MUTATIONS
Perbandingan dari keanekaragaman dari untaian asam amino yang ada didalam molekul
antibodi dengan memprediksi dari untaian segmen gen yang mengkoode antibodi,
mengungkapkan bahwa ada variasi lebih dalam untaian asam amino pada sumpangan V-J
daripada prediksi dengan untaian nukleotida. Banyak keanakeragaman tambahan dapat
dijelaskan dengan variasi dalam daerah yang tepat dari rekombinasi selama V-J
bergabung. Contoh pada gambar 16.9, daerah alternatif dari bergabungnya gen Vk dan Jk dalam
tikus. Selama proses penggabungan, rekombinasi ditunjukkan terjadi diantara 4 nukleotida
pada daerah simpangan. 16.9 d menunjukkan rekombinasi membproduksi 4 untaian nukleotida
berbeda yang mengkode 3 asam amino berbeda pada posisi 96 dalam rantai kappa light tikus.
Asam amino pada posisi 96 dalam antibodi kemudian terlibat dalam antigen binding, alternatif
V-J yang bergabung ini pastinya berkontribusi dari keanekaragaman antibodi yang ada dalam
vertebrata.
Susunan luas dari keanekaragaman antibody diproduksi oleh
1. Somatic mutation
2. Variabel dalam daerah yakni V-J, V-D, dan D-J yang bergabung, memungkinkan
tingkat dari keankeragaman antibodi hampir tidak bisa terhitung.
CLONAL SELECTION
Bagaimana organisme menginisiasi sintesis dari antibodi spesifik ke antigen yang
sebelumnya tidak ditemui/dikenali? Hal ini dijelaskan dengan teori clonal selecion. Ingat
bahawa selutuh antibodi diproduksi oleh beta limfosit tunggalyang memiliki antigen
binding spesifik yang sama. Namun, perbedaan sel dalam populasi dari beta limfosit
mampi mengalami perbedaan penyusunan kembali genom dalam memproduksi variasi
antibodi dalam jumlah besar. Clonal selection teori inii menjelaskan bahwa ikatan dari
partikel asing antigen ke sebuah antibodi pada permukaan beta limfosit akan menstimulasi
sel untuk membelah/ terbagi, memproduksi beta limfosit dalam jumlah banyak dan jumlah
yang banyak dari partikel antibodi yang mengatur antigen asing. Lihat gambar 16.11
PENGECUALIAN ALELIC
Mamalia mempunyai jenis sel yang diploid (dua set informasi genetic) tapi hanya satu produktif
genom yang mengalami penataan kembali dari code rantai ringan sequen dan penataan satu genom
produktif dari sequen coding rantai berat. Fenomena ini disebut Allelic exclusion, karena alel tidak
diikutsertakan untuk diekspresikan. Mekanisme penangkapan balik pada proses rekombinasi terlibat di
gen antibody penyusunan kembali dan sel memulai untuk sintesis antibody fungsional.
Sel t reseptor mengandung 1 rantai polipeptida, alfa dan beta yang amsing-masing
dikode oleh gen segmen L-V, D,J, dan C seperti rantai antibody. Rantai alfa polipeptida, dan
beta polipeptida, seperti rantai antibody, mengandung variabel region yang mengkaitkan
reseptor pada permukaan sel. variael regions dari sel t reseptor yang dikode oleh segment gen
L-V, D dan J: constant region dikode oleh semua jumlah kecil dari segmen gen C. Gen sel t
reseptor dirakit oleh penyusunan kembali genom yang terjadi selama diferensiasi dari limfosit
T dari stem cell seperti pada kasus dari gen antibody dalam perkembangan limfosit b. gambar
16.12b menunjukkan segmen dari beta dan alta sel t seceptor polipeptida yang dikode oleh
segmen gen L-V, D,J, dan C . reseptor protein alfa dan beta yang dikode oleh segmen gen
yang berbaris pada permukaan kromosom mirip pada rantai antibody yang dikode. Dalam
manusia, kelompok gen segment alfa dan beta terletak pada kromosom 14 dan 7.
Struktur dari kelompok reseptor gen sel t mirip pada manusia dan mencit. Pengaturan
germ line dari segment gen yang mengkode reseptor beta polipeptida sel t ditunjukkan pada
gambar 16.13 a. Pengaturan dari sebuah penyusunan kembali gen beta polipeptida fungsional
ditunjukkan gambar 16.13b. untaian sinyal heptamer dan nonamer yang sangat mirip pada gen
control antibody rearrangements juga hadir pada lokasi yang sama dalam kelompok gen
reseptor sel t. kehaditannya dalam kedua tipe dari kemolpok gen menggambarkan bahwa
mekanisme yang sama dari segment gen gabungan ini bekerja selama penyusunan kembali
kedua gen antibody dan gen reseptor sel t. sel t reseptor pada variabel regions dikode oleh gen
30 V, yang mana 300v gen segment untuk kedia kappa light chains dan heavy antibody chains.
Terdapat banyak segmen gen J dalam gen sel t reseptor . contohnya 12 segment gen J
fungsional untuk beta reseptor polipeptida. Sel t reseptor membuktikan sebuah jumlah yang
baik dari keanekaragaman, dan keanekaragaman dihasilkan oleh penyusunan kembali genome
selama fiderensiasi limfosit T dalam sebuah cara yang analog dalam produksi dari
keanekaragaman dalam limfosit B.
MAJOR HISTOCOMPATIBILITY COMPLEX
Imun mamalia sangat memiliki proses kompleks termasuk perbedaan makromolekul dan tipe
diferensiasi sel yang mengandung reseptor T berbeda. Banyak komponen imun termasuk transplantasi
antigen yang mereka bertanggung jawab menolak jarigan asing pada operasi transplant, mereka
dikontrol oleh multigen kompleks yang disebut major histocompatibility complex (MHC). Pada
manusia multigen ini dikode oleh HLA ( Human Leukocyte Antigen Complex) pada lokus kromosom 6,
pada tikuslocus MHC terletak pada lokus 2 kromosom 17. MHC gen dikatakan menjadi polimorfik
tinggi karena sebagian besar alel dari individual gen selalu memisah dalam populasi tertentu.
Gen MHC dikode 3 kelas berbeda dari protein yang terlibat di sapek berbeda pada respon imun.
klas I gen mengkode transplantion antigen (glikoprotein) yang hadir pada semua sel, antigen
memainkan kunci aturan pengakuan dan perusakan dari sel yang membawa antigen asing untuk
cytotoxic T limfosit.
Gen MHC kelas II mengkode polipeptida yang berlokasi pada permukaan limfosit B dan
makrofage. MHC kelas III mengkode protein complement yang berinteraksi dengan antibody-antigen
kompleks dan menginduksi sel lisis. MHC I dan II antigen berlabuh pada sel membrane dan mempunyai
struktur mirip dengan sel T reseptor.
PERTANYAAN
Jawaban: ya, gen antibodi juga mengalami transkripsi namun harus menagalami
penyusunan kembali. Dalam kasus dari gen heavy chains, proses perubahan susuanan
membawa promotor yang ada pada upstream dari gen segmen Lh- Hh kedalam jarak dari
enhancer element yang ada pada bagian intron diantara segmen gen J h dan segmen gen Ch.
setiap segmen gen Lh- Vh mengandung promotor upstream. Priotitas dari perubahan
susuanan pada sintesis heavy chains, enhancer disini jauhnya sekitar 100.000 pasangan
nukleotida dari promotor Lh- Vh. Enhancer tidak dapat mengaktivasi transkripsi dari
promotr yang lokasinya sangat jauh. Namun penyusunan kembali yang terjadi selama
diferensiasi dari Bcell, memindahkan promotor dari segment gen Lh- Vh ke dalam jarak
yang kurang dari 200 pasangan nukleotida dari enhancer. Sehingga enhancer sekarang
dapat mengaktifvasi transkripsi dari promotr yang lokasinya ada di upstream daru segmen
gen Lh- Vh. Enhancher terlibat alam aktivasi transkripsi dari sintesis heavy chains jaringan
spesifik. Enhancer mengkativasi transkripsi hanya dalam limfosit dan tidak memberikan
efek dalam sel yang terbawa dari jaringan lain. Proses aktivasi membutuhkan adanya
aktivator transkripsi factor yang disintesis didalam limfosit, namun tidak pada sel lain.