Anda di halaman 1dari 5

NOTULENSI KEGIATAN FORUM KOLABORASI KOMUNITAS

NAMA KEGIATAN : Silaturahim & Rapat Kerja Forum Kolaborasi Komunitas


HARI/TANGGAL : Sabtu, 28 Januari 2017
WAKTU : Pk. 10.00 s.d. 16.00 WIB
TEMPAT : Aula Lantai I Gedung Digital Innovation Lounge (DILO) Banda Aceh
JUMLAH PESERTA : 52 Peserta
AGENDA : 1. Laporan Kegiatan Periode Juli s.d. Desember 2017
2. Diskusi Lintas Komunitas Mengenai Redefinisi Makna Kolaborasi
Komunitas; Pembahasan Hak dan Kewajiban Komunitas yang
Terlibat dalam FKK; dan Penyusunan Program Kerja Tahun 2017
3. Persiapan Peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (PESAN) 2017
PEMBUKA KEGIATAN : Teuku Zopan Mustika (Sekretaris Forum Kolaborasi Komunitas)
PEMANDU KEGIATAN : Nanda Satria, S.Pd (Ketua Forum Kolaborasi Komunitas)
Aulia, S.Pd.I (Wakil Ketua Forum Kolaborasi Komunitas)
NOTULEN : Azhar Ilyas, SE

GAMBARAN UMUM:

Kegiatan dibuka pada pukul 10.30 oleh Sekretaris FKK Teuku Zopan Mustika. Agenda perdana yaitu
silaturahim dan ramah tamah antar komunitas serta membahas tata tertib rapat kerja yang dipandu
bersama oleh Ketua FKK Nanda Satria, S.Pd dan Wakil Ketua FKK Aulia, S.Pd.I.

Pada pukul 12.00 peserta yang hadir dibagi menurut divisi: Divisi Kepemudaan dan Sosial, Divisi Budaya
dan Sejarah, Divisi Lingkungan Hidup (Green City), Divisi Pendidikan dan Divisi Kreativitas.

Pukul 12.15 kegiatan dihentikan sementara untuk istirahat shalat dan makan siang.

Pukul 14.45 Rapat Kerja dilanjutkan kembali dengan Diskusi Kelompok membahas agenda-agenda dalam
Rapat Kerja FKK (lihat agenda di bagian pembuka laporan ini).

Pukul 15.20 masing-masing divisi memaparkan hasil diskusi kelompok dan kemudian membahas
pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari dinamika diskusi. Kegiatan ini dipandu oleh Teuku Wahidoel
dari komunitas Pilkada Cerdas.

Pukul 16.30 pimpinan diskusi Teuku Wahidoel mengembalikan diskusi kepada Ketua FKK Nanda Satria,
S.Pd untuk kemudian menutup Rapat Kerja FKK. Ketua FKK membahas persiapan Peringatan Hari Peduli
Sampah Nasional (PESAN) 2017 sebelum menutup Rapat Kerja FKK.
HASIL DISKUSI:

1. Rumusan pertanyaan diskusi:

a. Dalam pertemuan Forum Kolaborasi Komunitas (FKK) sebelumnya digambarkan FKK sebagai
penguhubung, wadah bersama, dan media informasi bagi komunitas-komunitas. Bagaimana
anda mendefinisikan FKK?
b. FKK terbentuk dari adanya beberapa event melalui proses kolaborasi beberapa komunitas.
Bagaimana seharusnya keanggotaan FKK, termasuk hak dan kewajiban dari masing-masing
komunitas yang tergabung dalam FKK?
c. Bentuk agenda bersama?

2. Pemaparan hasil diskusi Cluster Youth & Social (Divisi Kepemudaan dan Sosial) oleh Teuku Nanda
Nori mewakili dari komunitas Generasi Baru Indonesia (Genbi) Aceh:

a. Redefinisi FKK:
FKK merupakan tempat kolaborasi dan sharing informasi dan jaringan, namun perannya belum
optimal sehingga harapan kami dapat ditingkatkan lagi.
b. Hak bagi komunitas yang bergabung bersama FKK mencakup:
- Mendapatkan dan mengelola Sekretariat Bersama (Sekber)
- Mendapatkan support (dukungan) dari FKK terhadap kegiatan-kegiatan komunitas.
c. Kewajiban bagi komunitas yang bergabung bersama FKK mencakup:
- Mendukung kegiatan-kegiatan bersama serta kegiatan komunitas lainnya.
d. Usulan Program Bersama:
- Agenda masing-masing komunitas yang tergabung dalam Divisi Kepemudaan & Sosial.
- Peringatan Hari Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 2017, dengan sejumlah rangkaian
kegiatan seperti flashmob, kegiatan peduli kebersihan lingkungan, lomba foto dll.

3. Pemaparan hasil diskusi Cluster Heritage & Culture (Divisi Budaya dan Sejarah) oleh Teuku
Mussafar dari komunitas Ikatan Duta Damai Aceh (IDDA):

a. Redefinisi FKK:
FKK merupakan jembatan penghubung bagi komunitas-komunitas yang memiliki visi yang sama
mewujudkan kota Banda Aceh/Aceh yang lebih baik.
b. Hak bagi komunitas yang bergabung bersama FKK mencakup:
- Memberi saran dan ide bagi kemajuan bersama
- Memperoleh informasi tentang kegiatan bersama
c. Kewajiban bagi komunitas yang bergabung bersama FKK mencakup:
- Saling menjaga dan bertoleransi terhadap perbedaan pendapat dan pandangan.
- Mendukung setiap kegiatan kolaborasi
d. Usulan Program Bersama:
- Agenda masing-masing komunitas yang tergabung dalam Divisi Budaya & Sejarah.
- Eksplorasi bahasa daerah, sejarah dan budaya bagi generasi muda. Termasuk
mempromosikan situs sejarah dan warisan budaya yang kurang memperoleh perhatian
pemerintah seperti legenda rakyat Aceh, tenun songket Aceh dll.

