yang merupakan petilasan Sunan Gunung Giri,
OW Gunung Gandul berada 2,5 km ke arah barat kota Wonogiri, OW
Kayangan berada 50 km arah tenggara kota Wonogiri, Obyek Wisata Air
Terjun Silamuk terletak 55 km ke arah timur kota Wonogiri tepatnya di
daerah Setren Kecamatan Slogohimo.

Potensi lainnya yang dapat dijadikan obyek wisata khususnya


geowisata di Kabupaten Wonogiri adalah gua dan pantai karst diantaranya:

a. Dari obyek wisata berupa gua sebanayak 118 buah, sebanyak 9 gua
diantaranya berpotensi untuk dikembangkan sebagai obyek wisata dan
26 buah gua diantaranya berpotensi sebagai sumber air dan budidaya
walet.
b. Pantai karst di Kabupaten Wonogiri memiliki keunikan dan keindahan
tersendiri karena berdinding terjal yaitu, Pantai Nampu, Pantai
Sembukan, Pantai Klotok dan Pantai Nglonjok. Untuk Pantai Sembukan
yang terletak 60 km ke arah selatan Kota Wonogiri telah ditetapkan
sebagai tempat wisata spiritual.
c. Beberapa situs arkeologi terbuka seperti bekas lembah Bengawan Solo
Purba, yang perlu diangkat dan diinformasikan kepada masyarakat
luas, sehingga menjadi daya tarik bagi kegiatan kajian ilmiah.
Di Kabupaten Wonogiri tepatnya di desa Gebangharjo Kecamatan
Pracimantoro atau 38 km arah selatan Kota Wonogiri telah dibangun
Museum Karst. Museum ini dibangun dengan tujuan menyediakan
informasi tentang kawasan karst kepada semua pihak untuk kepentingan
ilmu pengetahuan, pendidikan, wisata yang bersifat edukatif, konservasi
dan pemberdayaan masyarakat.

Museum Karst dikelilingi oleh beberapa situs Gua dan luweng antara
lain Gua Tembus, Gua Sodong, Gua Potro-Bunder, Gua Luweng, Gua
Sapen, Gua Gilap, Gua Mrica dan Gua Sonya Ruri.

Selain itu masih ada beberapa potensi obyek wisata yang belum
dikelola / dikembangkan secara maksimal antara lain, Taman Selopadi (
Plintheng Semar ) 200 m dari kota Wonogiri serta Jala Terapung dan Arena
pancingan terletak di Teluk Cakaran 9 km ke arah Barat Daya Kota

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.88


Wonogiri. Hal ini disebabkan antara lain belum ada investor yang berminat
dan terbatasnya dana APBD Kabupaten. Jumlah hotel di Wonogiri
dipengaruhi jumlah obyek wisata dan jumlah pengunjung obyek wisata
sehingga yang ada hanya hotel non bintang berjumlah 18 buah.

Jumlah Kunjungan Wisatawan Domestik dalam kurun waktu 5 tahun


terakhir mengalami fluktuasi. Wisatawan Domestik yang berkunjung ke
Kabupaten Wonogiri pada tahun 2006 sebanyak 182.855 orang dan
meningkat kembali sebanyak 260.185 orang pada tahun 2007, sementara
itu pada tahun 2008 terjadi penurunan kembali hingga jumlah wisatawan
domestik hanya 150.584 orang , tahun 2009 sebanyak 192.921 orang dan
sampai dengan bulan Juni 2010 kunjungan wisatawan domestik telah
mencapai 122.511 orang. Peningkatan ini disebabkan sejak tanggal 2 Juni
2010 telah diresmikan dan dibuka Museum Karst di desa Gebangharjo
Kecamatan Pracimantoro Kabupaten Wonogiri.

Ga
mbar 2.__ Tren Jumlah Wisatawan Domestik di Kabupaten Wonogiri
Tahun 2006-2010
Sumber: BAPPEDA Kab. Wonogiri. (2010). Kinerja Profil Daerah
Kabupaten Wonogiri Tahun 2010 (Semester I), Diambil
seperlunya.
5. Kelautan dan Perikanan

Sub sektor kelautan dan perikanan, meskipun mayoritas mata


pencaharian penduduk Wonogiri bukan nelayan namun hasil tangkapan
perikanan laut dari tahun ke tahun meningkat yakni 19,493 ton pada
tahun 2006, 19,591 ton pada tahun 2007, 19,689 ton pada tahun 2008,
19,837 ton pada tahun 2009 serta pada tahun 2010 telah mencapai 20,035
ton. Peningkatan hasil tangkapan tidak diimbangi dengan jumlah kapal
penangkap ikan yang semakin berkurang hingga sampai dengan tahun

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.89


2010 tinggal 4 unit dan Tempat pelelangan ikan laut yang ada di
Kabupaten Wonogiri hanya 1 unit.

