Anda di halaman 1dari 5

PERAN METABOLISME KARBOHIDRAT

1. Siklus Krebs/Siklus Asam Sitrat


Proses yang merupakan kelanjutan dari proses glikolisis. Reaksi-reaksi dalam siklus
asam sitrat yang juga menghasilkan energi yang tersimpan dalam bentuk molekul ATP.
Untuk mengetahui berapa energi yang dihasilkan oleh siklus asam sitrat, perlu dilihat
reaksi-reaksi yang terjadi serta hubungannya dengan yang lain (lihat gambar dibawah
ini).

Perubahan Asam Piruvat menjadi Asetil CoA.


Reaksi-reaksi yang dihasilkan energi berupa molekul ATP dapat dilihat pada table dibawah ini:

Jumlah
Reaksi Koenzim ATP/mol
glukosa
Pemindahan Elektron
3 fosfogliseraldehida 1-3-difosfogliserat NAD 4
Piruvat asetil KoA NAD 6
Isositrat ketoglutarat + CO2 NADP 6
ketoglutarat suksinil KoA + CO2 NAD 6
suksinat fumarat FAD 4
malat oksalo asetat NAD 6
Tingkat substrat
1-3-difosfogliserat 3-fosfogliserat 2
Fosfenol piruvat piruvat 2
Suksinil KoA suksinat 2
Jumlah 38
Digunakan untuk
Fosforilasi glukosa -2
Jumlah bersih 36

2. Produksi asam laktat


Laktat dalam rumen dibentuk dari piruvat melalui enzym NAD linked laktat
dehidrogenase. Piruvat + NADH2 Laktat + NAD
Enzim ini ditemukan pada bakteri Selenomonas, Megasphaera laktobasilus, dan
Streptokokus sp.
3. Pembentukan Asetil CoA
Asetil Coa yang diperlukan untuk berbagai reaksi selanjutnnya dibentuk melalui
beberapa reaksi yaitu:
a) Produksi acetyl CoA melalui pyruvateferredoxin oxidoreductase
Pyruvate + CoASH 2--lactyl-TPP-CoA Enzyme 2- Hydroxyethyl-TPP-
CoA + FD Acetyl CoA + FDH2 + CO2

b) Produksi acetil CoA dan asam format melalui pyruvate-formate lyase.


Pyruvate + CoASH Acetyl CoA + Formate
c) Produksi acetyl CoA and formate melalui reduksi CO2
Pyruvate + CoASH Acetyl CoA + CO2 + XH2 Formate + X
4. Produksi VFA dalam Rumen
a. Produksi Asam Asetat
Terdapat dua jalur utama untuk produksi asam asetat.
Phosphotransacetylase dan asetat kinase
Phosphotransacetylase : Asetil KoA + Pi Asetil ~ P + CoASH
Asetat kinase : Asetil ~ P + ADP Asetat + ATP
Asetil KoA lyase diidentifikasi hanya terjadi pada anaerobik protozoa
Asetil KoA + ADP + Pi ATP + Asetat + CoASH
b. Produksi Butirat
Pembentukan butirat dalam rumen melalui 6 tahap reaksi.
a) Acetylacetyl CoA thiolase
2 Acetyl CoA Acetylacetyl CoA + CoASH
b) -hydroxybutyrate dehydrogenase
Acetylacetyl CoA + NADH2 -hydroxybutyrl-CoA + NAD
c) Enoyl-CoA dehydratase
-hydroxybutyrl-CoA Crotonyl CoA + H20
d) Butyrl CoA dehydrogenase
Crotonyl CoA + NADH2 Butyrl CoA + NAD
e) Phosphate butyrl transferase
Butyrl CoA + Pi Butyrl-P
f) Butyrate kinase
ButyrlP + ADP Butyrate + ATP
5. Pemanfaatan produk fermentasi Karbohidrat
Fermentasi karbohidrat dalam rumen untuk membentuk Volatil Fatty Acid (VFA)
atau asam lemak terbang menghasilkan kerangka karbon (C) untuk sintesis sel
mikroba dan membebaskan sejumlah energi dalam bentuk Adenosin Tri Phospat
(ATP), CO2 ( Carbon diokside) dan CH4 (gas methan). Energi dalam bentuk ATP
digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok dan pertumbuhan mikroba
rumen. Pertumbuhan mikroba rumen proporsional terhadap jumlah ATP yang yang
dihasilkan dari katabolisme energi. Maksimum sintesis sel mikroba yang dihasilkan
dalam rumen mendekati 25 gram per mol ATP.
Proses fermentasi karbohidrat dalam rumen menghasilkan energi dalam bentuk
VFA mencapai 80 persen dan 20 persen merupakan energi yang terbuang dalam
bentuk produksi gas C02, CH4 dan energi dalam bentuk ATP. Energi dalam bentuk
ATP hanya 6.2 persen dari total energi yang hilang . Hanya energi dalam bentuk ATP
inilah yang digunakan oleh mikroba rumen untuk pertumbuhannya, sedangkan VFA
merupakan by produk atau hasil sampingan dari aktivitas mikroba rumen. Dari uraian
ini jelas bahwa mikroba rumen memproduksi VFA bukan untuk kepentingannya
terutama tetapi sebagai "elektron sink" dalam menjaga potensial redoks dalam rumen
agar tetap layak bagi pertumbuhan mikroba rumen.
Gas hasil fermentasi berupa CO2, H2 (hidrogen) dan CH4 ( Methan ) dikeluarkan
dari rumen melalui proses eruktasi. Pada ternak kambing produksi gas CO2 sekitar 90
liter dan gas CH4 sekitar 30 liter perhari. Stoikiometri reaksi fermentasi pakan
karbohidrat dalam rumen menghasilkan tiga produk utama dapat disederhanakan
menjadi:

C6H1206 + 2H20 2CH3COOH + 2C02 + 4H2


C6H1206 + 4H2 2CH3CH2COOH+ 4H20
C6H1206 CH3(CH2)2COOH + 2C02 + 2H2
4H2 + C02 CH4+ 2H2O
Dari Stoikiometri reaksi tersebut diatas dapat dilihat bahwa proses sintesis asam
asetat dan asam butirat menghasilkan gas hidrogen. Sebaliknya pada sintesis asam
propionat gas H2 (hidrogen) digunakan. Gas hidrogen dan CO2 merupakan prekursor
utama sintesis gas metan yang sesungguhnya tidak bermanfaat untuk ternak. Maka
dari itu proses fermentasi dalam rumen yang mengarah pada sintesis asam propionat
akan lebih menguntungkan karena produksi CH4 bisa ditekan dan akan meningkatkan
efsiensi penggunaan energi pakan.
Jumlah komponen utama VFA (asetat, propionat, dan butirat) yang terbentuk
dalam rumen serta proporsi relatifnya sangat bervariasi dan dipengaruhi oleh faktor
makanan seperti komposisi ransum, terutama rasio antara hijauan dan konsentrat,
bentuk fisik makanan, tingkat konsumsi, frekuensi pemberian pakan dan tipe
fermentasi sebagai akibat perbedaan populasi mikroba yang berkembang sebagai
pengaruh langsung dari zat makanan yang diberikan. Nisbah asam asetat,
asam propionat dan asam butirat pada pakan dengan kandungan hijauan /serat yang
tinggi adalah 70 : 20 :10. Tingginya konsentrasi asetat dalam cairan rumen sangat
erat kaitannya dengan tingginya proporsi hijauan atau pakan serat yang dikonsumsi.
Sebaliknya jika proporsi konsentrat dalam ransum meningkat maka konsentrasi asam
asetat akan turun dan konsentrasi asam propionat akan meningkat namun proporsi
asam asetat hampir selalu lebih banyak. Dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa
ransum dengan hijauan/pakan serat tinggi akan menghasilkan nisbah asetat :
propionat lebih tinggi dibanding ransum yang proporsi konsentratnya tinggi.
VFA ( asetat, propionat, dan butirat) merupakan sumber energi utama bagi ternak
dan punya fungsi penting dalam metabolisme zat makanan. Sumbangan energi yang
berasal dari VFA ini dapat mencapai 60 80 persen dari kebutuhan energi ternak
rumiansia. Asam butirat dalam rumen sebelum diserap terlebih dulu dirubah menjadi
beta hidroksi butirat dan bersama dengan asam asetat masuk kedalam peredaran darah
dalam bentuk badan-badan keton yang nantinya dalam jaringan tubuh digunakan
sebagai sumber energi dan untuk sintesis lemak tubuh. Asam propionat setelah masuk
dalam peredaran darah dibawa ke hati. Di hati asam ini diubah menjadi glukosa.
Sebagian glukosa disimpan di hati sebagai glikogen hati dan sebagian lagi menjadi
alfa gliserolfosfat untuk digunakan sebagai koenzim pereduksi dalam sintesa lemak
tubuh, sebagai sumber energi, dan dalam tubuh disimpan sebagai glikogen otot. Oleh
sebab itu asam propionat disebut juga asam yang bersifat glukogenik karena dapat
dikatabolisme menjadi glukosa atau sebagai sumber glukosa tubuh.

Daftar Pustaka:
Nasrul, L. METABOLISME ZAT-ZAT MAKANAN PADA TERNAK RUMINANSIA. 6
Maret 2017. http://lathivahlalatt.blogspot.co.id/2014/02/metabolisme-zat-zat-makanan-
pada-ternak.html
Tok, P. RESPIRASI AEROB. 6 Maret 2017. http://www.edubio.info/2013/12/respirasi-aerob.html

Anda mungkin juga menyukai