Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Burung dalam ilmu biologi adalah anggota kelompok hewan bertulang
belakang (vertebrata) yang memiliki bulu dan sayap. Jenis-jenis burung begitu
bervariasi, mulai dari burung colibri yang kecil mungil hingga burung unta, yang
lebih tinggi dari orang. Diperkirakan terdapat sekitar 8.800 10.200 spesies burung
di seluruh dunia sekitar 1.500 jenis di antaranya ditemukan di Indonesia. Berbagai
jenis burung ini secara ilmiah digolongkan ke dalam kelas Aves.
Indonesia menjadi pemilik dari 1.594 jenis spesies burung dan
menjadi negara ke lima terbesar dunia dari 10.000 jenis satwa itu yang kini
berkembang biak. Hanya saja populasi yang banyak itu kini terancam punah akibat
rusaknya habitat mereka yang menjadi tempat berkembang biak dan mencari
makanan. Kini lima puluh persen jenis burung di dunia terancam punah karena
habitatnya terusik kegiatan manusia.
Burung sebagai komponen penting dalam ekosistem hutan menjadi sangat
berperan dalam menjaga dan keberlanjutan hutan, tidak terkecuali burung elang,
para ahli ekologi sepakat bahwa burung-burung bercakar dan karnivora (pemakan
daging) merupakan predator kelas atas (top predator). Diperkirakan ada 311 jenis
burung predator di dunia, 90 jenis di antaranya berada di Asia. Dari 90 jenis, 75
jenis ada di Indonesia, yang tersebar di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi,
Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua. Keberadaan mereka sangat penting agar
ekosistem tetap seimbang, namun sayangnya populasi burung-burung ini tidak
banyak, hal ini disebabkan pembawaan biologis yang dipunyai. Berbagai jenis
burung pemangsa dapat dijumpai di seluruh Indonesia, tetapi elang jawa hanya
terdapat di hutan-hutan Pulau Jawa atau bersifat endemik, salah satunya di jawa
barat, tepatnya di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP)
dan Gunung Ceremai Bogor.

1
2

Elang jawa mendapat perlindungan hukum berskala internasional dan


nasional karena merupakan pemangsa puncak (top predator) dalam rantai makanan
di alam dan populasinya sudah sangat kritis. Badan Konservasi Dunia
(International Union for Conservation of Nature/IUCN) memasukkan elang jawa
ke dalam daftar merah sebagai satwa terancam punah (threatened) dengan
kategori genting atau endangered. Selanjutnya, elang jawa masuk Apendiks I
Konvensi Internasional untuk Perdagangan Spesies Terancam Punah (the
Convention on International Trade in Endagered Species of Wild Fauna and
Flora/CITES). Elang jawa pada habitatnya sangatlah jarang, walau luas tempat
habitatnya, keberadaan elang jawa hanya sekitar kurang lebih 137-188 pasang, atau
menurut perkiraan jumlah individu burung jenis ini hanya 600-1000 ekor.
Elang jawa hanya terdapat di Pulau Jawa, yang dapat ditemukan di daerah
hutan primer dan daerah peralihan di dataran rendah dan hutan pegunungan, lebih
umum ditemukan di setengah daerah selatan. Perluasan daerah penyebaran terjadi
secara dramatis pada abad ke-19 dengan adanya perluasan daerah pertanian intensif
pada zaman kolonial. Perluasan habitat yang ditempati meliputi 2.590 kilometer
persegi di daerah dataran rendah dan 2.640 kilometer persegi di hutan lereng
gunung. Kebanyakan peneliti lebih suka meneliti di Jawa Barat, yang alamnya
berkondisi relatif lebih subur dan lestari sehingga disukai elang jawa. Alhasil,
ketersediaan data dan catatan keberadaan elang jawa di Jawa Timur dan Jawa
Tengah sangat sulit dibanding catatan dan data serupa yang dipunya Jawa Barat.
Jawa barat juga merupakan habitat elang jawa yang paling banyak populasi elang
jawa. Di luar Jawa Barat, berdasarkan data Balai Konservasi Sumberdaya Alam
(BKSDA) Jawa Tengah, elang jawa di Jawa Tengah kini hanya bisa dijumpai di
Gunung Slamet, Gunung Merapi, Gunung Dieng, serta hutan di Pemalang.
Populasi elang jawa ini menghadapi ancaman besar terhadap kelangsungan
kelestariannya, yang dikarenakan oleh habitat serta eksploitasi. Pembalakan liar
serta konversi hutan jadi tempat pertanian menjadikan berkurangnya tutupan hutan
primer yang ada di jawa, disamping itu, keberadaan elang jawa ini juga terus diburu
oleh manusia untuk diperjual belikan di pasar gelap untuk dijadikan satwa
peliharaan. Karena kelangkaannya, memelihara burung ini dapat menjadi
kebanggan tersendiri, sehingga harga elang jawa ini melambung tinggi.
Kampanye ini dibutuhkan sebagai upaya dalam penyampaian pesan dari
maksud kampanye yang ingin dicapai melalui berbagai media kampanye yang
3

