Anda di halaman 1dari 9

TUGAS TEKNIK SUNGAI

Disusun oleh :
Samodra Pinayung Rizqi 21010114140124
Mochamad Raka Rizki 21010114130129
Bima Dewantara 21010114140180

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2017
HIDROMETRI
Pendahuluan

Debit sungai, dengan distribusinya dalam ruang dan waktu, merupakan


informasi penting yang diperlukan dalam perencanaan bangunan air dan
pemanfaatan sumber daya air. Mengingat bahwa debit aliran air sangat bervariasi
dari waktu ke waktu, maka diperlukan data pengamatan debit dalam waktu
panjang.

Debit di suatu lokasi di sungai dapat diperkirakan dengan cara berikut:

a. Pengukuran di lapangan
b. Berdasarkan data debit dari stasiun di dekatnya
c. Berdasarkan data hujan
d. Berdasarkan pembangkitan data debit

Tahapan Pengukuran Debit

Pengukuran debit di sungai dilakukan dengan pemasangan alat di suatu


lokasi di sungai yang ditetapkan, yang memungkinkan pengamatan secara
kontinyu dan teratur elevasi muka air dan debit serta data lainnya, seperti
angkutan sedimen dan salinitas. Pengukuran debit dilakukan dengan langkah-
langkah berikut ini:

1. Pemilihan lokasi stasiun pengukuran


Pemilihan lokasi pengukuran debit harus memenuhi beberapa persyaratan di
bawah ini:
a. Mudah dicapai oleh pengamat, misalnya di jembatan
b. Di bagian sungai yang lurus dengan penampang sungai yang teratur dan
stabil
c. Di sebelah hilir pertemuan dengan anak sungai
d. Di mulut sungai menuju ke laut atau danau
e. Dilokasi bangunan air seperti bendungan, bending, dan sebagainya
f. Tidak dipengaruhi oleh back water
g. Aliran berada di dalam alur utama (tidak ada aliran di bantaran)
2. Pengukuran kedalaman sungai
Pengukuran kedalaman sungai dapat dilakukan dengan menggunakan bak
ukur, tali yang diberi pemberat atau dengan echosounder. Pengukuran
dilakukan di beberapa titik dalam arah melintang sungai untuk mendapatkan
bentuk melintang sungai.
a. Bak Ukur
Pengukuran ini cocok jika sungai yang akan diukur memiliki kedalaman
yang dangkal sehingga bak ukur masih bisa menyentuh dasar dari sungai
tersebut.
b. Tali Dengan Pemberat
Jika sungai yang akan diukur dalam dan memiliki kecepatan arus yang
besar, maka kedalaman dapat diukur dengan tali yang diberi pemberat.
Pengukuran bisa dilakukan pada perahu, jembatan, atau kabel yang
melintang sungai

c. Echosounder
Jika sungai dalam dan lebar, maka dapat digunakan echosounder. Alat ini
juga bisa digunakan untuk mengukur kedalaman laut.

3. Pengukuran elevasi muka air secara kontinyu atau harian


Elevasi muka air diukur terhadap datum (elevasi referensi) yang bisa berupa
elevasi muka air laut rerata atau datum local (bench mark). Alat pencatat
elevasi muka air dapat berupa papan duga dengan meteran (staff gauge) atau
alat pengukur elevasi muka air secara otomatis (Automatic Water Level
Recorder/AWLR). Pengamatan elevasi dilakukan di mana akan dibuat
bangunan air.
a. Papan Duga

b. Alat pengukur elevasi muka air maksimum


c. Pencatat muka air otomatis (AWLR)

4. Pengukuran kecepatan aliran


Pengukuran kecepatan air dapat dilakukan secara langsung dengan
menggunakan pelampung atau tidak secara langsung yang biasanya
menggunakan current meter.
a. Pelampung
b. Current Meter
5. Hitungan debit

Perhitungan debit sungai dilakukan dengan membagi lebar sungai menjadi


sejumlah pias, dengan lebar dapat dibuat sama atau berbeda. Kecepatan aliran
dan kedalaman air diukur di masing-masing pias, yaitu pada vertikal yang
mewakili pias tersebut. Debit di setiap pias dihitung dengan mengalikan
kecepatan rerata dan luas tampang alirannya. Debit di sungai adalah jumlah
debit di seluruh pias.
a. Mode tampang tengah
b. Mode tampang rerata

c. Mode integrasi kedalaman-kecepatan


d. Mode kontur kecepatan

6. Membuat rating curve, yaitu hubungan antara elevasi muka air dan debit
7. Dari rating curve yang telah dibuat pada langkah ke 6, dicari debit aliran
berdasar pencatatan elevasi muka air
8. Presentasi dan publikasi data terukur dan terhitung

Anda mungkin juga menyukai