Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

BAHASA INDONESIA YANG BAIK DAN BENAR

DISUSUN OLEH :

1. ABDUL AZIS (01815002)

2. ANDREY OKTAVIANTO (01815014)

3. DAFIQ DANIYAL AFANDI (01815024)

4. ERDA HERMONO PUSPO N. (01815037)

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkat rahmat dan bimbingan-Nya makalah ini dapat diselesaikan
sesuai dengan rencana. Makalah yang berjudul Pengunaan Bahasa Indonesia
yang baik dan benar Ini sebagai pemenuhan tugas dari Dosen Bahasa
Indonesia.

Selama penyusunan makalah ini banyak kendala yang dihadapi, namun


berkat bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak semua kendala tersebut
dapat teratasi. Pada kesempatan ini dengan ketulusan hati penulis, penulis
ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada
yang terhormat

Penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis


penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis.
Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan


pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga
tujuan yang diharapkan dapat tercapai, Amin.

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .......................................................................................... ii

Daftar Isi .......................................................................................... iii

BAB I .......................................................................................... 1
L. Belakang .......................................................................................... 1
T. Masalah .......................................................................................... 2
Manfaat .......................................................................................... 2

BAB II .......................................................................................... 3
Pengertian .......................................................................................... 3
Tata Cara .......................................................................................... 5
Manfaat .......................................................................................... 9

BAB III .......................................................................................... 11


Kesimpulan .......................................................................................... 11

Saran .......................................................................................... 11

Daftar Pustaka .......................................................................................... 12

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sering kita dengar ungkapan gunakanlah bahasa Indonesia yang baik


dan benar. Terhadap ungkapan itu timbul banyak reaksi. Pertam, orang
mengira bahwa kata baik dan benar dalam ungkapan itu mengandung arti
atau makna yang sama atau identic. Sebenarnya tidak justru ungkapan itu
memberikan kesempatan dan hak kepada pemakai bahasa untuk
menggunakan bahasa secara bebas sesuai dengan keinginannya dan
kemampuannya dalam berbahasa . mari kita tinjau arti kedua kata itu.

Istilah bahasa Indonesia yang baik telah dikenal oleh masyarakat


secara luas dalam kehidupan sehari-hari. Namun pengenalan istilah tidak
menjamin secara komperhensif konsep dan makna istilah bahasa Indonesia
yang baik itu. Hal ini terbukti bahwa masih banyak orang atau masyarakat
berpendapat bahwa bahasa Indonesia yang baik sama dengan bahasa
Indonesia yang baku atau bahasa Indonesia yang benar. Slogan perguna
kanlah bahasa Indonesia yang baik dan benar, tampaknya mudah
diucapkan, namun maknanya tidak jelas. Slogan tersebut diartikan oleh
sebagian besar masyarakat bahwa di segala tempat kita harus menggunakan
bahasa Indonesia yang baku. Selain itu, masalah lain yang perlu kita soroti
adalah sebagian besar orang terkadang sulit untuk melakukan komunikasi
yang interaktif satu sama lain, bukan berarti karena mereka tidak bisa
berbahasa indonesia yang baku dengan lancar. Bahasa Indonesia yang
baku dan bahasa indonesia yang benar belum tentu dapat menjamin
tersampaikannya maksud dan tujuan kepada lawan bicara. Sehingga
dibutuhkan susunan bahasa indonesia yang fleksibel yang artinya dapat
dengan mudah menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi.

1
Dengan gambaran kondisi yang demikian itu, dimana pengetahuan
masyarakat masih kurang tepat dan terbatas berkaitan dengan penggunaan
bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari. Di
dalam makalah ini penulis akan membahas tentang pengertian bahasa
Indonesia yang baik, cara berbahasa Indonesia yang baik dan benar dalam
kehidupan sehari-hari, serta manfaat penggunaan bahasa Indonesia.

2
B. Rumusan Masalah

Bahasa Indonesia yang baik merupakan kemampuan berbahasa


yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa Indonesia
yang baik bukan berarti bahasa Indonesia yang baku, namun merupakan
suatu susunan bahasa yang dikemas secara fleksibel untuk mempermudah
berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu kita perlu
mengetahui dan menguasai bahasa Indonesia yang baik, dengan
mempelajari penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam
kehidupan sehari-hari, serta manfaat bahasa Indonesia yang baik dan
benar dalam kehidupan sehari-hari.

1. Apa yang dimaksud dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar ?
2. Siapa yang berwenang menciptakan kata baru ?
3. Bagaiamana dengan bahasa yang tidak sesuai dengan nalar?
4. Apa saja manfaat menggunakan bahasa Indonesia ?
5. Apa saja kesalahan yang tidak disadari?

C. Tujuan

1. Dalam makalah ini terdapat beberapa tujuan yang terdiri yaitu :

2. Mengetahui Apa yang dimaksud dengan bahasa Indonesia yang baik


dan benar

3. Mengetahui cara menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar


dalam kehidupan sehari-hari

4. Mengetahui manfaat menggunakan bahasa Indonesia

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian bahasa Indonesia Yang Baik Dan Benar

Berbahasa Indonesia yang baik adalah berbahasa Indonesia yang


sesuai dengan tempat tempat terjadinya kontak berbahasa, sesuai dengan
siapa lawan bicara, dan sesuai dengan topik pembicaraan. Bahasa Indonesia
yang baik tidak selalu perlu beragam baku. Yang perlu diperhatikan dalam
berbahasa I ndonesia yang baik adalah pemanfaatan ragam yang tepat dan
serasi menurut golongan penutur dan jenis pemakaian bahasa. Orang yang
mahir menggunakan bahasanya sehingga maksud hatinya mencapai
sasarannya, apa pun jenisnya itu, dianggap berbahasa dengan efektif.
Pemanfaatan ragam yang tepat dan serasi menurut golongan penutur dan
jenis pemakaian bahasa itulah yang disebut bahasa yang baik atau tepat.
Bahasa yang harus mengenai sasarannya tidak selalu perlu bergam baik.
Jadi jika kita berbahasa benar belum tentu baik untuk mencapai
sasarannya, begitu juga sebaliknya, jika kita berbahasa baik belum tentu
harus benar, kata benar dalam hal ini mengacu kepada bahasa baku.
Contohnya jika kita melarang seorang anak kecil naik ke atas meja, Heh
Kamu, nggak boleh merokok disini, ,ganggu kenyamanan! Akan terdengar
lucu jika kita menggunakan bahasa baku, Kamu tidak boleh merokok
disini, karena nanti engkau bisa mengganggu kenyamanan umum !.
Pemakaian bahasa Indonesia yang baik perlu memperhatikan pemakaian
ragam bahasa yang serasi dengan sasarannya .

Kalo kita cermati kutipan-kutipan di atas tentang apa itu bahasa


Indonesia yang baik, era t sekali hubungannya dengan ragam bahasa. Berarti
untuk lebih memahaminya kita juga perlu tahu apa saja ragam bahasa
yang ada di dalam bahasa Indonesia. Sepertinya perlu pembahasan
tersendiri mengenai hal itu. Jadi yang penting dalam masalah yang baik

4
dan benar kali ini adalah kita tetap berbahasa sesuai keadaan, situasi,
dengan siapa kita berbicara, dan untuk tujuan apa kita berbahasa.

Penggunaan bahasa dengan baik menekankan aspek komunikatif


bahasa. Hal itu berarti bahwa kita harus memperhatikan sasaran bahasa
kita. Kita harus memperhatikan kepada siapa kita akan menyampaikan
bahasa kita. Oleh sebab itu, unsur umur, pendidikan, agama, status sosial,
lingkungan sosial, dan sudut pandang khalayak sasaran kita tidak boleh kita
abaikan. Cara kita berbahasa kepada anak kecil dengan cara kita berbahasa
kepada orang dewasa tentu berbeda. Penggunaan bahasa untuk lingkungan
yang berpendidikan tinggi dan berpendidikan rendah tentu tidak dapat
disamakan. Kita tidak dapat menyampaikan pengertian mengenai jembatan,
misalnya, dengan bahasa yang sama kepada seorang anak SD dan kepada
orang dewasa. Selain umur yang berbeda, daya serap seorang anak dengan
orang dewasa tentu saja berbeda. Lebih lanjut lagi, karena berkaitan dengan
aspek komunikasi, maka unsur-unsur komunikasi menjadi penting, yakni
pengirim pesan, isi pesan, media penyampaian pesan, dan penerima pesan.
Mengirim pesan adalah orang yang akan menyampaikan suatu gagasan
kepada penerima pesan, yaitu pendengar atau pembacanya, bergantung
pada media yang digunakannya. Jika pengirim pesan menggunakan telepon,
media yang digunakan adalah media lisan. Jika ia menggunakan surat, media
yang digunakan adalah media tulis. Isi pesan adalah gagasan yang ingin
disampaikan kepada penerima pesan.