Beberapa hal yang cukup menggembirakan di bidang perikanan ini


adalah semakin berkembangnya budidaya perikanan, khususnya karamba
yang selalu mengalami peningkatan baik dari segi jumlah karamba maupun
produksi. Jumlah Karamba pada tahun 2006 hanya 506 unit meningkat
menjadi 835 unit pada tahun 2010.

Demikian halnya produksi ikan karamba mengalami peningkatan


yakni 896,0170 ton pada tahun 2006, terjadi peningkatan pada tahun
2007 yakni 900,650 ton dan tahun 2008 naik kembali yakni 966,348 ton
dan tahun 2009 1.062,982 ton. Adapun tahun 2010, jumlah produksi telah
mencapai 3.204,741 ton karena adanya peningkatan jumlah karamba yang
signifikan.

Luas perikanan budidaya kolam pada tahun 2010 seluas 37.03


hektar, karamba seluas 2.50 hektar. Perikanan tangkap perairan umum
pada tahun 2010 seluas 139,125.80 hektar, laut seluas 10.56 hektar.

6. Perdagangan

Sektor perdagangan merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang


mempunyai keterkaitan dengan sektor-sektor lainnya dan diharapkan dapat
berfungsi dan mempunyai peranan sebagai penggerak utama
perekonomian di daerah, guna mendorong peningkatan pendapatan
masyarakat, mengurangi pengangguran dan menurunkan angka
kemiskinan.

Sarana perdagangan yang tersedia di Kabupaten Wonogiri terdiri


pasar tradisional, pasar swalayan, pasar lokal dan pasar grosir. Sampai
dengan bulan Juni 2010 jumlah pasar tradisional 26 buah, pasar lokal 68
buah, pasar swalayan 16 buah dan pasar grosir 6 buah

Keberadaan pasar swalayan di Kabupaten Wonogiri menunjukkan,


bahwa daya beli masyarakat Wonogiri relatif tinggi. Hal tersebut juga
merupakan indikasi bahwa masyarakat Wonogiri memiliki apresiasi yang
tinggi terhadap barang-barang modern, Secara umum hal tersebut
menunjukkan bahwa perekonomian di Kabupaten Wonogiri berkembang
dengan baik. Kinerja pada urusan Perdagangan dapat diketahui dari
beberapa indikator di bawah ini:

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.90


a. Meningkatnya pertumbuhan sektor Perdagangan dari 4,76% tahun
2005 menjadi 8,77% ada tahun 2008.
b. Meningkatnya retribusi Pasar dari Rp. 1,908 milyar tahun 2005 menjadi
Rp. 2,2 milyar tahun 2009.
c. Pasar tradisional yang berkondisi baik meningkat dari 8 pasar tahun
2008 menjadi 16 pasar pada tahun 2009.
d. Nilai exspor non migas menunjukkan kecenderungan meningkat dari
Rp. 51,7 milyar pada tahun 2005 meningkat menjadi 52,6 milyar tahun
2006. Pada tahun 2007 nilai exsport menurun menjadi 47,7 milyar dan
tahun 2008 sebesar 49 milyar, sementara di tahun 2009 melonjak
menjadi 97,2 milyar. Diperkirakan dalam tahun 2010 nilai export
meningkat sebesar Rp. 17,072 milyar. Tujuan exsport ke negara Taiwan,
Korea, Jepang, Singapura, Malaysia, Brunei Darusalam, China,
Australia, Spayol, Jerman, Belanda dan Denmark.
e. Jumlah pedagang yang memiliki SIUP dan TDP menunjukkan
kecenderungan meningkat, dari 991 orang tahun 2005 menjadi 2.042
orang tahun 2009, dan tahun 2010 diperkirakan meningkat 775 orang.
f. Upaya-upaya promosi potensi perdagangan juga terus diupayakan,
diantaran dengan penerbitan 50 buku profil usaha pada tahun 2005,
pembuatan leaflet pada tahun 2006 dan 600 buku pada tahun 2009.
g. Jumlah sasaran kegiatan dalam rangka peningkatan pengetahuan dan
pemahaman masyarakat akan peraturan usaha dibidang perdagangan
meningkat dari 60 orang tahun 2005 menjadi 200 orang tahun 2010.
h. Upaya pengawasan terhadap terhadap distribusi barang terus
dilakukan, ditandai dengan meningkatnya frekuensi pengawasan dari
52 kali pada tahun 2005 menjadi 104 kali pada tahun 2009, dan tahun
2010 direncanakan 43 kali.