dibuat. Pesan dalam kampanye dibuat sebagai bentuk komunikasi kepada sasaran
dalam menyalurkan maksud kampanye ini, dan juga visualisasi yang menonjolkan
dan mendukung inti pesan kampanye akan sangat membantu dalam proses
penyampaian pesan kampanye kepada sasaran.

1.2 Perumusan dan Pembatasan Masalah


Untuk melengkapi atau memperjelas gambaran perumusan dan
permasalahan yang melatar belakangi topik pembahasan yang diangkat dalam
penulisan proyek akhir, berikut ini dijelaskan rumusan-rumusan dari permasalahan
sebagai berikut;

1.2.1. Perumusan Masalah

Melihat dan memahami betapa pentingnya suatu kegiatan kampanye


sebagai salah satu upaya sosialisasi untuk meningkatkan kesadaran tentang
penyelamatan satwa langka elang jawa dan seberapa pentingnya peran
elang jawa dalam ekosistem hutan, dengan demikian, kepedulian
masyarakat terhadap masalah penyelamatan satwa langka elang jawa perlu
digugah atau dengan cara memberi tahu secara perlahan, salah satu cara
menumbuhkan kesadaran dalam masyarakat untuk dapat mencegah
ataupun menanggulanginya, yaitu melalui program kampanye penyadaran
yang ditujukan kepada masyarakat hingga dapat memberi informasi yang
dibutuhkan agar:
1. Target audience dapat mengerti arti penyelamatan satwa langka elang
jawa.
Dengan mengetahui sebab dan akibat dari penyelamatan satwa langka
elang jawa yang diinformasikan secara umum, sehingga sasaran akan
tahu betul akibat yang ditimbulkan bila mereka memelihara elang
jawa.
2. Target audience dapat mengetahui kondisi saat ini tentang satwa
langka elang jawa yang mulai punah.
Dengan adanya pesan ini dalam medi kampanye yang secara langsung
menginformasikan kepada masyarakat adanya fasilitas untuk
4

menangani masalah penyelamatan satwa langka elang jawa , maka hal


ini akan membantu masyarakat, sehingga ia tahu kemana harus
melapor dan tahu bagaimana bersikap.

1.2.2. Pembatasan Masalah

Pembatasan permasalahan mengenai penyelamatan satwa langka


elang jawa perlu dilakukan sehingga kampanye ini dapat dimengerti, maka
pembatasan masalah yang dikemukakan adalah:
1. Bentuk kampanye yang dapat menarik perhatian publik dengan
pendekatan persuasi agar audience dapat lebih bijak dalam menyikapi
permasalahan yang menjadi kampanye ini.
2. Merancang desain kampanye yang komunikatif dan sarat akan pesan
mengenai penyelamatan satwa langka elang jawa.
3. Merancang beberapa atribut pendukung kampanye dalam bentuk media
luar ruang.

1.3 Maksud dan Tujuan


Kampanye Penyelamatan Satwa Langka Elang Jawa.memiliki
maksud dan tujuan, maksud dan tujuan tersebut menjadi acuan yang digunakan
untuk menempatkan kampanye tetap pada konsep dasar yang merupakan acuan
utamanya.

1.3.1. Maksud
Maksud dari topik pembahasan kampanye ini antara lain untuk
merancang sebuah kampanye mengenai penyelamatan satwa langka elang
jawa, dimana masyarakat tergerak untuk ikut andil dalam program
kampanye ini melalui sarana yang telah disediakan oleh instansi
bersangkutan melalui media visual dalam bentuk cetak yang menarik secara
visual maupun konsepnya.

1.3.2. Tujuan
5

Program kampanye penyelamatan satwa langka elang jawa ini


memiliki tujuan, antara lain:
1. Untuk berperan serta dalam penyelamatan satwa langka elang jawa yang
dilindungi, karena jika dibiarkan terus-menerus akan berdampak buruk
pada sistem ekosistem hutan yang dihuni oleh satwa langka elang jawa
tersebut.
2. Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pelestarian satwa langka
elang jawa di tengah-tengah masyarakat kita.

1.4 Kegunaan Proyek Akhir Grafis

Proyek Akhir Grafis yang mengangkat permasalahan kampanye ini


memiliki sisi kegunaan, seperti kegunaan profesi dan kegunaan akademis yang
akan dijelaskan sebagai berikut.

1.4.1. Kegunaan Profesi

Proyek Akhir Grafis tentangKampanye Penyelamatan Satwa


Langka Elang Jawa sebagai kegunaan profesi, antara lain:
1. Sebagai bahan referensi dan pembelajaran untuk adik-adik angkatan
selanjutnya yang membuat proyek akhir D4 desain grafis berikutnya.
2. Menjadi salah satu literatur tambahan perpustakaan dalam teori dan
aplikasi mengenai promosi secara aktual menyangkut suatu produk, di
universitas widyatama.
3. Menjadi fortofolio penulis.

1.4.2. Kegunaan Akademis

Kegunaan dari Proyek Akhir Grafis Kampanye Penyelamatan


Satwa Langka Elang Jawasebagai kegunaan akademis, antara lain:
1. Pengaplikasian teori tentang bagaimana penyampaian pesan listrik
melalui program kampanye yang efektif dengan media penyampaian
pesan dan visual yang baik.
6

2. Penulis akan mengetahui faktor-faktor apa saja yang akan


mempengaruhi pemilihan media-media kampanye, pesan utama, target
sasaran kampanye, serta konsep visual dan desain kampanye.
3. Hasil dari perancangan kampanye penyelamatan satwa langka elang
jawa ini dapat dijadikan referensi pihak akademis khususnya akademis
Universitas Widyatama ketika akan merancang program kampanye
sejenis dimasa yang akan datang.
4. Kampanye ini dapat menjadi media informasi bagi pihak akademis,
mahasiswa/I dan perangkat kampus.

1.5 Pemberi Tugas

Nama Lembaga : Taman Safari Indonesia Bogor


Alamat : Jalan Raya Puncak No. 601, Cisarua,
Kota Bogor, Jawa Barat 16750
Telepon : +62 813 2008 9733
Website :www.tamansafari.com

Gambar1.1 Tempat Lokasi Pemberi Tugas


sumber: Dokumentasi Pribadi

1.6 Sistematika Penulisan


Dalam penyusunan proyek akhir ini, penulis membagi menjadi lima bab
dengan sistematika yang terencana. Sistematika penulisan proyek akhir tersebut
adalah sebagai berikut.

Bab I Pendahuluan
7

Menjelaskan mengenai dasar pemikiran dari permasalahan yang


diangkat. Dalam bab ini juga dijelaskan maksud dan tujuan dari
Kampanye Penyelamatan Satwa Langka Elang Jawa.

Bab II Tinjauan Masalah


Dalam mengkaji masalah penyelamatan satwa langka elang jawa,
harus melihat jenis-jenis satwa aves itu sendiri, juga dengan
pendekatan dari sebab-sebab yang ditimbulkannya yang ada dalam
masyarakat indonesia. Sehingga kampanye yang akan dibuat benar-
benar efektif, tepat pada sasaran yang dituju dan dapat bermanfaat
bagi semua pihak.

Bab III Analisa Masalah


Permasalahan yang akan dihadapi dalam kampanye ini dapat
dipecahkan melalui beberpa teori yaitu teori komunikasi, teori
psikologi komunikasi, teori kampanye, teori sosiologi komunikasi.
Disamping itu, untuk menentukan arah dan tujuan yang ingin
dicapai perlu juga dikaji analis terhadap keunggulan, kelemahan,
peluang, dan ancaman yang akan dihadapi.

Bab IV Pembatasan Masalah


Setelah menganalisa masalah yang akan dihadapi maka tahap
selanjutnya adala mengimplementasikan kedalam konsep desain dan
konsep media. Pemilihan warna, huruf (tipografi), tata letak, konsep
kampanye, pemilihan media, gaya visual, teknis pengerjaan, konsep
komunikasi dan metode produksi perlu diperhatikan dalam
memecahkan masalah.

Bab V Rincian Tugas


Pemilihan material, ukuran, teknik produksi merupakan bagian dari
cakupan teknis pengerjaan yang dilalui dalam pembuatan media
yang dipilih. Disamping itu contoh visual perlu ditunjukan agar
dapat dilihat hasil yang ingin dicapai.

Anda mungkin juga menyukai