1. Ammonium Sulfat Pupuk ammonium sulfat dikenal juga dengan nama ZA (Zwavelzure Amonium). Pupuk ZA yang diperdagangkan dalam bentuk kristal, umumnya berwarna putih, tapi ada juga yang berwarna abu-abu, biru kabuan dan kuning, tergantung kepada pembuatannya. ZA yang diperdagangkan mengandung kadar N sekitar 20-21% yang diperdagangan umumnya mempunyai kemurnian selitar 97%. Kadar asam bebasnya maksimum 0.4%. Sifat pupuk ini: larut air, dapat dijerap oleh koloid tanah, reaksi fisiologis masam, mempunyai daya mengusir Ca dari kompleks jerapan, mudah menggumpal, tetapi dapat dihancurkan kembali, asam bebasnya kalau terlalu tinggi meracun tanaman. (Hasibuan,2007). 2. Ammonium Chlorida ( NH4CL) Pupuk ammonium chlorida adalah pupuk berbentuk kristal berwarna putih. Pupuk ini mempunyai kadar N sebanyak 26%. Larut didalam air. Di dalam tanah akan terionisasi menjadi ion NH4 dan Cl-. Seperti halnya dengan pupuk ZA, ion ammonium dapat langsung diserap tanaman dan sebagian akan dijerap oleh koloid tanah pada permukaan (Hasibuan,2006). 3. Ammonium Nitrat (NH4NO3) Pupuk ammonium nitrat adalah pupuk yang dapat menyumbangkan dua jenis hara N dalam bentuk ammonium dan nitrat. Pupuk ini mempunyai kadar N sebanyak 33%, termasuk pupuk yang larut didalam air. Berntuk pupuk ialah padat dan kristalin dan berwarna putih, tidak higrokopis dan berkerja cepat (Hasibuan,2006). 4. Ammonium Sulfat Nitrat ( ASN) Ammonium Sulfat Nitrat adalah pupuk yang diproduksi oleh Ruhr- sticstoff A.G.Jerman, merupakan garam rangkap dari ammonium sulfat dan ammonium nitrat. Pupuk ini diperdagangkan dalam bentuk kristal berwarna seperti kuning kemerah-merahan (Hasibuan,2006). 5. Urea CO(NH2)2 Pupuk urea adalah pupuk buatan senyawa kimia organic dari CO(NH2)2, pupuk padat berbentuk butiran bulat kecil (diameter lebih kurang 1 mm). Pupuk ini mempunyai kadar N 45%-46%. Urea larut sempurna di dalam air, dan tidak mengasamkan tanah. Sifat urea lain yang tidak menguntungkan adalah sangat higrokopis dan mulai menarik air dari udara pada kelembaban nisbi 73 persen(Hasibuan,2006). 6. Pupuk Cyanamide Pupuk cyanamide dan pupuk urea dikenal sebagai pupuk organic buatan. Contoh pupuk cyanamide ialah CaCN2 dibuat dengan memanasi kapur (lime) dengan kokas ( coke) (Hasibuan,2006). 7. Pupuk Kalsium Ammonium Nitrat Pupuk ini merupakan campuran dari ammonium nitrat dengan bubuk tanah liat (kapur mergel). Campuran ini dimaksudkan untuk meniadakan keburukan-keburukan ammonium nitrat. Kalsium ammonium nitrat mengandung 20,5% N dan 30-35% CaCO3. Diperdagangkan dalam bentuk butiran-butiran kuning muda dan hijau (Hasibuan,2006). 8. Pupuk Natrium Nitrat (NaNO3) Natrium nitrat juga dikenal dengan nama Chilisalpeter. Disebut dengan chilisalpeter karena pada awalnya pupuk ini merupakan produk alam, yang didapatkan dari endapan didalam tanah didaerah pantai utara chili, peru dan Bolivia dan dipantai barat Amerika Serikat. Sekarang pupuk NaNO3 telah dibuat secara sintetis melalui proses ammonia soda sejalan dengan cara pembuatan ammonium chlorida, yaitu dengan caraproses Solvay (Proses ammonia soda) dengan larutan garam (Hasibuan,2006) B. Proses Pembuatan Urea Bahan baku dalam pembuatan urea adalah gas CO2 dan NH3 cair yang dipasok dari pabrik amonia. Proses pembuatan urea dibagi menjadi 6 unit yaitu: 1. Sintesa Unit Unit ini merupakan bagian terpenting dari pabrik urea, untuk mensintesa dengan mereaksikan liquid NH3 dan gas CO2 didalam urea reaktor dan didalam reaktor ini juga dimasukan larutan recycle karbamat yang berasal dari bagian recovery. Tekanan operasi proses disitesa adalah 175 kg/cm2G. Hasil sintesa urea dikirim ke bagian purifikasi untuk dipisahkan amonium karbamat dan kelebihan amonianya setelah diakukan stripping oleh CO2. 2. Purifikasi Unit Amonium karbamat yang tidak terkonversi dan kelebihan amonium di unit sintesa di uraikan dan dipisahkan dengan cara penurunan tekanan dan pemanasan dengan 2 langkah penurunan tekanan,yaitu pada 17 kg/cm2 dan 22,2 kg/cm2. Hasil penguraian berupa gas CO2 dan NH3 dikirim kebagian recovery, sedangkan larutan ureanya dikirim ke bagian kristaliser. 3. Kristaliser Unit larutan urea dari unit purufikasi dikristalisasikan di bagian ini secara vacum, kemudian kristal ureanya dipisahkan di centrifuge. Panas yang di perlukan untuk menguapkan air diambil dari panas sensuble larutan urea,maupun panas kristalisasi urea dan panas yang diambil dari sirkulasi urea slurry ke HP absorber dari recovery. 4. Priling Unit Kristal urea keluaran centrifuge dikeringkan sampai menjadi 99,8% berat dengan udara panas, kemudian dikirimkan ke bagian atas prilling tower untuk dilelehkan dan didistribusikan merata ke distributor dan dari distributor dijatihkan ke bawah sambil didinginkan oleh udara dari bawah dan menhasilkan produk urea butiran (prill). Produk urea dikirim ke bulk storage dengan belt conveyor. 5. Recovery Unit Gas NH3 dan gas CO2 yang dipisahkan di bagian purifikasi diambil kembali dengan 2 step absorbsi denga menggunakan mother liquor sebagai absorben, kemudian di recycle kembali ke bagian sintesa. 6. Proses Kondensat Treatment Unit Uap air yang menguap dan terpisahkan dibagian kristaliser didinginkan dan dikondensasikan. Sejumlah kecil urea,NH3 dan CO2 ikut kondensat kemudian diolah dan dipisahkan distripper dan hidroliser. Gas CO2 dan gas NH3 nya dikirim kembali kebagian purifikasi untuk direcover. Sedangkan air kondensat dikirim ke utilitas. C. Prinsip Pembuatan Urea Sintesa urea dapat berlangsung dengan bantuan tekanan tinggi. Sintesa ini dilaksanakan untuk pertama kalinya oleh BASF pada tahun 1941 dengan bahan baku CO2 dan NH3. Sintesa urea berlangsung dalam dua bagian, selama bagian reaksi pertama berlangsung,dari amonia dan karbodioksida akan terbentuk amonium karbamat. Reaksi ini bersifat aksoterm. 2NH3 (g) + CO2 (g) NH2COONH4 (s) H = -159,7 kj Pada bagian ke dua , amonium karbamat terbentuk urea dan air. Reaksi ini bersifat endoterm. NH2COONH4 (s) NH2COONH2 (aq) + H2O (l) H= 41,43 kj Sintesa dapat ditulis menurut persamaan reaksi sebagai berikut: 2NH3 (g) + CO2 (g) NH2COONH2 (aq) + H2O (l) H= -118,27 kj Kedua bagian ini berlangsung pada fase cair pada interval temperatur mulai 170-190c dan pada tekanan 130 sampai 200 bar. Reaksi keseluruhan adalah eksoterm. Panas reaksi diambil dri sistem dengan jalan pembuatan uap air. Bagian reaksi kedua merupakan langkah yang menentukan kecepatan reaksi dikarenakan reaksi ini berlangsung lebih lambat dari reaksi pertama. Hasibuan, B. E. (2006). Pupuk dan Pemupukan. Universitas Sumatera Utara Pres, Medan
Setiawan Andi, Arif Andrianto, Nico agung .N, Nurhasanah. 2013. Proses pembuatan Pupuk Urea. Fakultas Teknologi industry. Institut Sains Dan Teknolog Al-Kamal Jakarta.