Anda di halaman 1dari 5

Sari Pediatri, Vol.

Sari 7, No. Vol.


Pediatri, 4, Maret 2006:
7, No. 232 -2006
4, Maret 236

Hernia Bochdalek
IGN Sanjaya Putra*, Abdul Hamid**, IN Semadi***

Hernia diafragmatika adalah masuknya organ-organ abdomen melalui defek (lubang) pada
diafragma ke dalam rongga toraks. Secara umum terdapat tiga tipe dasar hernia
diafragmatika yaitu hernia Bochdalek (melalui defek posterolateral), hernia Morgagni
(melalui defek anterio retrosternal) dan hiatus hernia. Diagnosis ditegakkan berdasarkan
anamnesis, gejala klinik, pemeriksaan radiologik, dan laboratorium. Insiden pasti hernia
diafragma sulit diperkirakan karena separuhnya meninggal dalam kandungan atau
meninggal saat neonatus belum dibawa ke pusat rujukan atau sebelum diagnosis ditegakkan.
Insiden hernia Bochdalek dilaporkan 1 : 2000-4000 kelahiran hidup dengan perbandingan
jenis kelamin laki-laki : perempuan adalah 1,5 : 1. Hernia Bochdalek memberikan gejala
kardiopulmonal yang berat, seperti sesak nafas segera setelah lahir dengan mortalitas yang
tinggi, 40-50% sebelum pemakaian dan 30 %, setelah pemakaian Extracorporeal Membrane
Oxygenation (ECMO). Pembedahan dilaksanakan setelah kondisi bayi stabil.

Kata Kunci: hernia Bochdaleck, sesak napas, ECMO

H
ernia diafragmatika adalah masuknya organ- melalui pelebaran hiatus esofagus. Hernia Bochdalek
organ abdomen melalui defek pada terjadi karena kegagalan penutupan membran
diafragma ke dalam rongga dada. Penyebab pleuroperitoneal kiri, sedangkan hernia Morgagni
hernia diafragmatika yang sering dijumpai adalah timbul karena kegagalan bersatunya otot rusuk dan
kelainan diafragma yang bersifat bawaan walaupun sternal.1,2 Hernia diafragmatika kongentinal yang
masih ditemui kelainan yang didapat1 paling sering ditemui adalah hernia Bochdalek dengan
Secara umum terdapat tiga tipe dasar hernia insiden 1 dari 2000-4000 kelahiran hidup.
diafragmatika kongenital yaitu hernia Bochdalek Diagnosis hernia Bochdalek dapat ditegakkan saat
(posterolateral), hernia Morgagni (retrosternal atau antenatal dan perinatal berdasarkan anamnesis adanya
anterior), dan hiatus hernia yaitu masuknya esofagus polihidramnion, diagnosis fisik adanya tanda distres
abdominal dan cardia gaster ke dalam rongga dada nafas dan terdengarnya bising usus di rongga dada serta
bergesernya suara jantung ke kanan, secara laboratoris
adanya gangguan pertukaran udara pada dengan
Alamat korespondensi:
Dr. IGN Sanjaya Putra*
pemeriksaan radiologis dada (perinatal) dan USG
PPDS IKA FKUNUD-RS Sanglah, Bagian Ilmu Kesehatan Anak. (antenatal), serta pemeriksaan penunjang lainnya.3 Tata
Jl P Nias Denpasar Bali laksana yang dilakukan meliputi terapi medika-
Tel 0361-244038, Fax. 0361- 257387. menmtosa, suportif, dan koreksi pembedahan untuk
Prof. Dr. Abdul Hamid Sp.A(K)**, Subbagian Neonatologi Bagian Ilmu
mengembalikan organ abdomen yang terdapat di dalam
Kesehatan Anak, FKUNUD-RS Sanglah, Denpasar Bali dan Dr. I N rongga dada ke abdomen.2,4,5 Saat ini diagnosis dan
Semadi Sp.BTKV***, Subbagian Bedah Thorax, FKUNUD-RS Sanglah, terapi hernia Bochdalek dapat dikerjakan saat antenatal.
Denpasar Bali. Diagnosis antenatal yang dapat dikerjakan adalah USG,

