Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

PEMBUATAN BIOETENOL DARI SARI BUAH PISANG DENGAN


PROSES FERMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN RAGI
SACCAROMYCES CEREVICEAE

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Disusun oleh
Ari Nugraeni
(14-2014-082)

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI


JURUSAN TEKNIK KIMIA
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
BANDUNG
2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Etanol adalah senyawa yang mudah menguap, berbau pekat. Pada kehidupan
sehari-hari penggunaan etanol sangat banyak penggunaan. Etanol dapat digunakan
pada industri kedokteran, obat-obatan, parfum dan lain sebagainya. Pembuatan
etanol dapat dibuat dengan proses sintetis dan tradisional. Etanol yang dibuat
dengan proses sintetis, dengan cara menambahkan suatu katalis pada bahan
bakunya. Sedangkan etanol yang dibuat dengan proses tradisional, dengan cara
fermentasi.
Fermentasi adalah proses penguraian senyawa yang kompleks menjadi lebih
sederhana. Fermentasi dapat dilakukan dengan bantuan ragi. Ragi yang biasanya
digunakan pada proses ini adalah saccaromyces cereviceae.
Oleh karena itu pengaruh pembuatan etanol proses fermentasi dengan
menggunakan ragi saccaromyces cereviceae perlu diperhatikan karena dapet
memberi dampak baik bagi kehidupan sehari-hari.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa yang dimaksud fermentasi ?
1.2.2 Apa saja keuntungan pembuatan bioetanol dengan cara proses fermentasi ?
1.2.3 Apa kegunaan bioetanol ?

1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui pengertian fermentasi.
1.3.2 Mengetahui keuntungan pembuatan etanol dengan cara proses fermentasi.
1.3.3 Mengetahui kegunaan bioetanol.

1.4 Manfaat
1.4.1 Agar pembaca mengetahui proses fermentasi.
1.4.2 Agar pembaca dapat memanfaatkan sari buah pisang yang melimpah untuk
dibuat menjadi bioetanol.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Fermentasi


Fermentasi adalah proses terjadinya penguraian senyawa-senyawa organik untuk
menghasilkan energi serta terjadi pengubahan substrat menjadi produk baru oleh
mikroba (Madigan, 2011). Fermentasi berasal dari bahasa latin ferfere yang artinya
mendidihkan.
Fermentasi merupakan pengolahan subtrat menggunakan peranan mikroba (jasad
renik) sehingga dihasilkan produk yang dikehendaki (Muhiddin, 2001). Produk
fermentasi berupa biomassa sel, enzim, metabolit primer maupun sekunder atau
produk transformasi (biokonversi).
Fermentasi merupakan proses mikrobiologi yang dikendalikan oleh manusia untuk
memperoleh produk yang berguna, dimana terjadi pemecahan karbohidrat dan asam
amino secara anaerob. Peruraian dari kompleks menjadi sederhana dengan bantuan
mikroorganisme sehingga menghasilkan energi. (Perry, 1999)
Proses fermentasi memanfaatkan aktivitas suatu mikroba tertentu atau campuran
beberapa spesies mikroba. Mikroba yang banyak digunakan dalam proses fermentasi
antara lain khamir, kapang dan bakteri. Teknologi fermentasi merupakan salah satu
upaya manusia dalam memanfaatkan bahan-bahan yang berharga relatif murah bahkan
kurang berharga menjadi produk yang bernilai ekonomi tinggi dan berguna bagi
kesejahteraan hidup manusia.
Fermentasi menurut prosesnya dibagi menjadi dua macam :
2.1.1 Fermentasi secara Aerob
2.1.1.1 Metoda lambat (Slow Methods)
2.1.1.1.1 Biasanya untuk bahan baku berupa buah-buahan
2.1.1.1.2 Etanol tidak banyak bergerak atau mengalir karena proses
dilakukan pada suatu tangki batch
2.1.1.1.3 Memasukan jus buah, yeast, dan bakteri vinegar ke dalam tangki
2.1.1.1.4 Sebagian jus buah terfermentasi menjadi etanol (11-13 % alkohol)
setelah beberapa hari
2.1.1.1.5 Fermentasi etanol menjadi asam asetat terjadi pada permukaan
tangki
2.1.1.1.6 Bakteri vinegar di permukaan larutan yang membentuk lapisan
agar-agar tipis mengubah etanol menjadi asam asetat atau
vinegar (asetifikasi)
2.1.1.1.7 Proses ini memerlukan temperatur 21- 29 oC
2.1.1.1.8 Jatuhnya lapisan tipis agar-agar dari bakteri vinegar akan
memperlambat asetifikasi. Permasalahan ini bisa dicegah dengan
memasang lapisan yang dapat mengapungkan lapisan tipis agar-
agar dari bakteri vinegar
2.1.1.1.9 Kelebihan Metoda lambat (Slow Methods) adalah proses sangat
sederhana
2.1.1.1.10 Kekuranagan Metoda lambat (Slow Methods) adalah proses
relative lama berminggu-minggu atau berbulan-bulan, jatuhnya
lapisan tipis agar-agar dari bakteri vinegar akan memperlambat
asetifikasi
2.1.1.2 Metoda cepat (Quick Methods) atau German process
2.1.1.2.1 Biasanya untuk bahan baku berupa etanol cair
2.1.1.2.2 Bahan baku untuk basis 1 ton asam asetat(100%) :
2.1.1.2.2.1 Alkohol(95 %) sebanyak 1.950 lb
2.1.1.2.2.2 Sedikit nutrisi
2.1.1.2.2.3 Udara sebanyak 11.000 lb
2.1.1.3 Etanol mengalami perpindahan selama proses
2.1.1.4 Proses fermentasi terjadi di dalam tangki pembentukan (Frings
generator) yang terbuat dari kayu atau besi.
2.1.1.5 Kelebihan Metoda cepat (Quick Methods) atau German process :
2.1.1.5.1 Biaya proses rendah, relatif sederhana dan kemudahan
dalam mengontrol
2.1.1.5.2 Konsentrasi produk asam asetat besar
2.1.1.5.3 Tangki proses membutuhkan sedikit tempat peletakannya
2.1.1.5.4 Penguapan sedikit
2.1.1.6 Kekurangan Metoda cepat (Quick Methods) atau German process :
2.1.1.6.1 Waktu tinggal terlalu lama bila dibandingkan Metoda Perendaman
(Submerged Method)
2.1.1.6.2 Pembersihan tangki cukup sulit
Gambar 2. Frings Generator