4. Pemaparan hasil diskusi Cluster Green City (Divisi Lingkungan Hidup) oleh Arisna Fauzia dari
komunitas Komunitas Peduli Lingkungan Hidup Indonesia (KOPHI) Aceh:

a. Redefinisi FKK:
FKK merupakan jembatan penghubung, pusat informasi dan wadah agenda bersama antar
komunitas.
b. Hak bagi komunitas yang bergabung bersama FKK mencakup:
- Dapat menikmati fasilitas yang ada, seperti Sekber dsb.
- Mendapatkan dukungan dari komunitas, pemerintah dan masyarakat serta stakeholder
lainnya dalam kegiatan kolaborasi komunitas.
c. Kewajiban bagi komunitas yang bergabung bersama FKK mencakup:
- Menjaga fasilitas yang ada.
- Memberi dukungan pada setiap kegiatan.
- Meyebarluaskan informasi mengenai kegiatan bersama komunitas/kolaborasi.
d. Usulan Program Bersama:
- Agenda masing-masing komunitas yang tergabung dalam Divisi Green City.
- Festival Sampah, di mana ditampilkan antara lain produk-produk sampah dan
pengolahannya. Direncanakan pada bulan Juni 2017 bertepatan dengan Hari Lingkungan
Hidup.

5. Pemaparan hasil diskusi Cluster Education (Divisi Pendidikan) oleh Farah Dina dari komunitas Turun
Tangan (Tuta) Aceh:

a. Redefinisi FKK:
FKK merupakan wadah komunitas yang mengkoneksikan atau menghubungkan setiap agenda
komunitas.
b. Hak bagi komunitas yang bergabung bersama FKK mencakup:
- Mengenai keanggotaan, harapan kami semua komunitas boleh bergabung dengan FKK
sesuai dengan aturan yang disepakati bersama.
- Mendapatkan akses dan dukungan dalam setiap kegiatan komunitas/kolaborasi.
c. Kewajiban bagi komunitas yang bergabung bersama FKK mencakup:
- Terlibat aktif dalam setiap kegiatan.
d. Usulan Program Bersama:
- Agenda masing-masing komunitas yang tergabung dalam Divisi Pendidikan.
- Pelatihan Human Resource Development (HRD) untuk semua komunitas pada akhir bulan
Maret 2017.
- Education Expo dan Scholarship antara bulan Oktober & November 2017.
6. Pemaparan hasil diskusi Cluster Creativity (Divisi Kreativitas) oleh .. dari
Komunitas .:

a. Redefinisi FKK:
FKK merupakan .
b. Hak bagi komunitas yang bergabung bersama FKK mencakup:
- .
-
-
c. Kewajiban bagi komunitas yang bergabung bersama FKK mencakup:
- .
-
-
d. Usulan Program Bersama:
- Agenda masing-masing komunitas yang tergabung dalam Divisi Kreativitas.
-

7. Pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam diskusi kelompok:


a. Mengenai tata tertib grup whatsapp Forum Kolaborasi Komunitas, di mana dirasa perlunya
pembatasan tentang tema-tema apa saja yang boleh dibahas, sehingga tidak mengganggu
suasana kebersamaan dalam FKK.
b. Mengenai keanggotaan, khususnya bagi komunitas/lembaga yang terkait dengan:
- Politik.
- Minoritas.
- Klub penggemar (fans club).

8. Kesepakatan:
(Poin A merupakan jawaban dari pertanyaan diskusi poin A, dst.)
a. Mengenai penertiban dalam hal whatsapp, disepakati hal-hal berikut:
- Perlu dibuat grup whatsapp baru FKK, khusus berbagi info penting dan hanya perwakilan
komunitas dalam jumlah yang dibatasi saja yang boleh bergabung.
- Dilarang menge-share info yang dapat menyudutkan Suku, Agama dan Ras.
- Tidak dibenarkan masuk grup melalui link tautan. Jika ada cara untuk menghapus atau
mengganti link tautan grup whatsapp seperti yang sudah dibagikan selama ini, sangat
disarankan untuk menghapus atau mengganti link tersebut.
- Info siraman rohani dibatasi/ tidak terlalu sering.
b. Mengenai keanggotaan, disepakati hal-hal sebagai berikut:
- Kelompok/komunitas/lembaga politik
Disepakati bahwa partai politik dan turunannya (seperti sayap kepemudaan yang dibiayai
oleh parpol, dsb) tidak diizinkan bergabung dalam kolaborasi.
- Kelompok/komunitas/lembaga dari kalangan minoritas
Disepakati bahwa kelompok/komunitas/lembaga yang berasal dari kalangan minoritas boleh
bergabung selama tidak bertentangan dengan perundangan yang berlaku di Republik
Indonesia yang sesuai Pancasila dan UUD 1945 serta menghormati pelaksanaan syariat Islam
yang berlaku di Aceh.
- Mengenai komunitas yang berlatar belakang klub penggemar (fans club) diizinkan untuk
bergabung dengan FKK selama memiliki visi yang sama dalam mewujudkan kota Banda Aceh
yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai