Anda di halaman 1dari 74
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK Yth. 1, Para Kepala Kantor Wilayah DJP 2, Para Kepala Kantor Pelayanan Pajak di seluruh Indonesia SURAT EDARAN NOMOR SE-5! /PJ/2013, TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER-35 /PJ/2013 TENTANG TATA CARA EKSTENSIFIKAS! Sehubungan dengan telah diterbitkannya Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-35 /PJ/2013 tentang Tata Cara Ekstensifikasi, perlu disusun Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak sebagai petunjuk pelaksanaan Peraturan Direktur Jenderal Pajak dimaksud, A. Maksud dan Tujuan 1. Maksud Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak ini dimaksudkan untuk memberikan Pedoman pelaksanaan ekstensifikasi Wajib Pajak bagi Kantor Pelayanan Pajak dan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak. 2. Tujuan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak ini bertujuan untuk memberikan penjelasan dan penegasan mengenai hal-hal yang masin bersifat umum dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER- 35 /Pu/2013, serta memberikan panduan agar ekstensifikasi dapat dilakukan sesuai prosedur. B. Ruang Lingkup ‘Surat Edaran ini memberikan penjelasan mengenai: 4. Perencanaan ekstensifikasi; 2. Pelaksanaan ekstensifikasi; 3. Tindak lanjut pelaksanaan ekstensifikasi; dan 4, Pemantauan dan evaluasi ekstensifikasi, C. Dasar 1. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 73/PMK.03/2012 tentang Jangka Waktu Pendaftaran dan Pelaporan Kegiatan Usaha, Tata Cara Pendaftaran, dan Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak, serta Pengukuhan dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak. 2. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER- 35 /PJ/2013 tentang Tata Cara Ekstensifik Nf D. Pengertian... Kp.:0815PJ.0612 D. Pengertian Dalam Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak ini, yang dimaksud dengan 4 Daftar Sasaran Ekstensifikasi yang selanjutnya disebut DSE adalah daftar Wajib Pajak yang telah memenuhi syarat subjektif dan objektif dan belum mendaftarkan diri untuk diberikan NPWP darvatau dikukuhkan sebagai PKP yang disusun dari hasil analisis data dan informasi yang dimiliki dan/atau diperoleh Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Daftar Penugasan Ekstensifikasi yang selanjutnya disebut DPE adalah daftar Wajib Pajak yang disusun berdasarkan DSE dan dikelompokkan per petugas untuk ekstensifikasi yang dilakukan dengan cara mendatangi Wajib Pajak di lokasi Wajib Pajak dan melalui Pemberi Kerja/Bendaharawan Pemerintah Daftar Penugasan Ekstensifikasi Surat Imbauan yang selanjutnya disebut DPESI adalah daftar Wajib Pajak yang disusun berdasarkan DSE dan dikelompokkan per petugas untuk ekstensifikasi yang dilakukan dengan cara mengirimkan Surat imbauan kepada Waljib Pajak. Surat Imbauan mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP dan/atau melaporkan usaha untuk dikukuhkan sebagai PKP, selanjutnya disebut Surat Imbauan adalah surat yang disampaikan kepada Wajib Pajak yang telah memenuhi syarat subjektif dan objektif untuk mendaftarkan diri untuk diberikan NPWP dan/atau dikukunkan sebagai PKP. Formulr Pengamatan Ekstensifikasi yang selanjutnya disebut _Formulir Pengamatan adalah formulir yang digunakan untuk melakukan pengamatan pada saat mendatangi Wajib Pajak di lokasi Wajib Pajak Petugas Ekstensifikasi adalah petugas yang ditunjuk olen Kepala KPP dengan surat tugas untuk melaksanakan ekstensifikasi, meliputi: Account Representative, pelaksana KPP, Kepala Seksi Ekstensifikasi Perpajakan, Kepala Kantor Pelayanan, Penyuluhan, dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP), pelaksana KP2KP. Mapping adalah kegiatan pemetaan potensi perpajakan dan keunggulan fiskal yang terdapat di wilayah kerja KPP atau Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (Kanwit DJP) Profiling adalah kegiatan pembuatan profil Wajib Pajak. Feeding adalah kegiatan pemberian data dan informasi untuk kegiatan intensifikasi dan ekstensifikasi perpajakan. E. Ketentuan Umum 1 KPP melakukan ekstensifikasi dengan cara: a. Mendatangi Wajib Pajak di lokasi Wajib Pajak; b. Melalui Pemberi Kerja/Bendaharawan Pemerintah; dan c. Mengirimkan Surat Imbauan kepada Wajib Pajak Pemilihan cara ekstensifikasi sebagaimana dimaksud angka 1 disesuaikan dengan kondisi masing-masing KPP. Kondisi yang dimaksud pada angka 2 adalah kondisi geografis, ketersediaan SDM, anggaran, target penambahan NPWP, serta efektifitas dan efisiensi pelaksanaannya KPP selain KPP Pratama melakukan ekstensifikasi dengan cara melalui Pemberi Kerja/Bendaharawan Pemerintah. F. Perencanaan Ekstensifikasi Tahap perencanaan ekstensifikasi terdiri dari penyusunan DSE dan penyusunan Rencana Kerja. 1 Penyusunan DSE a. KPP menentukan Wajib Pajak sasaran ekstensifikasi berdasarkan data dan informasi yang dimilki dan/atau diperolehy/ Ze b. Termasuk.. Kp.:061/PJ.0812 aa b. Termasuk data dan informasi yang dimiliki sebagaimana dimaksud pada huruf a adalah: 1) data hasil mapping, profiling dan feeding; 2) data yang dimiliki dan/atau diperoleh di tingkat Kanwil DJP: dan 3) data yang dimiliki dan/atau diperoteh di tingkat Nasional dari Kantor Pusat Dup. c. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan menganalisis data yang dimiliki diperoleh sebagaimana dimaksud pada huruf b untuk menentukan Waji yang: 1) telah memenuhi syarat subjektif dan objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan dan belum mendaftarkan diri untuk diberikan NPWP; dan/atau 2) memenuhi kriteria sebagai Pengusaha yang dikenai pajak berdasarkan Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan belum melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP). 4. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan menyandingkan data Wajib Pajak yang telah memenuhi syarat subjektif dan objektif dengan data Master File Wajib Pajak (MFWP) untuk mengetahui apakah Wajib Pajak tersebut sudah terdaftar. Data Wajib Pajak yang belum terdattar dituangkan dalam OSE. Dalam hal ekstensifikasi dilakukan dengan cara melalui Pemberi Kerja/Bendaharawan Pemerintah, penyusunan DSE cukup dengan mencantumkan data Pemberi Kerja/Bendaharawan Pemerintah tanpa melakukan tahapan analisis data sebagaimana dimaksud pada huruf c dan d. g. Penyusunan DSE oleh KPP selain KPP Pratama dilakukan oleh Seksi Pengawasan dan Konsultasi, Penyusunan Rencana Kerja a. Kepala KPP menyusun Rencana Kerja Ekstensifikasi yang sekurang- kurangnya memuat: 4) penentuan prioritas lokasi, 2) jumlah Wajib Pajak sasaran ekstensifikasi; 3) sarana dan prasarana; 4) sumber dana; dan 5) _jadwal pelaksanaan. b. Kepala KPP menyampaikan usulan Rencana Kerja Ekstensifikasi kepada Kepala Kanwil DJP untuk memperoleh persetujuan. ©. Kepala Kanwil DJP memberikan persetujuan paling lama 2 (dua) minggu sejak usulan Rencana Kerja diterima dan/atau yang diperoleh *@ G. Pelaksanaan Ekstensifikasi 1 Pelaksanaan ekstensifikasi dilakukan oleh Seksi Ekstensifikasi Perpajakan pada KPP Pratama atau Seksi Pengawasan dan Konsultasi pada KPP selain KPP. Pratama. Berdasarkan DSE, Seksi Ekstensifikasi Perpajakan pada KPP Pratama atau Seksi Pengawasan dan Konsultasi pada KPP selain KPP Pratama membuat DPE dan/atau DPES!; Dalam hal ekstensifikasi dilakukan dengan cara mendatangi Wajib Pajak di lokasi Wajib Pajak: a. Sebelum melaksanakan ekstensifikasi, petugas ekstensifikasi 1) Melakukan koordinasi dengan pihak terkait, antara lain Pemerintah Daerah, perhimpunan penghuni rumah susun, dan pengelola gedung; dan 2) Melakukan sosialisasi atau penyuluhan perpajakan. b. Pada saat pelaksanaan ekstensifikasi: 1) Petugas Ekstensifikasi mendatangi lokasi Waiib Pajak dan menunjukkan Surat Tugas; oe 2) Petugas... Kp.:061/PJ.0612 “45 2) Petugas Ekstensifikasi mengelompokkan Wajib Pajak dalam kategori sesuai dengan kondisi yang ditemui, yaitu: a) Kode kategori 1, untuk Wajib Pajak/Kuasa Wajib Pajak yang bersedia mengisi dan menandatangani Formulir Pendaftaran dan/atau Formulir Pengukuhan serta melengkapi dokumen yang disyaratkan sebagai kelengkapan_permohonan pendaftaran Wajlb Pajak dan/atau pengukuhan PKP; b) kode kategori 2, untuk Wajib Pajak/Kuasa Wajib Pajak yang: i, bersedia _mengisi dan menandatangani Formulir Pendaftaran dan/atau Formulir Pengukuhan, tetapi tidak melengkapi dokumen yang disyaratkan sebagai kelengkapan permohonan pendaftaran ‘Wajib Pajak dan/atau pengukuhan PP; ji, tidak bersedia mengisi dan menandatangani Formulir Pendaftaran dan/atau Formulir Pengukuhan; atau ji, tidak dapat ditemui di lokasi saat pelaksanaan kegiatan exstensifikasi ©) kode kategori 3, untuk Wajb Pajak danfatau Lokasi Wajib Pajak yang tidak dapat ditemukan. 3) Terhadap Wajib Pajak kode kategori 1, petugas ekstensifikasi: a) memberikan Formulir Pendaftaran dan/atau Formulir Pengukuhan kepada Wajib Pajak untuk diisi, ditandatangani, dan dilengkapi dokumen yang disyaratkan sebagai kelengkapan permohonan pendaftaran Wajib Pajak dan/atau pengukuhan PKP; b) melakukan pengamatan potensi pajak di lokasi Wajlb Palak dan menuangkan hasilnya dalam Formulir Pengamatan. 4) Terhadap Wajib Pajak kode kategori 2, petugas ekstensifikasi: a) Menyampaikan Surat Imbauan; b) melakukan pengamatan potensi pajak di lokasi Wajb Pajak dan menuangkan hasilnya dalam Formulir Pengamatan. 5) Terhadap Wajib Pajak kode kategori 3, petugas ekstensifikasi melengkapi isian pada DPE sesuai dengan hasil pelaksanaan ekstensifikasi: . Dalam hal ditemukan Wajib Pajak yang belum tercantum dalam DPE dan berdasarkan pengamatan memenuhi syarat untuk dilakukan exstensifikasi, ‘Wajib Pajak dimaksud terlebih dahulu harus dicantumkan dalam DSE. d. Pencantuman Wajib Pajak dalam DSE sebagaimana huruf c dilakukan sesuai dengan prosedur penyusunan DSE dengan melanjutkan nomor urut Wajib Pajak dari DSE sebelumnya. 4, Dalam hal ekstensifikasi dilakukan melalui Pemberi Kerje/Bendaharawan Pemerintah, petugas ekstensifikasi: a. melakukan koordinasi dengan pihak Pemberi _ Kerja/Bendaharawan Pemerintah berupa: 1) Menyampaikan Surat Permintaan Daftar Nominatif: 2) Memberikan penjelasan _mengenai_prosedur__pendaftaran dan menyerahkan Formulir Pendaftaran untuk diisi dan ditandatangani oleh Pengurus, Komisaris, Pemegang Saham/Pemilik dan Pegawai yang penghasilan di atas PTKP tetapi belum ber-NPWP (Daftar Kelompok 1); dan b. melaksanakan sosialisasi atau penyuluhan perpajakan; dan ¢, meneliti Daftar Nominatif, Formulir Pendaftaran yang telah isi dan ditandatangani, serta dokumen yang disyaratkan sebagai kelengkapan permohonan pendaftaran Wajib Peay 5. Dalam, Kp.:061/P.0612 -5- 5. Dalam hal ekstensifikasi dilakukan dengan cara mengirimkan Surat imbauan kepada Wajib Pajak, petugas ekstensifikasi mengirimkan Surat Imbauan kepada Wajib Pajak yang tertera dalam DPESI. H, Tindak Lanjut Pelaksanaan Ekstensifikasi 1, Tindak lanjut pelaksanaan ekstensifikasi dilakukan oleh Seksi Ekstensifikasi Perpajakan pada KPP Pratama atau Seksi Pelayanan pada KPP selain KPP Pratama. 2. Tindak lanjut pelaksanaan ekstensifikasi berupa: a. perekaman Formulir Pendaftaran; b. penyampaian Formulir Pengukuhan; ©. pemantauan tanggapan Surat Imbauan; dan d. pembuatan usulan verifikasi atau pemeriksaan. 3. Perekaman Formulir Pendaftaran sebagaimana dimaksud pada angka 2 huruf a dilakukan dalam hal petugas ekstensifikasi menerima Formulir Pendaftaran yang telah diisi, ditandatangani dan dilengkapi dokumen yang disyaratkan sebagai kelengkapan permohonan pendaftaran Wajib Pajak. 4. Petugas ekstensifikasi merekam Formulir Pendaftaran ke dalam aplikasi pendaftaran Waiib Pajak. 5. Formulir Pendaftaran yang telah direkam beserta kelengkapannya disampaikan kepada Seksi Pelayanan tempat Wajib Pajak terdaftar untuk ditindaklanjuti sesuai ketentuan yang beriaku 6. Penyampaian Formulir Pengukuhan sebagaimana dimaksud pada angka 2 huruf b dilakukan dalam hal petugas ekstensifikasi menerima Formulir Pengukuhan yang telah diisi, ditandatangani dan dilengkapi dokumen yang disyaratkan sebagai kelengkapan permohonan pengukuhan PKP. 7. Formulir Pengukuhan beserta kelengkapannya disampaikan kepada Seksi Pelayanan untuk ditindaklanjuti sesual ketentuan yang bertaku. 8, Pemantauan tanggapan Surat Imbauan sebagaimana dimaksud pada angka 2 huruf c dilakukan dalam hal petugas ekstensifikasi menyampaikan Surat Imbauan kepada Wajib Pajak. 9. Tanggapan atas Surat Imbauan diterima dari Waiib Pajak paling lama 14 (empat belas) hari sejak Surat Imbauan diterima. 10, Wajib Pajak dianggap telah memberikan tanggapan atas Surat Imbauan apabila Wajib Pajak telah mendaftarkan diri untuk diberikan NPWP dan/atau melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP pada KPP yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan, dan/atau tempat kegiatan usaha Waljib Pajak. 11.Pembuatan usulan verifikasi atau pemeriksaan dalam rangka penerbitan NPWP. dan/atau pengukuhan PKP secara jabatan sebagaimana dimaksud pada angka 2 huruf d dilakukan dalam hal Wajib Pajak tidak memberikan tanggapan atas Surat Imbauan sebagaimana dimaksud pada angka 10. 12. Usulan Waji Pajak yang akan dilakukan verifikasi atau pemeriksaan disampaikan ke Seksi Pengawasan dan Konsultasi |. Pemantauan dan Evaluasi Ekstensifikasi 1. Pemantauan ekstensifikasi tahap perencanaan, pelaksanaan, dan tindak lanjut dilakukan di tingkat KPDJP, Kanwil DJP, dan KPP. 2. Pemantauan dan evaluasi di Kanwil DJP dan KPDJP dilakukan melalui penyampaian laporan berkala 3. Laporan berkala sebagaimana dimaksud pada angka 2 berunay/ a, Penyampaian. Kp.:061/PJ.0612 -6- a. Penyampaian Laporan Bulanan Ekstensifikasi Wajid Pajak olen Kepala KPP kepada Kepala Kanwil DJP atasannya paling lambat tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya; b, Penyampaian Laporan Bulanan Ekstensifikasi Wajib Pajak oleh Kepala Kanwit DUP kepada Direktur Ekstensifikasi dan Penilaian paling lambat tanggal 20 (dua puluh) bulan berikutnya. 4. Penyampaian laporan berkala dilakukan sampai dengan aplikasi ekstensifikasi tersedia. J. Prosedur Ekstensifikasi 1. Prosedur Penyusunan DSE di KPP adalah sebagaimana terdapat pada lampiran | huruf A angka 3 yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak ini. 2. Prosedur Pembuatan Rencana Kerja Ekstensifikasi di KPP adalah sebagaimana terdapat pada lampiran | huruf B angka 1 yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak ini. 3. Prosedur Persetujuan Usulan Rencana Kerja Ekstensifikasi di Kanwil DJP adalah sebagaimana terdapat pada lampiran | huruf B angka 2 yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak ini. 4, Prosedur Ekstensifikasi dengan cara Mendatangi Walib Pajak di Lokasi Wajib Pajak adalah sebagaimana terdapat pada lampiran Il huruf A yang merupakan agian yang tidak terpisahkan dari Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak ini 5. Prosedur Ekstensifikasi dengan cara Melalui Pemberi Kerja/Bendaharawan Pemerintah adalah sebagaimana terdapat pada lampiran Il huruf 8 yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak ini. 6. Prosedur Ekstensifikasi dengan cara Mengirimkan Surat Imbauan kepada Wajib Pajak adalah sebagaimana terdapat pada lampiran Il huruf C yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak ini. 7. Prosedur Tindak Lanjut Pelaksanaan Ekstensifikasi di KPP adalah sebagaimana terdapat pada lampiran Ill yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari ‘Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak ini. K, Bentuk Daftar, Formulir, Rencana Kerja, dan Surat 1. Bentuk DSE adalah sebagaimana terdapat pada Lampiran IV huruf A yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak ini, 2. Contoh Format Rencana Kerja Ekstensifikasi adalah sebagaimana terdapat pada Lampiran IV huruf B yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak ini 3. Contoh Surat Persetujuan Rencana Kerja Ekstensifikasi adalah sebagaimana terdapat pada Lampiran 1V huruf C yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak ini 4, Bentuk DPE adalah sebagaimana terdapat pada Lampiran 1V huruf D yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak ini 5, Bentuk DPESI adalah sebagaimana terdapat pada Lampiran IV huruf E yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak ini 6. Contoh Surat Imbauan adalah'sebagaimana terdapat pada Lampiran IV huruf F dan G yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak my 7. Contoh. Kp..061/PJ.0612 7+ 7. Contoh Surat Pemberitahuan Pelaksanaan Kegiatan Ekstensifikasi adalah sebagaimana terdapat pada Lampiran IV huruf H yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak ini 8. Bentuk Formulir Pengamatan Kegiatan Ekstensifikasi adalah sebagaimana terdapat pada Lampiran IV huruf | yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak in. 9, Bentuk Laporan Bulanan Ekstensifikasi KPP adalah sebagaimana terdapat pada Lampiran IV huruf J yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak ini. 10. Bentuk Laporan Bulanan Ekstensifikasi Kanwil DUP adalah sebagaimana terdapat pada Lampiran IV huruf K yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Edaran Direktur Jenderal Pajal L. Penutup 1. Dengan berlakunya Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak ini maka: a. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-02/PJ./2007 tentang Pengantar Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 16/PJ./2007 tentang Pemberian NPWP Orang Pribadi Yang Berstatus Sebagai Pengurus, Komisaris, Pemegang Saham/Pemilik dan Pegawai Melalui Pemberi Kerja/Bendaharawan Pemerintah; b. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-4/PJ/2007 tentang Penyampaian Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-175/PJ./2006 Tanggal 19 Desember 2006 dan Ralatnya tentang Tata Cara Pemutakhiran Data Objek Pajak dan Ekstensifikasi Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Kegiatan Usaha dan/atau Memiliki Tempat Usaha di Pusat Perdagangan dan/atau Pertokoan; c. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-4/PJ.01/2007 tentang Standar Biaya Kegiatan Ekstensifikasi Wajib Pajak Orang Pribadi yang Berstatus Sebagai Pengurus, Komisaris, Pemegang Saham/Pemilk Dan Pegawai; d. Surat Edaran Direktur Jenderal Palak Nomor SE-13/PW/2007 tentang Penjelasan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-175/PJ/2008 Tentang Tata Cara Pemutakhiran Data Objek Pajak dan Ekstensifikasi Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Kegiatan Usaha dan/atau Memiliki Tempat Usaha di Pusat Perdagangan dan/atau Pertokoan; e. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-10/PJ.01/2007 tentang Standar Biaya Pelaksanaan Kegiatan Pemutakhiran Data Objek Pajak dan Ekstensifikasi Wajib Pajak Orang Pribadi yang Melakukan Kegiatan Usaha dan/atau Memilki Tempat Usaha di Pusat Perdagangan dan/atau Pertokoan; f Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-14/PJ/2007 tentang Pelaksanaan Ekstensifixasi WP OP Karyawan; 9. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-13/PJ,01/2007 tentang Biaya Pelaksanaan dan Penyediaan Sarana Penunjang Kegiatan Ekstensifikasi Wajib Pajak Orang Pribadi; h. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-24/P/2007 tentang Penjelasan Pelaksanaan Ekstensifikasi Wajib Pajak Orang Pribadi; i. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-17/PJ.01/2007 tentang Data Pegawal Direktorat Jenderal Pajak yang Seharusnya Memiliki NPWP; j. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-46/P/2007_ tentang Pengantar Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-116/PJ/2007 tentang Ekstensifikasi Wajib Pajak Orang Pribadi Melaiul Pendataan Objek Pajak Bumi dan Bangunar "/ k. Surat. Kp.081/PJ.0612 -8- k. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-26/PJ.01/2007 tentang Standar Biaya Pelaksanaan Kegiatan Ekstensifikasi Wajlb Pajak Orang Priba |. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-24/PJ./2008 tentang Target Penambahan NPWP Hasil Ekstensifikasi WP OP Tahun 2008; m. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-36/Py/2008 tentang Pengantar Peraturan Direktur Jenderal Pajak -Nomor PER-32/PJ/2008 Tentang Perubahan Atas Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER- 116/PJ/2007 Tentang Ekstensifikasi Wajib Pajak Orang Pribadi Melalui Pendataan Objek Pajak Bumi dan Bangunan; n, Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-29/P/2009 tentang Pemutakhiran Data NPWP Hasil Ekstensifikasi Pada Basis Data PBB; ©. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-44/PJ/2009 tentang Target Penambahan NPWP Melalui Ekstensifikasi WP OP Tahun 2009; p. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-59/P/2008 tentang Pemberian NPWP Bagi Karyawan; dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak ini mulai berlaku sejak Peraturan Direktur Jenderal Pajak tentang Tata Cara Ekstensifikasi diberlakukan. Demikian Surat Edaran ini disampaikan untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 24 Oktober 2013 Tembusan: 1. Sekretaris Direktorat Jenderal Pajal 2. Para Direktur dan Tenaga Pengkaji di Lingkungan Direktorat Jenderal Pajak. Kp.:061/PJ.0612 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN | ‘SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERALPAJAK NOMOR SE- 51/PJ/2013 TENTANG PETUNJUK PERENCANAAN EKSTENSIFIKASI PETUNJUK PERENCANAAN EKSTENSIFIKAS! ‘A. Penentuan Wajib Pajak Sasaran Ekstensifikasi 4. Pengumpulan Data dan Informasi Data yang dikumpulkan adalah data yang dapat mengindikasikan bahwa Wajib Pajak telah memenuhi syarat subjektif dan objektif untuk diberikan NPWP dan/atau dikukuhkan sebagai PKP. Data tersebut dapat berupa data internal (misal: data hasil mapping, profiling, dan feeding) dan data ekstemal. LAMPIRAN | ‘Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak ‘SE-51 /Py2013 24 Oneober 2018 Nomor Tanggal Contoh: 4) data hasil mapping kawasan perdagangan Jumiah [umigh WP Terdatar] Jumiah WP | Jumiah No.| Jenis Usaha | Wajid [—KpP —| yang ada | Setoran eect Palak | sendin_|KPP 18 [setoran pajak| (Jute) 1 2 3 4 5 6 7 34 A [mc ABC i [Toko it [Kantor 2 3 ii... s B |xyZCenter Zz 5 i Toko = 5 ii_|Rumah Nakan [Jumiah, Dari kolom potensi WP Baru (kolom 8) diperoleh data untuk menyusun Daftar Sasaran Ekstensifikasi. Langkah yang sama dilakukan untuk jenis mapping yang lain. 2) data hasil profiling Wailb Pajak, Data hasil profiling Wajib Pajak yang dapat dimanfaatkan antara lain: a) Data pengurus, komisaris dan pemilik; b) Data supplier, rekanan, customer, kreditur, debitur, transaksi hubungan istimewa; c) Data pihak ketiga 3) data pihak ketiga Data pihak ketiga yang dapat dimanfaatkan antara lain: 2) data penghuni rumah susun dari perhimpunan penghuni rumah susun; b) data pemilik/penyewa kios dari pengelola pusat perdagangan. 2. Analisis Data Analisis data dapat dilakukan dengan menggunakan salah satu atau kombinasi pendekatan income/expenditure, asset/iabilty, dan lingkungan atau pendekatan lainnya Untuk mengetahul pemenuhan syarat subjekif dan objektif untuk ber-NPWP// Matriks untuk membantu analisis penentuan Wajib Pajak sasaran Ekstensifikasi yang telah memenuhi syarat objektif adalah sebagai berikut: 1) Income/Expenditure wari ‘Sumber Pendekatan Rrrahasin’ | penghactan | Sumber Data Contoh + Gay + Database PBB Bonus aa © ETaxPayer + Dividen intemal DP |. sipJP 1 Royatti = on Income + Sewa J+ Bunga }+ Bogi hasil Terbuka © Laindain }+ Bank indonesia + Perusahaan J+ Jamsostek tempat > BEL bekera }+ Ditien HAKI J> Porusahaan J* Situs Tokoh indonesia yang gimiiki > PLN J. HAKI yang] Je PAM iii > PT Telkom + Listrik, air,J* Aset_ yang] Eksteral DJP |e Bank Indonesia telopon dik © Perusahaan + Tagihan |* Di pembiayaan ee keartu kredit * Dl + Cician rumatvmobit Tertutup = Wawancara tersamar + Observasi y 2) Asset/Liabitity. 3) ‘Jenis Hartal Pendeaian | WSTRTa | Sumber Dat canon + Database Pas itera DUP 2 etaPaer 2 sip : or + Tanah dn Tia Bargnan + Laporan Kerang Tehunan vara fe sata Berocahan 0) > Dovosto + Broadminan Eek (6A) 2 Pua 5 Bure eetndnesa an Sverre Kea > foun Efe pomat Dyers 2 Uikben 1 Site Toten indonesia 2 Forses erstonal 0s? + FORBE 2 SiO Barkindnsia + KER KPA Tertup Kewajiban |» KKB » Wawancara tersamar tut usa Solow Lingkungan Pendekatan Hubungan ‘Sumber Data’ Contoh > ates Database P08 2 Roe | tra oP © ETexPayer * Orang Tua cae 2 Sai Tes freee : ie Pont Sh Onna Prt Sint 2 Stun keegonaan Lingkungan Kobe? '* Situs Tokoh indonesia . is 2 We Peoes > en Ekstra DUP 1 hrotous Tervup somes + wawancoaereomar Rawr iris 2 Shenae 2 Newer Loot 3. Prosedur Penyusunan Daftar Sasaran Ekstensifikasi (DSE) di KPP a. Deskripsi Prosedur ini mengatur tata cara penyusunan DSE yang dimulai dari pengumpulan data dan informasi, analisis data, penyusunan DSE sempai dengan persetujuan DSE. b. Prosedur Kerja 1) KPP Pratama i, vi. vii. viii x, Kepala Seksi Ekstensifikasi Perpajakan menugaskan Pelaksana untuk mengumpulkan data dan informasi yang diperiukan dalam rangka penyusunan DSE, Pelaksana Seksi Ekstensifikasi_ Perpajakan menerima _penugasan, menginventarisasi data dan informasi yang diperlukan, dan memilah data yang perlu diminta ke seksi fain atau pihak ketiga, Datam hal diperlukan data dan informasi dari seksi lain, Pelaksana Seksi Ekstensifikasi Perpajakan membuat konsep Nota Dinas permintaan data ke seksi lain dan menyampaikannya kepada Kepala Seksi, Kepala Seksi Ekstensifikasi Perpajakan meneliti konsep Nota Dinas permintaan data ke seksi lain, menyetujui, dan menandatanganinya, Dalam hel Kepala Seksi tidak menyetujui, konsep dikembalikan kepada Pelaksana untuk diperbaiki, Pelaksana Seksi Ekstensifikasi menyampaikan Nota Dinas permintaan data kepada seksi terkait. Dalam hal data dan informasi yang diperiukan dimiliki olen Pihak Ketiga, permintaan data mengikuti SOP Tata Cara Pencarian Data dari Pihak Ketiga dalam rangka Pembentukan/Pemutakhiran Bank Data Perpajakan Kepala Seksi Ekstensifikasi Perpajakan menerima Laporan Hasil Pencarian Data Pihak Ketiga dan Jawaban Nota Dinas permintaan data dari seksi lain, selanjutnya menugaskan Pelaksana untuk menganalisis data dan informasi yang diperoleh, melakukan matching data dengan Masterfile Wajib Pajak (MFWP), mengidentifixasi lokasi pada peta, dan menyusun konsep DSE. Pelaksana Seksi Ekstensifikasi Perpajakan menerima penugasan, melakukan analisis data dan informasi yang diperoleh, melakukan matching data dengan Masterfile Wajid Pajak (MFWP), identifixasi lokasi pada peta, dan menyusun konsep DSE dan menyampaikannya kepada Kepala Seksi. Kepala Seksi Ekstensifikasi Perpajakan meneliti konsep DSE, menyetujui dan menandatanganinya. Dalam hal Kepala Seksi tidak menyetujui, konsep dikembalikan kepada Pelaksana untuk diperbaiki. Proses selesai. 2) KPP selain KPP Pratama Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi menugaskan Pelaksana untuk mengumpulkan data Pemberi Kerja/Bendaharawan Pemerintah dalam rangka penyusunan DSE. Pelaksana Seksi Pengawasan dan Konsultasi menerima penugasan untuk mengumpulkan data Pemberi Kerja/Bendaharawan Pemerintah. Pelaksana Seksi Pengawasan dan Konsultasi menyusun konsep DSE berupa data Pemberi Kerja/Bendaharawan Pemerintah dan menyampaikannya kepada Kepaia Seksi Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi meneliti konsep DSE, menyetujui dan menandatanganinya. Dalam hal Kepala Seksi tidak menyetujui, konsep dikembalikan kepada Pelaksana untuk diperbaiki, Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi menyampaikan DSE kepada Kepala Seksi Pelayanan. Proses selesai. Jangka waktu penyelesaian: Paling lama 10 (sepuluh) hari kerja sejak penugasan. c. Bagan Arus (Flow Chart) [Prosedur Penyusunan Daftar Sasaran Ekstensifikasi (DSE) di KPP Pratama Peiaksana Seksi Ekstensifkasi eeu Kepala Seksi Ekstensifikast Perpajakan Perpajakan Mangaka poor ‘Crnoes wt enya SE Mena [+ meetin, ¥ ‘ta Dae Perens Ont |! LUN Voukoran ara ein roa rating degen MF, alone, cont oe dam lromen yar Spec pada neni Knut eran i rth ea ose ps pet can mayan CS Konep ose sete — oceans — Prosedur Penyusunan Daftar Sasaran Ekstensifikasi (DSE) di KPP selain KPP Pratama Pelaksana Seksi Kepala Seksi_| Kepala Seksi Pengawasan Pengawasan dan Konsultasi, _Pelayanan dan Konsuttasi per EeN ( wa) Merrisapongosen dan Menugesien Peaizan vis ‘mengumpan dla mengunouhan aia Pete Panter Kel RejaBercaocenen Bendaharwan Preriah Pereitan Meneit, Konsep DSE_ renyetii, con ‘menandstangant Lo DSE ve | { L_ x Penyusunan Rencana Kerja Ekstensifikasi Penyusunan Rencana Kerja Ekstensifikasi terdiri atas dua tahap, yaitu: 1. Pembuatan Rencana Kerja Ekstensifikasi di KPP; dan 2. Persetujuan Rencana Kerja Ekstensifikasi di Kanwil DJP. Rencana Kerja Ekstensifikasi dibuat berdasarkan DSE dan sekurang-kurangnya memuat hal-hal sebagai berikut. a. penentuan prioritas lokasi; b. jumlah Wajib Pajak sasaran ekstensifikasi; sarana dan prasarana; |. sumber dana; e. jadwal pelaksanaan. °, d. 1 Prosedur Pembuatan Rencana Kerja Ekstensifikasi di KPP. a. Deskripsi Prosedur ini mengatur tata cara pembuatan rencana kerja ekstensifikasi di KPP. Rencana kerja ekstensifikasi dibuat berdasarkan DSE. b. Prosedur Kerja 1) KPP Pratama 2) ii, v. vi Kepala Seksi Ekstensifikasi Perpajakan menugaskan Pelaksana membuat, Rencana Kerja Ekstensifikasi berdasarkan DSE. Pelaksana Seksi Ekstensifixasi Perpajakan menerima penugasan dan membuat konsep Rencana Kerja Ekstensifikasi dan konsep Surat Pengentar, selanjutnya menyampaikan kepada Kepala Seksi. Kepala Seksi Ekstensifikasi Perpajakan meneliti konsep Rencana Kerja Ekstensifikasi dan Surat Pengantar, menyetujui, dan membubuhkan paraf, serta menyampaikan kepada Kepala Kantor. Dalam hal Kepala Seksi tidak menyetujui, konsep dikembalikan kepada pelaksana untuk diperbaiki. Kepala Kantor meneliti konsep Rencana Kerja Ekstensifikasi dan Surat Pengantar, menyetujui dan menandatangani. Dalam hal Kepala kantor tidak menyetujui, konsep cikembalikan kepada Kepala Seksi untuk diperbaiki Rencana Kerja dan Surat Pengantar dikirimkan ke Kanwil DJP menggunakan SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen di KPP. Proses selesai. KPP selain KPP Pratama i ii vi Kepala Seksi Pelayanan menugaskan Pelaksana membuat Rencana Kerja Ekstensifikasi berdasarkan DSE. Pelaksana Seksi Pelayanan menerima penugasan dan membuat konsep Rencana Kerja Ekstensifikasi dan konsep Surat Pengantar, selanjutnya menyampaikan kepada Kepala Seksi. Kepaia Seksi Pelayanan meneliti konsep Rencana Kerja Ekstensifixasi dan ‘Surat Pengantar, menyetujui, dan membubuhkan paraf, serta menyampaikan kepada Kepala Kantor. Dalam hal Kepala Seksi tidak menyetujui, konsep dikembalikan kepada pelaksana untuk diperbaiki, Kepala Kantor meneliti konsep Rencana Kerja Ekstensifikasi dan Surat Pengantar, menyetujui dan menandatangani, Dalam hal Kepala Kantor tidak menyetujui, Konsep dikembalikan kepada Kepala Seksi untuk diperbaiki Rencana Kerja dan Surat Pengantar dikirimkan ke Kanwil DJP menggunakan SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen di KPP. Proses selesai. Jangka Waktu Penyelesaian: Paling fama 5 (lima hari) kerja sejak penugasan WN ¢. Bagan Arus (Flow Chart) Prosedur Pembuatan Rencana Kerja Ekstensifikasi di KPP Pratama Pelaksana Seksi Kepala Seksi Biserntean | Sxtunfios | MPHBSAREIN essaner | kamacue fomuaton | ‘Sarepran (ebtine ay pasate sane fe =; a odin | | ites ma ae) = at =, |Prosedur Pembuatan Rencana Kerja Ekstensifikasi di KPP selain KPP Pratama Pestana soi | pala sei | apa Sttopen Pelayanan Pelayanan Umum epata Kantor Keanwil DIP K as aa = =a cae i ae aa coms, ; =o ae PCa fee \ Fonte os arn 5 is! 2. Prosedur Persetujuan Usulan Rencana Kerja Ekstensifikasi di Kanwil DJP a. Deskripsi Prosedur ini mengatur tata cara persetujuan usulan rencana kerja ekstensifikasi yang dikirimkan oleh KPP di Kanwil DJP. b. Prosedur Kerja 1) Kanwil selain Kanwil DJP Wajib Pajak Besar dan Kanwil OJP Khusus i vi vil vil xi. xi, Kepala Kanwil DJP menerima usuian Rencana Kerja Ekstensifikasi dari KPP berdasarkan SOP Tata Cara Penerimaan Dokumen di Kanwil Kepala Kanwil OJP menugaskan Kepala Bidang KEP untuk melakukan penelitian dan memberikan pertimbangan atas usulan Rencana Kerja Ekstensifikasi dari KPP- Kepala Bidang KEP menerima penugasan, selanjutnya menelii, memberikan arahan dan menugaskan Kepala Seksi Bimbingan Ekstensifikasi Perpajakan untuk meneliti dan memberikan pertimbangan atas usulan Rencana Kerja Ekstensifikasi dari KPP, Kepala Seksi Bimbingan Ekstensifikasi Perpajakan menerima penugasan, meneliti_ dan memberikan pertimbangan atas usulan Rencana Kerja Ekstensifikasi. Dalam hal menyatakan setuju atas usulan Rencana Kerja Ekstensifikasi KPP, Kepala Seksi menugaskan pelaksana membuat konsep Surat Persetujuan Usulan Rencana Kerja Ekstensifikasi dan Surat Pengantar ke KPP. Dalam hal menyatakan tidak setuju atas usulan Rencana Kerja Ekstensifikasi KPP, Kepala Seksi menugaskan pelaksana membuat konsep Surat Pemberitahuan Perbaikan Usulan Rencana Kerja Ekstensifixasi dan Surat Pengantar ke KPP. Pelaksana Seksi Bimbingan Ekstensifikasi Perpajakan menerima penugasan dan membuat konsep Surat Persetujuan Usulan Rencana Kerja Ekstensifikasi atau konsep Surat Pemberitahuan Perbaikan Usulan Rencana Kerja Ekstensifikasi dan konsep Surat Pengantar dan menyampaikannya kepada Kepala Seksi. Kepala Seksi Bimbingan Ekstensifikasi Perpajakan meneliti konsep Surat Persetujuan Usulan Rencana Kerja Ekstensifikasi atau konsep Surat Pemberitahuan Perbaikan Usulan Rencana Kerja Ekstensifikasi dan konsep Surat Pengantar, menyetujui dan menyampaikan kepada Kepala Bidang KEP. Dalam hal Kepala Seksi Bimbingan Ekstensifikasi Perpajakan tidak ‘menyetujui, konsep dikembalikan kepada Pelaksana untuk diperbaiki Kepala Bidang KEP meneliti konsep Surat Persetujuan Usulan Rencana Kerja Ekstensifikasi atau konsep Surat Pemberitahuan Perbalkan Usulan Rencana Kerja Ekstensifkasi dan konsep Surat Pengantar, menyetuj.i, mempbubuhkan paraf, dan menyampaikan kepada Kepala Kanwil DJP. Dalam hal Kepala Bidang KEP tidak menyetujui, konsep dikembalikan kepada kepala Seksi Bimbingan Ekstensifikasi Perpajakan untuk diperbaiki Kepala Kanwil DJP meneliti, menyetujui, dan menandatangani Surat Persetujuan Usulan Rencana Kerja Ekstensifikasi atau Surat Pemberitahuan Perbaikan Usulan Rencana Kerja Ekstensifikasi dan Surat Pengantar. Dalam hal Kepala Kanwil DJP tidak menyetujui, konsep dikembalikan kepada Kepala Bidang KEP untuk diperbail Kepala Bidang KEP menerima Surat Persetujuan Usulan Rencana Kerja Ekstensifikasi atau Surat Pemberitahuan Perbaikan Usulan Rencana Kerja Ekstensifikasi dan Surat Pengantar dan menyampaikan kepada Kepala Seksi Bimbingan Ekstensifikasi Perpajakan. Kepala Seksi Bimbingan Ekstensifikasi Perpajakan menugaskan Pelaksana untuk menatausahakan dan mengirimkan Surat Persetujuan Usulan Rencana Kerja Ekstensifikasi atau Surat Pemberitahuan Perbaikan Usury xii, Rencana Kerja Ekstensifikasi dan Surat Pengantar menggunakan SOP Tata Cara Penyampaian Dokumen di Kanwil DJP, dengan kelentuan asli untuk KPP dan tembusan untuk Direktorat Ekstensifikasi dan Penilaian. Proses selesai. 2) Kanwil DJP Wajib Pajak Besar dan Kanwil DJP Khusus vi. vii. vii xi, xi Kepala Kanwil DJP menerima usulan Rencana Kerja Ekstensifikasi dari KPP berdasarkan SOP Tata Cara Penerimaan Dokumen di Kanwil Kepala Kanwil DJP menugaskan Kepala Bidang Dukungan Teknis dan Konsultasi (Duktekkon) untuk melakukan penelitian dan memberikan pertimbangan atas usulan Rencana Kerja Ekstensifikasi dari KPP. Kepala Bidang Duktekkon menerima penugasan, selanjutnya meneliti, memberikan arahan dan menugaskan Kepala Seks| Bimbingan Konsultasi untuk meneliti dan memberikan pertimbangan atas usulan Rencana Kerja Ekstensifikasi dari KPP. Kepala Seksi Bimbingan Konsultasi menerima penugasan, meneliti dan memberikan pertimbangan atas usulan Rencana Kerja Ekstensifikasi Dalam hal menyatakan setuju atas usulan Rencana Kerja Ekstensifikasi KPP, Kepala Seksi menugaskan pelaksana membuat konsep Surat Persetujuan Usulan Rencana Kerja Ekstensifikasi dan Surat Pengantar ke KPP, Dalam hal menyatakan tidak setuju atas usulan Rencana Kerja Ekstensifikasi KPP, Kepala Seksi_menugaskan pelaksana membuat konsep Surat Pemberitahuan Perbaikan Usulan Rencana Kerja Ekstensifikasi dan Surat Pengantar ke KPP. Pelaksana Seksi Bimbingan Konsultasi menerima penugasan dan membuat konsep Surat Persetujuan Usulan Rencana Kerja Ekstensifikasi atau konsep Surat Pemberitahuan Peroaikan Usulan Rencana Kerja Ekstensifikasi dan konsep Surat Pengantar dan menyampaikannya kepada Kepala Seksi. Kepala Seksi Bimbingan Konsultasi meneliti konsep Surat Persetujuan Usuian Rencana Kerja Ekstensifikasi atau konsep Surat Pemberitahuan Perbaikan Usulan Rencana Kerja Ekstensifikasi dan konsep Surat Pengantar, menyetujui dan menyampaikan kepada Kepala Bidang Duktekkon. Dalam hal Kepala Seksi Bimbingan Konsultasi tidak menyetujui, konsep dikembalikan kepada Pelaksana untuk diperbaiki Kepala Bidang Duktekkon meneliti konsep Surat Persetujuan Usulan Rencana Kerja Ekstensifikasi atau konsep Surat Pemberitahuan Perbaikan Usulan Rencana Kerja Ekstensifikasi dan konsep Surat Pengantar, ‘menyetujui, membubuhkan paraf, dan menyampaikan kepada Kepala Kanwil DJP. Dalam hal Kepala Bidang Duktekkon tidak menyetujui, konsep dikembalikan kepada kepala Seksi Bimbingan Konsultas' untuk diperbaiki Kepala Kanwil DJP menelif, menyetujui, dan menandatangani Surat Persetujuan Usulan Rencana Kerja Ekstensifikasi atau Surat Pemberitahuan Perbaikan Usulan Rencana Kerja Ekstensifikasi dan Surat Pengantar. Dalam hal Kepala Kanwil DJP tidak menyetujui, konsep dikembalikan kepada Kepala Bidang Duktekkon untuk diperbaiki Kepaia Bidang Duktekkon menerima Surat Persetujuan Usulan Rencana Kerja Ekstensifikasi atau Surat Pemberitahuan Perbaikan Usulan Rencana Kerja Ekstensifikesi dan Surat Pengantar dan menyampaikan kepada Kepala Seksi Bimbingan Konsultasi Kepala Seksi Bimbingan Konsultasi_menugaskan Pelaksana untuk menatausahakan dan mengirimkan Surat Persetujuan Usulan Rencana Kerja Ekstensifikasi atau Surat Pemberitahuan Perbaikan Usulan Rencana Kerja Ekstenstiasi dan “Surat Pengantar menggunaken SOP Tata Caray z

Anda mungkin juga menyukai