Makalah Kwu Edit
Makalah Kwu Edit
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME yang telah melimpahkan karunia serta
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Kewirausahaan Cermin
Engsel ini tepat pada waktunya.
Ucapan terima kasih tidak lupa kami sampaikan kepada Bapak M. Lukman Khakim S.Pd,
M.Pd selaku guru pembimbing mata pelajaran kewirausahaan, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Sadar akan keterbatasan dan kemampuan kami, mungkin dalam penyusunan makalah ini
masih sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun
sangat kami harapkan baik dari Pak guru maupun teman-teman. Atas kritik dan sarannya
kami ucapkan terima kasih.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cermin, hampir setiap hari kita menggunakanya dari mulai untuk berias sampai
sebagai alat keamanan di sebuah kendaraan. Cermin sendiri sebenarnya terbuat dari kaca
dengan sisi belakangnya dilapisi cat logam (alumunium atau campuran raksa). Cahaya
yang datang pada kaca dipantulkan oleh cat logam pada sisi belakang cermin
tersebut. Cermin yang dibuat paling awal adalah kepingan batu mengkilap seperti
obsidian sebuah kaca vulkanik yang terbentuk secara alami. Cermin obsidian yang
ditemukan di Anatolia (kini Turki), berumur sekitar 6000 SM. Cermin batu dari amerika
tengah dan selatan berumur sekitar 2000 SM. Cermin dari tembaga yang mengkilap telah
dibuat di Mesopotamia pada 4000 SM.
Pada awal abad renaissans, orang Eropa menyempurnakan metode melapisi kaca
dengan amalgam timah-raksa. Tapi pada abad ke-16, Venesia, sebuah kota terkenal
dengan keahlian membuat kaca menjadi pusat produksi cermin dengan mempergunakan
teknik ini. Cermin kaca dari periode itu dahulu merupakan barang mewah yang amat
mahal. Yang terakhir adalah Justin Liebig menemukan cermin kaca pantul di tahun 1835.
Prosesnya melibatkan pengendapan lapisan perak metalik ke kaca melalui reduksi kimia
perak nitrat. Proses melapisi kaca dengan substansi bersifat reflektif (silvering) ini
diadaptasi untuk memproduksi cermin secara masal. Saat ini cermin sering di produksi
dengan pengendapan vakumnya alumunium (atau kadang-kadang perak) langsung ke
substrat kaca. Karena itulah, muncul banyak wirausaha yang mengembangkan bisnis
cermin salah satunya cermin engsel ini disebabkan adanya peluang bisnis melihat
kegunaan cermin yang tidak dapat terlepas dari kehidupan kita sehari-hari.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu cermin engsel?
2. Bagaimana cara membuat cermin engsel?
3. Bagaiman cara mempertahankan eksistensi usaha ditengah persaingan dalam
berwirausaha saat ini?
4. Bagaimana wirausaha tersebut mengelola usahanya?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui cara membuat cermin engsel
2. Untuk mengetahui presentase keuntungan berbisnis cermin engsel
3. Untuk mengetahui cara mempertahankan eksistensi usaha cermin engsel ditengah
persaingan dalam berwirausaha saat ini.
4. Untuk mengetahui taktik dan manajemen yang digunakan wirausaha dalam
mengembangkan usahanya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Landasan Teori
a. Kerajinan
Kerajinan adalah hal yang berkaitan dengan buatan tangan atau kegiatan yang
berkaitan dengan barang yang dihasilkan melalui keterampilan tangan (kerajinan
tangan), kerajinan yang dibuat biasanya terbuat dari berbagai bahan. Dari kerajinan
ini menghasilkan hiasan atau benda seni maupun barang pakai. Biasanya istilah ini
diterapkan untuk cara tradisional dalam membuat barang - barang.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajinan/6 Februari 2015/17.30)
Arti lain dari kerajinan adalah suatu usaha yang dilakukan secara terus menerus
dengan penuh semangat ketekunan, kecekatan, kegigihan, berdedikasi tinggi dan
berdaya maju yang luas dalam melakukan suatu karya, (Kadjim 2011 : 10).
