Anda di halaman 1dari 16

Collection and Analysis of Rate

Data
Differential method of rate analysis

Utk reaktor batch persamaan laju reaksinya


Plot vs
• Solusi
Dianggap persamaan laju reaksi :

Volume sebagai fungsi konversi


Untuk reaktor batch  V = Vo ; isotermal T =To;
ϵ = yA0δ

1
P0
1  X 
P

P  P0  y A 0P0 X
P  P0
X  1
y A0P0

yA0P0 = PA0
2

1)2)

 P  P0 
C A  C A0 1  
 y A0P0 
Dengan
PA0
C A0 
RT
y A0 P0  PA0
PA0  P  P0 
CA  1  
RT  PA0 

CA 
 PA0  P  P0  /  
RT

T = 170 +273 K, δ =2, R =0,082 (dm3.atm/(mol.K))


Salah satu caranya dengan menggunakan reaktan
berlebih. A dan B direaksikan dengan B yang berlebih
sedemikian sehingga dapat dianggap konsentrasi B
tetap sepanjang reaksi
Dengan

Setelah ditentukan α, maka digunakan A yang berlebih

Setelah α dan β dapat ditentukan, kA dapat dihitung


dari –rA pada CA dan CB yang telah tertentu
(diketahui)
Dapat juga digunakan metode least square

 dC A 
ln     ln k   ln C A    ln C B 
 dt 

α, β dan k bisa dievaluasi dengan least square


persamaan linier multi variable.
Di suatu eksperimen reaksi A + 2B  C + D, dijalankan
dalam reaktor batch isotermal fase cair. Mula-mula
konsentrasi A =2 mol/dm3 dan B= 3 mol/dm3. Data
percobaan dapat dilihat di tabel berikut.
Waktu (mnt) CA (mol/dm3) CB (mol/dm3)

0 2.0000 3.0000
5 1.9576 2.9151
10 1.9168 2.8336
15 1.8776 2.7551
20 1.8398 2.6796
25 1.8035 2.6069
30 1.7684 2.5369
35 1.7347 2.4694
40 1.7022 2.4044
45 1.6708 2.3416
50 1.6406 2.2811
55 1.6113 2.2227
60 1.5831 2.1662

Anda mungkin juga menyukai