Anda di halaman 1dari 4

1. Mengapa pustule terasa gatal, nyeri, dan panas?

Bintil yang berisi air dapat disebabkan karena adanya reaksi inflamasi ataupun
dikarenakan adanya darah yang terkumpul di bawah lapisan dermis. Pada kasus adanya
infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme merangsang reaksi inflamasi dan
produksi dari mediator inflamasi. Mediator inflamasi seperti histamine menyebabkan
keluhan gatal dan menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah. Dimana hal ini akan
merangsang pengeluaran protein/serum yang menyebabkan timbulnya bintil berair.

Djuanda A., Hamzah M., Aisah S., editor. Djuanda S., Sularsito SA., penulis. Ilmu
Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi Kelima, Jakarta Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, 2007, hal 129-138.

2. Dermatitis venenata?
Definisi
Dermatitis Venenata adalah Dermatitis Kontak Iritan yang disebabkan oleh terpaparnya
bahan iritan dari beberapa tanaman seperti rumput, bunga, pohon mahoni, kopi,
mangga, serta sayuran seperti tomat, wortel dan bawang. Bahan aktif dari serangga juga
dapat menjadi penyebab.

Etiologi
Penyebab munculnya dermatitis kontak iritan ini adalah bahan yang bersifat iritan,
misalnya bahan pelarut, deterjen, minyak pelumas, asam, alkali, dan serbuk kayu.
Bahan aktif dari serangga juga dapat menjadi penyebab.

pesies serangga yang paling sering menyebabkan dermatitis venenata adalah dari genus
Paederus. Spesies dari genus ini menyebabkan paederus dermatitis. Paederus dermatitis
sendiri di Indonesia paling disebabkan oleh Pederus peregrines. Paederus dewasa
panjang tumbuhnya 7-10 mm dan lebar 0,5 mm seukuran dengan nyamuk. Paederus
berkepala hitam dengan abdomen di caudalnya dan juga elytral ( struktur yang
membungkus sayap dan sepertiga atas segmen abdomen).

Paederus merupakan makhluk nocturnal dan tertarik dengan cahaya putih dan terang.
Hemolimfe dari paederus mengandung suatu bahan aktif yakni paederin yang
kemudian menyebabkan keluhan gatal, rasa panas tebakar, kemerahan pada kulit yang
timbul dalam 12-48 jam setelah kulit terpapar. Paederin yang berumus kimia
C25H45O9N adalah sebuah struktur amida dengan dua cincin tetrahydropyran.

Epidemiologi
DKI dapat diderita oleh semua orang dari berbagai golongan umur, ras dan jenis
kelamin. Jumlah penderita DKI diperkirakan cukup banyak terutama yang
berhubungan dengan pekerjaan (DKI akibat kerja).

Adapun pada DKI akibat serangga khususnya yang disebabkan kumbang Paederus
kejadiannya meningkat pada musim penghujan, karena cuaca yang lembab merupakan
lingkungan yang sesuai bagi organism penyebab dermatitis venenata (misal: Genus
Paederus). Paederus dermatitis terjadi di seluruh bagian dunia, khususnya daerah
beriklim tropis seperti Indonesia, dan pernah dilaporkan kejadian yang merebak di
Australia, Malaysia, Srilanka, Nigeria, Kenya, Iran, Uganda, Okinawa, Sierra Leone,
Argentina, Brazil, Venezuela, Ecuador, India.

Penegakkan Diagnosis

Diagnosis Banding

Manifestasi klinis
Kelainan kulit bergantung pada stadium penyakit, pada stadium akut kelainan kulit
berupa eritema, edema, vesikel, atau bula, erosi dan eksudasi, sehingga tampak basah.
Stadium sub akut, eritema berkurang, eksudat mengering menjadi krusta, sedang pada
stadium kronis tampak lesi kronis, skuama, hiperpigmentasi, likenifikasi, papul,
mungkin juga terdapat erosi atau ekskoriasi karena garukan. Stadium tersebut tidak
selalu berurutan, bisa saja sejak awal suatu dermatitis memberi gambaran klinis berupa
kelainan kulit stadium kronis demikian pula efloresensinya tidak selalu harus
polimorfik. Mungkin hanya oligomorfik.

Patogenesis
Kelainan kulit timbul akibat kerusakan sel yang disebabkan oleh bahan iritan melalui
kerja kimiawi atau fisis. Ada 4 mekanisme yang berhubungan dengan DKI.
1. Hilangnya membran lemak (Lipid Membrane)
2. Kerusakan dari sel lemak
3. Denaturasi keratin epidermal
4. Efek sitotoksik secara langsung

Tatalaksana
Pengobatan medikamentosa terdiri dari:
A. Pengobatan sistemik :
1. Kortikosteroid, hanya untuk kasus yang berat dan digunakan dalam waktu singkat.
Prednisone
Dewasa : 5-10 mg/dosis, sehari 2-3 kali p.o
Anak : 1 mg/KgBB/hari
Dexamethasone
Dewasa : 0,5-1 mg/dosis, sehari 2-3 kali p.o
Anak : 0,1 mg/KgBB/hari
Triamcinolone
Dewasa : 4-8 mg/dosis, sehari 2-3 kali p.o
Anak : 1 mg/KgBB/hari
2. Antihistamin
Chlorpheniramine maleat
Dewasa : 3-4 mg/dosis, sehari 2-3 kali p.o
Anak : 0,09 mg/KgBB/dosis, sehari 3 kali

Diphenhydramine HCl
Dewasa : 10-20 mg/dosis i.m. sehari 1-2 kali
Anak : 0,5 mg/KgBB/dosis, sehari 1-2 kali
Loratadine
Dewasa : 1 tablet sehari 1 kali

B. Pengobatan topikal :
1. Bentuk akut dan eksudatif diberi kompres larutan garam faali (NaCl 0,9%)
Bentuk kronis dan kering diberi krim hydrocortisone 1% atau diflucortolone valerat
0,1% atau krim betamethasone valerat 0,005-0,1%

Prognosis
Prognosis dari DKI akut baik jika penyebab iritasi dapat dikenali dan dihilangkan.
Prognosis untuk DKI kumulatif atau kronis tidak pasti dan bahkan lebih buruk dari
Dermatitis Kontak Alergi. Latar belakang pasien atopi, kurangnya pengetahuan
mengenai penyakit, dan atau diagnosis dan penatalaksanaan adalah faktor-faktor yang
membawa ke perburukan dari prognosis.

1. Abdullah B.,Dermatologi Pengetahuan Dasar dan Kasus di Rumah Sakit,Indonesia:


Pusat Penerbitan Universitas Airlangga., 2009, hal 94-96.
2. James WD., Berger TG., Elston DM., Andrews Diseases of The Skin: Clinical
Dermatology,10th ed, Canada: Elsevier Inc., 2006, pg 421-427.
3. Djuanda A., Hamzah M., Aisah S., editor. Djuanda S., Sularsito SA., penulis. Ilmu
Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi Kelima, Jakarta Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, 2007, hal 129-138.

Anda mungkin juga menyukai