Marilah kita gunakan contoh sebuah majalah atau buku. Pengirim


pesan dapat berupa penulis artikel atau penulis cerita, baik komik, dongeng,
atau narasi. Isi pesan adalah permasalahan atau cerita yang ingin disampaikan
atau dijelaskan. Media pesan merupakan majalah, komik, atau buku cerita.
Semua bentuk tertulis itu disampaikan kepada pembaca yang dituju. Cara
artikel atau cerita itu disampaikan tentu disesuaikan dengan pembaca yang
dituju. Berarti, dalam pembuatan tulisan itu akan diperhatikan jenis
permasalahan, enis cerita, dan kepada siapa tulisan atau cerita itu ditujukan.

5
B. Seorang yang berwenang menciptakan kata baru
sebenarnya kata kata baru bukan monopoli ahli ahli bahasa. Ahli bahasa
terutama menciptakan istilah baru yang kita butuhkan. Para ahlidalam
bidangnya juga menciptakan kata baru sebagia istilah Indonesia dalam bidang
ilmu.Biasanya mereka bekerja sendiri sendiri atau di bantu oleh ahli
bahasa. Itu penciptaan kata baru yang di lakukan dengan sengaja.
Bahasa Indonesia yang sedang tumbuh dan berkembang menyerap kata
baru dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing. Pemakai bahasa.
Indonesia iyalah orang orang Indonesia yang terdiri dari suku bangsa,
Yang masing masing memiliki bahasa daerahnya sendiri sendiri. Kata
kata dari bahasa daerah biasanya masuk menyerapke dalam bahasa
Indonesia karna digunakan oleh pemakai bahasa. Mungkin saja sengaja di
masukannya, mungkin juga tidak. Kalau kata itu kemudian menyebar ,di
pakai oleh orang lain, apalagi kalau kemudian di pakai juga dalam bahsa
tulis ,kata baru itu kemudian menjadi kata bahasa Indonesian. Kalau
kekerapan pemakaian kata itu menjadi tinggi,penyusu kamus akan
memuatnya dalam kamusnya. Maka jadilah kata itu kata baru bahasa
Indonesia.
C. Bahasa yang tidak sesuai dengan nalar

Sudah sama kita ketahui bahwa bahasa itu ialah alat manusia untuk
menyatakan perasaan, keinginan, dan pikiran atau pendapat. Jadi,wujud
bahasa yang lahir dari mulut kita dalam bahasa lisan atau yang berupa
tulisan dalam bahasa tulis haruslah sesuai dengan apa yang kita rasakan
atau kita pikirkan. Namun, sering kali kita dengar atau kit abaca kalimat
kalimat yang jika diselidiki secara cermat, tidak sesuai dengan nalar.
Cobalah perhatikan kalimat kalimat contoh berikut ini satu persatu.

1. Susahnya, keadaan alam yang tidak ramah ditambah dengan padatnya


penduduk manjadikan pemilihan lahan sangat sempit.

6
Dapat dilihat bahwa bagian kalimat yang bercetak miring di atas, tidak
menyatakan pengertian yang tepat. Yang sangat sempit dalam kalimat diatas
itu apa ? Pemilihan lahan yang sempit atau lahan itu sendiri? Ada yang rancu
dalam pernyataan diatas. Pertama , pemilihan lahan menjadi tidak mudah,
dan kedua, lahan sangat sempit. Namun, kedua pengertian itu digabungkan
dalam satu pernyataan yang kacau seperti terlihat dalam kalimat diatas
sehingga kalimat itu menjadi kalimat rancu. Kalimat yang salah diatas dapat
kita kembalikan kepada dua kalimat asalnya yang tepat.

1a. Susahnya, keadaan alam yang tidak ramah ditambah denga


padatnya penduduk Menjadikan pemilihan lahan bukanlah
pekerjaan yang mudah.

