Bab I ADE
Bab I ADE
PENDAHULUAN
Pada saat sekarang ini telah terjadi perubahan yang cukup signifikan
konstelasi politik dalam negeri maupun politik global. Demokrasi dan hak asasi
manusia merupakan isu sentral yang diperbincangkan sebagai wacana yang telah
demokratis dari setiap warga negaranya. Oleh karena itu, setiap warga negara
masyarakat. Hal ini diperkuat hasil survey dari National Survey of Voter
1
Asia Fondation, 1998
1
2
berusaha untuk menanamkan nilai, norma, dan moral, kepada peserta didik
dengan tujuan agar memiliki pengetahuan tentang hukum, politik, moral, dan
yang cenderung indoktrinatif2. Hal ini kurang memberi kesempatan secara luas
2
Kosasih Djahiri, Menelusuri Dunia Afektif Pendidikan Nilai dan Moral. (Bandung : Laboratorium
IKIP , 1998), h. 8
3
mengajar guru selama ini lebih banyak menggunakan ceramah, yang hanya
masalah aktual, sosial, dan membahas suatu masalah dari berbagai sudut pandang
serta sikap keteladanan yang di tunjukan dari gaya kepimpinan guru dalam
pembelajaran.
dengan guru dan antara siswa sendiri. Metode ini supaya berjalan dengan baik
orang lain, kemampuan berpikir kritis, musyawarah yang sehat dan jujur,
yang dialogis dan berorientasi pada proses. Sebagai mediator, pendidik harus
memberikan rambu-rambu atau arahan agar peserta didik bebas belajar. Sebagai
bersemangat dalam menuntut ilmu serta menciptakan situasi kelas yang kondusif
dan lebih longgar. Dalam situasi kelas yang kondusif, terbuka dan longgar, guru
bukan obyek. Siswa adalah manusia yang memiliki potensi, kewajiban guru
mengembangkan potensi yang ada dalam diri siswa. Dalam hal ini siswa lebih
aktif, kreatif dan enovatif, sedangkan guru memposisikan diri sebagai fasilitator,
luar kelas. Pengaruh guru dalam sosialisasi nilai-nilai demokrasi pada tingkat
sekolah menengah sangat ditentukan oleh kridibelitas guru itu sendiri. Kalau di
mata murid merupakan sosok yang dapat dipercaya, mampu dan dapat dijadikan
model bagi para siswa maka pengaruh guru cukup besar. Sebaliknya kalau guru
yang tidak dapat dipercaya, tidak mampu, dan tidak dapat dijadikan model,
5
ini akan menghambat penanaman sikap demokratis itu sendiri, maka di sini gaya
kepemimpinan dan keteladanan guru sangat mempengaruhi sikap dan pola pikir
siswa.
berpikir terdiri dari dua yaitu kemampuan berpikir dasar dan kemampuan
berpikir tingkat tinggi. Kemampuan berpikir dasar (lower order thinking) hanya
menghafal (recall thinking), dasar (basic thinking), kritis (critical thinking) dan
menghafal (recall thinking) yang terdiri atas keterampilan yang hampir otomatis
3
Ibid
6
materi yang dibutuhkan dan tidak dibutuhkan. Ini juga berarti mampu menarik
berfikir ini adalah sesuatu yang kompleks. Kegiatan yang dilakukan di antaranya
Dua tingkat berpikir terakhir inilah (berpikir kritis dan berpikir kreatif)
terhadap kemampuan berfikir kritis, oleh karena itu peneliti tertarik memilih
7
B. Identifikasi Masalah
faktor utama yang mempengaruhi sikap berfikir kritis siswa yang meliputi faktor
sifat malas, egois dan, emosional. Faktor eksternal antara lain keteladanan guru
dan orang tua serta gaya kepimpinan guru yang berimbas pada kemampuan
sebagai berikut : 1) Sebagian besar siswa kurang aktif di kelas dan kurang fokus
Siswa tidak simpatik terhadap guru, 4) Gaya guru yang monoton dan tidak
menarik bagi siswa, 5) Teknik yang digunakan guru dalam pembelajaran PKn
C. Pembatasan Masalah
Mengingat cukup luas dan kompleks berbagai aspek dan faktor-faktor yang
diuraikan pada latar belakang di atas dan identifikasi masalah yang seharusnya
kemampuan peneliti, maka penelitian ini dilakukan tidak pada semua faktor
yang relevan.
bebas berupa Sikap Demokrasi guru (X1) dan Gaya kepemimpinan guru (X2).
D. Perumusan Masalah
korelasional pada siswa di SMK Kota Depok, dan lebih lanjut rumusan
Depok?
E. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
ini akan menggali, mengkaji pengaruh media sosial dan interaksi sosial
2. Secara Praktis