TINJAUAN PUSTAKA
berada pada suhu konstan yaitu sekitar 0,60C dari hari ke hari, namun
terdapat pengecualian yaitu apabila seseorang sedang mengalami demam.
Menurut Guyton, Arthur C., Hall, John E (2006), tidak ada ketetapan
mengenai suhu inti normal karena pengukuran suhu tubuh pada orang
dalam keadaan sehat menunjukkan rentang suhu yang berkisar dari
dibawah 360C sampai lebih dari 370C melalui pengukuran per oral, dan
Ke empat macam cara ini dapat digunakan salah satunya saja. Karena
pada dasarnya memiliki tujuan yang sama. Namun, itu tergantung jenis bagian
suhu mana yang ingin kita ketahui. Ada dua macam jenis suhu tubuh yang kita
perlukan untuk tujuan pemeriksaan, yaitu :
1. Suhu inti:
(core temperatur), yaitu suhu yang terdapat pada jaringan dalam, seperti
kranial, toraks, rongga abdomen, dan rongga pelvis. Suhu ini biasanya
dipertahankan relatif konstan (sekitar 37C). Tempat pengukuran suhu inti
yang paling efektif : rectum, membrane timpani, esophagus, arteri
pulmonel, kandung kemih, rektal. Dalam hal ini, kita harus menggunakan
cara pengukuran suhu melalui rectum
2. Suhu permukaan:
(surface temperatur), yaitu suhu yang terdapat pada kulit, jaringan
subkutan, dan lemak. Suhu ini biasanya dapat berfluktuasi sebesar 20C
sampai 40C. Tempat pengukuran suhu permukaan yang paling efektif :
kulit, aksila oral. Sehingga, kita bias menggunakan cara pengukuran
melalui oral, aksila, dan telinga.
5) Bengkok
6) Buku catatan dan alat tulis
c. Prosedur
1) Menjelaskan pada klien tentang tidakan yang akan dilakukan
2) Mendekatkan alat ke samping klien
3) Mencuci tangan dan memakai sarung tangan
4) Memasang tirai atau menutup gorden/ pintu ruangan
5) Membantu klien untuk duduk atau posisi berbaring terlentang.
Buka pakaian pada lengan klien
6) Menempatkan termometer di tengah ketiak, turunkan
lengan dan silangkan lengan di bawah klien
7) Biarkan termometer di tempat tersebut
(a) Termometer air raksa : 5-10 Menit
(b) Termometer digital : sampai sinyal terdengar
8) Keluarkan termometer dengan hati-hati
9) Lap termometer memakai tissue dengan gerakan memutar dari
atas ke arah reservoir, kemudian tissue di bengkok
10) Baca air raksa atau digitnya
11) Membantu klien merapikan bajunya
12) Menurunkan tingkat air raksa/mengembalikan termometer digital
ke skala awal
13) Mengembalikan termometer pada tempatnya
14) Melepas sarung tangan dan mencuci tangan
15) Mendokumentasikan hasil tindakan
C. Mengukur Suhu Rektal
Yaitu mengukur suhu badan dengan menggunakan termometer yang
ditempatkan di rektal. American Academy of Pediatric merekomendasikan
pengukuran suhu rectal untuk anak di bawah usia 3 tahun, karena hal ini
memberikan bacaan yang paling akurat dari suhu utama tubuh. Pengukuran
suhu rectal akan membaca sekitar 1 derajat lebih tinggi dari suhu oral jika
dilakukan pengukuran secar bersamaan.
a. Tujuan
Mengetahui suhu badan klien untuk menentukan tindakan dan membantu
menegakkan diagnosa
b. Persiapan alat
1) Termometer air raksa/termometer elektrik siap pakai
2) Larutan sabun, desinfektan, air bersih dalam tempatnya
3) Vaseline/pelumas larut air
4) Sarung tangan
5) Tissue
6) Bengkok
7) Buku catatan dan alat tulis
c. Prosedur
1) Menjelaskan pada klien tentang tindakan yang akan dilakukan
2) Mendekatkan alat ke samping klien
3) Mencuci tangan dan memakai sarung tangan
4) Memasang tirai atau menutup gorden/pintu ruangan
5) Membuka pakaian bagian bawah
6) Mengatur posisi klien
(a) Dewasa : Sim atau miring dan kaki sebelah atas tekuk ke arah
perut
(b) Bayi/anak : Tengkurap/terlentang
7) Melumasi ujung termometer dengan vaseline sekitar 2,5-3,5 cm
untuk orang dewasa dan 1,5- 2,5 cm untuk bayi/anak
8) Membuka anus dengan menaikkan bokong atas dengan tangan kiri
(untuk orang dewasa). Bila bayi tengkurap di tempat tidur, renggangkan
kedua bokong dengan jari-jari.
9) Minta klien menarik nafas dalam dan masukkan termometer secara
perlahan kedalam anus sekitar 3,5 cm pada orang dewasa dan pada bayi
1,5-2,5 cm
4) Tissue
5) Bengkok
6) Buku catatan dan alat tulis
c. Prosedur
1) Menjelaskan pada klien tentang tindakan yang akan dilakukan
2) Mendekatkan alat kesamping klien
3) Mencuci tangan dan memakai sarung tangan
4) Masukkan termometer ke dalam telinga pasien
5) Setelah dirasa cukup, keluarkan dengan hati-hati
6) Lap termometer memakai tissue dengan gerakan memutar dari
atas ke arah reservoir, kemudian buang tissue di bengkok
7) Baca air raksa atau digitnya
8) Menurunkan tingkat air raksa/mengembalikan termometer digital
ke skala awal
9) Mengembalikan termometer pada tempatnya
10) Melepas sarung tangan dan mencuci tangan
11) Mendokumentsikan hasil tindakan
kehilangan panas. Contohnya, pada suhu di atas 37,10C, panas akan lebih
cepat menghilang dari pada terbentuk. Pada kasus ini 37,10C disebut suhu
kritis, atau pada topik kali ini disebut set-point pada mekanisme pengaturan
suhu. Mekanisme di sini adalah segala segala bentuk mekanisme pengaturan
suhu tubuh agar kembali mendekati set-point.
Jika dihubungkan dengan fisiologis tubuh,mekanisme ini terkait dengan
umpan balik negatif. Dalam hal pengaturan suhu tubuh, suhu inti tubuh dijaga
agar perubahan suhu inti seminimal mungkin walaupun suhu lingkungan
untuk setiap perubahan 250C sampai 300C suhu lingkungan (Guyton, Arthur
C., Hall, John E;2006).
Set-point ini bukanlah sesuatu yang tidak dapat diubah. Ia juga
ditentukan oleh derajat aktivitas reseptor suhu panas pada area preoptik-
hipotalamus anterior. Bila suhu kulit tinggi, maka pengeluaran keringat akan
dimulai pada set-point yang lebih rendah. Karena itulah, saat suhu kulit tinggi,
maka set-point akan turun dan sebaliknya.
Keakuratan pengukuran
pada bayi baru lahir dan
anak-anak dibawah 3
tahun masih diragukan.
5 Arteri Lebih akurat untuk Harganya jauh lebih
Temporal mengukur suhu tubuh mahal dari termometer
bayi. Namun termometer yang lain
Perbedaan temperatur
ini dianjurkan untuk
digunakan pada bayi yang ekstrim pada tiap
ruangan dapat
diatas umur 3 bulan
Cepat dan mudah mempengaruhi
digunakan keakuratan termometer
temporal arteri, seperti
ruangan yang sangat
dingin dan ruangan
bersuhu normal.
2.2 Konsep Demam
2.2.1 Definisi demam
Demam atau yang disebut juga hipertermia adalah gejala medis yang
umum ditemukan yang ditandai dengan kenaikan suhu tubuh diatas batas
tubuh berfluktuasi lebih dari 10C selama 24 jam setiap harinya, sementara
demam berkepenjangan adalah lawan dari remiten di mana demam
berfluktuasi tidak lebih dari 10C selama 24 jam setiap harinya. Jika suhu tubuh
turun dan kembali menjadi normal maka dia disebut demam intermiten (Singh A,
2008).
Ada kalanya di mana demam datang dan pergi, atau ada pola
bergantian antara demam dan tidak demam. Demam seperti ini disebut demam
rekuren. Kombinasi dari demam berkepanjangan dan rekurensi disebut demam
undulan. Pada demam ini, akan terdapat periode di mana pasien mengalami
demam, kemudian hilang, kemudian demam muncul kembali (Singh A, 2008).
lebih tinggi saat dia berusia tiga bulan (37,50C) dibandingkan ketika mereka
air hangat (suhu 280C-320C), memasukkan handuk atau sapu tangan ke dalam
bak yang berisi air hangat, memeras handuk atau sapu tangan dan
menempatkannya di leher, ketiak, dan selangkangan. Langkah selanjutnya
adalah mengusap bagian ekstremitas klien selama lima menit dan
kemudian bagian punggung klien selama 5-10 menit.
Lakukan monitor respon klien selama tindakan. Setelah selesai,
ganti pakaian klien dengan pakaian yang tipis dan menyerap keringat, ganti
sprai (bila diperlukan), dan rapikan alat dan bahan yang digunakan selama
proses (Hamid MA, 2011).
Peters, W. and Gilles, H.M. (1995). Colour Atlas of Tropical Medicine and Parasitology.
Mosby-Wolfe.
Roberts, S.O.B., Hay, R.J. and Mackenzie, D.W.R. (1984). A Clinician's Guide to Fungal
Disease. (Infectious Diseases and Antimicrobial agents: 5). Marcel Dekker, Inc.
New York.