2.1.1.3 Metoda Perendaman (Submerged Method)


2.1.1.1 Umpan yang mengandung 8-12 % etanol diinokulasi dengan
Acetobacter acetigenum
2.1.1.2 Temperatur proses dipertahankan pada rentang suhu 24-29 oC
2.1.1.3 Bakteri tumbuh di dalam suspensi antara gelembung udara dan
cairan yang difermentasi
2.1.1.4 Umpan di masukan melewati bagian atas tangki
2.1.1.5 Udara didistribusikan dalam cairan yang difermentasi sehingga
membentuk gelembung- gelembung gas. Udara keluar tangki
melewati pipa pengeluaran di bagian atas tangki
2.1.1.6 Temperatur proses dipertahankan dengan menggunakan koil
pendingin stainless steel yang terpasang di dalam tangki
2.1.1.7 Defoamer yang terpasang di bagian atas tangki membersihkan
busa yang terbentuk dengan sistem mekanik
2.1.1.8 Kelebihan Metoda Perendaman (Submerged Method):
2.1.1.8.1 Hampir disemua bagian tangki terjadi fermentasi
2.1.1.8.2 Kontak antar reaktan dan bakteri semakin besar
2.1.1.8.3 Kekurangan Metoda Perendaman (Submerged Method):
2.1.1.8.4 Biaya operasi relatif mahal
Gambar 3. Pengolahan secara Submerged

2.1.2 Fermentasi secara Anaerob


2.1.2.1 Menggunakan bakteri Clostridium thermoaceticum
2.1.2.2 Mampu mengubah gula menjadi asam asetat
2.1.2.3 Temperatur proses sekitar 45- 65 oC; pH 2-5
2.1.2.4 Memerlukan nutrisi yang mengandung karbon, nitrogen dan
senyawa anorganik
2.1.2.5 Kelebihan proses anaerob :
2.1.2.5.1 Mengubah gula menjadi sama asetat dengan satu langkah
2.1.2.5.2 Bakteri tumbuh dengan baik pada temperatur 60 oC.
Perbedaan temperatur yang besar antara suhu media
dengan suhu air pendingin memudahkan dalam
pembuangan panas
2.1.2.5.3 Kontaminasi dengan organisme yang membutuhkan bisa
diminimalisasi karena bekerja pada kondisi anaerob
2.1.2.5.4 Organisme yang hanya dapat hidup dalam kondisi
mendekati pH netral akan mati karena operasi
fermentasi dilakukan pada kondisi asam pH 4,5
2.1.2.6 Kekurangan proses anaerob :
2.1.2.6.1 Kosentarasi asam asetat lebih rendah dibandingkan
dengan proses aerob
2.1.2.6.2 Biaya proses lebih mahal dibandingkan dengan proses
aerob

2.2 Kegunaan bioetanol


Kegunaan etanol/bioetanol (alkohol) berdasarkan literature adalah sebagai
berikut :
Menurut Fessenden ( 1992) kegunaan ethanol adalah:
- Digunakan dalam minuman keras.
- Sebagai pelarut dan reagensia dalam laboratorium dan industri.
- Sebagai bahan bakar.
Etanol mempunyai nilai kalor (Q) sebesar 12.800 Btu/lb. Sedangkan jika dicampur
dengan gasoline dimana presentase 10% etanol dan 90% gasoline
akan menghasilkan produk dengan nama dagang Gashol dihasilkan kalor (Q)
sebesar 112.000 Btu/gallon.
Menurut Austin ( 1984) kegunaan ethanol adalah:
- Sebagai bahan industri kimia.
- Sebagai bahan kecantikan dan kedokteran.
- Sebagai pelarut dan untuk sintesis senyawa kimia lainnya.
- Sebagai bahan baku (raw material) untuk membuat ratusan senyawa kimia
lain, seperti asetaldehid, etil asetat, asam asetat, etilene dibromida, glycol, etil
klorida, dan semua etil ester.
Menurut Uhlig (1998) kegunaan ethanol adalah :
- Sebagai pelarut dalam pembuatan cat dan bahan-bahan komestik.
Daftar Pustaka

Madigan, M.T., J.M. Martinko, and J. Parker. 2009. Biology of Microorganisms. 12


th ed. New York: Prentice Hall International.
Muhidin, D. 2001. Agroindustri papain dan pektin. Jakarta: Penebar Swadaya.
Belitz, H. D., Grosch, W., Schieberle, P. 2009. Food Chemistry. Edisi 4 Revisi.
Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan I. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Lehninger, Albert. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai