PENDAHULUAN
A. Pengantar
B. Skenario
Pada era sekarang moobil diproduksi secara masal, banyak mobil yang memiliki
volume silinder (CC) yang sama, tahun pembuatan, umur pemakaian, kondisi, sistem,
dan perawatan yang sama pula tetapi memiliki tenaga yang berbeda. Hal ini lah yang
menjadi tugas kami untuk mencari analisa yang tepat mengapa hal itu terjadi, pada
beberapa spesifikasi dari mobil yang sama. Jika diamati penyebab tenaga mesin tiap
kendaraan berbeda padahal volume silinder, tahun pembuatan, umur pemakaian,
kondisi, sistem, dan perawatannya semua sama itu terletak pada perbedaan konstruksi,
teknologi penunjang pada mesin seperti; bentuk silinder, jumlah silinder, mekanisme
katup, perbandingan kompresi, dan teknologi-teknologi lain yang dipakai pada
kendaraan tersebut. Maka dari itulah kami menyusun makalah ini guna membahas
masalah tersebut.
C. Rumusan Masalah
1. Apakah pengaruh konstruksi silinder terhadap perubahan tenaga mesin pada
tiap kendaraan ?
2. Apakah jumlah silinder mempengaruhi tenaga mesin, bagaimana dengan
kendaraan dengan jumlah silinder yang berbeda?
3. Apa pengaruh mekanisme katup terhadap tenaga mesin dan mekanisme
seperti apakah yang lebih baik ?
4. Apa pengaruh perbandingan kompresi pada kendaraan mempengaruhi
tenaga kendaraan tersebut?
5. Teknologi seperti apa yang mempengaruhi tenaga mesin pada tiap
kendaraan?
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1. Motor Bensin
Prinsip kerja motor bensin adalah mesin yang bekerja memanfaatkan energi
dari hasil gas panas hasil proses pembakaran, dimana proses pembakaran terjadi
di dalam silinder mesin itu sendiri sehingga gas pembakaran berfungsi sebagai
fluida kerja menjadi tenaga atau energi panas (Hidayat, 2012:14).
T = F x b (N.m)
dimana:
Dari perhitungan torsi diatas dapat diketahui jumlah energi yang dihasikan
mesin pada poros. Jumlah energi yang dihasikan mesin setiap waktunya adalah
yang disebut dengan daya mesin. Kalau energi yang diukur pada poros mesin
dayanya disebut daya poros.
Sedangkan power yang dihitung dengan satuan Kw (Kilo watts) atau Horse
Power (HP) mempunyai hubungan erat dengan torque. Power dirumuskan
sebagai berikut :
Rumus diatas adalah rumus dasar, pada engine maka rumusnya menjadi :
Pada motor bakar, daya yang dihasilkan dari proses pembakaran di dalam
silinder dan biasanya disebut dengan daya indikator. Daya tersebut dikenakan
pada torak yang bekerja bolak-balik di dalam silinder mesin. Jadi, di dalam
silinder mesin, terjadi perubahan energi dari energi kimia bahan bakar dengan
proses pembakaran menjadi energi mekanik pada torak. Daya indikator adalah
sumber tenaga persatuan waktu operasi mesin untuk mengatasi semua beban
mesin. Mesin selama bekerja mempunyai komponen - komponen yang saling
berkaitan satu dengan lainnya membentuk kesatuan yang kompak.
Dimana :
3. Mekanisme Katup
Motor bensin biasanya terdapat satu atau dua katup masuk dan katup buang
pada setiap silindernya tapi mungkin bisa lebih dari itu. Fungsi dari katup
sebenarnya untuk memutuskan dan menghubungkan ruang silinder di atas piston
dengan aliran udara luar pada saat yang dibutuhkan. Proses pembakaran gas dalam
silinder mesin harus berlangsung dalam ruang bakar yang tertutup rapat. Jika
sampai terjadi kebocoran gas meski sedikit, maka proses pembakaran akan
terganggu. Oleh karenanya katup-katup harus tertutup rapat pada saat pembakaran
gas berlangsung (Jama, 2012: 46).
Inovasi penempatan katup dapat dibedakan dari penempatan katup terhadap
kepala silinder. Penempatan katup ada tiga yaitu katup samping/slide valve (SV),
Over Head Valve (OHV), dan Over Head Camshaft (OHC).
a) Katup Samping/Slide Valve(SV)
Katup samping adalah konstruksi katup yang sederhana dan ringan
dengan menempatkan katup pada sisi samping dari silinder. Penempatan
katup yang di samping silinder membuat ukuran panjang mesin berkurang
selain itu penempatan katup disamping juga akan membuat mesin lebih
lebar.
Cara kerja kerjanya adalah ketika poros engkol berputar maka berputar
pula roda gigi yang terhubung di poros engkol, roda gigi tersebut akan
berhubungan dengan roda gigi yang terpasang di cam, jika cam
menyentuh batang pendorong sehingga batang pendorong akan
mendorong katup dengan melawan gaya pegas dan katup pun terbuka.
Komponen yang bekerja terdiri dari katup, pegas katup, mur penyetel,
pengangkat katup, cam, camshaft, dan roda gigi pada poros engkol. Tipe
dari katup ini biasanya untuk putaran mesin yang rendah dan biasanya
digunakan pada mesin industri (Jama, 2012).
Tidak tahan pada putaran / rpm tinggi, hanya sampai 9000 rpm, hal
ini dikarenakan adanya push rod yang menghambat pergerakan
pada putaran tinggi.
Tenaga / torsi yang besar pada putaran atas atau rpm tinggi
Dibawah ini merupakan diagram idealisasi dari Otto engine pada mobil
DAIHATSU Tipe CB-23 tanpa mengunakan turbocharger dan dengan
menggunakan turbocharger.
Gambar 1. Siklus Otto dengan dan tanpa Turbocharger
Dari diagram diatas dapat dilihat bahwa dengan menggunakan turbocharger
maka dapat meningkatkan tekanan udara bersih yang masuk pada ruang bakar.
Tekanan udara bersih tersebut besarnya diatas tekanan atmosfer, hal tersebut
dilakukan oleh kompresor. Penggunaan turbocharger juga meningkatkan tekanan
campuran bahan bakar ketika akan terjadi pembakaran.
Untuk kerugian pada mesin jenis ini, pastinya dengan langkah yang
lebih panjang, sudah pasti gesekan piston antar dinding silinder lebih besar
pula (friksi lebih besar), dan untuk mencapai Rpm maksimal, mesin langkah
panjang ini cenderung membutuhkan jeda waktu yang lama dibandingkan
dengan langkah pendek. (Joko Prakoso; Instruktur Nasmoco Mlati)
2) Mesin Langkah Pendek (Short Stroke)
Pada kecepatan mesin yang sama (rpm sama) kecepatan piston pada
square engine lebih rendah dari pada long stroke engine. Artinya, cylinder,
piston dan O-Ring tingkat keausannya dapat berkurang dengan menggunakan
square engine, karena itulah jenis mesin ini banyak dipakai pada mobil
penumpang. (Joko Prakoso; Instruktur Nasmoco Mlati)
6. Piston Displacement
Volume langkah (piston displacement) atau disingkat displacement adalah
jumlah volume dari TMA ke TMB (untuk mesin yang silindernya lebih dari satu
disebut dengan total displacement). Umumnya semakin besar displamentnya maka
semakin besar pula tenaga mesinnya, karena campuran udara dan bahan bakarnya
lebih banyak. (Hendra; Mekanik Nasmoco Mlati)
CATATAN :
Total piston displacement dari sebuah mesin dapat dihitung sebagai berikut :
2
=
4
= 0,784 2
Dimana :
V = piston displacement
D = diameter cylinder
L = Langkah pispon
N = Jumlah Cylinder
7. Perbandingan Kompresi
Perbandingan kompresi adalah seberapa banyak campuran udara bahan bakar
yang dihisap atau dikompresikan dalam silinder selama langkah kompresi.
a. Kompresi statis
1 + 2
1
Dimana :
V1 = Volume langkah
b. Kompresi dinamis
Diluar kompresi statis, dikenal juga istilah kompresi dinamis. Rasio Kompresi
statis yang tertulis itu dihitung dengan asumsi ruang bakar tertutup penuh.
Sedangkan pada kondisi sesungguhnya; ruang bakar tak selalu tertutup penuh
karena ada mekanisme buka tutup klep yang membuat ruang bakar tidak kedap.
Dari sinilah muncul istilah kompresi dinamis yang mempertimbangkan posisi
Klep IN saat proses pemampatan (langkah kompresi).
Proses kerja mesin 4tak :
1) Saat Langkah Hisap, piston bergerak turun menuju TMB, saat itu Klep IN
sudah membuka memberi jalan pengisian campuran bensin udara ke dalam
silinder.
2) Saat Langkah Kompresi, ketika piston sudah mencapai TMB dan kembali
naik keatas untuk mengkompres/memampatkan campuran bbm, maka pada
saat itu Klep IN sebetulnya masih dalam proses menutup (belum tertutup
sempurna).
Mesin 4 tak dalam 1 siklus 720 memerlukan 4 langkah piston yaitu Usaha,
Buang, Hisap, dan Kompresi. Seperti pada diagram diatas, torsi yang dirasakan
oleh crankshaft tidak rata dan hal ini menimbulkan getaran. Akan tetapi pada
mesin dengan jumlah silinder yang lebih banyak, misalnya 4 silinder maka setiap
langkah piston akan ada langkah usaha dan menyebabkan torsi dan getaran yang
dihasilkan akan beriringan setiap kali langkah piston sehingga torsi yang
dihasilkan lebih seimbang dan getaran mesin yang lebih halus. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa mesin dengan jumlah silinder lebih banyak cocok untuk
putaran mesin yang tinggi, dan sebaliknya mesin dengan jumlah silinder yang
lebih sedikit menghasilkan torsi yang lebih besar dan cocok untuk putaran rendah.
(Joko Prakoso; Instruktur Nasmoco Mlati)
BAB III
1. Kesimpulan
Performa suatu mesin kendaraan (mobil maupun motor) dapat dilihat dari
besarnya nilai Power (tenaga/Daya) dan Torque (torsi). Di mana Power (tenaga/daya)
adalah jumlah energi yang dihasikan mesin setiap waktunya dan Torqur (torsi) adalah
ukuran kemampuan mesin untuk melakukan kerja. Namun, dalam kenyataannya
performa mesin dari setiap kendaraan tidaklah selalu sama walaupun volume silinder
(CC), tahun pembuatannya, sistem yang digunakan, perawatannya dan hal lainnya itu
sama. Hal yang mendasari perbedaan tersebut adalah mekanisme katup yang
digunakan. Di mana penggunaan tipe katup SV, OHV, SOHC, dan DOHC tidaklah
sama dan pasti memiliki kelebihan yang cocok digunakan untuk kendaraan.
Mekanisme katup jenis DOHC adalah yang paling efektif untuk digunakan, karena
pada katup masuk dan buang memiliki 2 buah sehingga pemasukan campuran bahan
bakar yang masuk ke dalam silinder untuk dikompresikan jauh lebih banyak
dibanding mekanisme katup yang lain dan untuk pembuangan sisa gas pembakaran
juga lebih efektif karena lubang pembuangan jauh lebih besar, maka tenaga yang
dihasilkan juga jauh lebih besar dengan jumlah bahan bakar yang dikompresikan lebih
banyak. Selain itu, jenis silinder juga mempengaruhi tenaga mesin, bentuk long
stroke, square engine, maupun short engine. Untuk jenis square engine di mana
panjang langkah sama dengan diameter piston lebih sering digunakan pada kendaraan
dikarenakan daya dan torsi yang dihasilkan merata baik untuk kecepatan rendah,
sedang maupun tinggi. Yang ketiga adalah tentang piston displacement, dimana
semakin besar displamentnya maka semakin besar pula tenaga mesinnya, karena
campuran udara dan bahan bakarnya lebih banyak. Lalu perbandingan kompresi juga
mempengaruhi tenaga dari mesin, perbandingan kompresi yang lebih tinggi
menghasilkan tekanan gas pembakaran yang lebih besar pula, dan menghasilkan
output yang besar. Dan yang terakhir adalah penggunaan tubocharger, di mana pada
motor yang menggunakan turbocharger mempunyai nilai Sfc lebih tinggi
dibandingkan dengan motor standar. Meskipun tanpa mengubah katup, karburator,
piston, penambahan turbocharger dapat meningkatkan unjuk kerja.
2. Saran
Saran untuk tugas PBL (Problem Based Learning) ini mungkin perlu
mengetahui konsep dari setiap skenario yang diberikan oleh dosen terlebih dahulu,
sehingga ketika melakukan pencarian bahan dasar teori dan melakukan survei tidak
mengalami kebingungan akan skenario atau problem yang menjadi soal. Sehingga
dalam penyusunan makalah ini akan jauh lebih tepat dan dapat memahami isi dari
makalah yang disusun.
DAFTAR PUSTAKA
http://taufiqurrokhman.com/2012/01/27/menghitung-torsi-dan-daya-mesin-pada-motor-bakar/
diakses pada : 9 November 2015 pada pukul 15.37 WIB
http://cicakkreatip.com/2014/04/11/keuntungan-kerugian-menggunakan-mesin-langkah-
pendek-langkah-panjang-dan-langkah-persegi-long-stroke-short-stroke-square/
diakses pada : 9 November 2015 pada pukul 16.07 WIB
http://apritos.com/937/kenali-perbedaan-mesin-dohc-sohc-dan-ohv/
diakses pada : 9 November 2015 pada pukul 16.15 WIB
http://tmcblog.com/2010/05/10/over-bore-over-stroke-apaan-sih/
http://satria155.com/memahami-rasio-kompresi-statis-dinamis-oktan-bbm-review-norival/
diakses pada 10 November 2015 pada pukul 23.30 WIB
http://motogokil.com/2014/05/22/kelebihan-dan-kekurang-motor-dengan-engine-dua-
silinder-dibandingkan-dengan-satu-silinder/
diakses pada 10 November 2015 pada pukul 23.30 WIB