Anda di halaman 1dari 10

ISSN: 2339-2592

Prosiding Seminar Nasional Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik III 2013

KAJIAN EFEK SITOTOKSIK HASIL FRAKSINASI EKSTRAK ETANOL KULIT


BUAH ASAM KANDIS (Garcinia cowa Roxb.) TERHADAP SEL KANKER
PAYUDARA T47D DENGAN METODA MICROTETRAZOLIUM (MTT)

Fatma Sri Wahyuni, Edgar Firnando, Elidahanum Husni


Fakultas Farmasi Universitas Andalas

ABSTRAK
Telah dilakukan kajian efek sitotoksik hasil fraksinasi ekstrak etanol kulit buah asam
kandis (Garcinia cowa Roxb.) terhadap sel kanker payudara T47D secara in vitro, dengan
metode MTT. Prinsip kerja metoda MTT adalah kolorimetri dengan mengukur aktivitas
dehidrogenase mitokondria pada sel-sel hidup yang memiliki kemampuan untuk
mengkonversi MTT menjadi formazan. Pengujian fraksinasi heksan, etil asetat dan air
dilakukan dari konsentrasi 0,1 g/ml, 1 g/ml,10 g/ml, dan 100 g/ml. Dari hasil pengujian,
diperoleh nilai IC50 fraksi heksan, etil asetat dan air kulit buah asam kandis terhadap sel
kanker payudara T47D berturut-turut sebesar 3,53 g/ml, 0,59 g/ml, dan 3457,39 g/ml .
Hasil analisa statistik menunjukkan bahwa fraksi heksan dan fraksi etil asetat kulit buah asam
kandis (Garcinia cowa Roxb.) mampu menghambat pertumbuhan sel kanker payudara T47D
secara signifikan pada konsentrasi 10 g/ml dan 100 g/ml.

Kata kunci: Garcinia cowa Roxb., sel kanker payudara T47D, Metode Microtetrazolium
(MTT)

PENDAHULUAN

Kanker merupakan penyebab utama bahan alami (natural medicine) (Djajanegara


kematian diseluruh dunia. Dari 58 juta & Wahyudi, 2010).
kematian di seluruh dunia dalam tahun 2005, Tumbuhan dari genus Guttiferae
tercatat 7.6 juta (13%) diantaranya (Garcinia) akhir-akhir ini banyak diteliti
disebabkan oleh kanker (Moeljopawiro, kandungan dan aktivitasnya. Genus ini
2007). Jenis penyakit kanker yang paling dilaporkan mengandung santon, benzofenon,
umum dijumpai adalah kanker payudara. triterpen, biflavonoid, benzoquinon, senyawa
Kanker payudara merupakan penyebab -mangostin, cowanin, cowanol, cowasanton,
utama kematian pada wanita di berbagai rubrasanton, -mangostin,
belahan dunia (Departemen Kesehatan, tetrapreniltolouquinon, dan santon
2008). terprenilasi (Rukachaisirikul et al., 2008;
Pengobatan kanker secara medis Wahyuni et al., 2004; Kenji et al., 2003;
memerlukan biaya yang sangat tinggi. Selain Peres et al., 2000; Sadaquat et al., 2000).
melalui bedah dan radiasi, pengobatan Senyawa santon terutama dikenal dengan
kanker mengandalkan kemoterapi. potensinya sebagai antikanker (Jabit et al.,
Kemoterapi menggunakan obat-obat anti 2009). Salah satu tanaman di genus ini yang
kanker masih banyak terkendala masalah, mulai banyak diteliti yaitu Garcinia cowa
diantaranya masih belum efektifnya obat Roxb. yang dikenal dengan nama daerah
dalam membunuh sel kanker dan efek asam kandis atau kandis.
samping yang harus diderita oleh pasien. Antikanker dapat dilakukan dengan
Selain pengobatan konvensional tersebut, uji MTT assay yang merupakan salah satu
masyarakat juga banyak mencoba metode yang digunakan dalam uji sitotoksik.
kemungkinan penyembuhan dengan Metode ini merupakan metode kolorimetrik,
pengobatan alternatif menggunakan ramuan dimana terjadinya reduksi garam kuning
78
ISSN: 2339-2592
Prosiding Seminar Nasional Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik III 2013

tetrazolium MTT (3-(4,5-dimetiltiazol-2-il)- penelitian yang telah dilakukan, dapat