232
Sari Pediatri, Vol. 7, No. 4, Maret 2006

sedangkan terapi antenatal yang dapat dilakukan adalah Etiologi


dengan obat-obatan dan pembedahan (fetal surgery).
Secara umum prognosis penderita tergantung pada Belum diketahui secara pasti, dan tidak ada satupun
komplikasi hernia dan fasilitas yang tersedia. mutasi gen yang bertanggung jawab terhadap terjadinya
kelainan ini.2 Hernia diafragmatika kongenital familial
sangat jarang dijumpai dan diduga melibatkan banyak
Definisi faktor atau suatu pola autosomal resesif.2 Skarsgard dan
Harrison7 mengemukakan suatu studi populasi yang
Hernia Bochdalek dikenal juga sebagai hernia menunjukkan 30% dari janin dengan hernia diafrag-
diafragmatika posterolateral, yaitu herniasi intestinal matika meninggal sebelum lahir dan terkait dengan
dan kadang-kadang lien dan hepar melalui defek di kelainan kromosom atau kongenital lain yang letal.
daerah posterolateral dari diafragma.1,2

Diagnosis Hernia Bochdalek


Patofisiologi
Diagnosis hernia Bochdalek dapat ditegakkan saat
Pada usia kehamilan 2 bulan tidak ada penekanan antenatal dan perinatal berdasarkan
terhadap diagfragma yang sedang berkembang baik dari
rongga dada maupun dari rongga abdomen. Di dalam Anamnesis: terdapat polihidramnion 80% kasus
rongga dada, paru belum berkembang, sedangkan di hernia Bochdalek disertai dengan polihidramnion.7
dalam rongga abdomen usus mengambil tempat di luar
abdomen yaitu di umbilikus. Tekanan mekanik pertama Manifestasi klinis: distres pernapasan (Apgar score rendah)
yang diterima oleh diafragma adalah saat usus kembali merupakan manifestasi klinis hernia diafragmatika yang
dari umbilikus ke intra abdomen pada minggu ke10. dapat terjadi segera setelah lahir atau timbul 24- 48 jam
Saat itu bagian-bagian diafragma telah menempati setelah periode stabil. Manifestasi awal meliputi takipneu,
tempat yang normal untuk menerima penekanan grunting, retraksi dinding dada, pucat, sianosis dan tanda
sebagai konsekuensi dari perkembangan organorgan. klinis shunting dan persistent fetal circulation.5
Hernia dapat timbul dari gagalnya pertumbuhan Pada pemeriksaan fisik didapat abdomen yang
diafragma yang normal atau timbul dari daerah yang scaphoid, barrel chest, distress nafas/ sianosis dan
memang rawan terhadap penekanan yaitu foramen pulsasi apeks jantung ke arah kontralateral. Keempat
Bochdalek, foramen Morgagni, dan hiatus esofagus.6 kelainan ini (tetrad) merupakan salah satu kriteria
Gangguan pembentukan diafragma ini dapat penting untuk penentuan diagnosis.5 Peristaltik pada
berupa kegagalan pembentukan sebagian diafragma, sisi toraks yang terkena, tidak selalu terdengar pada
gangguan fusi antar unsur-unsur pleuroperitonei atau auskultasi.3 Keadaan klinis yang dominan menurut
gangguan pembentukan otot, yang dapat me- Johnson dan Steinberg3 adalah terganggunya fungsi
nyebabkan diafragma menjadi tipis dan meng- pernapasan akibat desakan abdomen terhadap paru,
akibatkan terjadi eventrasi,5 sedangkan pelebaran hipoplasia paru, dan hipertensi pulmonal yang
tentang hiatus esofagus dan lemahnya ligamentum akhirnya dapat menimbulkan gagal napas akut.
phrenoesophageal tidak diketahui secara jelas.3
Laboratorium

Insiden Analisis gas darah, untuk menentukan adanya asidosis


respiratorik akibat distress nafas, analisis gas darah dapat
Insiden hernia Bochdalek berkisar 1 dari 2000 4000 sebagai indikator sederhana untuk menilai derajat
kelahiran hidup dengan perbandingan jenis kelamin hipoplasia paru dan dapat diduga adanya hipoplasia
laki-laki : perempuan 1,5 : 1, merupakan 8% dari paru yang berat bila PCO2 diatas 50 torr.7 Pemeriksaan
seluruh anomali kongenital mayor, serta terbanyak kromosom, untuk membantu menemukan adanya
timbul di daerah sebelah kiri. Risiko timbulnya hernia kelainan kongenital lain sehingga dapat diperkirakan
Bochdalek pada kelahiran berikutnya sekitar 2%. 2 penyulit yang mungkin terjadi. Kadar elektrolit serum,

233
Sari Pediatri, Vol. 7, No. 4, Maret 2006

sebaiknya diperiksa dan dimonitor untuk mem- bervariasi seperti trisomi 13, trisomi 18, dan tetrasomi
pertahankan homeostasis.2,3 12p mosaik. Hernia Bochdalek juga dapat ber-
hubungan dengan kelainan non kromosomal seperti
,,
de Lange syndrome.,,2
Pemeriksaan radiologis

Pada foto dada ditemukan gambaran udara intestinal Diagnosis Banding


dalam rongga dada. Pemasangan pipa orogastric dapat
membantu menentukan posisi lambung (intra Sebagai diagnosis banding adalah pneumatokel akibat
abdominal atau intra thorakal). Pada hernia Bochdalek stafilokokus, malformasi kista adenomatoid paru,
kiri dapat ditemukan adanya gambaran udara atau eventrasi dan paralisis diafragma, yang juga dapat
cairan usus pada hemitorak kiri dan pergeseran bayangan menimbulkan kesukaran bernapas. Untuk mem-
jantung ke kanan. Pemeriksaan radiologis dada juga bedakan satu dengan yang lain harus dilakukan
dapat menentukan ada tidaknya pneumothorax. 2,3,7 pemeriksaan foto dada dan fluoroskopi.9
Pada pneumomatokel dan malformasi kista
Ultrasonografi (USG), pemeriksaan USG jantung untuk adenomatoid, gambaran foto dada tidak menunjukkan
mengetahui adanya kelainan jantung bawaan. USG ginjal adanya rongga dada berisi usus atau organ-organ viscera
diperlukan untuk menentukan ada tidaknya kelainan lain (biasanya 80% pada sisi kiri) yang bayangannya
saluran urogenital.2 USG kepala diperlukan untuk bersambung dengan bayangan usus dan organ visera
evaluasi adanya perdarahan intraventrikular, infark, atau dalam rongga perut. Pada foto abdomen tidak ditemui
kelainan intrakranikal yang lain. Sedangkan USG adanya marked excess of gas di bawah diafragma. Untuk
antenatal (in utero) dapat mendeteksi adanya polihi- memastikannya perlu dilakukan pemeriksaan foto dada
dramnion (80% kasus hernia Bochdalek disertai dengan dengan pemasangan NGT sebagai petunjuk adanya
polihidramnion), tidak terdapat gambaran udara dalam lambung di dalam rongga dada.5
lambung di rongga abdomen, terdapat gambaran udara Eventrasi diafragma merupakan duplikasi hernia
lambung dalam rongga dada, pergeseran mediastinum diafragmatika bawaan sehingga bila hanya berdasarkan
dan proyeksi jantung, dan walaupun jarang mungkin pemeriksaan fisik dan foto dada saja keduanya sering
terdapat gambaran hydrops fetalis.3,7 sukar dibedakan. Pemeriksaan foto dada hanya
menunjukkan peninggian diafragma sedangkan pada
Pemasangan pulse oximetry, sangat membantu dalam pemeriksaan fluoroskopi mula-mula terlihat gerakan
diagnosis dan tata laksana hipertensi pulmonal persisten diafragma berkurang dan akhirnya menunjukkan
yang timbul akibat adanya hipoplasia pulmonal. Pulse gerakan paradoksal.10 Paralisis diafragma oleh karena
oximetry dipasang pada preductal (tangan kanan) dan trauma maupun bawaan, baik yang bersifat sementara
postductal (kaki sisi berlawanan) untuk menentukan atau menetap, pada pemeriksaan foto toraks terlihat
adanya shunt kanan ke kiri pada ductus arteriosus.2,3 letak diafragma yang makin lama makin meninggi,
sedangkan bila dilakukan pemeriksaan fluoroskopi
Ekokardiografi, Suda 13 meneliti pemakaian eko- terlihat pergerakan diafragma berkurang yang pada
kardiografi pada bayi baru lahir dengan hernia akhirnya menunjukkan gambaran paradoksal.9
Bochdalek dan mengemukakan bahwa terdapat
korelasi terbalik antara hubungan arteria pulmonalis
kiri dengan derajat hipoplasia paru. Tata laksana Hernia Bochdalek