Tabel 2.__ Capaian Kinerja Yang Terukur Pada Urusan Perdagangan

Indikator TAHUN
No.
Kinerja 2005 2006 2007 2008 2009 2010*
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
01. Meningkatnya
pertumbuhan
4,76 3,7 4,18 8,77 6,25 -
Sektor
Perdagangan
02. Tercapainya
Target PAD 1,908 1,931 2,177 2,247 2,2 0,863
(Milyar Rp)

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.91


03. Terwujudnya
Pasar
Tradisional - 26 26 8 16 -
yang berkondisi
baik (pasar)
04. Meningkatnya
ekspor
komoditas non 51,7 52,6 47,7 49,0 97,2 35,201
migas (milyar
Rp)
05. Meningkatnya
jumlah
pedagang yang
memiliki Ijin
Usaha
991 1008 1.018 1.846 2.042 810
Perdagangan
dan Tanda
Daftar
Perusahaan
(orang)
06. Meningkatnya
jumlah profil
usaha yang 3000
terpublikasi 50 lembar 400 700 600 0
dalam profil leaflet
perusahaan
(buku/lembar)
07. Meningkatnya
pengetahuan
masyarakat dan
pengusaha
tentang
peraturan di
60 80 150 400 150 200
bidang usaha
perdagangan
dan
perlindungan
konsumen
(orang)
08. Meningkatnya
fasilitasi tera
dan tera ulang
26.597 28.491 25.230 31.052 33.100 16.830
peralatan ukur
dan alat ukur
(unit)
09. Meningkatnya
frekuensi
penyebaran 52 75 104 104 43
informasi pasar
(kali)
10. Meningkatnya 52 75 104 104 104 43
pengawasan
distribusi
barang
kebutuhan

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.92


pokok dan
barang penting
lainnya (kali)
11. Meningkatnya
pasar
kecamatan 4 10 15 15 16 9
berkondisi baik
(pasar)
Catatan: *) Data Proyeksi sampai Semester I Tahun 2010
Sumber: Pemerintah Kab. Wonogiri. (2010). Laporan Ketertangan Akhir Masa
Jabatan Bupati Tahun 2006-2010, Diambil seperlunya.

7. Perindustrian

Sektor industri merupakan penopang perekonomian suatu daerah


dikarenakan mampu menyerap tenaga kerja, maka sektor industri perlu
didorong terus sehingga berkembang pesat baik dari sisi produksi maupun
daya serap tenaga kerja sehingga berdampak positif multiplier effectnya
yang tinggi terhadap pertumbuhan ekonomi di daerah. Kinerja Urusan
Perindustrian dapat diketahui dari beberapa indikator di bawah ini:

a. Pertumbuhan nilai tambah Sektor Industri menunjukan peningkatan dari


4,57% pada tahun 2005, menjadi 8,84% tahun 2006 dan 9,14% tahun
2009.
b. Jumlah industri kecil dan menengah pada tahun 2005 sebanyak 17.539,
meningkat menjadi 17.650 pada tahun 2006 dan 17.845 tahun 2007.
Namun demikian jumlah tersebut menurun menjadi 17.493 tahun 2008
dan 17.549 tahun 2009. Pada tahun 2010 jumlah industri kecil dan
menengah diproyeksikan 17.654 unit.
c. Jumlah industri kecil dan menengah yang memiliki izin menunjukkan
peningkatan dari 832 IKM menjadi 1.107 IKM pada tahun 2009 dan
1.142 IKM tahun 2010. Meskipun menunjukkan peningkatan, namun
jumlah industri kecil dan menengah yang memiliki izin dibandingkan
terhadap jumlah IKM rata-rata hanya 5,45%.
d. Jumlah permodalan industri kecil dan menengah juga menunjukkan
peningkatan dari Rp. 3,9 milyar tahun 2005, meningkat menjadi 9,18
milyar tahun 2006 dan 2007. Sementara pada tahun 2008 jumlah
tersebut meningkat sebesar 717,6 juta menjadi Rp. 9.901 milyar, dan
tahun 2009 meningkat Rp. 1.107 milyar menjadi Rp. 11.008 milyar.

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.93


Direncanakan dalam tahun 2010 ini permodalan IKM meningkat
sebesar 1,4 milyar.
e. Dalam tahun yang sama jumlah sentra industri yang terbentuk adalah
25 sentra pada tahun 2005 meningkat menjadi 75 sentra pada tahun
2009.

Tabel 2.__ Capaian Kinerja Urusan Industri

TAHUN
No. Indikator Kinerja 2010
2005 2006 2007 2008 2009
*)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Meningkatnya
pertumbuhan nilai
1. 4,57 8,84 5,11 4,72 9,14 -
tambah Sektor
Industri
Meningkatnya
jumlah industri 17.65 17.84 17.54 17.65
2. 17.539 17.493
kecil dan 0 5 9 4
menengah (IKM)
Meningkatnya
jumlah industri
3. kecil dan 832 845 968 1.051 1.107 1.142
menengah yang
memiliki ijin usaha
Meningkatnya
pemupukan modal
4. industri kecil dan 3.937 9.184 9.184 717,6 1.107 1.400
menengah (jutaan
Rp)
Meningkatnya
penguasaan
5. - - - 90 240 60
teknologi produksi
(orang0
Meningkatnya
kelembagaan
6. - - - 25 75 -
sentra industri
potensial (Sentra)

Catatan: *) Data Proyeksi sampai Semester I Tahun 2010


Sumber: Pemerintah Kab. Wonogiri. (2010). Laporan Ketertangan Akhir Masa
Jabatan Bupati Tahun 2006-2010, Diambil seperlunya.

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.94


8. Ketransmigrasian

Terpenuhinya penempatan calon transmigrasi setiap tahun


merupakan salah satu target yang menjadi bagian dari urusan
ketransmigrasian. Capaian kinerja pada Urusan Transmigrasi dapat dilihat
dari beberapa indikator sebagai berikut:

a. Meningkatnya jumlah transmigran yang diberangkatkan, dari 4 KK pada


tahun 2005, menjadi 11 KK tahun 2006, meningkat menjadi 20 KK pada
tahun 2008 dan 35 KK pada tahun 2009.

b. Upaya-upaya peningkatan kterampilan calon transmigran juga terus


dilakukan yang ditandai dengan meningkatnya jumlah calon
transmigran yang dilatih, dari 25 orang pada tahun 2005 meningkat
menjadi 50 orang pada tahun 2009.
c. Pendataan calon peserta transigrasi juga dilakukan, ditandai dengan
meningkatnya jumlah KK yang memenuhi syarat untuk
ditransmigrasikan, yaitu 209 KK tahun 2005, 230 KK pada tahun 2006,
meningkat menjadi 275 KK tahun 2007 dan 300 KK pada tahun 2008.
Pada tahun 2009 meningkat sebanyak 35 KK menjadi 305 KK.

Tabel 2.___ Capaian Kinerja Urusan Ketransmigrasian

TAHUN
No. Indikator Kinerja
2005 2006 2007 2008 2009 2010*)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Pemberangkatan calon
1. transmigran ke lokasi 4 11 15 20 35 20
(KK)
Meningkatnya
2. ketrampilan calon 25 30 25 50 50 20
transmigran (KK)
Terdatanya calon
3. 209 230 275 300 305 260
transmigran (KK)
Tercukupinya sarana
pelayanan calon 50
4. 60 60 42 42 20 org
transmigran (desa / org
kel)
Terindentifikasinya
calon lokasi
5. 1 1 2 2 4 2
penempatan
transmigran (lokasi)
Catatan: *) Data Proyeksi sampai Semester I Tahun 2010

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.95


Sumber: Pemerintah Kab. Wonogiri. (2010). Laporan Ketertangan Akhir Masa
Jabatan Bupati Tahun 2006-2010, Diambil seperlunya.

2.4 Aspek Daya Saing Daerah

2.4.1 Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah

Tingkat kesejahteraan suatu rumah tangga dapat diukur melalui


besarnya konsumsi/pengeluaran yang dikeluarkan oleh rumahtangga yang
bersangkutan. Besarnya pengeluaran sangat tergantung dari besar kecilnya
pendapatan. Seseorang yang mempunyai tingkat pendapatan tinggi
biasanya juga mempunyai tingkat belanja atau konsumsi yang tinggi pula.
Semakin tinggi pendapatan, maka relatif semakin tinggi pengeluaran
masyarakat untuk kebutuhan non makanan. Hal ini umumnya terjadi pada
masyarakat modern yang kebutuhan sekunder bahkan tersiernya sudah
mulai terpenuhi.

Meningkatnya golongan pengeluaran penduduk tahun 2009 lebih


dikarenakan pada tahun ini masyarakat harus mengeluarkan uang lebih
dibanding tahun sebelumnya guna mencukupi kebutuhan hidupnya, baik
kebutuhan makanan maupun bukan makanan terlebih dengan meningkatnya
harga-harga kebutuhan pokok yang harus dicukupi. Dalam hal ini
kemampuan daya beli masyarakat Kabupaten Wonogiri pada tahun 2009
mengalami peningkatan bila dibandingkan tahun sebelumnya.

Meskipun uang yang dibelanjakan tidak dapat untuk mengkonsumsi


banyak pilihan, sedangkan dari sisi pendapatan tidak ada perubahan/
penambahan. Akhirnya ada kecenderungan untuk tidak membeli barang yang
sifatnya tidak mendesak karena uang yang dimiliki tidak mencukupi. Adanya
pergeseran ke kelompok pengeluaran yang lebih tinggi dapat dikatakan
bukan karena peningkatan pendapatan riil penduduk, tetapi lebih cenderung
karena semakin meningkatnya harga-harga kebutuhan yang harus dicukupi.

Untuk memberikan gambaran kemampuan ekonomi daerah, antara


lain diukur dengan perkembangan perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK)
yang merupakan salah satu indikator makro ekonomi penting yang
menggambarkan fluktuasi perubahan-perubahan konsumsi dari satu paket
barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat. Perkembangan harga
dalam suatu paket yang mencakup sekitar 334 barang dan jasa yang terbagi
menjadi 7(tujuh) kelompok pengeluaran, yaitu: (i) Kelompok Makanan; (ii)
Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau; (iii) Kelompok

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.96


Perumahan, Listrik, Gas dan Air Minum; (iv) Kelompok Sandang; (v)
Kelompok Kesehatan; (vi) Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga;
serta (viii) Kelompok Transportasi dan Komunikasi.

Dari Gambar di bawah dapat dilihat bahwa, garis biru menggambarkan


laju inflasi tahun 2009 selama 12 (dua belas) bulan, dengan perbandingan
kondisi bulan Januari - Desember 2008 yang di gambarkan dengan garis
warna kuning. Dalam grafik terlihat bahwa Laju inflasi selama tahun 2009
relatif lebih rendah bila dibanding dengan inflasi tahun 2008. Rata-rata inflasi
sebulan sebesar 0,24% dengan deflasi terjadi 2 (dua) kali yaitu pada awal
tahun -0,47% dan di bulan November -0,15%; sedangkan inflasi tertinggi
terjadi pada bulan September karena naiknya harga-harga kebutuhan pokok
di bulan puasa. Perbedaan yang sangat nyata dengan yang terjadi tahun
2008 terlihat dari pergerakan grafik laju inflasi tahun 2008 bergaris oranye
yang sangat dinamis yang puncak inflasinya terjadi di bulan Juni sebesar
2,69%. Penjelasan selengkapnya dapat dilihat pada gambar dan tabel
berikut.

Gambar 2.__ Tren Laju Inflasi di di Kabupaten Wonogiri Tahun 2008


dan Tahun 2009
Sumber: Pemerintah Kab. Wonogiri dan BPS Kab. Wonogiri. (2010).
Indeks Harga Konsumen dan Laju Inflasi Kota Wonogiri Tahun
2009, Diambil seperlunya.

Tabel 2.__ Indeks Harga Konsumen (IHK), Prosentase Perubahan dan Andil
Inflasi di Kota Wonogiri Bulan Desember Tahun 2009 terhadap
Bulan Sebelumnya (Tahun Dasar 2007=100)

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.97


Januari
No. KELOMPOK BARANG /JASA
Indeks Inflasi Andil
(1) (2) (3) (4) (5)
UMUM / TOTAL 114,81 0,37 0,37
I. BAHAN MAKANAN 126,75 0,11 0,02
Padi-padian,Umbi-umbian dan hasil-
A. 113,47 3,08 0,09
hasilnya
B. Daging dan Hasil-hasilnya 134,65 -0,15 0,00
C. Ikan Segar 171,00 0,00 0,00
D. Ikan diawetkan 90,39 0,00 0,00
E. Telur,Susu dan Hasil-hasilnya 106,67 2,38 0,03
F. Sayur-sayuran 136,29 0,81 0,01
G. Kacang-kacangan 135,63 -0,57 0,00
H. Buah-buahan 147,45 -1,05 -0,03
I. Bumbu-bumbuan 135,69 -6,42 -0,08
J. Lemak dan Minyak 109,04 0,00 0,00
K. Bahan Makanan lainnya 113,37 0,00 0,00
MAKANAN JADI,MINUMAN,ROKOK
II. 115,57 0,97 0,10
& TEMBAKAU
A. Makanan jadi 110,52 0,14 0,01
B. Minuman yang tidak beralkohol 131,91 3,87 0,09
C. Tembakau dan Minuman beralkohol 116,97 0,37 0,01
PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS &
III. 152,96 0,76 0,14
BHN BAKAR
A. Biaya Tempat tinggal 159,12 -0,05 0,00
B. Bahan bakar,Penerangan dan Air 164,21 2,29 0,14
C. Perlengkapan Rumahtangga 99,51 0,00 0,00
D. Penyelenggaraan Rumahtangga 128,40 0,19 0,00
IV. SANDANG 111,58 0,55 0,02
A. Sandang Laki-laki 107,59 1,51 0,01
B. Sandang Wanita 115,47 0,14 0,00
C. Sandang Anak-anak 105,24 0,00 0,00
D. Barang Pribadi dan Sandang lainnya 127,31 0,98 0,00
V. KESEHATAN 118,62 1,29 0,03
A. Jasa Kesehatan 127,91 0,00 0,00
B. Obat-obatan 132,63 0,00 0,00
C. Jasa Perawatan Jasmani 115,21 0,00 0,00
D. Perawatan Jasmani dan Kosmetika 110,02 2,71 0,03
PENDIDIKAN, REKREASI DAN
VI. 124,77 0,38 0,02
OLAHRAGA
A. Jasa Pendidikan 128,58 0,00 0,00
B. Kursus-kursus dan Pelatihan 221,41 5,64 0,02
C. Perlengkapan/Peralatan Pendidikan 122,75 0,05 0,00
D. Rekreasi 101,11 0,00 0,00
E. Olahraga 115,78 0,00 0,00
TRANSPORT, KOMUNIKASI & JASA
VII. 101,27 0,10 0,05
KEUANGAN
A. Transport 113,37 0,99 0,05
B. Komunikasi dan Jasa Keuangan 99,98 0,00 0,00
C. Sarana dan Komunikasi 107,52 0,00 0,01
D. Jasa Keuangan 103,68 0,00 0,00

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.98


Sumber: Pemerintah Kab. Wonogiri dan BPS Kab. Wonogiri. (2010). Indeks
Harga Konsumen dan Laju Inflasi Kota Wonogiri Tahun 2009, Diambil
seperlunya.

2.4.2 Fokus Fasilitas Wilayah / Infrastruktur

Pembangunan sarana dan prasarana perkotaan di Kabupaten


Wonogiri direncanakan untuk mendukung terwujudnya visi dan misi
pembangunan di Kabupaten Wonogiri. Sarana prasarana wilayah pada
dasarnya merupakan elemen pendukung bagi berlangsungnya kehidupan
suatu wilayah, karena masyarakat yang tinggal di suatu wilayah akan
membutuhkan kehadiran sarana prasarana untuk melangsungkan kegiatan.

Sarana prasarana wilayah merupakan aspek yang sangat penting


dalam mengelola kawasan. Ketersediaan sarana dan prasarana wilayah
sangat menentukan dalam pengembangan suatu kota. Sarana wilayah
meliputi sarana pendidikan, kesehatan, permukiman, perdagangan, sarana
perhubungan darat, serta sarana rekreasi dan olah raga. Prasarana wilayah
meliputi prasarana permukiman; prasarana perhubungan; prasarana jaringan,
yang terdiri dari jaringan drainase perkotaan, jaringan irigasi, serta jaringan
utilitas lainnya; serta prasarana persampahan.

2.4.3 Fokus Iklim Berinvestasi

Penanaman Modal atau investasi pada dasarnya merupakan mesin


penggerak pertumbuhan pembangunan (engine of growth of development)
melalui peningkatan aktivitas sektor-sektor ekonomi pembentuk Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) di Kabupaten Wonogiri. Peningkatkan
peluang penanaman modal / investasi dan upaya peningkatan fasilitasi untuk
pengembangan produk-produk unggulan di Kabupaten Wonogiri bisa
dicanangkan, baik yang mempunyai daya dukung untuk meningkatkan
kapasitas produksi lokal maupun yang mampu dan mempunyai potensi untuk
keperluan perdagangan luar negeri atau ekspor.

Peningkatan peluang investasi dilaksanakan dengan meningkatkan


daya tarik investasi, yaitu dengan perbaikan pelayanan perijinan, pemberian
insentif investasi, penciptaan keamanan dan ketertiban kota,
mengembangkan penanaman modal dan investasi daerah, meningkatkan
promosi dan kerjasama investasi, mendorong tumbuhnya industri kreatif atau
industri gaya hidup.

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.99


Upaya untuk menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif
merupakan tantangan yang cukup berat bagi Pemerintah Kabupaten
Wonogiri karena akan menyangkut beberapa peraturan baik tingkat pusat
maupun daerah. Perbaikan iklim investasi perlu dilakukan pemerintah daerah
dengan mensikapi atas perbaikan di bidang peraturan perundang-undangan
di daerah, perbaikan pelayanan, dan penyederhanaan birokrasi.

Salah satu hal yang mendukung daya tarik investasi adalah dengan
menyediakan infrastruktur yang cukup dan berkualitas. Hal ini merupakan
prasyarat agar dapat mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi tinggi dan
berkelanjutan. Ketersediaan infrastruktur yang tidak memadai akan menjadi
kendala bagi masuknya investasi. Hal lain yang tidak kalah penting dalam
menumbuhkan investasi di Kabupaten Wonogiri adalah dengan
meningkatkan partisipasi swasta melalui kemitraan antara pemerintah,
masyarakat dan swasta (public-private partnership). Tantangan ini menjadi
cukup penting karena terbatasnya sumber daya pemerintah dalam
pembiayaan pembangunan, terutama terkait dengan efisiensi pembiayaan
investasi dan penyediaan infrastruktur yang bervariasi dan berkualitas.

Kondisi perekonomian Kabupaten Wonogiri yang dilihat dari berbagai


variabel makro, seperti PDRB dan laju pertumbuhan ekonomi, sebagaimana
yang telah diuraikan di muka, sangat mendukung masuknya investasi, baik
dalam bentuk Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun
Penanaman Modal Asing (PMA).

Dalam hal Indeks Daya Saing Daerah di Jawa Tengah Tahun 2010,
yang diukur dengan: (i) Kinerja Ekonomi (6 indikator); (ii) Kinerja Pemerintah
(15 indikator); (iii) Infrastruktur (5 indikator); (iv) Dinamika Bisnis (5 Indikator);
(v) Kinerja Investasi (9 indikator); serta (vi) Persepsi Dunia Usaha (8
indikatoir); Kabupaten Wonogiri mampu menempati urutan ke-6 dengan
indeks sebesar 5,02 dari 35 kabupaten dan kota di Jawa Tengah, yang pada
tahun 2007 menempati urutan ke-24. Penjelasan selengkapnya dapat dilihat
pada tabel berikut.

Tabel 2.__ Peringkat dan Besaran Indeks Daya Saing Kabupaten Wonogir Dibanding
Daerah Lain di Jawa Tengah Tahun 2010 dan 2007

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.100


PERINGKAT TAHUN SCORE PERINGKAT
NO.
2010 THN 2010 THN 2007
(1) (2) (3) (4)
01. Kota Magelang 6,08 2
02. Kab. Banyumas 6,55 30
03. Kab. Kudus 5,35 4
04. Kab. Purbalingga 5,27 17
05. Kota Surakarta 5,05 6
06. Kab Wonogiri 5,02 24
07. Kota Semarang 5.00 14
08. Kota Salatiga 5,00 3

Sumber: Paparan Survei Daya Saing Daerah Tahun 2010 Provinsi


Jawa Tengah, 28 Nopember 2010, hal. 21.

2.4.4 Fokus Kualitas Sumber Daya Manusia

Pembangunan manusia yaitu pembangunan yang berpusat pada


manusia yang menempatkan manusia sebagai tujuan akhir dari
pembangunan dan bukan sebagai alat bagi pembangunan. Berbeda dengan
konsep pembangunan yang memberikan perhatian utama pada
pertumbuhan ekonomi, dengan asumsi bahwa pertumbuhan ekonomi pada
akhirnya akan menguntungkan manusia, pembangunan manusia
memperkenalkan konsep yang lebih luas dan lebih komprehensif yang
mencakup semua pilihan yang dimiliki oleh manusia di semua golongan
masyarakat pada semua tahap pembangunan.

Pembangunan manusia juga merupakan perwujudan tujuan jangka


panjang dari suatu masyarakat dan meletakkan pembangunan di sekeliling
manusia, bukan manusia di sekeliling pembangunan. Tujuan utama dari
pembangunan adalah menciptakan lingkungan yang memungkinkan bagi
rakyatnya untuk menikmati umur panjang, sehat dan menjalankan kehidupan
yang produktif. Hal ini tampaknya merupakan suatu kenyataan sederhana,
tetapi hal ini seringkali terlupakan oleh berbagai kesibukan jangka pendek
untuk mengumpulkan harta dan uang.

United Nation Development Programme (UNDP) merumuskan


Pembangunan Manusia sebagai upaya memperluas peluang dan pilihan

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.101


maupun taraf yang telah dan akan dicapai sehingga upaya tersebut dapat
diketahui secara transparan. Artinya konsep Pembangunan Manusia
menuntut terjadinya formasi/pembangunan (formation) atas kemampuan
manusia yang terlihat melalui perbaikan taraf kesehatan, pengetahuan dan
ketrampilan serta daya beli sehingga penduduk memperoleh/menemukan
manfaatnya terutama dalam hal produktivitas, pemerataan, pemberdayaan
dan kesinambungan.

Dari pembahasan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten


Wonogiri yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, bahwa IPM tahun
2009 secara total mengalami peningkatan dibanding tahun-tahun
sebelumnya, yaitu dari sebesar 69,90 pada 2006, meningkat menjadi
sebesar 71,04 pada tahun 2009. Secara umum IPM Kabupaten Wonogiri
tahun 2009 menurut standar UNDP berada pada tingkat menengah atas.
Meskipun terjadi peningkatan yang tidak terlalu tinggi, dibanding IPM tahun
2006, paling tidak upaya peningkatan pembangunan manusia yang
dilaksanakan oleh pemerintah Kabupaten Wonogiri, khususnya menunjukkan
keberhasilan yang semakin meningkat pada setiap tahunnya. Di Kawasan
Subosuka Wonosraten, posisi IPM Kabupaten Wonogiri pada tahun 2009,
menempati urutan ke-5. Gambaran selengkapnya, dapat dilihat pada tabel
berikut.

Tabel 2.__ Perbandingan Komponen Penyusun IPM Kabupaten Wonogiri


dengan Daerah Lain di Kawasan Subosuka Wonosraten Tahun
2009

Pengelua
AHH MYS ran
AMH Ranking Ranking
Kab. / Kota (Tahu (Tahu Per IPM
(%) Provinsi Nasional
n) n) Kapita
(Rp. 000)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
77,49
Surakarta 72,07 96,67 648,23 1 18
10,32 (1)
70,44
Boyolali 70,30 85,97 7,29 629,49 26 258
(6)
73,29
Sukoharjo 70,17 90,38 8,36 644,60 9 121
(3)
72,55
Karanganyar 72,13 84,96 7,17 647,87 12 150
(4)
71,04
Wonogiri 72,21 82,14 6,29 644,24 22 237
(5)
Sragen 72,37 82,26 6,88 627,42 70,27 28 287

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.102


(7)
73,41
Klaten 71,33 89,70 7,93 643,92 10 123
(2)

Catatan: - AHH : Angka Harapan Hidup


- AMH : Angka Melek Huruf
- MYS : Mean Years of Schooling (Rata-rata lama Sekolah)
Sumber: Bappeda dan BPS Prov. Jawa Tengah. (2010). Jawa Tengan Dalam
Angka 2010. hal. 186.

RPJM DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2010-2015 II.103

Anda mungkin juga menyukai