2,5-difeniltetrazolium bromid) oleh sistem diambil kesimpulan bahwa ekstrak etanol
reduktase. Suksinat tetrazolium yang kulit buah asam kandis berpotensi untuk
termasuk dalam rantai respirasi dalam dikembangkan sebagai sumber baru dalam
mitokondria sel-sel yang hidup membentuk mengembangkan obat kanker. Namun, masih
kristal formazan berwarna ungu dan tidak diperlukan penelitian lebih lanjut untuk
larut air. Penambahan reagen DMSO akan melakukan fraksinasi terhadap ekstrak etanol
melarutkan kristal berwarna ini yang kulit buah asam kandis (Garcinia cowa
kemudian diukur absorbansinya Roxb.) untuk mengetahui aktivitas sitotoksik
menggunakan microplate reader. Intensitas masing-masing fraksi.
warna ungu yang terbentuk proporsional Dalam penelitian ini, dilakukan
dengan jumlah sel hidup. Sehingga jika pengujian sitotoksik terhadap fraksinasi
intensitas warna ungu semakin besar, maka ekstrak etanol kulit buah asam kandis
berarti jumlah sel hidup semakin banyak terhadap sel kanker payudara T47D
(Mosman, 1983). menggunakan metoda MTT Assay. Parameter
Dari penelitian sebelumnya telah yang diukur yaitu nilai IC50. Tujuan dari
diketahui bahwa ekstrak etanol kulit buah penelitian ini adalah untuk mengetahui efek
asam kandis (Garcinia cowa Roxb.) sitotoksik fraksinasi ekstrak etanol kulit buah
memiliki efek sitotoksik terhadap sel kanker asam kandis terhadap sel kanker payudara
payudara T47D dengan IC50 19,33 g/ml T47D.
(Sutma, 2012). Berdasarkan data hasil

METODE PENELITIAN

Alat yang digunakan untuk fraksinasi ukur, corong, spatel, pipet tetes, botol coklat,
berupa erlenmeyer berbagai ukuran, gelas vial, corong pisah, rotary evaporator.
Alat-alat yang digunakan untuk uji Bahan yang digunakan untuk fraksinasi
aktivitas sitotoksik berupa sarung tangan berupa ekstrak etanol kulit buah asam kandis,
karet, botol semprot, labu Erlenmeyer, gelas heksan, etil asetat, dan aquadest.
piala, flask T-25 (Iwaki), botol Duran, Bahan yang digunakan untuk uji efek
tabung Appendorf (Iwaki), pipet mikro sitotoksik yaitu sel kanker payudara manusia
(Ecopipette), hemasitometer, timbangan T47D, dimetil sulfoksida (DMSO), etanol
analitik, autoklaf (Hirayama), lemari es 70%, air ultrapurifikasi, medium Roswell
(Nasional), inkubator 370C/5% CO2 Park Memorial Institute (RPMI) 1640
(Thermo Scientific), microbiological safety (Sigma-Aldrich), Fetal Bovine Serum (FBS)
cabinet air flow kelas II (Thermo (Sigma-Aldrich), Penicillin-Streptomycin,
Scientific), vortex (Etech), penangas air Trypsin-EDTA, Phosphate buffer Saline
(Memert), sentrifus (Thermo Scientific), (PBS) (Sigma-Aldrich), dan reagen 3-(4,5-
tabung sentrifugal, mikroskop inverted dimetilthiazol-2- il)-2,5- difeniltetrazolium
(Zeiss), plat 96 sumuran, dan bromida (reagen MTT).
spektrofotometer microplate (xMarkTM).
lapisan heksan terlihat jernih sehingga
Fraksinasi Ekstrak Etanol Kulit Buah diperoleh fraksi heksan. Hasil fraksi heksan
Asam Kandis diuapkan dengan rotary evaporator sehingga
Ekstrak etanol kulit buah asam kandis didapatkan ekstrak kental dari fraksi tersebut.
difraksinasi dengan heksan dan air dalam Lapisan air kemudian difraksinasi dengan etil
corong pisah, dikocok secukupnya. Setelah asetat dilakukan beberapa kali pengulangan
itu dibiarkan sampai terbentuk 2 lapisan yaitu seperti perlakuan diatas sehingga diperoleh
lapisan heksan dan lapisan air. Perlakuan ini fraksi air dan fraksi etil asetat. Hasil fraksi
dilakukan beberapa kali pengulangan sampai etil asetat diuapkan dengan rotary

79
ISSN: 2339-2592
Prosiding Seminar Nasional Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik III 2013

evaporator sehingga didapatkan ekstrak d) Penghitungan Sel


kental. Kemudian fraksi air sisa di uapkan Tambahkan 2 ml trypsin-EDTA ke
dengan rotary evaporator sehingga di dalam flask yang berisi kultur sel, kemudian
dapatkan ekstrak kental. inkubasi 5-10 menit. Kemudian larutan
tripsin-EDTA yang berisi sel disentrifus
Kultur Sel dengan kecepatan 3000 rpm selama 5 menit.
a) Persiapan Alat Buang supernatan, lalu pelet disuspensikan
Alat-alat yang digunakan untuk dalam 3 ml medium RPMI. Ambil 10 l
pengujian harus dalam keadaan bersih dan suspensi sel, letakkan pada masing-masing
steril. Wadah plastik dipersiapkan hanya kotak penghitungan sel hemasitometer.
untuk satu kali pemakaian, dan sterilitasnya Lakukan penghitungan di bawah mikroskop.
terjamin selama kemasan tidak rusak. Untuk Tentukan rata-rata jumlah sel aktif yang ada
alat-alat berbahan gelas, wadah dicuci bersih untuk dapat membuat suspensi 2000 sel
dan dikeringkan. Kemudian disterilkan dalam setiap sumur pada plat 96 sumuran.
dengan autoklaf pada suhu 1210C tekanan 15
lbs selama 15 menit. Sedangkan laminar air e) Peletakan Sel
flow disterilkan dengan cara disemprot Dibuat suspensi sel dalam medium
dengan etanol 70% dan juga dilengkapi (jumlah dan volume terukur), campur
dengan lampu UV. sempurna. Masukkan sebanyak 180 l
suspensi ke dalam masing-masing sumur
b) Penyiapan Sel kecuali sumur pada kolom pertama dan
Sel kanker payudara yang digunakan terakhir. Kolom pertama dan terakhir
yaitu sel T47D yang merupakan koleksi merupakan blanko yang hanya berisi medium
Cancer Chemoprevention Research Center 200 l, sedangkan kolom kedua merupakan
(CCRC) dari Universitas Gajah Mada kontrol yang berisi suspensi sel 200 l.
(UGM). Sel kanker dikeluarkan dari freezer Inkubasi pada suhu 370C, 5% CO2 selama 24
(-80 0C), dihangatkan dalam penangas air jam.
pada suhu 370C selama 2-3 menit. Setelah
mencair, sel dipindahkan ke dalam flask yang Pembuatan Larutan Uji
telah berisi 10 ml media, diinkubasi selama a) Larutan Stok
3-4 jam pada suhu 370C/5% C02, kemudian Ekstrak ditimbang sebanyak 100 mg.
diamati dibawah mikroskop untuk melihat Ekstrak dilarutkan dalam 1 ml DMSO untuk
apakah sel melekat di dasar flask dan mendapatkan konsentrasi larutan 100 mg/ml.
membentuk lapisan monolayer. Medium
pertumbuhan diganti sekali dalam dua hari b) Pengenceran Larutan Uji
dan bila jumlah sel di dalam flask mencapai Medium dipipet 90 l ke dalam 5
70-85%, lakukan sub-kultur sel. buah mikrotube. Larutan induk dibuat
dengan konsentrasi 10 mg/ml dengan cara
c) Sub Kultur Sel memipet 10 l larutan larutan stok kemudian
Medium yang ada di dalam flask dipindahkan ke dalam tabung pertama, aduk
dibuang, kemudian tambahkan 2 ml trypsin- sempurna. Pengenceran dilakukan bertingkat
EDTA lalu aduk perlahan, inkubasi selama 5 dengan cara memindahkan 10 l larutan uji
menit pada suhu 370C, 5% CO2, setelah itu dari tabung pertama ke tabung kedua.
amati sel di bawah mikroskop. Kemudian Lakukan hal yang sama untuk tabung
larutan tripsin-EDTA yang berisi sel selanjutnya sehingga akan diperoleh larutan
disentrifus dengan kecepatan 3000 rpm dengan konsentrasi 100, 10, 1 dan 0,1 g/ml
selama 5 menit. Buang supernatan, lalu pelet pada masing-masing sumur pada plat 96
disuspensikan dalam 3 ml medium. sumuran.
Masukkan ke dalam flask baru, aduk
perlahan. Inkubasi pada suhu 370C, 5% CO2

80
ISSN: 2339-2592
Prosiding Seminar Nasional Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik III 2013

Uji Proliferasi Sel (Uji MTT) ditentukan persentase sel yang terhambat
a) Peletakan Larutan Uji dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Plat uji yang telah berisi sel dan telah
diinkubasi selama 24 jam, dibagi menjadi 3 Rumus % viabilitas sel
bagian. Setiap bagian dirancang untuk empat
kali replikasi. Peletakan larutan uji dimulai
dari konsentrasi paling rendah. Pindahkan 20
l larutan uji ke dalam masing-masing sumur Dari % viabilitas sel ini,lalu dilakukan
kecuali sumur kontrol dan sumur blanko . perhitungan IC50. IC50 merupankan gambaran
Plat kembali diinkubasi selama 24 jam dalam efek sitiotoksik yang diberikan oleh fraksi,
inkubator 370C/ 5% CO2. Amati perubahan yaitu kadar yang dapat menghambat
yang terjadi pada sel selama masa inkubasi. proliferasi sel sebesar 50%.
Hubungan antara log konsentrasi
b) Peletakan Larutan MTT larutan uji dengan viabilitas sel dapat
Larutan MTT 5 mg/ml dipipet 20 l ditampilkan dalam bentuk grafik. Dari grafik
ke dalam masing-masing sumur. Inkubasi tersebut dapat ditentukan harga IC50 dengan
selama 3-4 jam pada 370C, 5% CO2. Setelah persamaan regresi linier dengan syarat r lebih
3-4 jam, akan terlihat adanya endapan ungu besar dari r tabel, kemudian masukan y = 50
kristal formazan. Medium yang mengandung pada persamaan regresi linier dan cari x nya
reagen MTT dibuang dengan cara dihisap kemudian dihitung, antilog dari konsentrasi
dari setiap sumur, sehingga yang tertinggal tersebut sehingga diperoleh IC50 (konsentrasi
hanya endapan ungu kristal formazan. yang dapat menghambat 50 pertumbuhan sel)
Larutkan endapan pada setiap sumur dengan larutan uji (CCRC, 2009).
100 l DMSO. Ukur serapannya dengan Selanjutnya, data hubungan antara
spektrofotometer micrroplate pada 550 konsentrasi sediaan uji dengan absorban
nm. dianalisis secara statistik menggunakan
analisa varian (ANOVA) satu arah yang
Analisis Data dilanjutkan dengan uji wilayah berganda
Dengan menggunakan data absorban Duncan (Duncans Multiple Range Test).
yang diperoleh dari pengukuran, dapat

HASIL DAN DISKUSI

Dari penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut:

a) Hasil Uji Proliferasi Sel (Uji MTT)


Berdasarkan uji MTT yang telah dilakukan dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Nilai IC50 Fraksi Terhadap Sel Kanker Payudara T47D

Sampel Nilai IC50


Fraksi Heksan 3,53 g/ml
Fraksi Etil Asetat 0,59 g/ml
Fraksi Air 3457,39 g/ml

81
ISSN: 2339-2592
Prosiding Seminar Nasional Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik III 2013

Gambar 1. Grafik Hubungan Konsentrasi Fraksi Heksan Vs % Viabilitas Sel Kanker


Payudara T47D

Gambar 2. Grafik Hubungan Konsentrasi Fraksi Etil Vs % Viabilitas Sel Kanker Payudara
T47D

Gambar 3. Grafik Hubungan Konsentrasi Fraksi Etil Vs % Viabilitas Sel Kanker Payudara
T47D

82
ISSN: 2339-2592
Prosiding Seminar Nasional Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik III 2013

Nilai IC50 didapatkan dari grafik Dengan demikian fraksi heksan dan
antara log konsentrasi larutan uji vs % fraksi etil asetat kulit buah asam kandis
viabilitas sel dengan persamaan regresi linier dinyatakan memiliki aktivitas sitotoksik
dengan syarat r lebih besar dari r tabel, terhadap sel kanker T47D, sedangkan pada
kemudian masukan y = 50 pada persamaan fraksi air tidak memiliki efek sitotoksik
regresi linier dan cari x nya kemudian terhadap sel kanker payudara T47D dengan
dihitung, antilog dari konsentrasi tersebut nilai IC50 di atas 20 g/ml.
sehingga diperoleh IC50. Sebelumnya telah dilakukan
Menurut The American National Cancer penelitian mengenai uji sitotoksik dari
Institute, suatu ekstrak dikatakan memiliki ekstrak etanol kulit buah asam kandis
aktivitas sitotoksik apabila nilai IC50 < 20 dengan nilai IC50 19,33 g/ml (Sutma,
g/ml (Lee & Houghton, 2005). Perlakuan 2012).
dengan fraksi heksan dan etil asetat juga Sehingga dari pernyataan tersebut
memberikan pengaruh terhadap marfologi dapat disimpulkan bahwa nilai IC50 dari
sel. Sel yang hidup tampak masih banyak ekstrak etanol kulit buah asam kandis lebih
dan berbentuk seperti daun (Gambar 4 A), tinggi dibandingkan dengan nilai IC50 dari
sedangkan sel yang sudah mengalami hasil fraksinasi ekstrak etanol kulit buah
kematian tampak berbentuk bulat dan asam kandis dan bisa dikatakan bahwa hasil
mengapung (Gambar 4 B,C). Sementara fraksinasi dari ekstrak etanol kulit buah
farksi air (D) masih menyerupai control, asam kandis lebih besar khasiat nya sebagai
baik dari segi bentuk sel dan jumlahnya. Hal anti kanker dibandingkan dengan ekstrak
ini menunjukkan bahwa pemberian fraksi etanol kulit buah asam kandis tersebut.
heksan dan etil asetat dapat menginduksi Dari pemeriksaan metabolit yang
terjadinya kematian sel pada sel kanker telah dilakukan diketahui bahwa kulit buah
payudara T47D, sementara fraksi air tidak asam kandis mengandung senyawa fenolik.
menunjukan aktifitas sitotoksik. Senyawa fenolik dikenal dengan
aktivitasnya sebagai antioksidan.
Kemungkinan, efek sitotoksik dari kulit
buah asam kandis ini, salah satunya
berkaitan dengan kandungan fenoliknya.
Fenolik berperan sebagai antioksidan karena
dapat menangkap radikal bebas dengan
melepaskan atom hidrogen dari gugus
hidroksilnya. Pemberian atom hidrogen ini
akan menyebabkan radikal bebas menjadi
stabil dan berhenti melakukan gerakan
ekstrim, sehingga tak merusak lipida,
protein, dan DNA (materi genetik) yang
menjadi target kerusakan seluler. Dengan
mekanisme seperti itu, radikal bebas dapat
dihancurkan atau distabilkan yang pada
Gambar 4. Foto sel kanker payudara T47D akhirnya dapat menekan terjadinya kanker
di sumuran plate sebagai control (Shahidi, et al., 1995).
(A) dan diberi perlakuan dengan
fraksi heksan (B), fraksi etil b) Pengolahan data menggunakan
asetat (C) dan fraksi air (D), ANOVA satu arah
masing-masing pada Dari hasil pengolahan data
konsentrasi10 ug/mL menggunakan uji Analisa Varian (Anova)
(perbesaran 10x). satu arah yang membandingkan antara
persentase viabilitas sel kanker payudara

83
ISSN: 2339-2592
Prosiding Seminar Nasional Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik III 2013

T47D dengan konsentrasi sediaan uji fraksi nyata antar kelompok konsentrasi sediaan uji
heksan kulit buah asam kandis didapatkan terhadap persentase viabilitas sel kanker
nilai yang signifikan (p = 0,002) < 0,05 payudara T47D.
dengan nilai F hitungnya 12,519, dan fraksi Hasil pengolahan data lanjutan yang
etil asetat kulit buah asam kandis didapatkan menggunakan uji wilayah berganda duncan
nilai yang signifikan juga yaitu (p = 0,001) < menunjukkan dua subset yang berbeda
0,05 dengan nilai F hitungnya 15,290, hal ini antara fraksi heksan kulit buah asam kandis
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pada kelompok yang memiliki konsentrasi
yang bermakna dari masing-masing 100 dan 10 g/ml dengan kelompok yang
konsentrasi sediaan uji dan menunjukkan memiliki konsentrasi 1 dan 0,1 g/ml, dan
bahwa pemaparan fraksi heksan dan fraksi demikian pula pada fraksi etil asetat kulit
etil asetat kulit buah asam kandis buah asam kandis menunjukkan dua subset
memberikan pengaruh yang berbeda nyata yang berbeda antara kelompok yang
antar kelompok konsentrasi sediaan uji memiliki konsentrasi 100 dan 10 g/ml
terhadap persentase viabilitas sel kanker dengan kelompok yang memiliki
payudara T47D. Sedangkan hasil yang konsentrasi 1 dan 0,1 g/ml, nilai persentase
didapat dari fraksi air kulit buah asam kandis viabilitas dari tiap subset menunjukkan
ternyata tidak signifikan yaitu (p = 0,169) > adanya penurunan, dimulai dari konsentrasi
0,05 dengan nilai F hitungnya 2,176, hal ini 0,1 g/ml sampai ke konsentrasi 100 g/ml.
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan Sedangkan pada fraksi air kulit buah asam
yang tidak bermakna dari masing-masing kandis tidak memiliki perbedaan dan hanya
konsentrasi sediaan uji dan menunjukkan menunjukkan satu subset saja pada
bahwa pemaparan fraksi air kulit buah asam kelompok yang memiliki konsentrasi
kandis tidak memberikan pengaruh yang 100,10,1 dan 0,1 g/ml.

KESIMPULAN

Berdasarkan data hasil penelitian lanjut dengan melakukan isolasi murni


yang telah dilakukan, dapat diambil terhadap fraksi heksan dan fraksi etil asetat
kesimpulan bahwa fraksi heksan dan fraksi kulit buah asam kandis (Garcinia cowa
etil asetat kulit buah asam kandis berpotensi Roxb.) untuk menyelidiki senyawa aktif
untuk dikembangkan sebagai sumber baru antikanker pada fraksi tersebut yang bersifat
dalam mengembangkan obat kanker. sitotoksik.
Namun, masih diperlukan penelitian lebih

DAFTAR PUSTAKA

Abcam. (2007). T47D (Human ductal breast American Cancer Society. Breast Cancer
epithelial tumor cell line) Whole Facts & Figures. (2009-2010).
Cell Lysate (ab 14899) data sheet. Atlanta: American Cancer Society,
http://www.abcam.com/index.html Inc.; 2009
data sheet = 14899, diakses American Cancer Society. Cancer Facts &
November 2012 Figures . (2010). Atlanta: American
Abcams, G.D. (1994). Gangguan Cancer Society; 2010.
pertumbuhan, proliferasi dan Burdall, E.S., Hanby M.A., Landsdown,
differensiasi sel. In S.A. Price, L.M. R.J.M., dan Speirs, V. (2003),
Wilson (Eds). Patofisiologi, konsep Bereast Cancer Cell Line, Breast
klinis proses-proses penyakit. (Edisi Cancer Res., 5(2): 89-95.
4). Buku I. Penerjemah: P. Burkill, I. (1966). A Dictionary of the
Anugerah. Jakarta: EGC. Economic Products of the Malay

84
ISSN: 2339-2592
Prosiding Seminar Nasional Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik III 2013

Peninsula., 2nd ed. Ministry of Freshney, R.I., (2004), Animal Cell Culture,
Agriculture and Co-Operatives, A Practical Approach, 4th Ed. IRL
Kuala Lumpur, Malaysia. Press: Washington DC.
Campbell, A. N, J. B. Reece, L.G. Mitchell. Guyton, A. C. (1997). Buku ajar fisiologi
(2002). Biology. Erlangga. Jakarta kedokteran. Setiawan, I. (Ed IX).
Campbell NA, Reece JB, Mitchell LG, and Jakarta : EGC.
Taylor MR. (2008). Biology. 4th Ed. , Guyton, A. C. & Hall, J. E. (2006). Buku
Addison Wesley World Student Ajar Fisiologi Kedokteran (Edisi X).
Series, San Fransisco. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
CCRC. (2009). Prosedur Tetap Uji EGC.
Sitotoksik Metoda MTT. Hanahan,D., R. A. Weinberg,. (2000) The
Yogyakarta:. Fakultas Farmasi, Halfmark of Cancer, Cell, 100:57-
UGM. 70.
Clarke RB, Howell A, Anderson E. (1997). Heyne, K. (1987). Tumbuhan Berguna
Breast Cancer Res. Treat., 45: 121- Indonesia. Jilid III. Jakarta: Yayasan
133. SaranaWana Jaya.
Corner, J. (2001). What is the cancer. In. J. Hirshaut & Pressman, (1992).
Corner C. Bailey Cancer nursing http://id.wikipedia.org. Diakses pada
care in context. Oxford : Blackwell tanggal 1 Oktober 2010.
Publishing. Jabit, Md. Lip, Wahyuni, F.S, Rozida, K.,
Darwito, Suwito. (2009). Omega-3 dan Ahmad, I.D., Khozirah, S., Lajis
Kanker Payudara. Nordin H, & Johnson, S. (2009).
http://darwitosuwitosaridinsangpemb Cytotoxic and nitric oxide inhibitory
aharu.blogspot.com/2009/03/pengerti activities of methanol extracts of
an-kanker-payudara-kanker. html. Garcinia species. Pharmaceutical
(diakses tanggal 27 November 2012). Biology. 47(11): 10191026.
Departemen Kesehatan, (2009). Profil Jena, B. S., Jayaprakasha, G. K., and
Kesehatan Indonesia 2008. Jakarta: Sakariah, K. K. (2002). Organic
Departemen Kesehatan RI acids from leaves, fruits, and rinds of
Djajanegara, I. & Wahyudi, P. (2010). Uji Garcinia cowa. Journal of
Sitotoksisitas Ekstrak etanol Herba Agricultural and food chemistry 50
ceplukan (Physalis angulata Linn.) (12): 3431-3434.
terhadap Sel T47D secara In Vitro. J. Jochems, Carlo. (2009). Fetal Bovine
Ilmu Kefarmasian Ind. 8, (1), 41-47. Serum: Are Cell Cultures Cruelty
Dipiro Joseph., Talbert, Robert L., Yee, Free. Diakses dari: http://www.all-
Gary C (2008). Pharmacotherapy: A creatures.org/clct/ar-fetal.html.
Pathophysiology Approach (7th Diakses tanggal: 29 Mei 2012.
Edition). New York: The Mc Graw- Jong, Wim de. (2004). Kanker, apakah itu?
Hill Companies Inc. pengobatan, harapan hidup dan
Dipiro Joseph T., Barbara G.Wells, Terry dukungan keluarga. Terjemahan:
L. Schwinghammer and Cecily V. Astoeti Suharto Heerdjan, Arcan:
(2009). Pharmacotherapy Handbook, Jakarta. Hal 2-16.
2009, 7th Edition. New York: The Kasugai S, Hasegawa N and Ogura
Mc Graw-Hill Companies Inc. H.(1991). Application of the MTT
Doyle, A., dan Griffiths, J. B. (2000). Cell colorimetric assay to measure
and Tissue Culture for Medical cytotxic effect of phenolic compound
Research. John Willey and Sons Ltd. on established rat pulp cells. J. Dent
: New York. Res. 70: 127-130.
Kenji, M., Yukihiro, A., Emi, K., Tetsuro, I.,
Kenji, O., Toshiyuki, T., Munekazu,

85
ISSN: 2339-2592
Prosiding Seminar Nasional Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik III 2013

I., & Yoshinori, N. (2003). Cytotoxic


benzophenone derivatives from Murray, R. K.(1999). Kanker, gen kanker
Garcinia species display a strong dan faktor pertumbuhan. In R. K.
apoptosis-inducing effect against Murray et al.(Eds.) Biokimia Harper,
human leukemia cell lines. Biol Ed 24. Jakarta : EGC
Pharm Bull. 26: 569571. Nafrialdi, & Gan, S,. (1995) Antikanker dan
Kuswibawati, Luciana. (2000). Apa Itu imunosupresan. In Ganiswara, S. G.
Kanker. Yogyakarta: Penerbit et al, (Eds.) Farmakologi dan terapi,
Universitas Sanata Dharma. Ed. 4, Jakarta : UIP.
Knight, L. (2007). The Cell. In J.A. Gabriel Na Pattalung, P., Thongtheeraparp, W.,
(Ed). The biology of cancer (pp.33- Wiriyachitra , P. & Taylor, W.C.
43). Chichester : John Wiley & Sons (1994). Xanthones of Garcinia cowa.
Ltd. Planta Med. 60: 365-368.
Lee, C.C & Houghton, P. (2005). Panthong, K., Pongcharoen, W.,
Cytotoxicity of plants from Malaysia Phongpaichit, S., & Taylor, W.C.
and Thailand used traditionally to (2006). Tetraoxygenated xanthones
treat cancer. J Ethnopharmacol, from the fruits of Garcinia cowa.
2005; 100: 237-243. Phytochemistry. 67 (2006) 9991004
Lisdawati, Vivi, dkk. (2007). Isolasi dan Peres, V., Nagem, T.J., & Fernando, O.
Elusidasi Struktur Senyawa Lignan (2000). Tetraoxygenated naturally
dan Asam Lemak dari Ekstrak occurring xanthones.
Daging Buah Phaleria Macrocarp. Phytochemistry. 55: 683710.
Bul. Penel. Kesehatan 35, 3: 115 Poomipamorn, S. & Kumomg, A. (1997).
124. Edible Multiporpuse ree Species
Maryati & Sutrisna, EM. (2007). Potensi Faung Fa. Bangkok: Printing (in
Sitotoksik Tanaman ceplukan Tai).
(Physalis angulata L) terhadap Sel Pollard, Thomas D., William C. Earnshaw.
HeLa. Pharmacon. Vol. 8, No.1, Juni (2004). Cell Biology. Philadelphia
2007. Saunders.
Melannisa, R. (2004). Pengaruh PGV-1 pada Rao, R. R. (1981). Ethnobotany of
Sel Kanker Payudara T47D yang Meghalaya: Medicinal Plants Used
diinduksi 17-Estradiol: Kajian by Khasi and Garo Tribes. Economic
Antiproliferasi, Pemacuan Apoptosis Botany 35(1):4-9.
dan Antiangiogenesis, (Tesis). Rukachaisirikul, V., Trisuwan, K.,
Program Pasca Sarjana Universitas Sukpondma, Y., & Phongpaichit, S.
Gadjah Mada, Yogyakarta. (2008). A new benzoquinone
Moeljopawiro, S., M.R. Anggela, D. derivative from the leaves of
Ayuningtyas, B. Widaryanti, Y.Sari, Garcinia parvifolia. Arch Pharm
dan I.M.Budi. (2007). Pengaruh Res. 31: 1720.
Sari Buah Merah (Pandanus Sadaquat, A., Renee, G., Subramaniam, S.,
conoideus Lamk.) Terhadap Bleaulieu, C., & Spino, C. (2000).
Pertumbuhan Sel Kanker Payudara Benzophenones of Garcinia
dan Sel Kanker Usus Besar. Berkala pseudoguttifera (Clusiaceae).
Ilmiah Biologi 6, 2 : 121 130. Phytochemistry. 53: 281284.
Mosmann, T. (1983). Rapid colorimetric Shahidi, F. and M. Naczk. (1995). Food
assay for cellular growth and Phenolics: Sources, Chemistry,
survival: application to proliferation Effects, Applications. Ed. Technomic
and cytotoxicity assays. Journal of Publishing Co. Inc.
Immunological Method, 16;65(1-2), Schafer, J.M., Lee, E.S., ORegan, R.M.,
55-63. Yao, K., dan Jordan, V.C. (2000).

86
ISSN: 2339-2592
Prosiding Seminar Nasional Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik III 2013

Rapid Development of Tamoxifen- Curcumin and Isoflavonoids. Envir.


stimulated Mutant p53 Breast Health Presp, 106 (12), 807-812.
Tumors (T47D) in Athymic Mice, Wahyuni, F.S., Byrne, L.T., Dachriyanus,
Clinical Cancer Research, 6, 4373- Dianita, R., Jubahar, J., Lajis, N.H.,
4380. & Sargent, M.V., (2004). A New
Sutma, S. (2012). Uji Efek Sitotoksik Ekstrak Ring-Reduced
Etanol Kulit Buah Asam Kandis Tetraprenyltoluquinone and a
(Garcinia cowa Roxb.) Terhadap Sel prenylated xanthone from Garcinia
Kanker Payudara T47D Dengan cowa. Aust. J. Chem. 57: 223-226.
Metoda MTT. (Skripsi). Padang: Whitmore, T.C. (1973). Guttiferae. In
F.Farmasi, UNAND. T.C.Whitmore (ed.) Tree Flora of
Tjay, T.H., Rahardja, K. (2002). Obat-obat Malaya 2: 162-236. Kuala Lumpur,
Penting : Khasiat, Penggunaan, dan. Longman Malaysia.
Efek-Efek Sampingnya. Edisi VI. Yarbro, C., Frogge, M. and Goodman, M.
Jakarta: Penerbit PT. Elex Media (2005). Cancer nursing: principles
Komputindo. and practice, 6th ed., Boston, MA:
Van De Graaff, K.M., S. I. (1995). Concepts Jones and Bartlett Publishers.
human of anatomy and physiology. Zampieri, L., Bianchi, P., Ruff, P., dan
Fourth Edition. Dubuque, Bogota, Arbuthnot, P. (2002). Differential
Boston, London: Wm. C. Brown modulation by estradiol of P-
Publishers. glycoprotein drug resistance protein
Verma, S.P., Goldin, B.R., and Lin, P.S.. expression in cultured MCF7 and
(1998). The Inhibition of the T47D breast cancer cells, Anticancer
Estrogenic Effects of Pesticides dan Res., 22(4):2253-9
Enviromental Chemicals by

87

Anda mungkin juga menyukai