Anda di halaman 1dari 5

TUGAS UAS

MANAJEMEN SISTEM INFORMASI

Oleh:

NURUL JANNAH
NIM. 131614153067

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2017
1. Bagaimana kesimpulan tentang kuliah penerapan manajemen system informasi dalam

pelayanan keperawatan, dapatkah diterapkan pada asuhan keperawatan ? pada area apa

? berikan contohnya.

Jawab

Menurut saya perkulihan tentang manajemen system informasi sangat


update karena mengungkapkan tentang kemajuan teknologi-teknologi system informasi
kesehatan yang telah diterapkan di Indonesia ataupun di negara luar. Selain itu,
perkuliahan ini memberikan stimulus kepada kami sebagai mahasiswa untuk berpikir
kreatif dan inovatif untuk menciptakan sebuah teknologi / system informasi baru yang
dapat disesuaikan dengan lingkungan kerja perawat sehingga harapanya dapat
membantu meringankan kerja perawat, dalam hal kegiatan dokumentasi dan segala
bentuk kegiatan lainya dalam hal perubahan yaitu dari metode konvensional menjadi
modern dengan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang pada
tujuan akhirnya adalah kepuasan pasien sebagai pengguna jasa pelayanan.
Penerapan manajemen system informasi dapat diterapkan dalam pelayanan
keperawatan, khususnya dalam peningkatan mutu pelayanan. Salah satu bentuk asuhan
keperawatan yang dapat di support dengan penerapan Teknologi System Informasi
adalah PENGENDALIAN MUTU BERBASIS ANDROID. Fenomena yang terjadi
adalah perawat terlalu sibuk dengan sistem pendokumentasian yang rumit, sehingga
kurang memperhatikan indikator mutu pelayanan dalam bentuk kegiatan pengendalian
mutu. Dengan adanya penilain pengendalian mutu berbasis teknologi system informasi
ini, membantu perawat untuk mengumpulkan data dengan menginput hasil pengkajian
yg dilakukan oleh perawat sesuai dengan instrumen tiap indikator. Sehingga setiap
bulan tercatat persentase numerator dan denumeratornya dari setiap indikator mutu yang
nantinya dapat dievaluasi ketika slah satu indikator tersebut tidak mencapai standar
yang telah ditentukan. Dengan adanya pencatatan tersebut maka dapat ditelusur
penyebabnya dan dapat pula mengembangkan metode baru untuk mencapai nilai
standar. Sehingga semakin baik mutu pelayanan keperawatan maka semakin bagus pula
citra rumah sakit di masyarakat. Mutu pelayanan keperawatan merupakan kunci penentu
citra rumah sakit yang berdasar pada kepuasan pasien sebagai pengguna jasa pelayanan.
Dalam penerapanya kegiatan penjaminan mutu jarang sekali dilakukan atau jika
dilakukan hanya pada saat hari pertama pasien dirawat. Hal ini terjadi karena kegiatan
dokumentasi yang dilakukan oleh perawat terlalu banyak, sehingga kegiatan penjaminan
mutu disampingkan, karena banyaknya pengakajian berupa lembaran yang harus diisi
secara manual. Adanya pengendalian mutu pelayanan berbasis android ini sangat
membantu perawat dalam pemberian asuhan, kegiatan pengendalian mutu pelayanan
keperawatan meliputi pengkajian keselamatan pasien yang meliputi Sasaran I :
Ketepatan identifikasi klien Sasaran II : Peningkatan komunikasi yang efektif, Sasaran
III : Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai (highalert), Sasaran IV :
Kepastian tepat-lokasi tepat-prosedur tepat-klien operasi, Sasaran V : Pengurangan
risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan, Sasaran VI : Pengurangan risiko klien jatuh ,
Pengkajian kepuasan, kenyamanan, kecemasan, dan pengetahuan. Komponen yang
harus ada tentunya Tab atau Handphone, aplikasi pengendalian mutu yang telah
terinstal, dan user. Program tersebut berisi kolom pengkajian yang meliputi 5 aspek
diatas yang termuat dalam bentuk lembar observasi dan setelah proses tersebut
dikerjakan maka muncul perintah persetujuan dari pasien untuk memvalidasi kegiatan
tersebut, dan kemudian setelah proses kegiatan tersebut selesai, maka sistem secara
otomatis mengirimkan pesan kepada Ketua tim atau Perawat primer untuk permintaan
validasi atas kegiatan yang dilakukan.

2. Menurut Anda, apakah perawat mampu menerapkan Konsep Manajemen System


Informasi dalam asuhan keperawatan tersebut, langkah apa saja yang harus dilakukan?
Jawab