Konseling prenatal dilakukan segera setelah diagnosis


8. Karyotyping dibuat berdasarkan USG. Setelah melalui berbagai
pemeriksaan tersebut, tim medis harus menjelaskan
Karyotyping tidak selalu membawa hasil yang segala kemungkinan pilihan tata laksana kepada orang
menunjukkan kelainan kromosom. Steinhorn dan tua seperti terminasi kehamilan, meneruskan kehamilan
Hollands mengemukakan bahwa 4% dari bayi yang dan melahirkan bayi tersebut di pusat pelayanan medis
hernia Bochdalek memiliki kelainan kromosom yang yang memadai termasuk prognosis dari kasus ini.10

234
Sari Pediatri, Vol. 7, No. 4, Maret 2006

Tata laksana hernia Bochdalek yang optimal harus pembedahan untuk mencegah gagal napas dan
memperhatikan berbagai hal yang terkait dengan hipoksia berat. ECMO meningkatkan keber-
kelainan bawaan ini. hasilan hidup bayi dengan hernia diafragmatika
sebesar 42% pada era awal, menjadi sebesar 79%
1. Proses persalinan dan unit perawatan intensif pada era sekarang ini. Waktu yang tepat untuk
neonatus memberikan ECMO masih kotroversial.11
Bayi harus dilahirkan di pusat kesehatan yang
memiliki sarana bedah anak dan perinatologi yang 5. Pemberian surfaktan
memadai.7 Secara umum sarana yang diperlukan Gagal nafas pada bayi dengan hernia diafragmatika
adalah intubasi endotrakeal dan pemakaian dapat berhubungan dengan perkembangan paru
ventilator mekanik yang disesuaikan dengan yang abnormal dan defisiensi surfaktan. Studi
derajat keparahan herniasi organ abdomen, postmortem menunjukkan adanya penurunan
(hindari pemakaian ventilasi dengan manual bag ekskresi surfaktan apoprotein A (SP-A) yang lebih
karena lambung dan organ intestinal akan distensi berat pada sisi dengan hernia diafragmatika
oleh udara yang berakibat semakin tertekannya dibandingkan dengan sisi yang lain. Hal ini
paru dan organ-organ intratorakal), pemasangan menunjukan adanya penundaan pematangan
pipa nasogastrik untuk dekompresi, menghindari fungsional atau perkembangan dan sintesis SP-A.
pemakaian tekanan inspirasi yang tinggi.2 Analisis cairan amnion mendukung kenyataan
tersebut. Surfaktan sebaiknya diberikan segera saat
2. Stabilisasi preoperatif bayi menarik nafasnya untuk pertama kali.
Pada hernia diafragmatika terdapat paru yang