Dari data tersebut diatas dapat dikatakan, kerajinan adalah suatu kegiatan yang
dilakukan secara terus menerus yang berkaitan dengan perbuatan tangan atau kegiatan
tangan yang menghasilkan suatu karya. Berdasarkan pengertian tersebut, kerajinan
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kerajinan yang menggunakan kayu dan
mengahasilkan kerajinan tangan.
1. Proses Manajemen
Perencanaan:
Pengorganisasian:
Pengarahan:
Pengendalian:
Manajemen Operasional:
Manajemen Pemasaran:
Manajemen Keuangan:
B. Pembahasan
a. Top Furniture Natural dan Kesuksesan Ibu Yuliana
Ibu Yuliana adalah seorang wirausaha sukses di bidang furniture. Pendidikan terakhir
Beliau adalah STM. Walaupun tidak melanjutkan pendidikannya ke Perguruan Tinggi
tidak membuat Ibu Yuliana menyerah untuk menjadi orang yang sukses. Hal itu
Beliau buktikan dengan mendirikan usaha di bidang furniture sejak 10 tahun yang
lalu. Dan saat ini Ia mampu mebuktikan bahwa ilmu yang didapatkannya di STM
mampu membawanya ke kesuksesannya saat ini .Walaupun Ibu Yuliana tidak
melanjutkan pendidikannya ke Perguruan Tinggi seperti teman-temannya, sekarang Ia
sudah mempunyai dua Top Furniture Natural yaitu di Batu Layar dan di Gunung Sari
dengan omset rata-rata sebulan Rp.1.000.000.000,00(satu milyar rupiah) dan mampu
mempekerjakan 47(empat puluh tujuh) orang karyawan dengan gaji rata-rata 5-6(lima
sampai enam) juta rupiah. Dibalik kesuksesannya tidak lepas dari dukungan suaminya
serta dua orang anaknya. Ibu Yuliana merupakan salah satu dari sekian banyak
wirausaha yang menunjukan bahwa kesuksesan yang diraih adalah tergantung dari
usaha kita untuk mendapatkannya karena sesungguhnya tidak ada hasil yang
mengkhianati proses.
b. Cermin Engsel
Cermin Engsel adalah kerajinan yang dibuat dari kayu perpaduan antara bentuk
jendela dan cermin. Berdasarkan hasil wawancara kami pada salah satu narasumber
yaitu Ibu Yuliana seorang wirausaha cermin engsel yang mempunyai workshop Top
Furniture & Natural dimana di tempatnya tersebut juga merupakan tempat pembuatan
langsung cermin engsel tersebut dan berbagai furniture.
c. Cara Membuat Cermin Engsel
1. Siapkan kayu yang akan digunakan membuat cermin engsel
2. Kayu yang telah disiapkan diukur dengan panjang 48 cm dan lebar 35 cm.
Penjualan barang dalam negeri tetap dapat berkembang pesat salah satu buktinya
yaitu dengan banyaknya pelanggan seperti Hotel,Villa, selain itu juga pelanggannya
turis-turis mancanegara, Hotel di Gili Terawangan dan pernah menerima pemesanan
dari hotel untuk 103 kamar dengan masing-masing kamar Rp.17.000.000,00.(tujuh
belas juta rupiah). Setiap hari workshop Ibu Yuliana tetap ramai. Kebanyakan
pelanggan Ibu Yuliana memesan tempat tidur, meja proker,meja tv, dan meja rias.
Dengan omset rata-rata sebulan Rp.1.000.000.000,00(satu milyar rupiah) dan mampu
mempekerjakan 47(empat puluh tujuh) orang karyawan dengan gaji rata-rata 5-6(lima
sampai enam) juta rupiah.
Ibu Yuliana tidak langsung bisa mendapatkan pelanggan begitu saja dan secepat itu
bisa berkembang. Tetapi Ia memulai usahanya dari nol. Usahanya dapat berkembang
karena beliau memegang prinsip mandiri, mementingkan kualitas dari pada kuantitas,
serta hubungan antara owner(pemilik/Ibu Yuliana) dengan pegawainya sangat baik
layaknya saudara sendiri sehingga kualitas dan hasil kerja para karyawan sangat
memuaskan. Modal utama Beliau adalah jujur dan menjadikan pelanggannya bagai
saudara. Selain itu, cara Ibu Yuliana mempertahankan eksistensi usahanya di tengah
persaingan dalam berwirausaha yaitu dengan tetap menjaga kualitasa furniturenya
dengan menggunakan bahan-bahan yang berkualitas tinggi dan karyawan yang
mempunyai ketrampilan,professional dan berpengalaman. Bahan-bahan yang
digunakan juga berkualitas tinggi dengan menggunakan kayu jati dari Bima dan
Sumbawa sebanyak 60(enam puluh) kubik perbulan. Kayu jati ini, tidak
menggunakan kayu jati dari Lombok karena kualitasnya kurang bagus dan juga tidak
banyak menggunakan paku agar barangnya tidak cepat rusak.
Selain itu, cara Ibu Yuliana menjaga eksistensi usahanya yaitu dengan tetap rendah
hati, membantu sesama contohnya dengan memberikan secara cuma-cuma serbuk
kayu untuk pengusaha tahu,kaleng-kaleng bekas cat bisa dijual oleh pegawai, itulah
rahasia Ibu Yuliana sehingga usahanya bisa tetap eksis maju sampai saat ini,serta
dengan menanamkan investasi sosial tetapi dengan niat yang ikhlas dalam hal ini
ketika ada PKL siswa-siswi STM dengan tetap member gajinya. Dan dari pengakuan
Ibu Yuli tahun ini siswa laki-laki semua yang PKL sedangkan dua tahun lalu ada laki-
laki dan perempuan.
e. Cara dan Manajemen Wirausaha Cermin Engsel Mengelola Usahanya
Dalam mengelola usahanya setiap wirausaha/perusahaan pasti memiliki manajemen
usaha. Begitupun dengan Ibu Yuliana. Agar usahanya bisa terarah dan mampu
mencapai tujuan dari usahanya tersebut, Ibu Yuli menggunakan manajemen usaha
POAC(Planning,Organizing,Actuating,Controlling).
Jadi dari hasil wawancara kami, Ibu Yuli dalam menjalankan usahanya memiliki
manajemen organizing dengan manajernya Ibu Yuli sendiri, dan tiap-tiap
divisi/bagian membawahi temannya yang lain, misalnya bagian memilih
kayu,mengukir,dll sesuai dengan kemampuan/keahlian staff/karyawan tersebut dan
mampu mengkoordinir yang lain. Sehingga dalam hal ini Ibu Yuli membawahi secara
langsung para karyawannya.
Actuating, Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila
tidak diikuti dengan pelaksanaan kerja divisi yang bertanggung jawab. Untuk itu
maka semua Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada harus dioptimalkan untuk
mencapai visi, misi dan program kerja dalam berwirausaha. Pelaksanaan kerja harus
sejalan dengan rencana kerja yang telah disusun. Setiap pelaku yang terlibat dalam
bisnis harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan peran, keahlian dan kompetensi
masing-masing SDM untuk mencapai visi, misi dan program kerja usaha yang telah
ditetapkan.
Inti dari Actuating adalah menggerakkan semua anggota kelompok untuk bekerja
agar mencapai tujuan usaha. Actuating (penggerakan) meliputi kepemimpinan dan
koordinasi. Kepemimpinan yakni gaya memimpin dari sang pemimpin dalam
mengoptimalkan seluruh potensi dan sumber daya usaha agar mengarah pada
pencapaian tujuan usaha. Sedangkan koordinasi yakni suatu aktivitas membawa
orang-orang yang terlibat usaha ke dalam suasana kerjasama yang harmonis.
Selain Planning dan Organizing, Ibu Yuli juga melakukan apa yang disebut dengan
Actuating yaitu menggerakan. Setelah membagi staff/karyawan sesuai dengan
divisinya dimana masing-masing divisi dipimpin oleh seseorang yang memimpin
temannya yang lain, Ibu Yulia sebagai owner tidak membiarkan begitu saja tetapi
Beliau terus menggerakan para karyawannya agar dapat terus bekerja secara optimal
sehingga menghasilkan barang yang berkualitas bagus.
