1. Contoh kasus apa saja yang dapat dilakukan tehnik RA-SAB selain BPH?
Jawab: Misalnya pada tindakan Sectio Caesaria, pasien dengan Hernia, pasien yang
akan di operasi dengan patah tulang kaki dan Amputasi anggota gerak bawah.
3. Pada saat penusukan spinokain akan melewati struktur anatomis apa saja?
Jawab: Kutis, Sub kutis, Ligamentum supraspinosum, Ligamentum interspinosum,
Ligamentum Flavum, Epidural, Duramater, Subarachnoid.
6. Apa saja yang diinformasikan saat inform consent sebelum tindakan anestesi?
Jawab: informasi tentang tindakan anestesi, kemungkinan yang akan terjadi selama
operasi tindakan ini dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan apabila ada
alternatifnya.
7. Syarat obat anestesi yang dapat digunakan untuk RA-SAB?
Jawab: Tidak mengiritasi, Tidak merusak jaringan saraf secara permanen, Batas
keamanan harus lebar, Mula kerja harus sesingkat mungkin, masa kerja harus cukup
lama, Harus larut dalam air dan stabil dalam larutan, Dapat disterilkan tanpa mengalami
perubahan.
12. Contoh kasus apa saja yang dapat dilakukan tehnik RA-SAB?
Jawab: Misalnya pada tindakan Sectio Caesaria, pasien dengan Hernia, pasien yang
akan di operasi dengan patah tulang kaki dan Amputasi anggota gerak bawah.
14. Pada pasien ini bagaimana cara mengetahui apakah pasien sudah dapat dipindahkan ke
ruangan atau belum setelah dilakukan tindakan anestesi?
Jawab: melakukan penilaian terlebih dahulu untuk menentukan apakah pasien sudah
dapat dipindahkan ke ruangan atau masih perlu di observasi di ruang Recovery room
(RR) atau High Care Unit (HCU) dengan menggunakan aldrete score (dewasa) dengan
menilai warna kulit, pernafasan, sirkulasi atau tekanan darah, kesadaran dan aktivitas,
Jika jumlahnya > 8, penderita dapat dipindahkan ke ruangan.
15. Apa teknik anastesi RA-SAB ?
Jawab : Sitting position- Identifikasi L3 L4 desinfeksi dengan povidone iodine dan
bersihkan dengan alkhohol 70 %- Insersi spinocaine 25 g CSF (+) darah (-) Induksi
dengan bupivacaine 20 mg- blok setinggi T6
19. Kenapa anastesi dengan teknik RA-SAB dilakukan pada lumbal 3-4?
Jawab: karena pada lumbal 3-4 celah prosesus spinosus lebih luas, sehingga spinocain
lebih mudah untuk masuk, sedangkan lumbal lain celahnya lebih sempit dan sulit untuk
dilakukan insersi spinocain.
1. Apa saja efek negatif atau Komplikasi akibat tindakan Anestesi RA-SAB?
Jawab: Dapat secara luas diklasifikasikan sebagai berikut, yaitu Komplikasi langsung
(di meja operasi), seperti terjadinya Shock Spinal, Cauda equina cedera, pendarahan,
hematoma dan jarum patah saat melakukan penusukan.Kemudian komplikasi tidak
langsung (di unit perawatan pasca operasi), yaitu berlangsung dalam waktu enam jam
setelah Anestesi Spinal, dimana pasien akan mengalami sakit kepala dan sakit tulang
belakang.Terakhir, Komplikasi lanjut, yaitu terjadinya infeksi, seperti meningitis.
1. Bagaimana cara menilai pemindahan ke ruangan setelah anestesi bila pasien adalah
anak-anak?
Jawab: Dengan menggunakan Steward Score (anak-anak) dengan menilai Pergerakan:
Gerak bertujuan 2, Gerak tak bertujuan 1, Tidak bergerak 0; Pernafasan: Batuk,
menangis 2, Pertahankan jalan nafas 1, Perlu bantuan 0; Kesadaran: Menangis 2,
Bereaksi terhadap rangsangan 1, Tidak bereaksi 0.
Jika jumlah > 5, penderita dapat dipindahkan ke ruangan.
Pertnyaan Simpanan
1. Kenapa pada laporan kasus tetesan infus di recovery room 35 tetes per menit?
Jawab: karena berdasarkan perhitungan menggunakan rumus holiday segar dimana 10 kg
BB pertama dikali 4, 10 kg BB kedua dikali 2, dan sisanya dikali 1, BB pasien 50
sehingga didapat 105 cc/ jam, kemudian dicari perhitungan didapati 35 tetes per menit.
8. Bagaimana cara kerja obat anestesi lokal sehingga bisa menghilangkan sensasi nyeri?
Jawab:Mekanisme kerja anestesi local ini adalah menghambat pembentukan atau
penghantaran impuls saraf, mengubah permeabilitas membrane pada kanal Na+ sehingga
tidak terbentuk potensial aksi yang nantinya akan dihantarkan ke pusat nyeri.
4. Faktor apa saja yang mempengaruhi tingginya anestesi RA-SAB?
Jawab:
- Volume obat analgetik local: makin besar makin tinggi daerah analgesia
- Konsentrasi obat: makin pekat makin tinggi batas daerah analgesia
- Barbotase: penyuntikan dan aspirasi berulang-ulang meninggikan batas daerah
analgetik.
- Kecepatan: penyuntikan yang cepat menghasilkan batas analgesia yang tinggi.
Kecepatan penyuntikan yang dianjurkan: 3 detik untuk 1 ml larutan.
- Maneuver valsava: mengejan meninggikan tekanan liquor serebrospinal dengan akibat
batas analgesia bertambah tinggi.
- Tempat pungsi: pengaruhnya besar pada L4-5 obat hiperbarik cenderung berkumpul ke
kaudal(saddle blok) pungsi L2-3 atau L3-4 obat cenderung menyebar ke cranial.
- Berat jenis larutan: hiper,iso atau hipo barik
- Tekanan abdominal yang meningkat: dengan dosis yang sama didapat batas analgesia
yang lebih tinggi.
- Tinggi pasien: makin tinggi makin panjang kolumna vertebralis makin besar dosis yang
diperlukan.(BB tidak berpengaruh terhadap dosis obat).