Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di zaman ini ada berbagai kecanggihan teknologi yang semakin
memudahkan kehidupan sehari-hari. Tak terkecuali untuk para ibu yang
sedang menyusui. Sebuah aplikasi ponsel hadir dengan fitur canggih di
mana suara bayi menelan ASI ketika disusui bisa didengarkan. Bernama
Momsense, aplikasi ini bisa mengetahui berapa banyak ASI yang ditelan dan
memberi ibu pengalaman menyusuinya yang lebih spesial.
Momsense akan memberikan data secara real time dengan
mendengarkan bayi menelan air susunya. Aplikasi tersebut akan bekerja
dengan sepasang earphone sonor yang diletakkan di bagian belakang telinga
bayi. Earphone tersebut akan dikoneksikan ke handphone sehingga ibu bisa
memantau seberapa banyak air susu yang diminum bayi. Setiap bayi
menelan akan tercatat dan terlihat di aplikasi dan ibu pun akan diberikan
laporan detail mengenai jumlah ASI yang ditelan.
Pemberian Air Susu Ibu (ASI) atau menyusui bayi dilakukan di
berbagai lapisan masyarakat diseluruh dunia, karena banyak manfaat yang
diperoleh dari ASI Eksklusif dan praktik menyusui selama 2 tahun.
Pemberian ASI Eksklusif merupakan cara pemberian makanan yang sangat
tepat dan kesempatan terbaik bagi kelangsungan hidup bayi di usia 6 bulan,
dan melanjutkan pemberian ASI sampai umur 2 tahun (Harnowo, 2012).
Masalah pemberian ASI terkait dengan masih rendahnya pemahaman
ibu, keluarga dan masyarakat tentang ASI. Tidak sedikit ibu yang masih
membuang kolostrum karena dianggap kotor sehingga perlu dibuang. Selain
itu, kebiasaan memberikan makanan secara dini pada sebagian masyarakat
juga menjadi pemicu dari kurang berhasilnya pemberian ASI eksklusif. Hal
ini mendorong ibu untuk lebih mudah menghentikan pemberian ASI dan
menggantinya dengan susu formula karena memberikan susu formula
dianggap elit dan menjadikannya sebuah gengsi. Misalnya, bayinya
mengkonsumsi susu formula merek tertentu dan mahal atau alasan lain.
Pentingnya pemberian ASI Eksklusif terlihat dari peran dunia yaitu
pada tahun 2006 WHO (World Health Organization) mengeluarkan Standar
Pertumbuhan Anak yang kemudian diterapkan di seluruh dunia yang isinya
adalah menekankan pentingnya pemberian ASI saja kepada bayi sejak lahir
sampai usia 6 bulan. Setelah itu, barulah bayi mulai diberikan makanan
pendamping ASI sambil tetap disusui hingga usianya mencapai 2 tahun.
Sejalan dengan peraturan yang di tetapkan oleh WHO, Di Indonesia juga
menerapkan peraturan terkait pentingnya ASI Eksklusif yaitu dengan
mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) nomor 33/2012 tentang pemberian
ASI Eksklusif. Peraturan ini menyatakan kewajiban ibu untuk menyusui
bayinya sejak lahir sampai bayi berusia 6 bulan.
ASI Ekskusif merupakan makanan pertama, utama dan terbaik bagi
bayi, yang bersifat alamiah. ASI mengandung berbagai zat gizi yang
dibutuhkan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan bayi (Prasetyono,
2009). Khasiat ASI begitu besar seperti ASI dapat menurunkan risiko bayi
mengidap berbagai penyakit. Apabila bayi sakit akan lebih cepat sembuh
bila mendapatkan ASI. ASI juga membantu pertumbuhan dan
perkembangan kecerdasan anak. Menurut penelitian, anak anak yang tidak
diberi ASI mempunyai IQ (Intellectual Quotient) lebih rendah 7 8 poin
dibandingkan dengan anak-anak yang diberi ASI secara eksklusif. Karena
didalam ASI terdapat nutrien yang diperlukan untuk pertumbuhan otak bayi
yang tidak ada atau sedikit sekali terdapat pada susu sapi, antara lain:
Taurin, Laktosa, DHA, AA, Omega-3, dan Omega-6 (Nurheti, 2010).
Masyarakat saat ini menginginkan budaya instan atau yang praktis dan
tidak membebani, dengan kata lain penampilan atau keindahan tubuh
menjadi indikator gaya hidup (Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2010). Hal ini
sangat berpengaruh jika dikaitkan dengan keharusan ibu menyusui anaknya.
Banyak upaya yang dilakukan tenaga kesehatan untuk membimbing
menyusui karena ibu belum mengetahui manfaat ASI (Air Susu Ibu) bagi
dirinya dan bagaimana mereka bisa berhasil dalam menyusui di kemudian
hari (Riksani, 2012).
Dari hasil penelitian United Nation Childs Fund (UNICEF) dari
tahun 2005 hingga 2011 didapati bayi Indonesia yang mendapat ASI
Eksklusif selama 6 bulan pertama ialah sebanyak 32% dan didapati 50%
anak diberikan ASI Eksklusif sehingga usia 23 bulan. Tetapi persentase ini
masih rendah bila dibandingakan dengan negara berkembang lain seperti
Bangladesh didapati 43% anak diberikan asi eksklusif selama 6 bulan dan
91% anak mendapat ASI sehingga usia 23 bulan (UNICEF, 2011).
Adapun sikap ibu tentang pemberian ASI Eksklusif hanya 3 orang saja
ibu menyusui yang memberikan ASI eksklusif dengan alasan ASI aman di
berikan pada bayi dan dapat mengkuatkan daya tahan tubuh bayi sehingga
ibu mengusahakan agar terus dapat memberikan ASI kepada bayinya.
Sedangkan 2 orang ibu menyusui hanya memberikan ASI selama 3 bulan
karena alasan sudah habis masa cuti dan ketika kembali bekerja produksi
ASI berkurang karena kesibukan kerja yang lama kelamaan bayi menjadi
menolak ASI dan lebih memilih susu formula. Sedangkan 5 orang ibu tidak
memberikan ASI pada bayinya dengan alasan ASI tidak keluar terutama 1
hingga 2 hari pasca melahirkan dan ibu mengira tidak cukup untuk
kebutuhan bayi bahkan 2 ibu diantaranya sudah memberikan makanan
pendamping ASI karena menurut ibu tersebut kebutuhan makan bayinya
besar sehingga sering menangis karena lapar maka diberikan makan bubur
sebagai pendampingnya.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana fisiologi laktasi dan pengaruh hormonal terhadapnya?
2. Apa saja keuntungan dan manfaat pemberian air susu ibu?
3. Apa saja masalah-masalah dalam menyusui?
4. Apa kegunaan Momsense ?
5. Bagaimana kefektifan Momsense pada ibu yang menyusui ?
1.3 Tujuan
Tujuan umum:
1. Untuk mengetahui bagaimana fisiologi laktasi.
2. Untuk dapat menemukan alat atau teknologi tepat guna yang bisa
mengetahui kadar ASI yang dikeluakan kepada bayi.

Tujuan khusus:
1. Untuk mengetahui pengaruh hormonal dalam pembentukan ASI.
2. Untuk mengetahui keuntungan dan manfaat pemberian air susu ibu.
3. Untuk dapat mengetahui kegunaan Momsense kepada ibu yang
menyusui.
4. Untuk dapat membuat ibu lebih tidak khawatir dengan jumlah ASI
yang kurang.

1.4 Manfaat
Adapaun manfaat yang dapat diambil adalah, antara lain :
1. Dapat menambah pengetahuan dan dapat mengaplikasikan teori yang
telah didapat.
2. Sebagai bentuk pengembangan ilmu kebidanan yang berhubungan
tentang program manajemen laktasi.
3. Sebagai informasi mengenai perlunya penyuluhan tentang manajemen
laktasi beserta perilaku menyusui yang benar.
4. Sebagai alat yang dapat memudahkan penerapan program ASI
Ekslusif pada bayi
5. Sebagai informasi bagi ibu pekerja tentang manajemen laktasi dan
pemberian ASI.
6. Sebagai masukan untuk mendukung program pemberian ASI pada ibu
bekerja.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Fisiologi Laktasi


ASI dalam istilah kesehatan adalah dimulai dari proses laktasi. Laktasi
adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI di produksi sampai proses
bayi menghisap dan menelan ASI. Selama kehamilan, hormon prolaktin dari
plasenta meningkat tetapi ASI biasanya belum keluar karena masih dihambat oleh
kadar estrogen yang tinggi. Pada hari kedua atau ketiga pascapersalinan, kadar
estrogen dan progestrogen turun drastis, sehingga pengaruh prolaktin lebih
dominan dan pada saat inilah mulai terjadi sekresi ASI. Dengan menyusukan lebih
dini terjadi perangsangan puting susu, terbentuklah prolaktin oleh hipofisis,
sehingga sekresi ASI semakin lancar. Dua refleks pada ibu yang sangat penting
dalam proses laktasi yaitu refleks aliran timbul akibat perangsangan puting susu
oleh hisapan bayi :
1. Refleks Prolaktin Sewaktu bayi menyusui, ujung saraf peraba yang terdapat
pada puting susu terangsang. Rangsangan tersebut oleh serabut afferent
dibawa ke hipotalamus di dasar otak, lalu memacu hipofise anterior untuk
mengeluarkan hormon prolaktin kedalam darah. Melalui sirkulasi prolaktin
memacu sel kelenjar (alveoli) untuk memproduksi air susu. Jumlah
prolaktin yang disekresi dan jumlah susu yang diproduksi berkaitan dengan
stimulus isapan, yaitu frekuensi intensitas dan lamanya bayi mengisap.
2. Refleks Aliran (Let Down Refleks) Rangsangan yang ditimbulkan oleh bayi
saat menyusu selain mempengaruhi hipofise anterior mengeluarkan hormon
prolaktin juga mempengaruhi hipofise posterior mengeluarkan hormon
oksitosin. Dimana setelah oksitosin dilepas ke dalam darah akan memacu
otot-otot polos yang mengelilingi alveoli dan duktulus, dan sinus menuju
puting susu. Beberapa refleks yang memungkinkan bayi baru lahir untuk
memproleh ASI adalah sebagai berikut.
a. Refleks menangkap (rooting refleks) Refleks ini memungkinkan bayi
baru lahir untuk menemukan puting susu apabila ia diletakkan di
payudara.
b. Refleks mengisap Yaitu saat bayi mengisi mulutnya dengan puting susu
atau pengganti puting susu sampai ke langit keras dan punggung lidah.
Refleks ini melibatkan lidah, dan pipi.
c. Refleks menelan Yaitu gerakan pipi dan gusi dalam menekan areola,
sehingga refleks ini merangsang pembentukan rahang bayi (Ambarwati,
RE, 2009, hal. 10-11).

2.2 Manfaat ASI


1. Bagi bayi
a. Dapat membantu memulai kehidupannya dengan baik Bayi yang
mendapatkan ASI mempunyai kenaikan berat badan yang baik setelah
lahir, pertumbuhan setelah periode perinatal baik, dan mengurangi
kemungkinan obesitas. Ibu ibu yang diberi penyuluhan tentang ASI
dan laktasi, umumnya berat badan bayi (pada minggu pertama
kelahiran) tidak sebanyak ibu-ibu yang tidak diberi penyuluhan.
Alasannya ialah bahwa kelompok ibu-ibu yang tersebut segera
menghentikan ASInya setelah melahirkan. Frekuensi menyusui yang
paling sering (tidak dibatasi) juga dibuktikan bermanfaat karena
volume ASI yang dihasilkan lebih banyak sehingga penurunan berat
badan bayi hanya sedikit.
b. Mengandung antibodi Mekanisme pembentukan antibodi pada bayi
adalah sebagai berikut : apabila ibu mendapat infeksi maka tubuh ibu
akan membentuk antibodi dan akan disalurkan dengan bantuan
jaringan limposit. Antibodi di payudara disebut Mammae Associated
Immunompetent Lymphoid Tissue (MALT). Kekebalan terhadap
penyakit saluran pernafasan yang di transfer disebut Bronchus
Associated Immunocompetent Lymphoid Tissue (BALT) dan untuk
penyakit Saluran pencernaan ditransfer melalui Gut Associated
Immunocompetent Lymphoid Tissue (GALT).
c. ASI mengandung komposisi yang tepat Yaitu dari berbagai bahan
makanan yang baik untuk bayi yaitu terdiri dari proporsi yang
seimbang dan cukup kuantitas semua zat gizi yang diperlukan untuk 6
bulan pertama.
d. Mengurangi kejadian karies dentis Insiden karies dentis pada bayi
yang mendapat susu formula jauh tinggi dibanding yang mendapat
ASI, karena kebiasaan menyusui dengan botol dan dot terutama pada
waktu akan tidur menyebabkan gigi lebih lama kontak dengan susu
formula dan menyebabkan asam yang terbentuk akan merusak gigi.
e. Memberi rasa nyaman dan aman pada bayi adanya antara ibu dan
bayi. Hubungan fisik ibu dan bayi baik untuk perkembangan bayi,
kontak kulit bayi yang mengakibatkan perkembangan psikomotor
maupun social yang lebih baik.
f. Terhindar dari alergi Pada bayi baru lahir sistem IgE belum sempurna.
Pemberian susu formula akan merangsang aktivitas sistem ini dan
dapat menimbulkan alergi. ASI tidak menimbulkan efek ini.
Pemberian protein asing yang ditunda sampai umur 6 bulan akan
mengurangi kemungkinanan alergi.
g. ASI meningkatkan kecerdasan bagi bayi Lemak pada ASI adalah
lemak tak jenuh yang mengandung omega 3 untuk pematangan sel-sel
otak sehingga jaringan otak bayi yang mendapat ASI eksklusif akan
tumbuh optimal dan terbebas dari rangsangan kejang sehingga
menjadikan anak lebih cerdas dan terhindar dari kerusakan sel-sel
saraf otak.
h. Membantu perkembangan rahang dan merangsang pertumbuhan gigi
karena gerakan menghisap mulut bayi pada payudara. Telah
dibuktikan bahwa salah satu penyebab maloklusi rahang kebiasaan
lidah yang mendorong ke depan akibat menyusui dengan botol dan
dot.

2. Bagi ibu
a. Aspek kontrasepsi. Hubungan mulut bayi pada puting susu merangsang
ujung syaraf sensorik sehingga post anterior hipofise mengeluarkan
prolaktin. Prolaktin masuk ke indung telur, menekan produksi estrogen
akibatnya tidak ada ovulasi. Menjarangkan kehamilan, pemberian ASI
memberikan 98% metode kontrasepsi yang efesien selama 6 bulan
pertama sesudah kelahiran bila diberikan hanya ASI saja (eksklusif) dan
belum terjadi menstruasi kembali.
b. Aspek kesehatan ibu Isapan bayi pada payudara akan merangsang
terbentuknya oksitosin oleh kelenjar hipofisis. Oksitosin membantu
involusi uterus dan mencegah terjadinya perdarahan pascapersalinan.
Penundaan haid dan berkurangnya perdarahan pascapersalinan
mengurangi prevalensi anemia defisiensi besi. Kejadian karsinoma
mammae pada ibu yang menyusui lebih rendah dibanding yang tidak
menyusui. Mencegah kanker hanya dapat diperoleh ibu yang menyusui
anaknya secara eksklusif. Penelitian membuktikan ibu yang memberikan
ASI secara eksklusif memiliki resiko terkena kanker payudara dan kanker
ovarium 25% lebih kecil dibanding daripada yang tidak menyusui secara
eksklusif.
c. Aspek penurunan berat badan Ibu yang menyusui eksklusif ternyata lebih
mudah dan lebih cepat kembali ke berat badan semula seperti sebelum
hamil. Pada saat hamil, badan bertambah berat, selain karena ada janin,
juga karena penimbunan lemak pada tubuh. Cadangan lemak ini
sebutulnya memang disiapkan sebagai sumber tenaga dalam proses
produksi ASI. Dengan menyusui, tubuh akan menghasilkan ASI lebih
banyak lagi sehingga timbunan lemak yang berfungsi sebagai cadangan
tenaga akan terpakai. Logikanya, jika timbunan lemak menyusut, berat
badan ibu akan cepat kembali ke keadaan seperti sebelum hamil.
d. Aspek psikologis Keuntungan menyusui bukan hanya bermanfaat untuk
bayi, tetapi juga untuk ibu. Ibu akan merasa bangga dan diperlukan, rasa
yang dibutuhkan oleh semua manusia.

3. Bagi keluarga
a. Aspek ekonomi ASI tidak perlu dibeli, sehingga dana yang seharusnya
digunakan membeli susu formula dapat digunakan untuk keperluan lain.
Kecuali itu, penghematan juga disebabkan karena bayi yang mendapat
ASI lebih jarang sakit sehingga mengurangi biaya berobat.
b. Aspek psikologi Kebahagian keluarga bertambah, karena kelahiran lebih
jarang sehingga suasana kejiwaan ibu baik dan dapat mendekatkan
hubungan bayi dengan keluarga.
c. Aspek kemudahan Menyusui sangat praktis karena dapat diberikan
dimana saja dan kapan saja. Keluarga tidak perlu repot menyiapkan air
masak, botol, dan dot yang harus dibersihkan serta minta pertolongan
orang lain.

4. Bagi negara
a. Menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi. Adanya faktor protektif
dan nutrien yang sesuai dalam ASI menjamin setatus gizi bayi baik serta
kesakitan dan kematian anak menurun. Beberapa penelitian
epidemiologis menyatakan bahwa ASI melindungi bayi dari penyakit
infeksi, misalnya diare, otitis media, dan infeksi saluran pernafasan akut
bagian bawah. Kejadian diare paling tinggi terdapat pada anak di bawah
2 tahun dengan penyebab rotavirus. Anak yang tetap diberikan ASI,
mempunyai volume tinja lebih sedikit, frekuensi diare lebih sedikit, serta
lebih cepat sembuh dibanding anak yang tidak mendapat ASI. Manfaat
ASI, kecuali karena adanya zat antibodi, juga nutrien yang berasal dari
ASI. Seperti asam amino, heksose menyebabkan penyerapan natrium dan
air lebih banyak, sehingga mengurangi frekuensi diare dan volume tinja.
Bayi yang diberi ASI ternyata juga terlindungi dari diare karena
kontaminasi makanan yang tercemar bakteri lebih kecil, mendapatkan
antibodi terhadap imunitas seluler dari ASI, memacu pertumbuhan flora
usus yang berkompetisi terhadap bakteri. Adanya antibodi terhadap
helicobacter jejuni dalam ASI melindungi bayi dari diare oleh
mikroorganisme tersebut. Anak yang tidak mendapat ASI mempunyai
resiko 2-3 kali lebih besar menderita diare karena helicobacter jejuni
dibanding anak yang mendapat ASI.
b. Menghemat devisa negara ASI dapat dianggap sebagai kekayaan
nasional. Jika semua ibu menyusui diperkirakan dapat menghemat devisa
sebesar Rp. 8,6 milyar yang seharusnya dipakai untuk memberi susu
formula.
c. Mengurangi subsidi untuk rumah sakit Subsidi untuk rumah sakit
berkurang, karena rawat gabung akan memperpendek lama rawat ibu dan
bayi, mengurangi komplikasi persalinan dan infeksi nasokomial,
mengurangi biaya yang diperlukan untuk perawatan anak sakit. Anak
yang mendapat ASI lebih jarang dirawat di rumah sakit dibandingkan
yang mendapatkan susu formula.
d. Peningkatan kualitas generasi penerus Anak yang mendapat ASI dapat
tumbuh kembang secara optimal sehingga kualitas generasi penerus
bangsa akan terjamin (Kristiyansari, W, 2009, hal 15-22).

2.3 Masalah-Masalah yang Timbul dalam Menyusui


1. Payudara Bengkak
Sekitar hari ketiga atau keempat sesudah ibu melahirkan, payudara
sering terasa lebih penuh, tegang, serta nyeri. Keadaan seperti itu disebut
engorgement (payudara bengkak), yang disebabkan oleh adanya statis di
vena dan pembuluh darah bening. Ini merupakan tanda bahwa ASI mulai
banyak disekresi. Jika dalam keadaan tersebut ibu menghindari menyusui
karena alasan nyeri, lalu memberi prelacteal feeding (makanan tambahan)
pada bayi, keadaan tersebut justru berlanjut. Payudara akan bertambah
bengkak atau penuh, karena sekresi ASI terus berlangsung, sementara bayi
tidak disusukan, sehingga tidak terjadi perangsangan pada puting susu yang
mengakibatkan refleks oksitosin tidak terjadi dan ASI tidak dikeluarkan.
Jika hal ini terus berlangsung, ASI yang disekresi menumpuk pada
payudara dan menyebabkan areola (bagian berwarna hitam yang melingkari
puting) lebih menonjol, puting menjadi lebih datar dan sukar dihisap oleh
bayi ketika disusukan. Bila keadaan sudah sampai seperti ini, kulit pada
payudara akan nampak lebih merah mengkilat, terasa nyeri dan ibu merasa
demam seperti influenza.
2. Kelainan puting susu
Kebanyakan ibu tidak memiliki kelainan anatomis payudara.
Meskipun demikian, kadang-kadang dijumpai juga kelainan anatomis yang
menghambat kemudahan bayi untuk menyusui. Misalnya, puting susu datar
atau puting susu terpendam (tertarik ke dalam). Disamping kelainan
anatomis, kadang dijumpai pula kelainan puting yang disebabkan oleh suatu
proses, misalnya tumor.
3. Puting susu nyeri dan puting susu lecet
Puting susu nyeri pada ibu menyusui, biasanya terjadi karena beberapa
sebab sebagai berikut.
Posisi bayi saat menyusu yang salah. Yaitu puting susu tidak masuk
ke dalam mulut bayi sampai pada areola, sehingga bayi hanya
mengisap pada puting susu saja. Hisapan atau tekanan terus-menerus
hanya pada tempat tertentu akan menimbulkan rasa nyeri waktu
diisap, meskipun kulitnya masih utuh.
Pemakaian sabun, lotion, cream, alkohol dan lain-lain yang dapat
mengiritasi puting susu.
Tali lidah (frenulum linguae) bayi pendek, sehingga menyebabkan
bayi sulit mengisap sampai areola dan isapan hanya pada putingnya
saja.
Kurang hati-hati ketika menghentikan menyusu (mengisap).
4. Saluran susu tersumbat
Saluran susu tersumbat (obstructive duct), adalah suatu keadaan
terjadinya sumbatan pada satu atau lebih saluran susu yang disebabkan oleh
tekanan jari waktu menyusui, atau pemakaian bh yang terlalu ketat. Hal ini
juga dapat terjadi karena komplikasi payudara bengkak yang berlanjut, yang
mengakibatkan kumpulan asi dalam saluran susu tidak segera dikeluarkan
sehingga merupakan sumbatan. Sumbatan ini, pada wanita yang kurus dapat
terlihat dengan jelas sebagai benjolan yang lunak pada perabaannya.
5. Radang payudara
Radang payudara (mastitis) adalah infeksi yang menimbulkan reaksi
sistemik (seperti demam) pada ibu. Hal ini biasanya terjadi pada 1-3 pekan
setelah melahirkan dan sebagai komplikasi saluran susu tersumbat. Keadaan
ini, biasanya diawali dengan puting susu lecet/luka. Gejala-gejala yang bisa
diamati pada radang payudara, antara lain kulit nampak lebih merah,
payudara lebih keras serta nyeri, dan berbenjol-benjol.
6. Abses payudara
Kelanjutan/komplikasi dari radang payudara akan menjadi abses. Hal
ini disebabkan oleh meluasnya peradangan dalam payudara tersebut, dan
menyebabkan ibu tampak lebih parah sakitnya, payudara lebih merah
mengkilap, benjolan tidak sekeras seperti pada radang payudara (mastitis),
tetapi tampak lebih penuh/bengkak berisi cairan.
7. Air susu ibu kurang
Banyak di kalangan para ibu yang mengira, bahwa mereka tidak
mempunyai cukup banyak asi untuk bayinya, sehingga keinginan untuk
menambah susu formula atau makanan tambahan sangat besar. Dugaan
makin kuat apabila bayi sering menangis, ingin selalu menyusu pada ibunya
dan terasa kosong/lembek meskipun produksi asi cukup lancar.
8. Menilai kecukupan asi
Sebenarnya bukan dari hal tersebut, tetapi terutama dari berat badan
bayi. Apabila ibu mempunyai status gizi yang baik, cara menyusui benar,
secara psikologis percaya diri akan kemauan dan kemampuan untuk bisa
menyusui bayinya serta tidak ada kelainan pada payudaranya, maka akan
terjadi kenaikan berat badan pada 4-6 bulan pertama usia bayi. Untuk
mengetahui tingkat kenaikan berat ini, dapat dilihat, misalnya dari kms
(kartu menuju sehat) yang diisi setiap kali penimbangan di posyandu.
Apabila tidak terjadi kenaikan berat badan bayi sesuai dengan usianya,
biasanya hal ini disebabkan oleh jumlah asi yang tidak mencukupi, sehingga
diperlukan tambahan sumber gizi yang lain.
9. Bayi bingung puting
Istilah bingung puting dipakai untuk menggambarkan keadaan bayi
yang mengalami nipple confusion, karena diberi susu formula dalam botol
bergantian dengan menyusu pada ibu. Mekanisme menyusu dan minum dari
botol sangat berlainan. Untuk menyusui bayi memerlukan usaha yang
lebih dari minum susu dari botol.
10. Saat menyusu pada ibu
Bayi mempergunakan otot-otot pipi, gusi, palatum durum (langit-
langit) dan lidah untuk menarik dan mengurut puting serta areolanya untuk
membentuk suatu dot, kemudian ditekan oleh gusi atas dan bawah,
sehingga sinus laktiferus tertekan dan keluarlah asi. Selanjutnya, dengan
gerakan yang teratur asi diisap dan ditelan. Tidak demikian ketika bayi
mendapat minuman dari botol, sebab dot mempunyai lubang, sehingga
tanpa berusaha keras bayi dapat menelan susu karena susu dapat terus keluar
tanpa diisap.
Oleh sebab itu, kenapa bayi yang terbiasa minum dari botol (dot) akan
sulit dan enggan menyusu dari ibunya. Ibu yang menggunakan botol dan
dot, biasanya beralasan produksi asi-nya kurang, atau ibu sakit, misalnya
payudaranya bengkak, puting susu nyeri atau lecet dan sebagainya.
11. Bayi enggan menyusu
Bayi enggan menyusu perlu mendapat perhatian secara khusus
terutama terhadap bayi dengan gumoh, diare, mengantuk, kuning, dan
kejang-kejang. Bayi dengan gejala tersebut perlu dibawa ke dokter ahli
untuk mendapatkan tindakan medis.
12. Bayi sering menangis
Menangis merupakan cara bayi berkomunikasi, sehingga bila bayi
sering menangis pasti ada penyebabnya. Kita perlu mencari penyebabnya
agar dapat diambil tindakan tepat. Penyebabnya, bisa karena bayi lapar,
takut, kesepian, bosan, popok basah/kotor, atau karena sakit.
80 % dari penyebab tersebut di atas, dapat ditanggulangi dengan
menyusukan bayi dengan tehnik yang benar. Di samping itu, tentu saja
dengan mengatasi sebab-sebabnya, seperti mengganti popok yang basah,
membelai bayi supaya tenang, dan membawanya ke dokter jika memerlukan
penanganan karena sakitnya.
2.4 Alat Teknologi Tepat Guna dalam Pelayanan Kebidanan pada Masa
Nifas

(1) Gambar Momsense

A. Momsense The Smart Breastfeeding Meter


Momsense The Smart Breastfeeding Meter merupakan sebuah alat
untuk mengukur Volume ASI pada saat menyusui, memberikan ibu laporan
secara langsung pada saat menyusui dan kebiasaan menyusui pada bayi.
Momsense mengembangkan teknologi yang sudah dipatenkan untuk
mengukur seberapa banyak volume ASI yang dikonsumsi bayi pada saat
menyusui. Teknologi ini tertanam sebuah sensor, terhubung dengan
earphone, dan menggunakan sebuah aplikasi di smartphone anda. Sistem ini
telah dikembangkan dan diuji dengan mengumpulkan data ketika bayi
menyusui dengan membandingkan berat badan si bayi. Hasilnya adalah
system yang akurat, ibu dapat memantau bayi pada saat menelan dan
menyusui. Ini membuat ibu mendapatkan penglaman dan pikiran yang
tenang, dimana saja dan kapan saja. Ketika Earphone tersambung ke
smartphone dan sensor diletakan tepat dibawah telinga bayi, sistem akan
mengukur seberapa banyak ASI yang diminum bayi. Teknologi yang kami
patenkan dapat mengikuti pola menelan fisiologis yang unik pada bayi.
Dengan memantau dan merekam pola menelan bayi, sistem kami akan
menghitung jumlah ASI yang diminum bayi secara langsung.

B. MomSense mempunyai tiga komponen :


Aplikasi Momsense
Earphone
Baby safe sensor (yang ada di dalam earphone)

C. Fitur
Mengukur jumlah bayi mengkonsumsi ASI dengan waktu yang
nyata
Memonitor suara bayi saat menyusui
Aman dan fungsional secara real time, didalam mode pesawat
Trek bayi pola makan lembur
Menciptakan album yang unik bayi, termasuk rekaman audio,
galeri foto, dan riwayat makan dan pertumbuhan bayi
Menyediakan tips menyusui dengan baik

D. Spesifikasi
Earphone momsense dan sensor bayi-aman
Kode produk (untuk men-download aplikasi momsense dari app
store atau google play)
24 bayi stiker aman
Panduan pengguna
Garansi: 6 bulan
Baterai: baterai tidak perlu
BAB III
PEMBAHASAN

Setelah melahirkan, tugas ibu selanjutnya adalah menyusui bayinya.


Namun, terkadang masalah muncul saat menyusui. Beberapa ibu mengeluhkan air
susunya tidak keluar sehingga belum dapat menyusui bayinya beberapa hari
setelah kelahiran. Ini merupakan hal yang normal terjadi. Air susu ibu (ASI)
biasanya baru keluar dua sampai tiga hari setelah melahirkan pada beberapa ibu.
Namun, yang menjadi masalah adalah jika ASI ibu tidak keluar sampai hari
keempat atau ASI ibu keluar tetapi sangat sedikit sehingga tidak mampu
memenuhi kebutuhan bayinya, dan akhirnya ASI juga tidak keluar. ASI yang
lancar juga dipengaruhi oleh isapan bayi. Semakin sering bayi mengisap payudara
ibu untuk mendapatkan ASI, semakin lancar juga ASI yang keluar. Namun, jika
ASI yang keluar sedikit sejak awal sehingga akhirnya ibu jarang memberikan
ASI-nya pada bayi, lama-kelamaan produksi ASI pun berhenti dan ASI tidak
keluar.
Tidak tahu berapa banyak bayi mereka makan adalah alasan utama
mengapa 50% ibu berhenti menyusui setelah 4-6 minggu. Menurut Organisasi
Kesehatan Dunia dan UNICEF, waktu yang dianjurkan untuk menyusui secara
eksklusif adalah 24 minggu. Momsense adalah satu-satunya Smart Breastfeeding
Meter yang memberi tahu Anda seberapa besar bayi Anda telah menyusui. Kami
hadir untuk mendukung dan meningkatkan pengalaman menyusui Anda.
Menyediakan ibu dengan pengetahuan real-time tentang asupan susu dan
kebiasaan menyusui bayi mereka.

"Sebagai ibu menyusui baru, saya benar-benar terpukul oleh rasa takut
bayi saya tidak mendapatkan cukup ASI. Dengan Momsense saya bisa
mendapatkan kepercayaan diri untuk terus menyusui. " Menurut Susan.
Dengarkan dan awasi bayi Anda telan dan dapatkan ketenangan pikiran karena
mengetahui betapa bayi Anda sedang makan. "Meter telah menjadi game changer
untukku. Dulu saya khawatir bayi saya tidak mendapatkan nutrisi yang dia
butuhkan. Sekarang, saya memiliki kepercayaan diri saat menyusui, dan saya tahu
bahwa dia mendapatkan jumlah susu yang tepat yang dia butuhkan untuk tumbuh.
"Menurut Karen. Menerima buku harian menyusui dengan laporan, berat, dan foto
menyusui lengkap.

(2) Gambar Penggunaan Momsense

"Menggunakan Momsense dengan bayi saya membantu mengurangi


begitu banyak tekanan, rekaman setiap sesi menyusui di timeline meyakinkan
saya bahwa bayiku sudah cukup dan apa pola makannya sepanjang hari dan
malam." Menurut Jessica. Produk kami yang terbukti aman dan sesuai dengan
standar keselamatan yang ketat.

"Mengetahui Momsense 100% aman membantu saya merasa nyaman


menggunakan perangkat setiap kali saya merawatnya. Sebagai ibu pertama
kalinya, pengetahuan itu sangat berharga. " Menurut Emily.

Adapun Momsense ini punya kecanggihan yang inovatif, aplikasi yang


dikembangkan di Amerika Serikat ini pun tidak diberikan secara gratis. Anda
perlu membayar US$89 atau sekitar Rp 1,2 jutaan. Menenurut CEO-nya,
Momsense bisa memberikan keuntungan bagi para ibu dan bayinya.
"Menyusui adalah waktu yang penting bagi ibu dan bayinya. Kami ingin
ingin menciptakan pengalaman menyusui yang memberi ibu ketenangan dan
percaya diri, dan mendorongnya untuk terus menyusui dan mendapat manfaat dari
itu," ungkap Dr. Osnat Emanual selaku CEO.
Selain memberi informasi dan pengalaman
lebih mengenai menyusui, Momsense juga dapat
merekam suara bayi yang kemudian bisa disimpan
di album. Dengan begitu, Anda bisa selalu
mendengarkan suara si kecil meski sedang tidak
berada di dekatnya. Disediakan pula beberapa tips
menyusui di dalam aplikasi sehingga Anda bisa
memberi ASI dengan maksimal.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dengan demikian, diharapkan dengan adanya teknologi terapan guna dalam
pelayanan kebidanan ini yang berupa Momsense dapat mempermudah para ibu
untuk menyusui bayinya. Sehingga tidak membuat khawatir para ibu untuk
meragukan berapa jumlah ASI yang keluar untuk bayinya. Disisi lain, dengan
adanya Momsense ini juga dapat meningkatkan tantang para ibu untuk terus
menyusui bayinya dengan selalu meninjau pertumbuhan bayinya setiap hari dan
jumlah ASI yang dapat terkontrol dengan baik.
Oleh karena itu, para ibu tidak perlu risau serta membingungkan lagi
tentang penggunaan Momsense ini, para ibu senantiasa bisa menyusui bayinya
sehingga tidak terjadi komplikasi dini terhadap ibu serta bayinya dikemudian hari,
dengan Momsense juga diharapkan 1000 Hari Emas Kehidupan Anak terutama
program ASI Eksklusif pada bayi di 6 bulan pertama dapat terlaksana dengan
bantuan adanya alat teknologi terapan guna dalam kebidanan ini yaitu Momsense.

4.2 Saran
Adapun dari penulisan makalah ilmiah ini tak luput dari segala kesalahan
dan kekurangan, semoga apa yang telah tercantum didalamnya dapat dipetik ilmu
serta bermanfaat bagi pembacanya. Serta, diharapkan saran, pendapat, hingga
tanggapan positif yang dapat digunakan untuk perbaikan dikedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, R. E. 2009. Asuhan Kebidanan Komunitas. Yogyakarta : Numed


Harnowo, 2012. Hanya 33,6% Bayi Di Indonesia yang Dapat ASI Eksklusif
IDAI, 2010. Bedah ASI, Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, Jakarta
Kristiyanasari, 2011. ASI, Menyusui & SADARI, Penerbit Nuha Medika,
Yogyakarta.
Nurheti, Yuliarti. 2010. Keajaiban ASI-Makanan Terbaik untuk Kesehatan,
Kecerdasan, dan Kelincahan Si Kecil. Yogyakarta: CV Andi
Pentingnya pemberian ASI Eksklusif terlihat dari peran dunia yaitu pada tahun
2006 WHO (World Health Organization) mengeluarkan Standar
Pertumbuhan Anak
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2012 Tentang
Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif
Prasetyono, 2009. Buku Pintar ASI Eksklusif, Pengenalan, Praktik Dan
KemanfaatanKemanfaatannya, Penerbit Diva Press, Yogyakarta.
Riksani, R. 2012. Keajaiban ASI (Air Susu Ibu). Jakarta: Dunia Sehat.
UNICEF. 2011. ASI Eksklusif Tekan Angka Kematian Bayi Indonesia
WHO. (2006) Global Strategy for Infant and Young Child Feeding. Geneva,
Switzerland : A joint WHO/UNICEF statement. Geneva: WHO

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen12 halaman
    Bab 1
    Lussy Angelous Charnatha
    Belum ada peringkat
  • Text
    Text
    Dokumen6 halaman
    Text
    Lussy Angelous Charnatha
    Belum ada peringkat
  • Resya Septiani
    Resya Septiani
    Dokumen4 halaman
    Resya Septiani
    Lussy Angelous Charnatha
    Belum ada peringkat
  • Salinan Terjemahan ch26
    Salinan Terjemahan ch26
    Dokumen13 halaman
    Salinan Terjemahan ch26
    Lussy Angelous Charnatha
    Belum ada peringkat
  • SOP
    SOP
    Dokumen2 halaman
    SOP
    Lussy Angelous Charnatha
    Belum ada peringkat
  • SOP
    SOP
    Dokumen2 halaman
    SOP
    Lussy Angelous Charnatha
    Belum ada peringkat
  • STRUCTURE
    STRUCTURE
    Dokumen20 halaman
    STRUCTURE
    Lussy Angelous Charnatha
    Belum ada peringkat
  • Home
    Home
    Dokumen18 halaman
    Home
    Lussy Angelous Charnatha
    Belum ada peringkat
  • Teks Teater
    Teks Teater
    Dokumen3 halaman
    Teks Teater
    Lussy Angelous Charnatha
    Belum ada peringkat
  • Meldadiani Saleh
    Meldadiani Saleh
    Dokumen28 halaman
    Meldadiani Saleh
    Lussy Angelous Charnatha
    Belum ada peringkat
  • Makalah Agama
    Makalah Agama
    Dokumen24 halaman
    Makalah Agama
    Lussy Angelous Charnatha
    Belum ada peringkat
  • Definisi AKI Dan AKB
    Definisi AKI Dan AKB
    Dokumen18 halaman
    Definisi AKI Dan AKB
    Lussy Angelous Charnatha
    100% (2)
  • Reference
    Reference
    Dokumen5 halaman
    Reference
    Rifa de Blitar
    Belum ada peringkat
  • Mdgs To Sdgs
    Mdgs To Sdgs
    Dokumen5 halaman
    Mdgs To Sdgs
    Lussy Angelous Charnatha
    Belum ada peringkat
  • Mdgs To Sdgs
    Mdgs To Sdgs
    Dokumen5 halaman
    Mdgs To Sdgs
    Lussy Angelous Charnatha
    Belum ada peringkat