Topografi Gigi
Oleh :
Cahyo Pulunggono (021611133040)
Jihan Sanuria F. (021611133039)
Nia Nur Haliza (021611133036)
1
1. HASIL PRAKTIKUM
Tekan
PD % A % PS %
Rahang 16 11 25
67 % 100 % 33%
Atas 17 23 27
2
14 22 26
47 32 35
Rahang
45 33 % 33 67 % 37 33 %
Bawah
46 31 36
Keterangan :
PS : Posterior dextra
PD : Posterior sinistra
A : Anterior
Pada hasil percobaan topognosis gigi, kepekaan gigi anterior lebih besar
dibandingkan gigi posterior. Gigi posterior kanan lebih peka dibandingkan gigi
posterior kiri.
2. DISKUSI HASIL
2.1 Teori yang berelasi
Nervus sensoris pada rahang dan gigi berasal dari cabang cranial ke V (N.
Trigeminal) pada maksila dan mandibula. Persarafan pada daerah orofacial, selain saraf
trigeminal meliputi saraf cranial lainnya yaitu saraf cranial ke VII, ke XI dan ke XII.
3
a. Nervus maksila
b. Nervus mandibular
Cabang awal yang menuju ke mandibula adalah N. alveolar inferior yang akan
terus berjalan melalui rongga pada mandibula di bawah akar gigi molar sampai ke
tingkat foramen mentalis. Selain cabang tersebut, ada juga cabang lain yaitu N. bucalis
yang biasanya didistribusikan ke area kecil pada gingiva buccal di area molar I. dalam
beberapa kasus, distribusi ini memanjang dari caninus sampai molar III. N. lingualis
mempersarafi area mukosa lidah dan gingiva (Nelson, S.J. dan Ash, M.M, 2010 p 256-
258).
Pada percobaan ini didapatkan hasil bahwa pada gigi anterior kepekaan lebih
tinggi dibandingkan gigi posterior, hal ini terjadi dikarenakan berbagai sebab seperti
terjadinya kesalahan pada saat menentukan lokasi rangsangan gigi akibat:
4
Somatosensorik merupakan system sensorik yang menghantarkan impuls dari
reseptor ke saraf pusat melalui mekanisme yang telah diatur. Sistem somatosensorik
berfungsi mendeteksi atau mengetahui perubahan dari lingkungan dan mengirim
informasi ke otak (Guyton dan Hall, 2014).
Alur konduksi di medulla spinalis ada 2 sistem yaitu columna spinalis dan
spinothalamicus. Kedua sistem konduksi sensoris tersebut berakhir di thalamus atau
nuclei ventrobasal (ventral posterior kompleks), selanjutnya dari thalamus melanjutkan
diri menuju gyrus postcentralis (area brodmann) (www.csuchico.edu, 2017)
5
Gambar 2.1 Brodmanns classification system (sumber: www.csuchico.edu).
6
dari medulla spinalis menuju ke thalamus, hanya jalan atau jalurnya yang
berbeda tergantung jenis rangsangan dan reseptor yang menerima.
Thalamus berfungsi untuk menangkap dan memperkuat sinyal (Snell,
2007).
3. Third order neuron
Syaraf tidak hanya menginervasi satu gigi melainkan beberapa gigi oleh karena
itu jika dilakukan test perkusi misalkan pada gigi insisiv maka rangsangan yang dapat
orang coba rasakan bukan hanya berasal dari gigi insisiv melainkan pada bagian gigi
anterior, karena rangsangan perkusi tersebut merangsang nervus alveolaris superior
anterior untuk mengirimkan sinyal ke otak (Walker HK, 1990).
7
Gigi anterior memiliki kepekaan terhadap respon yang lebih tinggi
dibandingkan gigi posterior hal ini terbukti pada hasil percobaan dimana saat dilakukan
test perkusi gigi anterior lebih peka dibandingkan gigi posterior, serta ada beberapa hal
yang menyebabkan kurangnya kepekaan terhadap rangsang antara lain anatomi
persarafan yang menginervasi gigi, gangguan sistem saraf sensorik (Walker HK, 1990).
3. Kesimpulan
Dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa kepekaan rasa tekan yang
dirasakan pencoba lebih dominan pada gigi anterior daripada gigi posterior, sedangkan
gigi posterior. Kesalahan pada saat menentukan lokasi rangsangan gigi akibat anatomi
persarafan yang menginervasi gigi, gangguan sistem saraf sensorik, dan kepekaan gigi
anterior yang lebih tinggi daripada gigi posterior.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sumber: Nelson, S.J. dan Ash, M.M. 2010. Wheelers Dental Anatomy,
Physiology and Occlusion, 9th Ed. Missouri: Saunders Elsevier. pp. 256-258.
2. Csuchico.edu. (2017). Cerebral Lobes, Cerebral Cortex, and Brodmann's
Areas. [online] Available at:
https://www.csuchico.edu/~pmccaffrey/syllabi/CMSD%20320/362unit4.html
[Accessed 16 Sep. 2017].
3. Droualb.faculty.mjc.edu. (2017). Chapter 10. [online] Available at:
http://droualb.faculty.mjc.edu/Course%20Materials/Physiology%20101/Chapt
er%20Notes/Fall%202011/chapter_10%20Fall%202011.htm [Accessed 15
Sep. 2017].
4. Guyton, A.C, dan Hall, J.E. 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 12ed.
Jakarta: EGC Penerbit Buku Kedokteran
5. Snell, Richard. 2007. Clinical Neuroanatomy for Medical Student. 2ed. Jakarta:
EGC Penerbit Buku Kedokteran.
8
6. Walker HK & partners,1990,clinical methods : The History, Physical, and
Laboratory Examination. 3 edition, Boston: Buterworths.
rd