Jadi Ibu Yuli dari hasil wawancara kami sangat menjaga hubungannya dengan
karyawannya dan menganggap sebagai saudara sendiri, tetap memberi semangat pada
karyawannya agar dapat meningkatkan kualitas barang yang dibuat,sehingga mudah
menggerakan karyawannya dan mampu menghasilkan barang berkualitas bagus.
Controlling, Pengendalian atau pengawasan adalah proses memastikan
pelaksanaan agar sesuai dengan rencana. Ibu Yulia selaku pemilik/owner melakukan
pengawasan langsung di tempat karyawannya artinya beliau sendiri yang turun
langsung memantau pekerjaan para karyawan sehingga dapat memastikan bahwa
barang yang dihasilkan sesuai dengan target dan harapan sebelumnya yang telah
direncanakan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Cermin Engsel merupakan kerajinan yang dibuat dari kayu perpaduan antara bentuk
jendela dan cermin.Cermin engsel merupakan usaha yang di sedang dijalani oleh
narasumber kami Ibu Yuliana. Beliau memulai usahanya ini sejak sepuluh tahun yang
lalu dengan pelanggan dari dalam negeri sampai keluar negeri.
2. Cara membuat cermin engsel yaitu dengan menggunakan langkah-langkah yang telah
dijelaskan pada bagian pembahasan yakni cara pembuatan. Tentunya, cara membuat
cermin engsel harus menggunakan bahan yang berkualitas baik salah satunya
menggunakan kayu yang berkualitastinggi sebagaimana yang digunakan oleh Ibu
Yuliana yakni menggunakan kayu jati dari Sumbawa, serta pembuatannya harus
dilakukan secara hati-hati untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan yang
dapat mengganggu proses pembuatan dan oleh karyawan yang mempunyai
ketrampilan, professional serta beerpengalaman.
3. Cara Ibu Yuliana mempertahankan eksistensi usaha di tengah persaingan dalam
berwirausaha saat ini, yaitu dengan tetap menjaga furniture yang dihasilkan
berkualitas baik dengan bahan-bahan yang digunakan berkualitas tinggi. Oleh karena
itu Top Furniture & Naturan (nama usaha Ibu Yuli) mempunyai banyak pelanggan
dengan omset perbulan rata-rata Rp.1000.000.000,00 (satu milyar rupiah).Dan
mempekerjakan 47(empat puluh tujuh) orang karyawan dengan gaji rata-rata 5-6(lima
sampai enam) juta rupiah. Selain itu juga, Ibu Yuliana menggunakan manajemen
usaha POAC(Planning, Organzing, Actuating, Controlling) serta tetap rendah hati,
melayani pelanggan dengan sangat baik, dan tetap menjaga hubungan baik dengan
karyawannya salah satunya Ibu Yuliana memperlakukan karyawannya sebagaimana
saudaranya sendiri.
4. Kesuksesan wirausaha yang Ibu Yuli tidak terlepas dari kerja kerasnya dan
manajemen usaha yang Ia gunakan sangat baik sehingga usahanya berjalan sesuai
dengan rencana awal artinya mampu mencapai tujuan perusahaannya. Ibu Yuliana
mengelola usahanya dengan menerapkan manajemen dalam berwirausaha
diantaranya manajemen sumber daya manusia,manajemen operasional, manajemen
pemasaran dan manajemen keuangan.
B. Saran
Untuk menjadi seorang wirausaha yang sukses seperti Ibu Yuliana, hendaknya seorang
wirausaha menguasai manajemen usaha yang terdiri dari POAC, yakni
planning,organizing,actuating,controlling. Selain itu wirausaha juga harus mandiri,
jujur,serta mampu bersahabat menjadikan pelanggan dan para karyawan bagai saudara
sendiri sehingga pelanggan merasa nyaman, begitupun dengan karyaman merasa senang
bekerja sama dengan kita sehingga barang yang dihasilkan mampu memenuhi target dan
keinginan yakni barang furniture yang berkualitas baik.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous.macam-macam manajemen.http://matakristal.com/macam-macam-manajemen.Akses
7 Februari 2015/20.30
A. Lampiran I
B. Lampiran 2
Hasil Wawancara
Mbele : Selamat sore bu, kami dari SMAN 1 Mataram. Kami ada tugas
Kewirausahaan tentang kerajinan kayu dalam bentuk cermin
engsel. Boleh kami Tanya-tanya nih kepada ibu selaku pemilik
mebel TOP ini?
Retno : Kalau boleh tau, disini ibu membuat kerajinan cermin engsel?
Narasumber : Iya, kami membuatnya. Tapi biasanya itu sesuai orderan, karna
sekarang tidak ada orderan, jadi ya kami belum membuatnya
Narasumber : Tentu saja, kalau adik adik ingin melihat cara pembuatannya
kami bisa buatkan mulai besok
Narasumber : Kalau yang seperti ini bisa sampai 1jutaan. Tapi kalau buat adik
adik dari Smansa ini saya kasi gratis deh hehe
Aca : Kalau boleh tau, biasanya cermin engsel ini untuk apa ya bu?
Aca : Berarti biasanya yang memesan cermin engsel ini dari pihak
hotel?
Narasumber : Iya biasanya begitu, selain hotel ada juga beberapa villa kelas
atas. Biasanya villa-villa di Gili Trawangan memesan kaca engsel
ini untuk cermin di setiap kamarnya.
Narasumber : Kalau kasarnya sih pastinya butuh kayu, engsel, dan cermin.
Dan kami tidak menggunakan paku, sebagai gantinya kami
memakai bambu dan membentuknya seperti paku.
Narasumber : Dulu kami pernah menggunakannya, tapi kayu jati disini dalam
jangka waktu lama akan kimat atau bengkok. Karena kayu jati
lebih cocok hidup ditempat kering, Lombok kan subur tanahnya.
Jadi kayu jati dari Bima dan Sumbawa lebih bagus dan
berkualitas
Aca : Dalam sebulan bisa sampai berapa volume kayu yang ibu
butuhkan?
Narasumber : Iya, kami hanya menggunakan kayu jati sebagai bahan baku
Narasumber : Kalau hanya daerah Lombok, itu bebas biaya ongkos kirim
karena harga barang sudah termasuk ongkos kirimnya. Kalau yang
diluar mereka yang menanggung
Mbele : Ohya ngomong-ngomong soal usaha ibu ini boleh berbagi cerita
sedikit?
Narasumber : Usaha furniture dan mebel ini sudah saya tekuni selama sekitar
10 tahun, semua saya mulai dari 0, tidak ujuk-ujuk bisa sebesar ini
langsung. Sekarang, kalau yang furniture Alhamdulillah ada dua
cabang. Disini, di Batulayar workshop-nya dan di Gunung Sari
showroomnya. Prinsip saya dalam berbisnis: 1. Jujur, dan
2.Pelanggan dan Pekerja bagaikan Saudara. Dan prinsip Hidup
saya Mandiri. Alhamdulillah kini bisnis saya juga mulai
berkembang, saya juga ada usaha warung Bakso kecil-kecilan dan
usaha usaha lainnya.
Narasumber : Hendaknya kita selalu ramah kepada pelanggan dan juga on time
masalah barangnya. Misalnya kita janji akan jadi dalam waktu 2
minggu. Sebaiknya sudah jadi dalam waktu kurang dari 2 minggu,
yaa setidaknya pas 2 minggu. Apalagi pelanggan saya banyak
orang asing yang kadang banyak bertanya dan kritisi, kita harus
sabar menghadapi hal tersebut. Masalah pekerja, saya sudah seperti
keluarga dengan pekerja pekerja disini, meskipun kita seorang
atasan harus tetap berperilaku baik dan sopan kepada pekerja. Dan
juga sering berbagi, berbagi itu Indah.
Mbele : Ohya bu, tadi saya lihat banyak serbuk kayu sisa pembuatan
furniture. Apakah itu dijual apa bagaimana?
Narasumber : Saya lulusan STM jurusan tekhnik bangunan, yaa saya ingin
meneruskan apa yang saya pelajari hehehe. Disini juga sering
datang para PKL dari STM
Narasumber : Samasama, intinya kalau jadi pengusaha juga jangan lupa sama
kewajiban zakat dan berbagi. Apalah arti kita bisa menghasilkan
uang banyak namun tidak bisa berbagi. Dan juga ingan investasi
sosial, selalu berlaku baik kepada setiap orang.