Anda di halaman 1dari 18

1.

Perbedaan komponen aktif dan pasif:


Komponen aktif merupakan komponen elektronika yang memerlukan arus listrik untuk
dapat bekerja. Dalam hal ini pada rangkaian elektronika, arus listrik yang dibutuhkan
bisa arus AC ataupun DC. Disebut komponen aktif karena jika tidak diarusi arus listrik
maka rangkaian elektronika yang menggunakan komponen aktif tidak akan bekerja.
Komponen pasif merupakan jenis elektronika yang tidak memerlukan arus listrik untuk
dapat bekerja. Tisak seperti komponen aktif, komponen pasif tidak bisa bersift
menguatkan, menyearahkan dan mengubah bentuk energi ke bentuk energi lainnya.
2. Contoh komponen elektronika
a. Komponen aktif
Dioda
Dioda merupakan salah satu komponen aktif yang banyak digunakan sebagai
penyearah arus AC menjadi DC. Ketika sebuah dioda difungsikan menjadi
penyearah tegangan AC menjadi DC, maka fungsi dioda akan aktif ketika dialiri
sinyal AC. Maka dari itulah dioda disebut sebagai komponen aktif. Ada beberapa
macam rangkaian dioda, diantaranya : penyearah setengah gelombang (Half-Wave
Rectifier), penyearah gelombang penuh (Full-Wave Rectifier), rangkaian pemotong
(Clipper), rangkaian penjepit (Clamper) maupun pengganda tegangan (Voltage
Multiplier)
Selain digunakan sebagai penyearah tegangan AC menjadi DC, dioda jug
memiliki banyak fungsi, yaitu:
Sebagai penstabil tegangan pada komponen dioda zener.
Sebagai pengaman atau sekering.
Sebagai pemangkas atau pembuang level sinyal yang ada di atas atau bawah
tegangan tertentu pada rangkaian clipper.
Sebagai penambah komponen DC didalam sinyal AC pada rangkaian
clamper.
Sebagai pengganda tegangan.
Sebagai indikator untuk rangkaian LED (Light Emiting Diode).
Dapat digunakan sebagai sensor panas pada aplikasi rangkaian power
amplifier.
Sebagai sensor cahaya pada komponen dioda photo.
Sebagai rangkaian VCO (Voltage Controlled Oscilator) pada komponen
dioda varactor.
Secara keseluruhan dioda dapat kita contohkan sebagai katup, dimana katup
tersebut akan terbuka pada saat air mengalir dari belakang menuju ke depan.
Sedangkan katup akan menutup apabila ada dorongan aliran air dari depan katub.
Simbol dioda digambarkan dengan anak panah yang diujungnya terdapat garis
yang melintang.

Sisi Positif (P) disebut Anoda dan sisi Negatif (N) disebut Katoda.
Lambang dioda seperti anak panah yang arahnya dari sisi P ke sisi N.
Karenanya ini mengingatkan kita pada arus konvensional dimana arus
mudah mengalir dari sisi P ke sisi N.

Cara kerja dioda dapat kita lihat dari simbolnya. Karena pada pangkal anak
panah disebut sebagai anoda (P) dan pada ujung anak panah dapat disebut sebagai
katoda (N).
Pada umumnya, dioda terbuat dari bahan silikon yang sudah dibekali tegangan
pemicu. Tegangan pemicu ini sangat diperlukan agar elektron bisa langsung
mengisi hole melalui area depletin layer. Didalam komponen dioda tidak akan
terjadi pemindahan elekrton hole dari P ke N maupun sebaliknya. Itu di sebabkan
hole dan elektron akan tertarik ke arah kutub yang berlawanan. Bahkan lapisan
depletion layer semakin besar dan menghalangi terjadinya arus.

Transistor
Transistor adalah komponen semi konduktor yang memiliki 3 kaki elektroda,
yaitu Basis (B), Colector (C) dan Emitor (E). Dengan adanya 3 kaki elektroda
tersebut, tegangan atau arus yang mengalir pada satu kaki akan mengatur arus
yang lebih besar untuk melalui 2 terminal lainnya.
Transistor berfungsi:
Sebagai jangkar rangkaian.
Sebagai penguat amplifier.
Sebagai pemutus dan penyambung (switching).
Sebagai pengatur stabilitas tegangan.
Sebagai peratas arus.
Dapat menahan sebagian arus yang mengalir.
Menguatkan arus dalam rangkaian.
Sebagai pembangkit frekuensi rendah ataupun tinggi.

Gambar. 2 Transistor
Light Emitting Diode (LED)
LED adalah salah satu jenis dioda, namun dioda LED mempunyai karakter yang
unik, yang mana dioda LED adalah satu-satunya jenis dioda yang dapat
memancarkan cahaya. Dioda LED digunakan pada rangkaian elektronika yang
memerlukan cahaya seperti indikator-indikator.

Gambar 3. LED
Integrated Circuit (IC)
Integrated Circuit atau disingkat dengan IC adalah Komponen Elektronika Aktif
yang terdiri dari gabungan ratusan, ribuan bahkan jutaan Transistor, Dioda,
Resistor dan Kapasitor yang diintegrasikan menjadi suatu Rangkaian Elektronika
dalam sebuah kemasan kecil. Bahan utama yang membentuk sebuah Integrated
Circuit (IC) adalah Bahan Semikonduktor. Silicon merupakan bahan
semikonduktor yang paling sering digunakan dalam Teknologi Fabrikasi
Integrated Circuit (IC). Dalam bahasa Indonesia, Integrated Circuit atau IC ini
sering diterjemahkan menjadi Sirkuit Terpadu.
Berdasarkan Aplikasi dan Fungsinya, IC (Integrated Circuit) dapat dibedakan
menjadi IC Linear, IC Digital dan juga gabungan dari keduanya.
- IC linear berfungsi sebagai:
Penguat Daya (Power Amplifier)
Penguat Sinyal (Signal Amplifier)
Penguat Operasional (Operational Amplifier / Op Amp)
Penguat Sinyal Mikro (Microwave Amplifier)
Penguat RF dan IF (RF and IF Amplifier)
Voltage Comparator
Multiplier
Penerima Frekuensi Radio (Radio Receiver)
Regulator Tegangan (Voltage Regulator)

- IC Digital pada dasarnya adalah rangkaian switching yang tegangan Input dan
Outputnya hanya memiliki 2 (dua) level yaitu Tinggi dan Rendah atau
dalam kode binary dilambangkan dengan 1 dan 0
IC digital berfungsi sebagai:
Flip-flop
Gerbang Logika (Logic Gates)
Timer
Counter
Multiplexer
Calculator
Memory
Clock
Microprocessor (Mikroprosesor)
Microcontroller

Gambar 4. IC
Tabung elektron (tabung hampa)
Tabung elektron adalah tabung hampa udara berisi sepasang elektrode yang dapat
menghasilkan elektron, mengontrol gerakannya, dan mengumpulkannya. Tabung
hampa udara ini terbuat dari kombinasi kaca, logam, dan keramik. Diode yang
hanya berisi katode dan anode, merupakan tabung hampa yang paling sederhana.
Diode yang berkembang dari lampu pijar ciptaan Thomas Edison, diciptakan oleh
seorang profesor teknik listrik Universitas London, John A. Fleming, pada tahyn
1904. Diode dapat mengubah arus bolak balik menjadi arus listrik searah, artinya
seluruh elektron mengalir dari katode menuju anode.
Sebelum ditemukan transistor, komponen aktif yang populer pada zamannya
adalah tabung elektron, atau disebut juga tabung hampa atau tabung listrik.
Tabung elektron disebut sebagai komponen aktif karena tabung elektro
memerlukan tegangan untuk dapat bekerja. Salah satu perbedaan yang mencolok
antara tabung elektron dengan transistor adalah, tabung elektron memerlukan
tegangan tinggi sebagai catuannya.
Catuan teganan pada tabung elektron ada dua, yaitu sebuah filamen atau pemanas
yang berfungsi membangkitkan emisi elektron. Filamen ini diberikan tegangan
rendah. Sedangkan elektroda dari tabung elektron dialiri tegangan tinggi.
Gambar 5. Tabung elektron
b. Komponen pasif
Resistor
Resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk menghambat atau
membatasi aliran listrik yang mengalir dalam suatu rangkain elektronika.
Sebagaimana fungsi resistor yang sesuai namanya bersifat resistif dan termasuk
salah satu komponen elektronika dalam kategori komponen pasif. Satuan atau
nilai resistansi suatu resistor di sebut Ohm dan dilambangkan dengan simbol
Omega (). Sesuai hukum Ohm bahwa resistansi berbanding terbalik dengan
jumlah arus yang mengalir melaluinya. Selain nilai resistansinya (Ohm) resistor
juga memiliki nilai yang lain seperti nilai toleransi dan kapasitas daya yang
mampu dilewatkannya. Semua nilai yang berkaitan dengan resistor tersebut
penting untuk diketahui dalam perancangan suatu rangkaian elektronika oleh
karena itu pabrikan resistor selalu mencantumkan dalam kemasan resistor
tersebut.
Berikut adalah simbol resistor dalam bentu kgambar ynag sering digunakan
dalam suatu desain rangkaian elektronika.

Gambar 5. Simbol resistor


Resistor dalam suatu teori dan penulisan formula yang berhubungan dengan
resistor disimbolkan dengan huruf R. Kemudian pada desain skema elektronika
resistor tetap disimbolkan dengan huruf R, resistor variabel disimbolkan
dengan huruf VR dan untuk resistorjenis potensiometer ada yang disimbolkan
dengan huruf VR dan POT.
- Kapasitas Daya Resistor
Kapasitas daya pada resistor merupakan nilai daya maksimum yang mampu
dilewatkan oleh resistor tersebut. Nilai kapasitas daya resistor ini dapat dikenali
dari ukuran fisik resistor dan tulisan kapasitas daya dalamsatuan Watt untuk
resistor dengan kemasan fisik besar. Menentukan kapasitas daya resistor ini
penting dilakukan untuk menghindari resistor rusak karena terjadi kelebihan daya
yang mengalir sehingga resistor terbakar dan sebagai bentuk efisiensi biaya dan
tempat dalam pembuatan rangkaian elektronika.
- Nilai Toleransi Resistor
Toleransi resistor merupakan perubahan nilai resistansi dari nilai yang tercantum
pada badan resistor yang masih diperbolehkan dan dinyatakan resistor dalam
kondisi baik. Toleransi resistor merupakan salah satu perubahan karakteristik
resistor yang terjadi akibat operasional resistor tersebut. Nilai torleransi resistor
ini ada beberapa macam yaitu resistor dengan toleransi kerusakan 1% (resistor
1%), resistor dengan toleransi kesalahan 2% (resistor2%), resistor dengan
toleransi kesalahan 5% (resistor 5%) dan resistor dengan toleransi 10% (resistor
10%).
Nilai toleransi resistor ini selalu dicantumkan di kemasan resistor dengan kode
warna maupun kode huruf. Sebagai contoh resistor dengan toleransi 5% maka
dituliskan dengan kode warna pada cincin ke 4 warna emas atau dengan kode
huruf J pada resistor dengan fisik kemasan besar. Resistor yang banyak dijual
dipasaran pada umumnya resistor 5% dan resistor 1%.
- Jenis-jenis Resistor
Berdasarkan jenis dan bahan yang digunakan untuk membuat resistor dibedakan
menjadi resistor kawat, resistor arang dan resistor oksida logam atau resistor
metal film.
1). Resistor Kawat (Wirewound Resistor)

Gambar 6. Resistor kawat


Resistor kawat atau wirewound resistor merupakan resistor yang dibuat dengan
bahat kawat yang dililitkan. Sehingga nilai resistansiresistor ditentukan dari
panjangnya kawat yang dililitkan. Resistor jenis ini pada umumnya dibuat dengan
kapasitas daya yang besar.
2). Resistor Arang (Carbon Resistor)

Gambar 7. Resistor Arang


Resistor arang atau resistor karbon merupakan resistor yang dibuat dengan bahan
utama batang arang atau karbon. Resistor karbon ini merupakan resistor yang
banyak digunakan dan banyak diperjual belikan. Dipasaran resistor jenis ini dapat
kita jumpai dengan kapasitas daya 1/16 Watt, 1/8 Watt, 1/4 Watt, 1/2 Watt, 1
Watt, 2 Watt dan 3 Watt.
3). Resistor Oksida Logam (Metal Film Resistor)

Gambar 8. Resistor oksida logam


Resistor oksida logam atau lebih dikenal dengan nama resistor metal film
merupakan resistor yang dibuah dengan bahan utama oksida logam yang
memiliki karakteristik lebih baik. Resistor metal film ini dapat ditemui dengan
nilai tolerasni 1% dan 2%. Bentuk fisik resistor metal film ini mirip
denganresistor kabon hanya beda warna dan jumlah cicin warna yang digunakan
dalam penilaian resistor tersebut. Sama seperti resistorkarbon, resistor metal film
ini juga diproduksi dalam beberapa kapasitas daya yaitu 1/8 Watt, 1/4 Watt, 1/2
Watt. Resistor metal film ini banyak digunakan untuk keperluan pengukuran,
perangkat industri dan perangkat militer.

Kemudian berdasarkan nilai resistansinya resistor dibedakan menjadi 2 jenis yaitu


resistor tetap (Fixed Resistor) dan resistor tidak tetap (Variable Resistor)
1). Resistor tetap(Fixed Resistor)
Resistor tetap merupakan resistor yang nilai resistansinya tidap dapat diubah atau
tetap. Resistor jenis ini biasa digunakan dalam rangkaian elektronika sebagai
pembatas arus dalam suatu rangkaian elektronika. Resistor tetap dapat kita temui
dalam beberpa jenis, seperti :
Metal Film Resistor
Metal Oxide Resistor
Carbon Film Resistor
Ceramic Encased Wirewound
Economy Wirewound
Zero Ohm Jumper Wire
S I P Resistor Network
2). Resistor Tidak Tetap (Variable Resistor)
Resistor tidak tetap atau variable resistor terdiri dari beberapa tipe yaitu :
Pontensiometer, tipe variable resistor yang dapat diatur nilai resistansinya
secara langsung karena telah dilengkapi dengan tuas kontrol. Potensiometer
terdiri dari 2 jenis yaitu Potensiometer Linier dan Potensiometer Logaritmis
Trimer Potensiometer, yaitu tipe variable resistor yang membutuhkan alat
bantu (obeng) dalam mengatur nilai resistansinya. Pada umumnya resistor
jenis ini disebut dengan istilah Trimer Potensiometer atau VR
Thermistor, yaitu tipe resistor variable yangnilairesistansinya akan berubah
mengikuti suhu disekitar resistor. Thermistor terdiri dari 2 jenis yaitu NTC dan
PTC. Untuk lebih detilnya thermistor akan dibahas dalam artikel yang lain.
LDR (Light Depending Resistor), yaitu tipe resistor variabel yang nilai
resistansinya akan berubah mengikuti cahaya yang diterima oleh LDR
tersebut.
Jenis-jenis resistor tetap dan variable diatas akan dibahas lebih detil dalam
artikel yang lain.
- Menghitung Nilai Resistor
Nilai resistor dapat diketahui dengan kode warna dan kode huruf pada resistor.
Resistor dengan nilai resistansi ditentukan dengan kode warna dapat ditemukan
pada resistor tetap dengan kapasitas daya rendah, sedangkan nilai resistor yang
ditentukan dengan kode huruf dapat ditemui pada resistor tetap daaya besar dan
resistor variable.
- Kode Warna Resistor
Cicin warna yang terdapat pada resistor terdiri dari 4 ring 5 dan 6 ring warna.
Dari cicin warna yang terdapat dari suatu resistor tersebut memiliki arti dan nilai
dimana nilai resistansi resistor dengan kode warna yaitu :

Gambar 9. Kode arna resistor


- Resistor dengan 4 cincin kode warna
Maka cincin ke 1 dan ke 2 merupakan digit angka, dan cincin kode warna ke 3
merupakan faktor pengali kemudian cincin kode warnake 4 menunjukan nilai
toleransi resistor.
- Resistor dengan 5 cincin kode warna
Maka cincin ke 1, ke 2 dan ke 3 merupakan digit angka, dan cincin kode warna ke
4 merupakan faktor pengali kemudian cincin kode warna ke 5 menunjukan nilai
toleransi resistor.
- Resistor dengan 6 cincin warna
Resistor dengan 6 cicin warna pada prinsipnya sama dengan resistor dengan 5
cincin warna dalam menentukan nilai resistansinya. Cincin ke 6 menentukan
coefisien temperatur yaitu temperatur maksimum yang diijinkan untuk resistor
tersebut.
- Kode Huruf Resistor
Resistor dengan kode huruf dapat kita baca nilai resistansinya dengan mudah
karenanilia resistansi dituliskan secara langsung. Pad umumnya resistor yang
dituliskan dengan kode huruf memiliki urutan penulisan kapasitas daya, nilai
resistansi dan toleransi resistor. Kode huruf digunakan untuk penulisan nilai
resistansi dan toleransi resistor.

Gambar 10. Kode huruf resistor


Kode Huruf Untuk Nilai Resistansi :
R, berarti x1 (Ohm)
K, berarti x1000 (KOhm)
M, berarti x 1000000 (MOhm)
Kode Huruf Untuk Nilai Toleransi :
F, untuk toleransi 1%
G, untuk toleransi 2%
J, untuk toleransi 5%
K, untuk toleransi 10%
M, untuk toleransi 20%

Kapasitor (Kondensator)
Kapasitor adalah komponen elektronika yang mampu menyimpan muatan
listrik,yang terbuat dari dua buah keping logam yang dipisahkan oleh bahan
dielektrik,seperti keramik,gelas,vakum,dan lain-lain.Muatan positif dan negatif
akan berkumpul pada kedua ujung berlainan tersebut,apabila kedua ujung metal
(elektroda)dihubungkan dengan sumber tegangan.
- Fungsi Kapasitor
Berfungsi untuk menyimpan muatan listrik/elektron yang disebut dengan
kapasitansi.Beberapa ilmuan menyatakan bahwa jika sebuah kapasitor yang
diberi tegangan 1 volt dapat memuat elektron sebanyak 1 coloumb maka
dikatakan bahwa kapasitor tersebut memiliki kapasitansi 1 farad.Berikut secara
matematis,jika dinyatakan secara rumus:
- Jenis-jenis Kapasitor
1). Kapasitor elektrostatis
Kapasitor jenis ini terbuat dari bahan keramik,film,dan mika.Namun banyak yang
menggunakan bahan jenis keramik dan mika karena harganya lebih murah bila
dibandingkan dengan yang lain.Kapasitor jenis ini termasuk dalam kapasitor
nonpolar.
2). Kapasitor elektrolitik
Kapasitor jenis ini terbuat dari lapisan metal-oksida.pada umumnya kapasitor
jenis ini dalam pembuatannya menggunakan proses yang disebut denga
elektrolisis,sehingga dapat terbentuk kutub positif dan kutub negatif.
3) Kapasitor elektrokimia
Kapasitor yang terbuat dari campuran larutan atau bahan kimia ke-
dalamnya.contoh kapisitor jenis ini dapat kita jumpai di sekitar kita seperti baterai
dan accumulator(aki).Baterai dan aki memiliki tingkat kebocoran arus yang
sangat kecil dan kapaitansi yang besar.
Gambar 11. Kapasitor
Induktor
Induktor adalah komponen elektronika pasif yang sering dijumpai pada rangkaian
elektronika seperti televisi dan radio. Komponen yang satu ini sangat erat
hubungannya dengan frekwensi. Nama lain dari induktor adalah kumparan atau
coil.
Pada dasarnya, komponen induktor ini tersusun atas susunan lilitan kawat yang
membentuk sebuah kumparan. Prinsip kerja dari komponen induktor ini akan
menimbulkan medan magnet ketika dialiri arus listrik. Medan magnet yang ada
pada kumparan mampu menyimpan energi listrik untuk sementara waktu.
Besar kecilnya sebuah induktor tergantung nilai induktansinya yang
dilambangkan dengan satuan Henry (H). Perlu diketahui bahwa induktansi
merupakan kemampuan induktor dalam menyimpan energi dalam medan magnet.
Semakin besar lilitan kawat induktor, maka semakin besar pula nilai
induktansinya.
- Jenis Jenis Induktor
Induktor terdiri dari beberapa jenis. Perbedaan jenis-jenis induktor tersebut
didasarkan pada bentuk serta bahan yang digunakan untuk membuat inti induktor.
Nah, bagi anda yang ingin tahu apa saja jenis-jenis induktor yang ada saat ini,
silahkan simak ulasan belajarelektronika.net berikut.
1). Iron Core Inductor
Seperti namanya, Iron Core Inductor adalah jenis induktor yang memiliki inti
dengan bahan besi. Besarnya inti besi yang digunakan pada sebuah induktor
sangat bermacam-macam tergantung kebutuhan.
2). Air Core Inductor
Dilihat dari namanya pasti anda sudah tahu bahwa Air Core Inductor adalah jenis
induktor yang menggunakan inti dengan bahan udara. Induktor jenis ini bisa
disebut juga induktor tanpa inti.
3). Ferrite Core Inductor
Ferrite Core Inductor adalah jenis induktor yang menggunakan inti berbahan ferit.
Induktor yang satu ini banyak dijumpai di rangkaian-rangkaian elektronika yang
cukup rumit.
4). Torroidal Core Inductor
Torroidal Core Inductor adalah jenis induktor yang memiliki bentuk melingkar
atau O menyerupai bentuk cincin atau bentik donat. Induktor jenis ini biasanya
ada pada rangkaian televisi.
5). Laminated Core Induction
Laminated Core Induction merupakan jenis induktor dengan inti yang terdiri dari
beberapa jenis logam. Beberapa jenis logam tersebut disambung secara paralel
dengan sekat berbahan isolator.
6). Variable Inductor
Variable Inductor adalah jenis induktor yang besar kecilnya nilai induktansi dapat
diatur sesuai dengan keinginan. Biasanya induktor yang satu ini menggunakan
bahan ferit.
- Fungsi Induktor
Setelah anda mengetahui beberapa jenis induktor, pastinya anda juga penasaran
dengan fungsinya. Berikut ini adalah beberapa fungsi induktor dan penerapannya
dalam rangkaian dan alat-alat elektronika. Bagi anda yang penasaran, bisa simak
langsung ulasan belajarelektronika.net berikut.
Menyimpan arus listrik dalam medan magnet
Penapis atau filter frekuensi
Menahan arus bolak-balik (AC)
Meneruskan arus searah (DC)
Pembangkit getaran
Melipatgandakan tegangan
Gambar 12. Induktor
Transformator
Transformator atau trafo adalah alat yang memindahkan tenaga listrik antar dua
rangkaian listrik atau lebih melalui induksi elektromagnetik.
- Prinsip kerja
Transformator bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik. Tegangan
masukan bolak-balik yang membentangi primer menimbulkan fluks magnet yang
idealnya semua bersambung dengan lilitan sekunder. Fluks bolak-balik ini
menginduksikan gaya gerak listrik (ggl) dalam lilitan sekunder. Jika efisiensi
sempurna, semua daya pada lilitan primer akan dilimpahkan ke lilitan sekunder.
- Jenis
1). Step-Up
Transformator step-up adalah transformator yang memiliki lilitan sekunder lebih
banyak daripada lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai penaik tegangan.
Transformator ini biasa ditemui pada pembangkit tenaga listrik sebagai penaik
tegangan yang dihasilkan generator menjadi tegangan tinggi yang digunakan
dalam transmisi jarak jauh.
2). Step-Down
Transformator step-down memiliki lilitan sekunder lebih sedikit daripada lilitan
primer, sehingga berfungsi sebagai penurun tegangan. Transformator jenis ini
sangat mudah ditemui, terutama dalam adaptor AC-DC.
3). Autotransformator
Transformator jenis ini hanya terdiri dari satu lilitan yang berlanjut secara listrik,
dengan sadapan tengah. Dalam transformator ini, sebagian lilitan primer juga
merupakan lilitan sekunder. Fasa arus dalam lilitan sekunder selalu berlawanan
dengan arus primer, sehingga untuk tarif daya yang sama lilitan sekunder bisa
dibuat dengan kawat yang lebih tipis dibandingkan transformator biasa.
Keuntungan dari autotransformator adalah ukuran fisiknya yang kecil dan
kerugian yang lebih rendah daripada jenis dua lilitan. Tetapi transformator jenis
ini tidak dapat memberikan isolasi secara listrik antara lilitan primer dengan
lilitan sekunder.
Selain itu, autotransformator tidak dapat digunakan sebagai penaik tegangan lebih
dari beberapa kali lipat (biasanya tidak lebih dari 1,5 kali).
4). Autotransformator variabel
Autotransformator variabel sebenarnya adalah autotransformator biasa yang
sadapan tengahnya bisa diubah-ubah, memberikan perbandingan lilitan primer-
sekunder yang berubah-ubah.
5). Transformator isolasi
Transformator isolasi memiliki lilitan sekunder yang berjumlah sama dengan
lilitan primer, sehingga tegangan sekunder sama dengan tegangan primer. Tetapi
pada beberapa desain, gulungan sekunder dibuat sedikit lebih banyak untuk
mengkompensasi kerugian. Transformator seperti ini berfungsi sebagai isolasi
antara dua kalang. Untuk penerapan audio, transformator jenis ini telah banyak
digantikan oleh kopling
6). Transformator pulsa
Transformator pulsa adalah transformator yang didesain khusus untuk
memberikan keluaran gelombang pulsa. Transformator jenis ini menggunakan
material inti yang cepat jenuh sehingga setelah arus primer mencapai titik
tertentu, fluks magnet berhenti berubah. Karena GGL induksi pada lilitan
sekunder hanya terbentuk jika terjadi perubahan fluks magnet, transformator
hanya memberikan keluaran saat inti tidak jenuh, yaitu saat arus pada lilitan
primer berbalik arah.
7). Transformator tiga fase
Transformator tiga fase (3-phase) sebenarnya adalah tiga transformator yang
dihubungkan secara khusus satu sama lain. Lilitan primer biasanya dihubungkan
secara bintang (Y) dan lilitan sekunder dihubungkan secara delta ().
- Kerugian dalam transformator
Perhitungan di atas hanya berlaku apabila kopling primer-sekunder sempurna dan
tidak ada kerugian, tetapi dalam praktik terjadi beberapa kerugian yaitu
kerugian tembaga. Kerugian 2 dalam lilitan tembaga yang disebabkan oleh
resistansi tembaga dan arus listrik yang mengalirinya.
Kerugian kopling. Kerugian yang terjadi karena kopling primer-sekunder
tidak sempurna, sehingga tidak semua fluks magnet yang diinduksikan
primer memotong lilitan sekunder. Kerugian ini dapat dikurangi dengan
menggulung lilitan secara berlapis-lapis antara primer dan sekunder.
Kerugian kapasitas liar. Kerugian yang disebabkan oleh kapasitas liar yang
terdapat pada lilitan-lilitan transformator. Kerugian ini sangat memengaruhi
efisiensi transformator untuk frekuensi tinggi. Kerugian ini dapat dikurangi
dengan menggulung lilitan primer dan sekunder secara semi-acak (bank
winding)
Kerugian histeresis. Kerugian yang terjadi ketika arus primer AC berbalik
arah. Disebabkan karena inti transformator tidak dapat mengubah arah fluks
magnetnya dengan seketika. Kerugian ini dapat dikurangi dengan
menggunakan material inti reluktansi rendah.
Kerugian efek kulit. Sebagaimana konduktor lain yang dialiri arus bolak-
balik, arus cenderung untuk mengalir pada permukaan konduktor. Hal ini
memperbesar kerugian kapasitas dan juga menambah resistansi relatif lilitan.
Kerugian ini dapat dikurang dengan menggunakan kawat Litz, yaitu kawat
yang terdiri dari beberapa kawat kecil yang saling terisolasi. Untuk frekuensi
radio digunakan kawat geronggong atau lembaran tipis tembaga sebagai
ganti kawat biasa.
Kerugian arus Eddy. Kerugian yang disebabkan oleh ggl masukan yang
menimbulkan arus dalam inti magnet yang melawan perubahan fluks magnet
yang membangkitkan ggl. Karena adanya fluks magnet yang berubah-ubah,
terjadi tolakan fluks magnet pada material inti. Kerugian ini berkurang kalau
digunakan inti berlapis-lapis.
Gambar 13. Transformator

Anda mungkin juga menyukai