Definisi Kusta

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 4

Definisi kusta (Morbus hansen)

Penyakit kusta adalah penyakit menular yang disebabkan oleh


kuman Mycobacterium leprae(M.leprae). Kuman golongan myco ini berbentuk batang
yang tahan terhadap asam terutama asam alkohol dan oleh sebab itu disebut juga Basil
Tahan Asam (BTA). Penyakit ini bersifat kronis pada manusia, yang bisa menyerang saraf-
saraf dan kulit. Bila dibiarkan begitu saja tanpa diobati, maka akan menyebabkan cacat
cacat jasmani yang berat. Namun, penularan penyakit kusta ke orang lain memerlukan
waktu yang cukup lama tidak seperti penyakit menular lainnya. Masa inkubasinya adalah
2-5 tahun. Penyakit ini sering menyebabkan tekanan batin pada penderita dan keluarganya,
bahkan sampai menggangu kehidupan sosial mereka.
2. Gejala Klinis

Tanda-tanda penyakit kusta bermacam-macam, tergantung dari tingkat atau tipe dari
penyakit tersebut. Di dalam tulisan ini hanya akan disajikan tanda-tanda secara umum tidak
terlampau mendetail, agar dikenal oleh masyarakat awam, yaitu:

1. Adanya bercak tipis seperti panu pada badan/tubuh manusia.


2. Pada bercak putih ini pertamanya hanya sedikit, tetapi lama-lama semakin melebar dan
banyak.
3. Adanya pelebaran saraf terutama pada saraf ulnaris, medianus, aulicularis magnus serta peroneus.
Kelenjar keringat kurang kerja sehingga kulit menjadi tipis dan mengkilat.
4. Adanya bintil-bintil kemerahan (leproma, nodul) yarig tersebar pada kulit
5. Alis rambut rontok
6. Muka berbenjol-benjol dan tegang yang disebut facies leomina (muka singa)

Gejala-gejala umum pada kusta, reaksi :


1. Panas dari derajat yang rendah sampai dengan menggigil.
2. Anoreksia.
3. Nausea, kadang-kadang disertai vomitus.
4. Cephalgia.
5. Kadang-kadang disertai iritasi, Orchitis dan Pleuritis.
6. Kadang-kadang disertai dengan Nephrosia, Nepritis dan hepatospleenomegali.
7. Neuritis

3. Pencegahan Dan Penanggulangan Penyakit Menular Kusta


3.1 Pencegahan Penyakit Kusta
Upaya pencegahan dapat dilakukan sesuai dengan perkembangan patologis penyakit
atau dengan kata lain sesuai dengan riwayat alamiah penyakit tersebut.
Ada 3 tingkat utama pencegahan :
1. Pencegahan tingkat pertama (Primary Prevention)
2. Pencegahan tingkat kedua (Secondary Prevention)
3. Pencegahan tingkat ketiga (Tertiary Prevention)
Tingkat pencegahan 1 pada tahap prepatogenesis dari riwayat alamiah penyakit
Tingkat pencegahan 2 dan 3 pada tahap patogenesis penyakit

Pencegahan primer (primary Prevention)


Adalah upaya pencegahan yang dilakukan saat proses penyakit belum mulai
(pada periode pre-patogenesis) dengan tujuan agar tidak terjadi proses penyakit
Tujuan: mengurangi insiden penyakit dengan cara mengendalikan penyebab penyakit
dan faktor risikonya
Upaya yang dilakukan adalah untuk memutus mata rantai infeksi agent host
environment
Terdiri dari:
1. Health promotion (promosi kesehatan)
2. Specific protection (perlindungan khusus)
kegiatan yang dilakukan melalui upaya tersebut adalah :
1. Health promotion (promosi kesehatan)
Pendidikan kesehatan, penyuluhan
Gizi yang cukup sesuai dengan perkembangan
Penyediaan perumahan yg sehat
Pemeriksaan kesehatan berkala

2. Specific protection (perlindungan khusus ) Imunisasi


Kebersihan perorangan
Sanitasi lingkungan

b. Pencegahan sekunder (Secondary Prevention)


Adalah upaya pencegahan yang dilakukan saat proses penyakit sudah berlangsung
namun belum timbul tanda/gejala sakit (patogenesis awal) dengan tujuan proses
penyakit tidak berlanjut
Tujuan: menghentikan proses penyakit lebih lanjut dan mencegah komplikasi
Terdiri dari :
1. Deteksi dini
2. Pemberian pengobatan (yang tepat)
Kegiatan yang dilakukan dalam upaya terebut adalah
Deteksi dini
Penemuan kasus (individu atau masal)
Skrining
Pemeriksaan khusus dengan tujuan
Menyembuhkan dan mencegah penyakit berlanjut
Mencegah penyebaran penyakit menular
Mencegah komplikasi dan akibat lanjutan
Memperpendek masa ketidakmampuan
Pemberian pengobatan
Pengobatan yang cukup untuk menghentikan proses penyakit
mencegah komplikasi dan sekuele yg lebih parah
Penyediaan fasilitas khusus untuk membatasi ketidakmampuan dan mencegah
kematian

c. Pencegahan Tersier (tertiary Prevention)


Adalah Pencegahan yg dilakukan saat proses penyakit sudah lanjut (akhir
periode patogenesis) dengan tujuan untuk mencegah cacat dan mengembalikan
penderita ke status sehat
Tujuan: menurunkan kelemahan dan kecacatan, memperkecil penderitaan dan
membantu penderita-penderita untuk melakukan penyesuaian terhadap kondisi yang
tidak dapat diobati lagi
Terdiri dari:
1. Disability limitation
2. Rehabilitation

Kegiatan yang dilakukan dalam upaya tersebut adalah :


1. Disability limitation
Penyempurnaan dan intensifikasi pengobatan lanjutan agar tidak terjadi
komplikasi.
Pencegahan terhadap komplikasi maupun cacat setelah sembuh.
Perbaikan fasilitas kesehatan sebagai penunjang untuk pengobatan dan perawatan
yang lebih intensif.
mengusahakan pengurangan beban beban non medis ( sosial ) pada penderita
untuk memungkinkan meneruskan pengobatan dan perawatannya.
2. Rehabilitasi
Penempatan secara selektif
Mempekerjakan sepenuh mungkin
penyediaan fasilitas untuk pelatihan hingga fungsi tubuh dapat dimanfaatkan
sebaik-baiknya
Pendidikan pada masyarakat dan industriawan agar menggunakan mereka yang
telah direhabilitasi
Penyuluhan dan usaha usaha kelanjutan yang harus tetap dilakukan seseorang
setelah ia sembuh.
Peningkatan terapi kerja untuk memungkinkan pengrmbangan kehidupan sosial
setelah ia sembuh.
Mengusahakan suatu perkampungan rehabilitasi sosial.
Penyadaran masyarakat untuk menerima mereka dalam fase rehabilitasi.
Mengembangkan lembaga-lembaga rehabilitasi

3.2.Penanggulangan Penyakit Kusta


Penanggulangan penyakit kusta telah banyak didengar dimana-mana dengan maksud
mengembalikan penderita kusta menjadi manusia yang berguna, mandiri, produktif dan
percaya diri. Metode penanggulangan ini terdiri dari : metode pemberantasan dan
pengobatan, metode rehabilitasi yang terdiri dari rehabilitasi medis, rehabilitasi sosial,
rehabilitasi karya dan metode pemasyarakatan yang merupakan tujuan akhir dari
rehabilitasi, dimana penderita dan masyarakat membaur sehingga tidak ada kelompok
tersendiri. Ketiga metode tersebut merupakan suatu sistem yang saling berkaitan dan tidak
dapat dipisahkan. Di Indonesia, tujuan program pemberantasan penyakit kuista adalah
menurunkan angka prevalensi penyakit kustra menjadi 0,3 per 1000 penduduk pada tahun
2000. Upaya yang dilakukan untuk pemberantasan penyakit kusta melalui :
1. Penemuan penderita secara dini.
2. Pengobatan penderita.
3. Penyuluhan kesehatan di bidang kusta.
4. Peningkatan ketrampilan petugas kesehatan di bidang kusta.
5. Rehabilitasi penderita kusta.

Anda mungkin juga menyukai