hipoplastik, tidak atelektasis vaskularisasi arteriolar 6. Terapi antenatal
yang abnormal dan hipertensi pulmonal sehingga Pemberian glukokortikoid antenatal untuk
dipertimbangkan pembedahan ditunda atau memperbaiki maturitas paru dan meningkatkan
dipersiapkan dahulu. 11 Umur rata-rata untuk oksigenasi serta kemampuan paru.11
melakukan pembedahan adalah sekitar 72 jam.7
7. Terapi pembedahan perinatal
3. Ventilasi mekanik konvensional Davis dkk.10 mengungkapkan bahwa pembedahan
Pemberian ventilasi mekanik harus memper- yang dipersiapkan lebih dahulu diikuti dengan
timbangkan faktor-faktor yang diketahui mening- terapi ECMO memberikan hasil yang lebih baik.
katkan resistensi vaskuler pulmonal (hipoksia, Waktu yang tepat untuk melakukan pembedahan
asidosis, hipotensi dan hiperkarbia). Ventilasi belum diketahui dengan pasti, beberapa ahli
dengan inspirasi bertekanan rendah dipilih karena menganjurkan pembedahan dapat dilakukan 24
menurunkan kemungkinan terjadinya pneumo- jam setelah bayi stabil, tetapi penundaan sampai
thorax kontralateral yang dapat meningkatkan 7-10 hari dapat juga ditoleransi. Banyak ahli bedah
ketidakstabilan sistem kardiorespirasi dan lebih menyukai operasi dikerjakan saat eko-
dekompensasi.11 Jika dengan ventilasi mekanik kardiografi menunjukkan tekanan arteri pulmo-
konvensional ini gagal maka dipakai strategi nalis stabil dalam 24-48 jam.2 Drainase dengan
ventilasi yang lain yaitu high-frequency oscillatory chest tube diperlukan bila terdapat tension
ventilation (HFOV), gentle ventilation dan pneumothorax. 2 Prinsip pembedahan adalah
intratracheal pulmonary ventilation (ITPV). Selain mengembalikan organ abdomen pada tempatnya.
strategi ventilasi juga dibutuhkan terapi pen-
dukung untuk menunjang keberhasilan pem- 8. Transplantasi paru
bedahan dan memperbaiki prognosis. Transplantasi paru adalah salah satu teknik
pembedahan dalam upaya mengurangi efek buruk
4. Extracorporeal Membrane Oxygenation (ECMO) distres pernapasan pada bayi dengan hernia
Alat ECMO adalah perlengkapan paru buatan Bochdalek akibat hipoplasia paru berat yang gagal
yang digunakan untuk mengembangkan sisa dengan terapi suportif pernapasan, namun pengobtan
jaringan paru agar oksigenasi tetap adekuat selama ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut.13

