Setelah persalinan, rahim yang membesar terus berkontraksi dan ukurannya semakin mengecil
sampai kembali ke ukuran normal. Kontraksi yang tidak teratur ini seringkali menimbulkan nyeri
dan bisa diatasi dengan analgetik (obat pereda nyeri).
Nyeri berlangsung selama 5-7 hari dan semakin bertambah pada saat menyusui karena
kontraksi rahim juga dirangsang oleh hormon oksitosin yang secara alami dilepaskan pada
saat menyusui.
Setelah 5-7 hari, rahim kembali keras dan tidak lembek, tetapi masih tetap bisa dirasakan oleh
dokter pada pemeriksaan perut. Pada minggu ke 2 setelah persalinan, pada pemeriksaan perut,
rahim tidak dapat lagi dirasakan.
Pada awal pembentukan air susu, payudara akan terisi penuh oleh air susu sehingga menjadi
keras dan sakit.
Ibu yang tidak menyusui biasanya akan kembali mengalami ovulasi (pelepasan sel telur) 4
minggu setelah persalinan.
Ibu yang menyusui cederung mengalami ovulasi lebih lambat, biasanya 10-12 minggu setelah
persalinan.
Hubungan seksual bisa dilakukan setelah ibu merasa siap. Sebaiknya digunakan alat
kontrasepsi untuk menghindari kemungkinan terjadinya kehamilan.
INFEKSI POST-PARTUM
Infeksi Post-partum adalah infeksi yang terjadi pada ibu yang baru melahirkan.
Jika suhu tubuh pada 2 kali pemeriksaan yang dilakukan 24 jam setelah persalinan dengan
selang waktu 6 jam mencapai 38? Celsius dan tidak ditemukan penyebab lainnya (misalnya bro
nkitis
), maka dikatakan bahwa telah terjadi infeksi post-partum.
Infeksi yang secara langsung berhubungan dengan proses persalinan adalah infeksi rahim,
daerah sekitar rahim atau vagina. Infeksi ginjal juga bisa terjadi segera setelah persalinan.
Penyebab lain dari demam yang cenderung terjadi 4 hari atau lebih setelah persalinan adalah
bekuan darah di dalam tungkai atau infeksi payudara.
Infeksi rahim
1/3
Pasca Persalinan
endometriosis (infeksi lapisan rahim), miometritis (infeksi otot rahim) atau parametritis (infeksi
daerah di sekitar rahim).
Pada berbagai keadaan berikut, wanita semakin rentan terhadap terjadinya infeksi (sehingga
bakteri yang dalam keadaan normal hidup di dalam vagina, setelah persalinan bisa
menyebabkan infeksi):
- Anemia
- Pre-eklamsi
- Pemeriksaan vagina berulang kali
- Penundaan persalinan selama lebih dari 6 jam setelah ketuban pecah
- Persalinan yang lama
- Operasi sesar
- Tertinggalnya bagian plasenta di dalam rahim setelah persalinan
- Perdarahan hebat setelah persalinan.
Gejalanya berupa:
- menggigil
- sakit kepala
- merasa tidak enak badan
- wajah pucat
- denyut jantung yang cepat
- peningkatan jumlah sel darah putih
- rahimnya lunak, membengkak dan nyeri bila ditekan
- cairan yang keluar dari rahim berbau busuk.
Jika infeksi menyerang jaringan di sekeliling rahim, maka nyeri dan demamnya lebih hebat.
Komplikasi:
- Peritonitis (peradangan selaput rongga perut)
- Tromboflebitis pelvika (bekuan darah di dalam vena panggul), emboli
denganpulmoner
resiko ter
- Syok toksik akibat tingginya kadar racun yang dihasilkan oleh bakteri
Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan paru-paru dan rahim dan hasil biakan contoh
Infeksi diatasi dengan pemberikan antibiotik melalui infus sampai penderita bebas demam selama
Infeksi ginjal
Infeksi bisa mulai timbul selama kehamilan dimana bakteri bisa ditemukan di dalam air kemih, tetap
Jika terjadi gejala, maka akan timbul demam tinggi, nyeri di punggung bagian bawah atau samping
2/3
Pasca Persalinan
6-8 minggu setelah persalinan dilakukan pemeriksaan air kemih untuk memastikan bahwa tidak ad
PERDARAHAN POST-PARTUM
INVERSIO UTERI
Inversio uteri biasanya terjadi jika seorang pembantu tenaga medis yang kurang berpengalaman te
Keadaan ini bisa menyebabakan terjadinya syok, infeksi dan kematian.
Untuk mengembalikan rahim ke keadaan semula, seorang dokter bisa mendorongnya ke saluran v
Jarang dilakukan pembedahan.
3/3