1b. Susahnya, keadaan alam yang tidak ramah ditambah denga


padatnya penduduk menjadikan pemilihan lahan bukanlah
pekerjaan yang mudah. (Artinya lahan tersedia tidak cukup untuk
digunakan atau ditempati oleh penduduk yang padat itu.). Kalimat
berikut ini lebih kacau lagi. Jalan pikiran penulis tidak dapat
diaturnya dengan baik sehingga tersusun kalimat seperti berikut
ini yang benar-benar kacau

2. Berkat kepiawaian striker yang sudah dinobatkan untuk menggantikan era


Marco van Basten ini, membuat gol tunggal untuk membawa kemenangan
Inter Milan 1-0 atas Apollo Limassol (Siprus) di stadion Guiseppe Meaza
(San Siro) Milan.

Kesalahan pertama ialah bahwa kalimat bersusun ini di mulai dengan


gatra yang menduduki fungsi K (keterangan) yang menyatakan sebab. Tetapi
kalimat induknya langsung dimulai dengan P (predikat) membuat gol tunggal,
sedangkan gatra P ini tidak didahului oleh S (subjek). Kita bertanya, "Siapa
yang membuat gol?" Yang membuat gol itu tentulah striker yang dimaksud,
tetapi dalam kalimat itu striker ini hanya menjadi atributif (keterangan) dari

7
kata kepiawaian (kepiawaian striker). Jadi, kalimat yang panjang ini tidak ada
subjek atau pokok kalimatnya.

Kesalahan kedua, dikatakan "menggantikan era Marco van Basten.


Benarkah bahwa yang digantikan oleh striker itu era Marco van Basten?
Bukankah yang digantikannya itu adalah Marco van Basten sendiri? Bukan
menggantikan era yaitu 'kurun waktu' (dalam sejarah). Di sini pun tampak
bahwa nalar penulis tidak digunakan dengan baik. Yang ketiga, ungkapan
'membawa kemenangan' mungkin lebih tepat jika diganti dengan
'memberikan kemenangan'. Kalimat rancu di atas dapat kita kembalikan ke
pada susunannya yang benar seperti berikut

2a. Striker yang sudah dinobatkan untuk menggantikan Marco van


Basten ini membuat gol tunggal yang memberikan kemenangan
kepada Inter Milan 1-0 mengalahkanApollo Limassol (Siprus) di
stadion Guiseppe Meaza (San Siro) Milan.

2b. Berkat kepiawaian striker yang sudah dinobatkan untuk


menggantikan Marco van Basten ini, terjadilah gol tunggal yang
menciptakan kemenangan Inter Milan atas Apollo Limassol
(Siprus) di stadio Guiseppe Meaza: 1-0 untuk Inter Milan.

Anda melihat bahwa tidak mudah menyusun kalimat yang baik apalagi
bila kalimat itu panjang. Penempatan bagian (gatra) kalimat yang tidak tepat
dapat mengaburkan atau mengganggu makna kalimat secara keseluruhan.
Hati-hatilah menyusun kalimat terutama bila kalimat itu panjang. Sesudah
kalimat ditulis (dalam bahasa tulis), periksa lagi kalimat itu, sudah benarkah
susunannya atau belum. Di sini rasa bahasa memainkan peranan penting
dalam mengoreksi kalimat itu.

8
D. Manfaat Menggunakan Bahasa Indonesia

1. Mempermudah dalam komunikasi,

Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri.


Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau
dipahami oleh orang lain. Dengan komunikasi pula kita mempelajari dan
mewarisi semua yang pernah dicapai oleh nenek moyang kita, serta apa
yang dicapai oleh orang-orang yang sezaman dengan kita. Sebagai alat
komunikasi, bahasa merupakan saluran perumusan maksud kita, melahirkan
perasaan kita dan memungkinkan kita menciptakan kerja sama dengan
sesama warga. Ia mengatur berbagai macam aktivitas kemasyarakatan,
merencanakan dan mengarahkan masa depan kita Pada saat kita
menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi, kita sudah memiliki tujuan
tertentu, kita ingin dipahami oleh orang lain, kita ingin menyampaikan
gagasan yang dapat diterima oleh orang lain, kita ingin membuat orang lain
yakin terhadap pandangan kita, kita ingin mempengaruhi orang lain. Lebih
jauh lagi, kita ingin orang lain membeli hasil pemikiran kita. Jadi, dalam hal
ini pembaca atau pendengar atau khalayak sasaran menjadi perhatian utama
kita. Kita menggunakan bahasa dengan memperhatikan kepentingan dan
kebutuhan khalayak sasaran kita. Pada saat menggunakan bahasa untuk
berkomunikasi, antara lain kita juga mempertimbangkan apakah bahasa yang
kita gunakan mudah dipahami orang lain atau tidak. Oleh karena itu,
seringkali kita mendengar istilah bahasa yang komunikatif. Misalnya, kata
makro hanya dipahami oleh orang-orang dan tingkat pendidikan tertentu,
namun kata besar atau luas lebih mudah dimengerti oleh masyarakat
umum. Kata griya, misalnya, lebih sulit dipahami dibandingkan kata rumah
atau wisma. Dengan kata lain, kata besar, luas, rumah, wisma, dianggap lebih
komunikatif karena bersifat lebih umum. Sebaliknya, kata-kata griya atau
makro akan memberi nuansa lain pada bahasa kita, misalnya, nuansa
keilmuan, nuansa intelektualitas, nuansa tradisional.

9
2. Mempermudah kita untuk berintegrasi dan beradaptasi secara social,

Bahasa disamping sebagai salah satu unsur kebudayaan,


memungkinkan pula manusia memanfaatkan pengalaman-pengalaman
mereka, mempelajari dan mengambil bagian dalam pengalaman-
pengalaman itu, serta belajar berkenalan dengan orang-orang lain. Anggota-
anggota masyarakat hanya dapat dipersatukan secara efisien melalui
bahasa. Bahasa sebagai alat komunikasi, lebih jauh memungkinkan tiap
orang untuk merasa dirinya terikat dengan kelompok sosial yang
dimasukinya, serta dapat melakukan semua kegiatan kemasyarakatan
dengan menghindari sejauh mungkin bentrokan-bentrokan untuk
memperoleh efisiensi yang setinggi-tingginya. Ia memungkinkan integrasi
(pembauran) yang sempurna bagi tiap individu dengan masyarakatnya Cara
berbahasa tertentu selain berfungsi sebagai alat komunikasi, berfungsi
pula sebagai alat integrasi dan adaptasi sosial. Pada saat kita beradaptasi
kepada lingkungan sosial tertentu, kita akan memilih bahasa yang akan kita
gunakan bergantung pada situasi dan kondisi yang kita hadapi. Kita akan
menggunakan bahasa yang berbeda pada orang yang berbeda. Kita akan
menggunakan bahasa yang nonstandar di lingkungan teman-teman dan
menggunakan bahasa standar pada orang tua atau orang-orang yang kita
hormati.

E. Kesalahan yang tidak disadari

Dalam tuturan, terutama dalam tulisan, sering kita menjumpai penggunaan


kata yang salah ucap, salah ejaan, salah bentukan. Kesalahan itu timbul karena
si pemakai bahasa tidak menyadari kesalahan yang di- buatnya. Misalnya kata
lengah diucapkan dengan bunyi // seperti pada keras, jelas. Padahal kata ini
harus dilafalkan dengan bunyi /e/ seperti pada kata besok, repot, pesek.
Sebaliknya, tinggi sekali kekerapan pengucapan kata peka dengan bunyi //
pepet, juga kepekaan. Padahal kalau orang mau membuka kamus bahasa
Indonesia, akan segera tampak dalam kamus itu bahwa di belakang entri peka

10
tertulis di antara dua garis miring peka dengan huruf yang diberi garis miring
di atasnya /pka/. Jadi, harus dilafalkan dengan bunyi /e/ benar seperti pada
kata ekor mencong,geser.

Kita bicarakan kata baru dalam bahasa Indonesia pasca yang muncul
seperti pada kata pascasarjana, pascapanen, pascabedah . sehingga Unsur
yang dapat berdiri sendiri itu selalu muncul bersama-sama dengan unsur (kata)
lain, bukan berasal dari bahasa Latin. Kita kenal hari raya paskah dalam
agama Kristen. Kata pasca tidak ada hubunganya dengan kata paskah itu. Kata
pasca berasal dari bahasa Jawa Kuna yang berarti sesudah yang dalam bahasa
Arab bakda seperti pada bakda sholat , bakda magrib. Huruf c ada kata pasca
itu bunyinya sama dengan c pada kata-kata cari, cicil, cuci. Jadi, pascasarjana
jangan dibaca atau diucapkan paskasarjana, begitu juga dengan kata-kata lain
yang digabung dengan pasca. Kata yang salah diucapkan atau salah ditulis
juga ialah kata tolok ukur. Ada yang mengucapkan atau menuliskan tolak
ukur. Ungkapan itu tidak berasal dari kata tolak (menolak, penolakan), tetapi
dari kata tolok. Ungkapan lain dengan kata tolok itu ialah tolok banding.

Kata tolok berarti 'banding'. Tak ada toloknya berarti 'tak ada
bandingnya'. Sering dijadikan ungkapan sekaligus dengan sinonimnya tolok
banding. Kecantikan gadis itu tak ada tolok bandingnya, maksudnya tak ada
bandingannya, tak ada samanya. Gadis itu luar biasa cantiknya.

Tidak setolok artinya 'tidak sebanding'. Hasil yang kaudapat tidak setolok
dengan tenaga dan pikiran yang telah kauberikan. Tolok ukur berarti "ukuran
(sebagai) pembanding'. Itu sebabnya kata itu diartikan juga sebagai patokan,
standar. Di. maksudkan sesuatu yang dipakai sebagai patokan atau standar
dalam menentukan ukuran benda lain. Jadi, hati- hati, bukan tolak ukur
sebagai yang kadang-kadang kita dengar atau kita lihat digunakan orang.

Sekarang kita bicara tentang kata lain yaitu kata bentukan yang salah yang
makin lama makin tinggi kekerapan pemakaiannya, padahal salah. Kata yang
saya maksud ialah berpetualang. Kalau Anda mau sedikit bercapek-capek

11
membuka kamus bahasa Indonesia, Anda akan menemukan bahwa bentuk
dasar kata di atas ialah tualang. Ini merupakan entri pokok. Anak entri yang
tercantum di bawahnya hanyalah bertualang, petualang, petualangan. Tidak
ada bentuk lain, juga berpetualang yang sekarang banyak dipakai itu. Mari
kita bicarakan arti kata-kata itu.

bertualang 'mengembara ke mana-mana (karena tidak punya tempat


tinggal tetap); pergi ke mana- mana karena tidak
betahtinggal dirumah, karena senang mencari pengalaman
baru, dsb.; makna kiasannya: berbuat sesuatu secara nekad'

petualang 'orang yang melakukan petualang orang yang bertualang;


kan petualangan

petualangan 'perihal bertualang, suatu perbuatan nekad'

Jadi, tidak benar bila Anda mengatakan/menulis orang itu Senang


berpetualang. Yang betul ialah orang itu senang bertualang dalam arti baik
senang mengembara, senang pergi ke mana-mana atau juga berani berbuat
nekad'. Kata petualang yang artinya orang yang bertualang itu tidak diberi
awalan ber- menjadi berpetualang karena kata bentukan ini tidak ada artinya.

Kesalahan seperti yang dijelaskan di atas ini muncul karena pemakai


bahasa hanya meniru apa yang digunakan oleh orang lain, sedangkan dia
sendiri tidak tahu bahwa yang ditirunya itu salah. Hati-hatilahmenggunakan
bahasa karena bahasa yang kita gunakan itu bahasa itu mendukung pikiran
yang ingin kita lahirkan. Sayang sekali bila suatu bentuk salah nanti menjadi
berterima hanya karena frekuensi pemakaiannya tinggi. Bahasa yang terlalu
banyak salah kaprahnya bukanlah bahasa yang baik.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian diatas kita dapat mengambil kesimpulan, yaitu :

1. Bahasa Indonesia yang baik adalah bahasa Indonesia yang


pemakaiannya sesuai dengan situasi dan kondisi dengan
memperhatikan pemakaian ragam bahasa yang serasi dengan
sasarannya.

2. Cara menggunakan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari


adalah dengan menggunakan bahasa yang baku sesuai dengan
kaidah ejaan atau ejaan yang disempurnakan.

3. Manfaat yang kita peroleh dari penggunaan bahasa Indonesia yang


baik dan benar adalah mempermudah dalam berkomunikasi dan dapat
mempermudah dalam beradaptasi di lingkungan bermasyarakat.

B. Saran-Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, kita harus menggunakan bahasa


Indonesia yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari. Dengan
menggunakan bahasa yang baku sesuai dengan kaidah ejaan atau ejaan
yang disempurnakan.

13
DAFTAR PUSTAKA

1. Badudu, J.S. 1995. Inilah Bahasa Indonesia Yang Benar IV. Jakarta: Gramedia
2. Prof.DR.Keraf Gorys.1985.Komposisi.Ende,Flores:Nusa Indah

14

Anda mungkin juga menyukai