Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Permintaan energi dunia secara konvensional terus meningkat, sehingga
diperlukan sumber-sumber energi alternatif dan terbarukan disebabkan bahan
bakar fosil sangat terbatas dan penggunaannya dapat berakibat negatif terhadap
lingkungan. Di sisi lain, lambat laun tersedianya minyak bumi menipis dan
dikhawatirkan terjadi krisis energi yang krusial. Dengan demikian, krisis energi
mendorong upaya mencari sumber energi alternatif. Upaya yang harus dilakukan
adalah melalui diversifikasi energi (Saktiyudha, 2014)
Biogas merupakan gas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik atau
fermentasi dari bahan-bahan organik termasuk di antaranya; kotoran manusia dan
hewan, limbah domestik (rumah tangga), sampah biodegradable atau setiap
limbah organik yang biodegradable dalam kondisi anaerobik. Kandungan utama
dalam biogas adalah metana dan karbon dioksida (Rahmatiah dan Widyaiswara,
2014). Energi yang tepat guna dan murah ini dapat mengatasi ketergantungan
masyarakat akan bahan bakar minyak yang saat ini harganya semakin melonjak
dan sumbernya semakin terbatas. Bahan baku yang umum digunakan di Indonesia
berasal dari kotoran hewan. Selain kotoran hewan, bahan organik lain yang dapat
dimanfaatkan untuk biogas adalah eceng gondok.
Eceng gondok adalah tanaman air yang perumbuhannya sangat cepat. Hal
ini menyebabkan eceng gondok dengan cepat pula menutupi permukaan air danau
sehingga keberadaanya dianggap sebagai gulma. Terlebih lagi pada kondisi
lingkungan yang tinggi nutrien seperti limbah domestik. Eceng gondok juga
mempunyai system perakaran yang luas, hal ini sangat baik untuk media
pendukung pertumbuhan mikroorganisme (Tangio, 2014). Penggunaan eceng
gondok sebagai sumber biomassa pada pembuatan biogas sangat berpotensi
karena mengandung hemiselulosa yang sangat besar sehingga baik dimanfaatkan
menjadi sumber energi alternatif.

1
2

1.2 Tujuan
Tujuan makalah yang dibuat adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui pengertian biogas dan potensinya sebagai bahan bakar
alternatif
2. Mengetahui proses produksi biogas dari eceng gondok
3. Mengetahui potensi eceng gondok sebagai sumber biomassa biogas

1.3 Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah :
1. Memberikan informasi bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya.
2. Memberikan nilai tambah eceng gondok sebagai sumber biomassa
pembuatan biogas.
3. Memberikan informasi mengenai parameter proses yang berpengaruh
terhadap perolehan biogas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Eceng Gondok


Eceng gondok (Eichhornia Crassipes) adalah salah satu jenis tumbuhan
air mengapung, selain dikenal dengan nama eceng gondok, dibeberapa daerah
seperti di Palembang dikenal dengan nama klipuk, dilampung dikenal dengan
nama Ringgak, di Dayak dikenal dengan nama Ilung-ilung. Tumbuhan ini
mempunyai kecepatan tumbuh yang sangat tinggi sehingga tumbuhan ini
dianggap sebagai gulma, atau tumbuhan pengganggu yang dapat merusak
lingkungan perairan karena dengan mudah merusak lingkungan perairan, dan
bisa menyebar kesaluran air dan sebagainya. Eceng gondok ini hidup
mengapung diair dan kadang-kadang berakar dalam tanah (Renilaili, 2016)
Tempat tumbuh yang ideal bagi tanaman eceng gondok adalah perairan
yang dangkal dan berair keruh, dengan suhu berkisar antara 28-30 C dan kondisi
pH berkisar 4-12. Di perairan yang dalam dan berair jernih di dataran tinggi,
tanaman ini sulit tumbuh. Eceng gondok mampu menghisap air dan
menguapkanya ke udara melalui proses evaporasi. Bunga eceng gondok
berwarna ungu muda (lila) dan banyak dimanfaatkan sebagai bunga potong
(Ratnani, dkk., 2011). Pada Gambar 2.1 dapat dilihat gambar eceng gondok

Gambar 2.1 Eceng Gondok (Ratnani, dkk., 2011)

3
4

Eceng gondok memiliki nutrisi yang tinggi sebagai sumber serat untuk
pakan ternak ruminansia dan memiliki selulosa tinggi yang membuat produksi
biogas semakin tinggi. Komposisi nutrisi eceng gondok dapat dilihat pada table
2.1. dimana Eceng gondok sebagai sumber C dan N dalam pembuatan biogas
mempengaruhi pembentukan gas metan.
Tabel 2.1. Komposisi Nutrisi Eceng Gondok
No Macam Analisis Kadar 100% Berat Kering
1 Kadar Air 14,67
2 Kadar Abu 14,47
3 Kadar lemak kasar 3,03
4 Kadar serat kasar 29,15
5 Kadar protein kasar 12,55
6 NDF 54,55
7 ADF 24,46
8 Lignin 9,34
Sumber: Astuti, dkk., 2013

2.2 Biogas
Biogas merupakan salah satu sumber energi terbarukan relatif sederhana
yang dihasilkan oleh fermentasi anaerobik dari bahan-bahan organik. Biogas
dapat digunakan sebagai bahan bakar kendaraan maupun untuk menghasilkan
listrik. Biogas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik sangat populer digunakan
untuk mengolah limbah biodegradable karena bahan bakar dapat dihasilkan
sambil mengurai dan sekaligus mengurangi volume limbah buangan. Metana
dalam biogas, bila terbakar akan relatif lebih bersih daripada batu bara, dan
menghasilkan energi yang lebih besar dengan emisi karbon dioksida yang lebih
sedikit (Rahmatiah dan Widyaiswara, 2014)
Pemanfaatan biogas memegang peranan penting dalam manajemen limbah
karena metana merupakan gas rumah kaca yang lebih berbahaya dalam
pemanasan global bila dibandingkan dengan karbon dioksida. Karbon dalam
biogas merupakan karbon yang diambil dari atmosfer oleh fotosintesis tanaman,
5

sehingga bila dilepaskan lagi ke atmosfer tidak akan menambah jumlah karbon di
atmosfer bila dibandingkan dengan pembakaran bahan bakar fosil (Astuti, dkk.,
2013).
Komposisi biogas bervariasi tergantung dengan asal proses anaerobik yang
terjadi. Gas landfill memiliki konsentrasi metana sekitar 50%, sedangkan sistem
pengolahan limbah maju dapat menghasilkan biogas dengan 55-75% CH4.
Komposisi biogas dapat dilihat pada Tabel 2.2
Tabel 2.2 Komposisi Biogas
Komponen %
Metana (CH4) 55 75
Karbo Dioksida (CO2) 25 45
Nitrogen (N2) 0 0,3
Hidrogen (H2) 15
Hidrogen Sulfida (H2S) 03
Oksigen (O2) 0,1 0,5
Sumber: Rahmatiah dan Widyaiswara (2014)

Energi yang terkandung dalam biogas tergantung dari konsentrasi metana


(CH4). Semakin tinggi kandungan metana maka semakin besar kandungan energi
(nilai kalor) pada biogas, dan sebaliknya semakin kecil kandungan metana
semakin kecil nilai kalor. Kualitas biogas dapat ditingkatkandengan
memperlakukan beberapa parameter yaitu menghilangkan hidrogen sulfur,
kandungan air, dan karbondioksida (CO2).
Hidrogen sulfur mengandung racun dan zatyang menyebabkan korosi, bila
biogas mengandung senyawaini maka akan menyebabkan gas yang
berbahaya sehinggakonsentrasi yang di ijinkan maksimal 5 ppm. Bila gas
dibakar maka hidrogen sulphur akan lebih berbahaya karena akan
membentuk senyawa baru bersama-sama oksigen, yaitu sulfur dioksida
/sulfur trioksida (SO2 / SO3), senyawa ini lebih beracun. Pada saat yang
sama akan membentuk Sulphur acid (H2SO3) suatu senyawa yang lebih
korosif.
6

Menghilangkan kandungan karbon dioksida yang memiliki tujuan untuk


meningkatkan kualitas, sehinggaga dapat digunakan untuk bahan bakar
kendaraan
Kandungan air dalam biogas akan menurunkan titik penyalaan biogas serta
dapat menimbukan korosif
(Rahmatiah dan Widyaiswara, 2014)

2.2.1 Prinsip Dasar Biogas


Prinsip dasar teknologi biogas adalah proses penguraian bahan-bahan
organik oleh mikroorganisme dalam kondisi tanpa udara (anaerob) untuk
menghasilkan campuran dari beberapa gas, di antaranya metan dan CO2. Biogas
dihasilkan dengan bantuan bakteri metanogen atau metanogenik. Bakteri ini
secara alami terdapat dalam limbah yang mengandung bahan organik, seperti
limbah ternak dan sampah organik.
Proses tersebut dikenal dengan istilah anaerobic digestion atau pencernaan
secara anaerob. Umumnya, biogas diproduksi menggunakan alat yang disebut
reaktor biogas (digester) yang dirancang agar kedap udara (anaerob), sehingga
proses penguraian oleh mikroorganisme dapat berjalan secara optimal. Berikut
beberapa keuntungan yang dihasilkan dari digester anaerob:
a) Keuntungan Pengolahan Limbah
Digunakan untuk proses pengolahan limbah yang alami.
Lahan yang dibutuhkan lebih kecil dibandingkan dengan lahan untuk
proses kompos.
Memperkecil rembesan polutan.
Menurunkan volume limbah yang dibuang
b) Keuntungan Energi
Menghasilkan energi yang bersih.
Bahan bakar yang dihasilkan berkualitas tinggi dan dapat diperbaharui.
Biogas yang dihasilkan dapat digunakan untuk berbagai penggunaan.
7

c) Keuntungan Lingkungan
Mengurangi polusi udara.
Menurunkan emisi gas metan dan CO2secara signifikan.
Memperkecil kontaminasi sumber air karena dapat menghilangkan
bakteri Coliform sampai 99%.
(Wahyuni, 2011)

2.2.2 Tahapan Proses anaerob digestion pada Pembuatan Biogas


1) Hidrolisis.
Pada tahap ini, molekul organik yangkomplek diuraikan menjadi bentuk
yang lebih sederhana, seperti karbohidrat (simple sugars), asam amino,
dan asam lemak
2) Asidogenesis
Pada tahap ini terja diproses penguraian yang menghasilkan amonia,
karbondioksida, dan hidrogen sulfide.
3) Asetagenesis.
Pada tahap ini dilakukan proses penguraian produk acidogenesis;
menghasilkanhidrogen, karbon dioksida, dan asetat.
4) Methanogenesis.
Ini adalah tahapan terakhir dan sekaligus yang paling menentukan, yakni
dilakukan penguraian dan sintesis produk tahap sebelumnya untuk
menghasilkan gas methana (CH4). Hasil lain dari proses ini berupa karbon
dioksida, air, dan sejumlah kecil senyawa gas lainnya.

Pada tahapan metanogenesis dibutuhkan mikroorganisme yang mengubah


hidrogen dan asam asetathasil pembentukan acidogen menjadi gas metan dan
karbondioksida dikenal dengan nama metanogen. Metanogen membutuhkan
kondisi lingkungan yang optimal untuk dapat memproduksi gas metana, seperti :
1) Proses pembuatan biogas harus dilakukan dalam sebuah reaktor atau
digester yang tertutup rapat untuk menghindari masuknya oksigen
(anaerob).
8

2) Reaktor harus bebas dari kandungan logam berat dan sulfida yang dapat
mengganggu keseimbangan mikroorganisme.
3) Metanogen dapat berkembang dengan baik dalam lingkungan cair
(aqueous) dengan pH 6,5 sampai 7,5dan temperatur 350C
4) Metanogen cukup sensitif dengan temperatur. Temperatur 350C

(Rahmatiah dan Widyaiswara, 2014)


BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Prosedur pembuatan Biogas dari Eceng Gondok


Prinsip dasar biogas adalah proses penguraian bahan-bahan organik
oleh mikroorganisme dalam kondisi tanpa udara (anaerob) untuk menghasilkan
campuran dari beberapa gas, diantaranya metan dan CO2. Biogas tersebut
dihasilkan dengan bantuan bakteri metanogen atau metanogenik yang secara
alami terdapat dalam limbah yang mngandung bahan organik. Skema
pembuatan biogas dari eceng gondok dapat dilihat pada gambar 3.1

Eceng
Gondok

pencacahan

Formula
Eceng Gondok
dan Air

Fermentasi
anaerob
(7-10 hari)

Sludge Produk Biogas

Pupuk Organik

Bahan Bakar Listrik

Gambar 3.1 Skema Pembuata Biogas Dari Eceng Gondok

9
10

Teknologi biogas mulai berkembang kembali sejak tahun 2006 ketika


kelangkaan energi menjadi topik utama di Indonesia. Awalnya, biogas
dibangun dalam bentuk denplot oleh pemerintah dengan reaktor berbentuk kubah
dari bata/beton (fixed dome) dan bentuk terapung (floating) yang terbuat dari
drum yang disambung. Kini, bahan reaktor yang digunakan telah berkembang,
ada yang terbuat dari beton/bata, plat besi, plastik, dan serat kaca (fiber glass)
(Putra, 2016)

Umumnya pembuatan biogas dilakukan dalam alat yang disebut digester


yang kedap udara, sehingga proses penguraian yang dilakukan oleh
mikroorganisme dapat berjalan secara optimal.

Gambar 3.2 Digester (Reaktor biogas) (Renilaili, 2015)


Keterangan:
A = Saluran Inlet
B = Manometer
C = Reaktor
D = Outlet
E = Plastik penampung Gas
F = Penampung sludge
11

3.2 Hasil Penelitian Sebelumnya tentang Produksi Biogas


Penelitian mengenai produksi biogas sudah banyak dilakukan, dan
penggunaan eceng gondok sebagai sumber biomassa sudah mulai diteliti.
Beberapa penelitian mengenai pembuatan biogas dari eceng gondok ditampilkan
pada Tabel 3.1
Tabel 3.1 Hasil penelitian yang dilakukan peneliti sebelumnya
Peneliti Judul Variabel Hasil
Yonathan, Produksi Biogas Komposisi Biogas terbesar didapat pada
dkk,. dari Eceng perbandingan perbandingan pengenceran
(2013) Gondok pengenceran eceng eceng gondok 2:2,5 dengan
(Eicchornia gondok jumlah biogas 1162,97 ml.
Crassipes) : (2:1; 2:1,5; 2:2; dan pH 7
Kajian 2:2,5)
Konsistensi dan pH larutan campuran
pH Terhadap (8; 7; 6; 5; 4)
Biogas yang
Dihasilkan
Renilalili Eceng Gondok Perbandingan Fermentasi optimum terjadi
(2015), Sebagai Biogas Enceng gondok pada hari ke 35, biogas yang
Yang Ramah dengan kotoran diperoleh 75,3 liter.
Lingkungan sapi (100:0, 75:25, Semakin banyak enceng
50:50, 25:75 dan gondok yang dipakai
0:100). semakin besar volume
biogas yang didapat, juga
Waktu fermentasi semakin banyak enceng
10 60 hari gondok yang dipakai maka
semakin tinggi pH
campuran yang terjadi
12

Pada Tabel 3.1 dapat dilihat bahwa penggunaan eceng gondok sebagai
sumber biomassa pembuatan biogas sangat berpotensi, karena menghasilkan
biogas yang hampir sama dengan kotoran ternak. Perbandingan komposisi biogas
dari kotoran sapi dan eceng gondok juga dapat dilihat pada tabel 3.2 dan 3.3

Tabel 3.2 Komposisi Biogas yang berasal dari Kotoran Sapi


Komponen %
Metana (CH4) 65,7
Karbo Dioksida (CO2) 27,1
Nitrogen (N2) 0,5
Propana (C3H8) 0,7
Hidrogen Sulfida (H2S) 0,1
Oksigen (O2) 0,1
Sumber: Renilaili (2015)

Tabel 3.3 Komposisi Biogas yang berasal dari Eceng Gondok


Komponen %
Metana (CH4) 54,2
Karbo Dioksida (CO2) 27,1
Nitrogen (N2) 0,5
Oksigen (O2) 0,16
Karbo Monoksida (CO) 0,1
Sumber: Panggih, 2012 dalam Renilaili (2015)
13

Faktor-faktor yang sangat mempengaruhi pembentukan biogas antara


lain sebagai berikut [Jessung 2011 dalam Renilaili (2015)] :
1. Starter, cairan pemula untuk mempercepat perombakan bahan organik
menjadi biogas.
2. Kondisi bahan baku, yang biasanya terdiri dari enceng gondok dan
kotoran sapi, yang berfungsi sebagai starter.
3. pH (derajat keasaman), ini sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan
mikroba biasanya nya sekitar 6,4-7,8.
4. Lamanya fermentasi, biasanya produksi biogas sekitar minimal 10 hari,
biasanya setelah 10 hari fermentasi sudah terbentuk kira-kira 0,1-0,2
m3/kg dari berat bahan kering. Peningkatan penambahan waktu fermentasi
dari 10 hari hingga 30 hari meningkatkan produksi biogas sebesar 50%.

3.3 Pemanfaatan Biogas


Berkembangnya usaha pemanfaatan limbah menjadi biogas turut
mengembangkan beragam alat instalasi biogas, seperti kompor biogas, rice cooker,
lampu biogas, pompa air, traktor pertanian, dan alat pasteurisasi yang
dimodifikasi agar sesuai dengan penggunaan biogas. Alat tersebut fungsinya sama
dengan yang terdapat di pasaran, hanya saja bahan bakar yang digunakan berbeda
dan sama mudahnya dalam penggunaan.
Limbah yang dihasilkan selama proses produksi biogas juga masih dapat
dimanfaatkan. Hasil samping biogas yang berupa lumpur atau yang lebih dikenal
dengan sebutan sludge mengandung banyak unsur hara yang dapat dimanfaatkan
menjadi pupuk untuk tanaman. Pupuk organik yang dihasilkan dari alat keluaran
biogas sudah dapat digunakan dan berkualitas prima. Kandungan unsur haranya
yang tinggi sehingga dapat meningkatkan kesuburan tanah dengan memperbaiki
sifat fisik, kimia, dan biologi tanah.
14

Proses pembuatan pupuk organik dengan memanfaatkan hasil keluaran


biogas ini lebih efisien dibandingkan dengan pembuatan kompos yang
memerlukan lahan yang lebih luas serta proses yang lebih lama. Selain itu,
digester yang didesain kedap udara juga mengurangi tingkat kegagalan proses
dekomposisi sehingga pupuk organik yang dihasilkan berkualitas maksimal.

(Wahyuni, 2011)
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Biogas merupakan salah satu sumber energi terbarukan relatif
sederhana yang dihasilkan oleh fermentasi anaerobik dari bahan-
bahan organik. Biogas dapat digunakan sebagai bahan bakar kendaraan
maupun untuk menghasilkan listrik.
2. Prinsip dasar biogas adalah proses penguraian bahan-bahan
organik oleh mikroorganisme dalam kondisi tanpa udara (anaerob)
untuk menghasilkan campuran dari beberapa gas, diantaranya metan
dan CO2. Biogas tersebut dihasilkan dengan bantuan bakteri
metanogen atau metanogenik
3. Penggunaan eceng gondok sebagai sumber biomassa pembuatan
biogas sangat berpotensi, karena menghasilkan biogas yang hampir
sama dengan kotoran ternak.

15
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, N., T.R. Soeprobowati, dan Budiyono, 2013, Produksi Biogas dari Eceng
Gondok (Eichhornia Crassipes (Mart.) Solms) dan Limbah Ternak Sapi dii
Rawapening, Seminar Nasional X Pendidikan Biologi FKIP UNS,
Semarang.
Panggih. 2012. Produksi Biogas dari Enceng Gondok. Skripsi Teknik Kimia, ITS.
Surabaya. dalam Renilaili., 2015, Enceng Gondok sebagai Biogas yang
Ramah Lingkungan Jurnal Ilmiah TEKNO,12,1, 1-10.
Putra, F.P, 2016, Rancangan Alat Fermentasi Biogas dari Eceng Gondok.
Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru.
Rahmatiah dan Widyaiswara, 2014, Biogas sebagai Sumber Energi Alternatif,
Artikel EBuletin LPMP Sulsel.
Ratnani, R. D., I. Hartanti, dan L. Kurniasari, 2011, Pemanfaatan Eceng Gondok
(Eichornia Crassipes) untuk Menurunkan Kandungan COD (Chemical
Oxygen Demond), pH, Bau, dan Warna pada Limbah Cair Tahu, Jurnal
Momentum, 7,1, 41-47.
Renilaili., 2015, Enceng Gondok sebagai Biogas yang Ramah Lingkungan
Jurnal Ilmiah TEKNO,12,1, 1-10.
Saktiyudha, R.P., 2014, Produksi Biogas dari Pencerna Anaerob Serasah dan
Eceng Gondok (Eichhornia Crassipes) dengan Sumber Inokulum Kotoran
Sapi dan Kotoran Ayam, Jurnal Bioteknologi, 11,2, 23-27.
Tangio, J.S., 2014, Pemanfaatan Biomassa Enceng Gondok dari Danau Limboto
sebagai Penghasil Biogas, Universitas Negeri Gorontalo.
Wahyuni, 2011, Biogas Energi Terbarukan Ramah Lingkungan dan
Berkelanjutan, Kongres Ilmu Pengetahuan Nasional (KIPNAS) ke 10.
Yonathan, A., A.R. Prasetya, dan B. Pramudono, 2013, Produksi Biogas dari
Eceng Gondok (Eicchornia Crassipes) : Kajian Konsistensi dan pH
Terhadap Biogas yang Dihasilkan, Jurnal Teknologi Kimia dan Industri,
2,2, 211-215.

16

Anda mungkin juga menyukai