Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH EVIDENCE BASED NURSING

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN BERKELANJUTAN DENGAN


PENDEKATAN FAMILY CENTRE CARE (FACE) DALAM MENANGANI
STIGMA DAN DISKRIMINASI TERHADAP ORANG DENGAN
HIV/AIDS (ODHA)

Disusun oleh :

KELOMPOK 6

EVI MUSLICHA 131614153023


SENJA SETIAKA 131614153066
NURUL JANNAH 131614153067
HENRY WIYONO 131614153069
MAULANA RAHMAT H 131614153073
NANSY DELIA P 131614153108

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2017
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


(AIDS) adalah suatu kumpulan gejala penyakit kerusakan sistem
kekebalan tubuh. AIDS bukanlah penyakit bawaan tetapi didapat dari hasil
penularan. Penyakit ini disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus
(HIV). Diseluruh dunia pada tahun 2013 ada 35 juta orang hidup dengan
HIV yang meliputi 16 juta perempuan dan 3,2 juta anak berusia < 15
tahun. Jumlah infeksi baru HIV pada tahun 2013 sebesar 2,1 juta yang
terdiri dari 1,9 juta dewasa dan 240.000 anak berusia < 15 tahun. Jumlah
kematian akibat AIDS sebanyak 1,5 juta yang terdiri dari 1,3 juta dewasa
dan 190.000 anak berusia < 15 tahun (Ditjen PP & PL, Kemenkes RI,
2014). Pada tahun 2014 dilaporkan 15.534 kasus baru HIV dan 1.700
kasus baru AIDS. Angka ini menambah jumlah kasus HIV dan AIDS dari
1 Januari 1987 sampai dengan tahun 2014 menjadi 198.573 kasus yang
terdiri dari HIV 142.950 kasus dengan 9.760 kematian (Ditjen PP & PL,
Kemenkes RI, 2014). Jumlah kumulatif kasus HIV yang ditemukan di
Propinsi Jawa Timur hingga bulan Juni tahun 2017 sebanyak 42.742
kasus, dari jumlah tersebut 17.750 kasus masuk kategori AIDS. Jumlah
total kematian yang disebabkan oleh AIDS di Jawa Timur tercatat
sebanyak 3.925 kasus. Tahun 2017 Propinsi Jawa Timur berada di urutan
kedua setelah DKI (Kemenkes RI, 2017).
HIV dan AIDS masih dianggap penyakit yang tabu dibicarakan
secara terbuka kepada orang tua, masyarakat dan bahkan di kalangan
pelayanan kesehatan. Hal ini membuat ODHA dan keluarganya rentan
terhadap stigma dan diskriminasi yang berakibat pada hambatan
memperoleh perawatan dan pengobatan (Ardani dan Handayani, 2017).
Tantangan penanggulangan HIV/AIDS bukan sekedar mencegah
penyebaran infeksi dan pengobatannya. Timbul permasalah baru yang
lebih kompleks yaitu stigma dan diskriminasi pada penderita HIV/AIDS
(Shaluhiyah et al, 2015). UNICEF menemukan fakta bahwa infeksi
HIV/AIDS bukan hanya mempengaruhi kesehatan dirinya tetapi juga
lingkungan sosialnya. ADHA akan kehilangan hak perhatian dan kasih
sayang keluarga, terancam putus sekolah, dan bahkan kekerasan (WHO,
2014). Hal ini dikarenakan stigma dan diskriminasi yang selalu menyertai
penyandang HIV/AIDS (Wachdin, 2017).
Sejak pertama kali diidentifikasi, HIV / AIDS telah dikaitkan
dengan 'kenakalan seksual' dan 'seks' yang menimbulkan terjadinya stigma
dan diskriminasi sosial. Wanita sering bahkan lebih rentan terhadap stigma
yang terkait dengan HIV / AIDS dan sering disebut sebagai 'vektor', 'sakit'
dan 'tutes pelacuran'. Diskriminasi bagi perempuan dapat menyedihkan
mereka dari mencari perawatan medis dan psikologis penting yang mereka
butuhkan . Stigma HIV pada perempuan dikaitkan dengan penolakan dari
teman dan keluarga, masyarakat, perasaan ketidakpastian dan kerugian,
harga diri rendah, takut, cemas, depresi dan bahkan keinginan bunuh diri
(Paudel, 2015).
Berdasarkan uraian tersebut penulis beranggapan bahwa perlu
dibuat suatu inovasi untuk mengurangi stigma dan diskriminasi ODHA,
dimana tak jarang stigma dan diskriminasi itu muncul justru dari pihak
keluarga, puskesmas dan masyarakat yang paling dekat dengan ODHA.
Dengan dibentuknya suatu inovasi layanan berbasis family centre care
yang memfasilitasi ODHA dalam meningkatkan kualitas hidupnya dan
mengarahkan pasien dan keluarga khususnya untuk lebih bisa mengenal
dan memahami apa itu HIV AIDS, dengan demikian stigma dan
diskriminasi terhadap ODHA di lingkungan keluarga dan masyarakat
secara tidak langsung dapat berkurang.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana evidence based dalam penanganan stigma dan
diskriminasi oleh keluarga terhadap Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui evidence based dalam penanganan stigma dan
diskriminasi oleh keluarga terhadap Orang dengan HIV/AIDS (ODHA)
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi stigma dan diskriminasi ODHA di keluarga dan
masyarakat
2. Menentukan evidence based dalam keperawatan untuk mengurangi
stigma dan diskriminasi ODHA di keluarga dan masyarakat

1.4 Manfaat
1. Manfaat teoritis
Makalah ini dapat dijadikan sebagai evidence based practice dalam
praktek keperawatan dan memperkuat dukungan teoritis bagi
pengembangan ilmu Keperawatan sehingga dapat dijadikan sebagai
materi dalam pembelajaran pendidikan keperawatan khususnya pada
kasus HIV AIDS
2. Manfaat praktis
Makalah diharapkan dapat memberikan masukan dan bahan
pertimbangan bagi perawat, tim medis dan tenaga kesehatan lain dalam
mengatasi stigma dan diskriminasi pada ODHA di keluarga dan
masyarakat
BAB 2
STUDI LITERATUR
2.1 Mapping Jurnal
Nama
No Peneliti, Judul Variabel Jenis Penelitian Hasil
Tahun
1 Lyon Maureen Spirituality in HIV- V.I Intervensi Asuhan Keperawatan Kuantitatif; Intervensi Asuhan Keperawatan dengan
E., Ph.D., infected Adolescents and dengan pendekatan family centre RCT pendekatan family centre diberikan dengan
A.B.P.P. Their Families: FAmily V.D Spiritualitas dan keyakinan perlakuan khusus terhadap spiritualitas dan
Garvie, CEntered religius dan kepatuhan berobat keyakinan penderita dan keluarga terhadap
Patricia A., (FACE) Advance Care penderita HIV dan keluarga yang HIV. Kelompok kontrol penderita HIV
Ph.D., Kao Planning and menjadi penanggung jawab pasien menunjukkan kepercayaan dan keyakinan
Ellin, M.P.H., Medication Adherence bahwa HIV adalah hukuman dari Tuhan yang
Briggs Linda, lebih tinggi dibandingkan kelompok
M.S., M.A., intervensi family centre (p=0,02).
R.N., He Perbandingan antara kelompok perlakuan
Jianping, M.S., dewasa dan kelompok perlakuan perinatal
Malow Robert, pada pra-perlakuan masing-masing
Ph.D., menunjukkan bahwa mereka percaya bahwa
DAngelo HIV adalah hukuman dari Tuhan. Setelah
Lawrence J., dilakukan intervensi asuhan keperawatan
M.D., M.P.H., dengan pendekatan family centre, kelompok
and McCarter perlakuan penderita HIV dewasa
Robert , Sc.D. menunjukkan penurunan pada nilai
2011. spritualitas bahwa HIV adalah hukuman,
sementara kepatuhan terhadap HAART
meningkat (p=0,04). Sementara nilai
spiritualitas keluarga penanggung jawab
pasien lebih tinggi daripada penderita HIV
dewasa (p<= 0,0001). Hasil ini menunjukkan
bahwa ada hubungan antara spiritualitas dan
keyakinan pasien bahwa HIV adalah
hukuman dari Tuhan dengan kepatuhan
berobat. Dukungan keluarga yang bersifat
friendly, memfasilitasi kebutuhan spiritual
dan religius sangat membantu penyembuhan
dan kepatuhan berobat penderita HIV.
Komunikasi yang baik dalam keluarga
memiliki dampak khusus terhadap psikologi
penderita HIV dan kepercayaan spiritual
mereka terhadap penyakitnya. Pendekatan
family centre yang berfokus pada keluarga.
BAB II

LITERATURE REVIEW

2.1 Family Centre Care

Profesi keperawatan merupakan ladang amal, ilmu dan kemanusiaan. Hal ini
dikarenakan bahwa perawat tidak hanya berfokus pada pelayanan yang diberikan
kepada pasien atau sering disebut sebagai Patient Centered Care (PCC) tapi juga perawat
memberikan pelayanan dengan melibatkan keluarga pasien atau sering disebut Family
Centered Care (FCC).

Beberapa tindakan yang dapat diterapkan sebagai bentuk aplikasi di tatanan klinik
terkait penerapan Family Centered Care (FCC):
1. Orientasi keluarga: Mengorentasikan keluarga di lingkungan tatanan klinis
atau ICU baik lingkungannya, peralatan-peralatannya, dan tindakan
medisnya.
2. Terbentuknya Family Care Specialist (FCS): Perawat yang tergabung dalam
FCS ini yang mengkoordinasi dan bertanggungjawab dalam menerapkan
strategi supaya keluarga juga terlibat dalam perawatan pasien kritis
3. Visitasi terbuka: visitasi dengan melibatkan keluarga didalamnya
4. Mengijinkan keluarga untuk ada didekat pasien selama pasien dilakukan
tindakan/prosedur
5. Dibentuk dan dijalankannya family support group
6. Mendorong keterlibatan keluarga dalam perawatan

Beberapa penelitian dibawah ini menunjukan bahwa adanya pengaruh positif dari
pendekatan family centered care terhadap kualitas perawatadan dan pengobatan
pada orang dengang HIV/AIDS

Hasil penelitian dari (Dallas et al., 2016) menunjukan bahwa remaja


berusia 14 sampai 21 tahun. Pada sesi ke 3yaitu lima keinginan yang digunakan
sebagai alat untuk remaja berpartisipasi dalam pembuatan keputusan bersama.
Remaja dan keluarga di pertemukan, sesi ini berguna (98%, 98%) dan bermanfaat
(98%,100%), meski merasa kesedihan (25%, 17%). Peningkatan family centered
care planning pada remaja dalam jumlah skor subscale A (berguna, bermanfaat,
sesuatu yang ada dalam pikiran saya, sesuatu yang harus saya lakukan, sabar) itu
semua lebih baik daripada mengontrol remaja pada sesi 3. Tidak ada kejadian
buruk.
Salah studi eksplorasi yang di teliti oleh (Achema and Ncama, 2016)
mengatakan bahwa nilai keluarga di Afrika menempatkan anak sebagai peran
penting dalam mengidentifikasi perawatan dan menyediakan kebutuhan dasar
untuk mereka. Oleh karean itu orang yang berada disekeliling anak yang sakit
cenderung membuat mereka merasa lebih baik, seperti yang dipaprkan oleh
praktisi perawat dan pembeli pelayanan. Perawat menyebutkan bahwa keluarga
sebagai penyedia dalam dukungan perawatan yang dapat memberika kasih sayang
pada anak untuk meringankan penyakit mereka. Keluarga mampu memberika obat
antiretroviral dan obat-obat lainya. Meskipun beberapa partisipan menunjukan
gangguan pada struktur keluarga dalam keluarga yang memiliki ekonomi rendah,
isolasi, penarikan diri, serta perampasan perawatan karena ancaman kemiskinan
yang berakibat pada perawatan anak.
Berdasarkan penelitian (Lyon et al., 2011) menunjukan bahwa Intervensi
Asuhan Keperawatan dengan pendekatan family centre diberikan dengan perlakuan
khusus terhadap spiritualitas dan keyakinan penderita dan keluarga terhadap HIV.
Kelompok kontrol penderita HIV menunjukkan kepercayaan dan keyakinan bahwa HIV
adalah hukuman dari Tuhan yang lebih tinggi dibandingkan kelompok intervensi family
centre (p=0,02). Perbandingan antara kelompok perlakuan dewasa dan kelompok
perlakuan perinatal pada pra-perlakuan masing-masing menunjukkan bahwa mereka
percaya bahwa HIV adalah hukuman dari Tuhan. Setelah dilakukan intervensi asuhan
keperawatan dengan pendekatan family centre, kelompok perlakuan penderita HIV
dewasa menunjukkan penurunan pada nilai spritualitas bahwa HIV adalah hukuman,
sementara kepatuhan terhadap HAART meningkat (p=0,04). Sementara nilai spiritualitas
keluarga penanggung jawab pasien lebih tinggi daripada penderita HIV dewasa (p<=
0,0001). Hasil ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara spiritualitas dan keyakinan
pasien bahwa HIV adalah hukuman dari Tuhan dengan kepatuhan berobat. Dukungan
keluarga yang bersifat friendly, memfasilitasi kebutuhan spiritual dan religius sangat
membantu penyembuhan dan kepatuhan berobat penderita HIV. Komunikasi yang baik
dalam keluarga memiliki dampak khusus terhadap psikologi penderita HIV dan
kepercayaan spiritual mereka terhadap penyakitnya. Pendekatan family centre yang
berfokus pada keluarga.
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pelayan secara komprehensif dan paripurna adalah menjadi idaman


bagi semua masyarakat dimanapun. Pemberian asuhan keperawatan dengan
pendekatan family centre dapat meningkatkan peran dan fungsi keluarga
dalam memberikan dukungan terhadap perawatan dan pengobatan ODHA.
Asuhan Keperawatan dengan pendekatan family centre diberikan dengan perlakuan
khusus terhadap spiritualitas dan keyakinan penderita dan keluarga terhadap HIV.
Kelompok kontrol penderita HIV menunjukkan kepercayaan dan keyakinan bahwa
HIV adalah hukuman dari Tuhan. Dukungan keluarga memberikan manfaat terhadap
pemenuhan dari kebutuhan dasar dan pengelolaan obat untuk pasie HIV. Dukungan
ini sangat bermanfaat dan berguna dalam peningkatan kualitas hidup.

3.2 Saran

Makalah ini membutuhkan masukan dan saran yang bersifat membangun


demi kesempurnaan makalah ini
DAFTAR PUSTAKA

Ardani dan Handayani. 2017. Stigma terhadap Orang dengan HIV/AIDS (ODHA)
sebagai Hambatan Pencarian Pengobatan: Studi Kasus pada Pecandu
Narkoba Suntik di Jakarta. Buletin Penelitian Kesehatan, Vol. 45, No. 2,:
81 88.
Depkes RI. 2014. Infodatin Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI.
Jakarta
Kementerian Kesehatan. 2017. Laporan Situasi Perkembangan HIV/AIDS dan
PIMS s.d. Juli 2017. Jakarta: Direktorat Jenderal Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit.
Lyon Maureen E., Ph.D., A.B.P.P. Garvie, Patricia A., Ph.D., Kao Ellin, M.P.H.,
Briggs Linda, M.S., M.A., R.N., He Jianping, M.S., Malow Robert, Ph.D.,
DAngelo Lawrence J., M.D., M.P.H., and McCarter Robert, Sc.D 2011.
Spirituality in HIV-infected Adolescents and Their Families: FAmily
Centered (FACE) Advance Care Planning and Medication Adherence.
Journal of Adolescent Health 48, pp: 633636.
Paudel V dan Baral, Kedar P. 2015. Women Living With Hiv/Aids (Wlha),
Battlin Stigma, Discrimination And Denial And The Role Of Support
Groups As A Coping Strategy: A Review Of Literature. Reproductive
Health .12:53 DOI 10.1186/s12978-015-0032-9
Wachdin, Fetty Rosyadia dkk. 2017. Studi Fenomenologi: Stigma Tenaga
Pendidik Dan Kesehatan Pada Anak Dengan HIV/AIDS. Prosiding
Seminar Nasional Kebidanan dan Call For Paper. Vol 1, No 1.
ACHEMA, G. & NCAMA, B. P. 2016. Exploring family-centered care for
children living with HIV and AIDS in Nigeria. Jpn J Nurs Sci, 13, 256-64.
DALLAS, R. H., KIMMEL, A., WILKINS, M. L., RANA, S., GARCIA, A.,
CHENG, Y. I., WANG, J., LYON, M. E. & CONSORTIUM, A. P. C.
2016. Acceptability of Family-Centered Advanced Care Planning for
Adolescents With HIV. Pediatrics, e20161854.
LYON, M. E., GARVIE, P. A., KAO, E., BRIGGS, L., HE, J., MALOW, R.,
D'ANGELO, L. J. & MCCARTER, R. 2011. Spirituality in HIV-infected
adolescents and their families: FAmily CEntered (FACE) Advance Care Planning
and medication adherence. J Adolesc Health, 48, 633-6.

Anda mungkin juga menyukai