Anda di halaman 1dari 3

Hukum Membaca Al-Fatihah Seorang Makmum dalam

Shalat Berjamaah -- Read Fatiha law of a congregation in a


congregational prayer
3 Agustus 2010 pukul 22:25
Membaca al Fatihah adalah diantara rukun-rukun shalat baik shalat fardhu, sunnah, shalat jahriyah (dikeraskan
suaranya) maupun sirriyah (dipelankan suaranya) berdasarkan apa yang diriwayatkan oleh Bukhori dan
Muslim dari 'Ubadah bin Ash Shamit, bahwa Rasulullah saw bersabda: "Tidak ada shalat bagi yang tidak
membaca Faatihatul Kitab (Al Fatihah)."

Terjadi perbedaan pendapat dikalangan para ulama tentang bacaan al Fatihah bagi makmum. Para ulama
Maliki dan Hambali mewajibkan membaca Al Fatihah bagi imam dan orang yang shalat sendirian namun tidak
bagi makmum. Sementara para ulama madzhab Safii mewajibkannya bagi imam dan juga makmum.

Markaz al Fatwa didalam fatwanya No. 1740 menyebutkan bahwa pendapat jumhur ulama adalah makmum
tidak perlu membaca al Fatihah dan tidak juga membaca yang lainnya (surat) di belakang imam didalam shalat
jahriyah apabila dia mendengar bacaan imam. Mereka mendasari pendapatnya dengan :

1. Firman Allah swt :

Artinya : Dan apabila dibacakan Al Quran, Maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang
agar kamu mendapat rahmat. (QS. Al Araf : 204) Terdapat riwayat bahwa para salafussholeh bahwa maksud
dari ayat itu adalah mendengarkan bacaan yang dibaca imam.

2. Hadits Abu Hurairoh bahwa Nabi saw bersabda,Sesungguhnya imam dijadikan untuk diikuti. Apabila dia
bertakbir maka bartakbirlah kalian dan apabila dia membaca maka dengarkanlah. Dan hadits ini terdapat di al
Musnad dan yang lainnya dinukil dari Imam Muslim yang telah dishahihkan.

Imam Syafii berpendapat bahwa wajib membaca al Fatihah bagi makmum baik didalam shalat jahriyah
maupun sirriyah dibelakang imam berdasarkan hadits-hadits yang menyebutkan tentang kewajiban membaca
al Fatihah tanpa membedakan antara imam dan makmum, sebagaimana hadits di ash shahihain dan lainnya
dari Ubadah bin ash Shamit bahwa Nabi saw bersabda,Tidak ada shalat bagi yang tidak membaca Faatihatul
Kitab (Al Fatihah)."

Dan yang lebih tegas lagi apa yang terdapat di sunan abi Daud, an Nasai dan lainnya dari hadits Ubadah bin
ash Shamit bahwa Nabi saw shalat shubuh sepertinya bacaan beliau terasa berat. Seusai shalat, beliau
bersabda: "Sepengetahuanku, kalian membaca di belakang imam kalian." Mereka menjawab; "Ya, wahai
Rasulullah! (hingga) Kami menyusul bacaanmu dengan cepat." Beliau bersabda: "Jangan kalian lakukan
kecuali Fatihatul Kitab (Al Fatihah) karena tidak sah shalat seseorang yang tidak membacanya."

Dari penjelasan diatas tampak bahwa hal tersebut masih menjadi permasalahan yang diperselisihkan oleh
para ulama terdahulu maupun yang belakangan. Dan setiap kelompok memiliki dalil-dalilnya, dimana kelompok
yang satu membantah kelompok lainnya dengan melemahkan dalil-dalil mereka atau tanpa dalil didalam
permasalahan yang diperselisihkan namun hanya bersandar kepada pendapatnya.
Dengan demikian untuk suatu kehati-hatian maka hendaklah seorang makmum membaca al Fatihah di
belakang imam didalam shalat-shalat jahriyah dan sirriyah untuk keluar dari perselisihan yang terjadi
dikalangan para ulama itu karena kelompok yang mengatakan wajib membaca al fatihah dibelakang imam
memandang batal shalat seorang yang tidak membacanya. (Markaz al Fatwa No. 1740)

Dengan demikian jika anda shalat bersama imam dan memiliki kesempatan untuk membaca al fatihah hingga
selesai sebelum imam ruku maka hendaklah anda membacanya hingga selesai. Akan tetapi jika anda belum
selesai membacanya sementara imam sudah bertakbir untuk ruku maka hendaklah anda ruku bersamanya
walaupun anda belum menyelesaikan bacaan al Fatihah tersebut dikarenakan tidak mungkinnya
menyelesaikan bacaan tersebut, berdasarkan hadits Abu Hurairoh diatas.

Wallahu Alam

------------------------------

Reciting al Fatihah is among the pillars of good prayers fardhu prayer, sunnah, prayer jahriyah (loud voice) or
sirriyah (low voice) based on what was narrated by Bukhari and Muslim from 'Ubadah Saamit Ash bin, that the
Prophet said: "There is no pray for those who do not read Faatihatul Book (Al Fatiha). "

There is a difference of opinion among the scholars of al Fatihah reading for the congregation. The scholars
Maliki and Hambali requires read Al Fatihah for the priests and people who pray alone but not for the
congregation. While the scholars mandated Safi'i schools for priests and congregation.

Markaz al-Fatwa in his fatwa No. 1740 mentions that the scholars are of opinion jumhur congregation does not
need to read al-Fatiha and the other is not well read (the letter) on the back of the priest in prayer jahriyah
when he heard the priest reading. They base their opinion with:

1. Word of God Almighty:

It means: "And when the Qur'an is read, then listen carefully, and calmly consider the order that you may
receive Mercy." (Surat Al A'raf: 204) There is a history that the purpose of paragraph salafussholeh that it is
listening to the reading that was read priests.

2. Hadeeth of Abu Hurairoh that the Prophet said, "Verily, the priest used to be followed. If he Takbir, then
follow your Takbir and when he read then listen. "And this hadith found in al-Musnad and others dinukil of
Imam Muslim who has been classed as saheeh.

Imam Shafi `i argued that the mandatory reading of al Fatihah for good congregation in prayer behind the imam
sirriyah jahriyah and based on hadiths that mention the obligation to read al-Fatihah, without distinguishing
between the priest and congregation, as in the hadith ash shahihain and others from the ash bin Ubadah
Saamit The Prophet said, "No prayer for those who do not read Faatihatul Book (Al Fatiha)."
And what is more firmly embedded in the Sunan abi David, an Nasai and others from the hadith ash bin
Ubadah Saamit shubuh that the Prophet prayed, he seemed to feel heavy reading. After the prayer, he said:
"As far as, you guys read the priest behind you." They replied: "Yes, O Messenger of Allah! (Up to) We followed
bacaanmu quickly." He said: "Do not you guys do but Fatihatul the Book (Al-Fatihah) for unauthorized prayer
someone who does not read it."

From the above explanation seems that it is still a problem being disputed by the scholars earlier or later. And
each group has his arguments, in which one group has denied other groups with their postulates weaken or
without arguments in the matter of the dispute but only rely on his opinion.

Thus, for a prudence then let a congregation reciting al Fatihah behind the imam in prayers and sirriyah
jahriyah to get out of the disputes which occurred among the scholars who say that because the group must
read Al Fatihah behind the imam prays a view that is not canceled read it. (Markaz al Fatwa No. 1740)

Thus if you pray with the priest and have a chance to read al-Fatihah to finish before the priest bowing then let
you read it through to completion. But if you have not finished reading it while the priest was bertakbir for then
let your basil basil with him even though you have not finished reading al-Fatihah is unlikely because the
reading is completed, based on the hadeeth of Abu Hurairoh above.

And Allaah knows best

Anda mungkin juga menyukai