235
Sari Pediatri, Vol. 7, No. 4, Maret 2006

9. Perawatan pasca bedah 2. Steinhorn RH, Hollands CM. Congenital diaphrag-


Perawatan pasca bedah meliputi perawatan jangka matic hernia. Diperoleh dari:http://www.emedicine.com/
pendek (segera setelah pembedahan) dan pe- ped/topic 2603.htm.
rawatan jangka panjang.2 3. Johsons JM, Steinberg SR. Diaphragmatic hernia, con-
genital. Diperoleh dari: http://www.emedicine. com/med/
Perawatan jangka pendek: Perawatan pasca bedah topic2979.htm.
jangka pendek meliputi deteksi dan tata laksana 4. Graeber GM, Miller JI, Davtyan J. Congenital hernias.
komplikasi yang dapat terjadi setelah pembedahan. Dalam: Pearson FG, Deslauriers J, Hiebert CA, Ginsberg
Komplikasi yang mungkin timbul dapat berupa R J, Mc Kneally MF, Urschel HC, penyunting. Tho-
perdarahan, distres pernapasan, hipotermia, produksi racic surgery. Edisi pertama. New York: Churchill
urin yang menurun, infeksi dan obstruksi usus. 14 Livingstone, 1995. h. 1313-9.
Pengawasan yang dilakukan saat pasien masih dirawat 5. Arensman RM, Bambini DA. Congenital diafragmatic
di rumah sakit meliputi monitoring pernapasan, hernia and eventration. Dalam: Ashcraff K W,
evaluasi neurologis, dan masalah pemberian makanan. penyunting. Pediatric Surgery. Edisi ketiga. Philadelphia:
Perawatan jangka panjang: Perawatan pasca bedah W.B. Saunders company, 2000. h. 300-13.
jangka panjang meliputi pemantauan tumbuh kembang 6. Nobuhara KK, Wilson JM. Pathophysiology of congeni-
pasien. Pertumbuhan kasus dipantau karena risiko tal diaphragmatic hernia. Seminar Pediatr Surg 1996;
terjadi gagal tumbuh besar akibat adanya penurunan 5:234-42.
asupan kalori sebagai akibat penyakit paru kronis, 7. Skarsgard ED and Harrison MR. Congenital diaphrag-
gastroesophageal refluk dan feeding yang buruk terutama matic hernia. A historical review. Clin Perinatol 1996;
pada pasien dengan defek neurologis yang berat.14 23: 625-53.
8. VanderWall KJ, Kohl T, Adzick NS. Fetal diaphragmatic
hernia: echocardiography and clinical outcome. Ped Surg
Prognosis J. 1997; 32:223-5.
9. Salzberg AM, Krummel TM. Congenital malformations
Losty15 mengungkapkan mortalitas hernia diafragmatika of the lower respiratory tract. Dalam: Chemick V, Kendig
sebesar 40-50%. Steinhorn dan Holland 2 meng- E, penyunting. Disorders of the respiratory tract in chil-
ungkapkan prognosis bervariasi tergantung pada institusi dren. Philadelphia: W.B. Saunders company, 1996. h.
tempat pasien dirawat; apabila fasilitas memadai termasuk 227-36.
perawatan dengan ECMO tersedia, maka angka 10. Davis CF, Sabharwal AJ. Annotation: Management of
keberhasilan hidup berkisar antara 40-69%. Hal- hal yang congenital diaphragmatic hernia. Arch Dis Chil Fetal
mungkin timbul dan dapat mempersulit kondisi pasien Neonatal 1998; 79:F1-F3.
yang bertahan hidup dengan morbiditas jangka panjang 11. Meurs KV, Short BL. Congenital diaphragmatic hernia.
meliputi kelainan fungsi paru dan penyakit paru kronis, Neonatologist,s Perspective. Neo Reviews 1999; e79-e87.
gastroesophageal reflux, rehernia, volvulus, scoliosis, hearing 12. Carlidge PHT, Mann NP, Kapila L. Preoperative stabi-
loss dan gangguan perkembangan.10 lization in congenital diaphragmatic hernia. Arch Dis
Child. 1986; 61:1225-8.
13. Suda K, Bigras JL, Bohn D, Homberger LK, McCrindle
Daftar Pustaka BW. Echocardiographic predictors of outcome in new-
born with congenital diaphragmatic hernia. Pediatr
1. Shanding B. Diaphragmatic hernia. Dalam: Behrman 2000; 105:1106-9.
RE, Kliegman RM, Nelson WE, Vaughan VC, 14. Halamek LP and El-Sayed YY. Congenital Diaphrag-
penyunting. Nelson Textbook of Pediatrics. Edisi matic Hernia: Perinatologist,s Perspective. Neo Reviews.
keempat belas. Philadelphia: W.B. Saunders company, 1999: e67-e70.
2000. h. 1032-3. 15. Losty PD. Pediatric Surgery. Br Med J 1999; 318: 1666-72.

236

Anda mungkin juga menyukai