Menurut saya perawat sangat mampu dalam menerapakan system informasi


dalam asuhan keperawatan jika ada factor pendukung internal dan eksternal. Pendukung
internal adalah faktor yang timbul dalam diri perawat tersebut misalnya adanya rasa
ingin tau yang tinggi terhadap sesuatu alat yang baru yang terkait dengan pekerjaan
mereka, rasa pembaharuan untuk mengikuti perubahan jaman khususnya terkait IPTEK,
motivasi untuk mempelajari dan merapkan sebuah system informasi tersebut, dan rasa
keterlibatan peran bahwa mereka sebagai user untuk menjalankan system tersebut.
Sedangkan factor pendukung eksternal adalah factor yang berasal dari diluar diri
perawat misalnya kondisi lingkungan kerja, ketersediaan alat, Staf manajemen artinya
staf manajemen harus memberikan ruang untuk pengembangan diri perwat misalnya
dengan memberikan peltihan terkait teknologi informasi atau dengan memdatangkan
orang yang expert (trainer) dengan alat tersebut. Jika dilihat dari latarbelakang
pendidikan bahwa jenjang pendidikan diploma, serjan dan magister keperawatan.
Perawat telah mendapatkan ilmu dasar dan sangat terpapar dengan system informasi
kesehatan. Sehingga tidak ada alasan perawat untuk tidak mampu menerapkan
manajemen system informasi. Langkah yang harus dilakukan adalah :
a. Pengkajian masalah dalam pemberian asuahan keperawatan yang masalahnya
setidaknya mampu diselesaikan dengan menerapkan manajemen system informasi
b. Melakukan FGD 1 (Focus Group Discussion) yang dihadiri oleh perwakilan perawat
dan staf manajemen rumah sakit untuk penentuan prioritas masalah yang harus
ditangani dan mencari solusi untuk menyelesaikan tersebut tentunya dengan
manajemen system informasi. Serta menentukan solusi yang tepat, sehingga peserta
FGD mengetahui langkah yang diambil untuk pemecahan masalahnya. Misalnya
Pengendalian Mutu Berbasis Android.
c. Mengajukan surat untuk pengadaan alat (software : program aplikasi, web, Hardware
: komputer, tab ataupun alat lainya) ke bagian manajemen sarana dan prasarana
d. Setelah alat tersedia maka lakukan uji coba 1. Dalam hal uji coba ini dapat dilakukan
oleh orang yang expert dengan alat tersebut dan melibatkan kepala ruangan dan
beberapa perawat lainya.
e. Melakukan FGD 2 (Focus Group Discussion). Kegiatan ini bertujuan untuk
mengevaluasi hasil penerapan uji coba 1, serta mendiskusikan kekurangan dan
hambatan dalam penerapanya.
f. Melakukan Implementasi dari Pengendalian Mutu Berbasis Android. Dalam
impelementasinya melalui pendekatan dengan knowledge management dengan
metode SECI (Socialization, Eksternalization, Combination, Internalization).
- Socialization

Sosialisasi penerapan Pengendalian Mutu Berbasis Android. Kegiatan ini

dilaksanakan dengan melakukan pemaparan materi kepada staf manajemen dan

staf perawat terkait Pengendalian Mutu Berbasis Android yang akan diterapkan.

Kegiatan ini bertujuan untuk menggali sejauh mana pengetahuan perawat terkait

penerapan Pengendalian Mutu Berbasis Android.

- Eksternalization
Proses ekternalisai yaitu mengajarkan kepada perawat sesuai dengan modul yang

sudah dibuat dan sistem yang dilakukan dalam mengajar adalah dengan

memberikan Modul penerapan Pengendalian Mutu Berbasis Android dan standar

prosedur operasi.

- Combination
Proses kombinasi yaitu melakukan pendampingan perawat dalam pelaksanaan
Pengendalian Mutu Berbasis Android. Pada saat pelaksanaan, perawat mencoba
menjalankan sistem informasi. Jika ada tahap yang terlewati, expert/ trainer
mengingatkan langsung pada perawat, baik pada saat kegiatan berlangsung atau
setelah kegiatan.
- Internalization
Proses internalisasi yaitu perawat menjalankan system informasi secara mandiri
tanpa bantuan expert/ traner. Pada tahap ini expert/trainer sebagai observer
pelaksanaan. Evaluasi dilaksanakan setelah kegiatan laksanakan.

3. Apa keuntungan yang diperoleh perawat dengan menerapkan Manajemen System


Informasi dalam asuhan keperawatan, jelaskan.
Jawab
Dengan menerapkan manajemen system informasi dalam asuhan
keperawatan, perawat terbantu dalam menyelesaikan tugasnya sehingga kegiatan dapat
dilakukan dengan efesien dan efektif sehingga perawat tidak melakukan kegiatan ganda
seperti dalam pencatatan dan pelaoporan karena semua akan tercatat secara
kompoterisasi dengan alat tersebut sehingga, meningkatkan reliabilitas dan valididtas
karena semua komponen yang diukur telah terset oleh kompiterisasi, menurunkan beban
kerja, menerunkan waktu dalam pelaksanaanya, meningkatkan kepuasan kerja perawat,
meningakatkan keselamatan pasien sehingga tidak ada alasan untuk perawat tidak
melakukan pengkajian mutu, menurnkan kegiatan yang bersifat administratif sehingga
perawat dapat fokus melaksanakan kegiatan langsung (pemenuhan kebutuhan manusia
dan lain-lain). Dan terakhir dengan adanya penerapan system informasi dalam proses
asuhan keperawatan harapanya akan meningkatkan kepuasan pasien sebagai pengguna
jasa sehigga miningkatkan hubungan loyality antara pasien dan rumah sakit untuk terus
kembali dan menggunakan jasa pelayanan dalam meningatkan derajat kesehatan pasien
dan berujung pada peningkatakan citra rumah sakit yang excellence di kalangan
masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai