PENDAHULUAN
1
semata-mata tergantung pada alam akan tetapi ada usaha dari manusia untuk
menjaga dan memelihara kelestariannya.
Perkembangan dewasa ini menunjukkan bahwa keanekaragaman hayati
cenderung menurun atau rusak, bahkan beberapa jenis sumberdaya alam hayati
sudah dinyatakan punah. Dalam skala internasional, kayu hitam dan burung
Dodop dari Mauritius sudah punah dari muka bumi. Di Indonesia Burung Gelatik
(Padda oryzovora) misalnya, merupakan fauna yang populasinya menurun.
Sementara itu, Harimau Jawa dan Harimau Bali sudah dinyatakan punah.
Penurunan dan perusakan diduga juga terjadi pada jenis flora dan fauna yang
belum diketahui manfaatnya secara langsung bagi kehidupan manusia atau yang
belum diteliti fungsinya dalam ekosistem.
Ekosistem hutan mengandung atau memiliki keanekaragaman jenis dan
genetika yang sangat tinggi. Akan tetapi ekosistem hutan mendapat tekanan terus-
menerus karena pemanfaatan ekosistem dan jenisnya yang mengancam kelestarian
dari keanekaragaman hayati tersebut. Eksploitasi hutan melalui kegiatan
pertambangan, konversi hutan menjadi lahan transmigrasi, pertanian dan
perkebunan akan mengakibatkan berkurangnya plasma nutfah. Dengan demikian
diperlukan adanya upaya perlindungan untuk mempertahankan agar keaneka-
ragaman genetik tetap tinggi sehingga pemanfaatannya tetap menggunakan
prinsip lestari.
Perlindungan terhadap keaneka-ragaman hayati dapat diwujudkan dengan
mempertahankan serta tidak merubah fungsi ekologi suatu kawasan yang
menunjang habitasi flora dan fauna. Usaha perlindungan yang dimaksud adalah
perlindungan terhadap ekosistem hutan beserta seluruh jenis dan genetiknya,
bertujuan untuk memelihara proses ekologi yang esensial dan sistem pendukung
kehidupan, mempertahankan keanekaragaman genetik dan menjamin pemanfaatan
jenis serta ekosistem secara lestari.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang akan dibahas
dalam makalah ini yaitu :konservasi dan pengertian sumber daya alam hayati dan
ekosistemnya di Indonesia
2
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu konservasi dan sumber daya alam hayati ?
2. Apa saja contoh hewan dan tumbuhan yang membutuhkan upaya konservasi
di indonesia ?
3. Bagaimana upaya konservasi dari sumber daya alam hayati berdasarkan UUD
no 50 ?
1.3 Tujuan
1 Untuk mengetahui apa itu konservasi dan sumber daya alam hayati
2 Untuk mengetahui apa saja contoh hewan dan tumbuhan yang membutuhkan
upaya konservasi di indonesia
3 Untuk mengetahui bagaimana upaya konservasi dari sumber daya alam hayati
berdasarkan UUD no 50
3
BAB II
TELAAH PUSTAKA
Konservasi berasal dari kata conservation yang terdiri dari kata con
(together) dan servare (keep/save). Jadi konservasi adalah upaya memelihara apa
yang kita punya secara bijaksana (Theodore Roosevelt : 1902).
Republik Indonesia terdiri atas 17.508 pulau, mempunyai daratan seluas 1,9
juta km 2dan garis pantai sepanjang 80.791 km, sertacakupan laut seluas 3,1 juta
km2. Di negara initerdapat pula gunung api yang berjumlah tidakkurang dari 200,
berukuran rendah sampaitinggi dan bersalju, sungai-sungai lebar danpanjang,
serta danau yang sifatnyabermacam-macam. Keadaan demikianmenyuguhkan
berbagai tipe lingkungan hidup(habitat) alami bagi tumbuhan, hewan
danmikrobia. Sistem hubungan timbal balik antaralingkungan fisik/kimia dengan
tumbuhan,hewan atau mikrobia dikenal sebagaiekosistem alami. Indonesia
diperkirakanmemiliki tidak kurang dari 47 tipe ekosistemalami (Anonim, 1996).
Dalam hal kekayaan jenis tumbuhan,hewan dan mikrobia, Indonesia
merupakansalah satu pusat kekayaannya. Sebanyak28.000 jenis tumbuhan,
350.000 jenis binatangdan 10.000 mikrobia diperkirakan hidupsecara alami di
Indonesia. Luas daratanIndonesia yang hanya 1,32% luas seluruhdaratan di bumi,
ternyata menjadi habitat 10%jenis tumbuhan berbunga, 12% binatangmenyusui,
16% reptilia dan amfibia, 17%burung, 25% ikan, dan 15% serangga yangada di
dunia. Dari 515 jenis mamalia besardunia, 36% endemik di Indonesia, dari 33
jenisprimata, 18% endemik, dari 78 jenis burungparuh bengkok, 40% endemik,
dan dari 121jenis kupu-kupu dunia, 44% endemik diIndonesia (Mc Neely et
al.,1990).
Dalam hal keanekaragaman di dalam jenis,Indonesia pun menjadi unggulan
dunia dandianggap sebagai salah satu pusatkeanekaragaman tanaman ekonomi
dunia.
Jenis-jenis kayu perdagangan, buah-buahantropis (durian, duku, salak,
rambutan, pisangASTIRIN - Permasalahan Kehati di Indonesia37dan sebagainya),
anggrek, bambu, rotan,kelapa dan lain-lain sebagian besar berasaldari Indonesia.
4
Beberapa jenis tumbuhan,seperti pisang dan kelapa telah menyebar keseluruh
dunia. Oleh karena itu Indonesiadikenal sebagai salah satu negara
dengankeanekarangaman hayati terbesar di dunia(megadiversity) dan merupakan
pusatkeanekaragaman hayati dunia (megacenter ofbiodiversity (Mac Kinnon,
1992).
Populasi spesies yang saat ini sangat rentan terhadap ancaman penjarahan
dan lenyapnya habitat cukup banyak, sepertipenyu laut, burung maleo, kakak tua
dancendrawasih. Seiring dengan berubahnyafungsi areal hutan, sawah dan kebun
rakyat,menjadi area permukiman, perkantoran,industri, jalan dan lain-lain, maka
menyusutpula keanekaragaman hayati pada tingkatjenis, baik tumbuhan, hewan
maupunmikrobia. Pada gilirannya jenis-jenis tersebutmenjadi langka, misalnya
jenis-jenis yangsemula banyak terdapat di Pulau Jawa, sepertinam-nam, mundu,
kepel, badak Jawa danmacan Jawa sekarang mulai jarang dijumpai(Anonim,
1995).Penyusutan keanekaragaman jenis terjadibaik pada populasi alami, maupun
budidaya.Berkurangnya keanekeragaman hayatipopulasi budidaya tercatat dengan
jelas.Pemakaian bibit unggul secara besar-besaranmenyebabkan terdesak dan
menghilangnyabibit tradisional yang secara turun-temurundikembangkan oleh
petani (Swaminathan,1983).
Pemanfaatan lahan untuk kepentinganberbagai sektor lain, tidak
selalumemperhitungkan akibat yang terjadi padalingkungan hidup. Memang harus
diakuipelestarian keanekaragaman hayatimemberikan keuntungan yang bersifat
tidaklangsung, sehingga manfaatnya sukar untuksegera dirasakan, seperti manfaat
tumbuhanuntuk pengatur air, penutup tanah, penjagaudara sehat dan lain-
lain.Indonesia menganut asas pemanfaatankekayaan alam yang berupa
keanekaragamanhayati secara lestari, seperti disebutkan dalanUU No. 5 tahun
1990 tentang KonservasiSumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.Pada pasal
2 dinyatakan bahwa: konservasisumber daya alam hayati dan
ekosistemnyaberasaskan pelestarian kemampuan danpemanfaatan sumber daya
alam hayati dan ekosistemnya secara serasi dan seimbang
5
BAB III
METODE PENULISAN
6
BAB IV
PEMBAHASAN
7
1. Sumber Daya Hewan
Contoh yang pertama misalnya sumber daya hewan. Hewan menghasilkan
berbagai macam produk yang bisa dimanfaatkan oleh manusia untuk menunjang
kehidupannya. Produk-produk tersebut antara lain :
8
Umbi, sebagai sumber bahan pangan karbohidrat. Contohnya singkong,
ketela, dan kentang.
Bunga, sebagai sarana hobi, keindahan, dan penghormatan. Contohnya
bunga mawar, melati, dan tulip.
Biji, sebagai sumber pangan. Contohnya padi, jagung, dan gandum
4.2 Contoh Hewan Dan Tumbuhan Yang Memerlukan Upaya Konservasi Di
Indonesia
4.2.1 Hewan
Gajah Sumatera
Hewan besar, yang terkenal dengan telinga lebar dan belalainya ini menjadi salah
satu satwa langka dan perlu di lindungi. Sesuai dengan namanya, habitat asli dari
gajah ini tentu saja berada di Sumatra, Indonesia. Sayangnya spesies gajah ini
terus menurun dari tahun ke tahun.
Bahkan dalam kurun waktu 25 tahun
terakhir ini, penurunan sampai
berkisar 80% yang di sebabkan
karena deforestasi. Gajah Asia yang
terkenal memiliki tubuh paling kecil
ini hampir kehilangan habitatnya.
Keberadaaannya saat ini hanya
tersisa sekitar 2.400 ekor sampai
dengan 2.800 ekor saja yanng masih bertahan di alam liar. Namun pada hasil
akhirnya adalah sebanyak 65% dari populasina tadi akhirnya mati. Ini terjadi
karena semuanya sudah di buru oleh manusia. Susanya tinggal 35% juga ikut
menyusul karena kondisi keracunan. Mereka juga sudah kehilangan tempat
tinggal. Sebab habitat dahulunya yang menjadi rumah mereka, sekarang sudah di
alih fungsikan sebagai lahan perkebunan.
Karakteristik Elephas maximus sumatranus jantan ini memiliki gading
yang relatif lebih kecil dari sebangsanya yang lain. Tapi entah mengapa, pemburu
tetap tergila gila untuk memburunya demi perdagangan gelap. Inilah yang
menyebabkan rasio pertumbuhan dan perkembangbiakan hewan antara gajah
9
jantan dan betina mengalami ketidak seimbangan. Hal inilah yang menyebabkan
mereka susah untuk bertahan di dunia.
Penyu belimbing
Merupakan salah satu jenis spesies yang ada di Papua Barat. Penyu
belimbing ini memiliki bentuk tubuh yang sangat besar, bahkan menjadi penyu
terbesar di seluruh dunia. Hewan ini memang paling hobi melakukan migrasi
10
kemana mana. Sayangnya
populasi Dermochelys coriacea
beberapa tahun ini sudah mulai
menurun. Hal ini di sebabkan
karena perburuan yang semakin
banyak. Atau karena terkena
jaring nelayan secara tanpa
sengaja, serta kotornya tempat
habitat yang menyebabkan penyu belimbing memakan sampah plastik.Selain itu,
habitat hidup penyu ini sudah beberapa rusak karena adanya pembangunan di
kawasan pesisir. Hal ini menyebabkan penyu kehilangan tempat untuk bertelur.
Saat ini beberapa peneliti sudah mengupayakan untuk mempertahankan
keberadaan penyu yang semakin sedikit ini. Bahkan peneliti Indonesia yang
bekerja sama dengan peneliti dari University of Alabama memasang alat
pemantau satelit.
4.2.2 tumbuhan
Bunga bangkai (Rafflesia arnoldi)
Merupakan bunga yang paling
terkenal dengan bentuknya yang
sangat besar. Di namakan dengan
bunga raksasa karena memang
jika menguncup, tinggi
kuncupnya bisa sampai 4 meter.
Ciri ciri bunga rafflesia arnoldi
ketika nantinya bunga ini mekar,
warna kelopak yang ada di luar
akan terlihat putih krem. Sedangkan mahkota kembangnya berwarna merah
merekah tua dengan semburat semburat keunguan yang cantik. Lamanya bunga
ini mekar akan tetap bertahan selama 7 hari secara berturut turut. Sampai nanti
waktunya tiba, kembang ini akan mati. Setelah itu, tanaman ini akan kembali
tumbuh dan mengalami masa yang berulang lagi.Yang unik dari bunga ini adalah
11
memiliki bau khas. Sangat busuk yang sampai menyerupai bau bangkai.
Sebenarnya bukan tanpa tujuan bunga ini mengeluarkan bau busuk. Hanya saja
untuk mengundang para kumbang kumbang dan lalat agar mau hinggap pada
bagian bunganya, bagian pusat bau tersebut. Mengapa? Inilah caranya bunga
untuk bereproduksi. Dengan bantuan serangga atau hewan kecil agar bisa
mengalami proses terjadinya penyerbukan pada bunga. Sebenarnya bunga ini
memiliki rentang waktu usia yang cukup lama. bahkan untuk waktu bisa berbunga
saja, membutuhkan sampai 5 tahun lamanya. bunga ini asli berasal dari habitat
hutan Sumatra, Indonesia. Karena sudah mulai langka, dan hampir punah, maka
pemerintah berupaya untuk melakukan penangkaran. Misalnya di beberapa tempat
tertentu seperti Taman Hutan Raya Id Djuanda, Bandung sudah mulai berupaya
untuk mengembangbiakannya.
Pohon damar
12
venis. Maka kertas yang sudah di lapisi oleh zat ini cenderung lebih kuat dan
kualitasnya juga lebih bagus.
13
pemburu dan penebang kayu memang sengaja mengambil pohon ini demi
pembangunan konstruksi bangunan rumah, jembatan, sampai kapal laut yang
besar meraungi samudra. Dengan ketinggian sampai 36 meter dan memiliki
diameter batang selebar 95 centi meter, memang cocok untuk di manfaatkan
sebagai bahan bangunan. Selain tersebar bebas banyak di Kalimantan, pohon ulin
juga banyak di sebar di daerah Sumatra. Namun sayangnya, untuk
mengembangbiakan tanaman ini di nilai sangat susah karena cara
perkembangbiakan tumbuhan ini harus sangat di sesuaikan vegetasi dan iklim
serta cuaca yang ada. Hanya tumbuh di beberapa hutan di Kalimantan dan
Sumatra saja. Hal ini membuat populasi dari pohon ulinkian tahun kian sedikit da
menyusut. Tidak sebanding dengan kegunaannya yang bisa di pakai untuk apa
saja.
5. Pohon cendana
14
ratusan tahun.Sayang, pohon cendana ini susah untuk di kembang biakan. Sampai
saat ini tumbuhan cendana masuk ke dalam salah satu tanaman yang berada di
ambang kepunahan. Maka pemerintah pusat menggalakan upaya untuk tetap
menjaga kelestariannya. Ini juga di sebabkan karena kecambah dari pohon
cendana merupakan salah satu bentuk tanaman parasit. Maka ia tidak bisa tumbuh
sendiri. hidupnya terus menumpang pada tanaman lain. Dari faktor inilah yang
menyebabkan tanaman ini mulai berkurang populasinya. Tak heran jika yang ada
saat ini minyak cendana semakin susah untuk di cari. Kalaupun ada, harga belinya
sangat tinggi. ini sepadan dengan kondisi cendana yang kian lama kian sedikit,
berada di status ambang kepunahan.
4.3 Upaya Konservasi Dari Sumber Daya Alam Hayati Berdasarkan UUD No
5
Pasal 21
(1) Setiap orang dilarang untuk :
1. mengambil, menebang, memiliki, merusak, memusnahkan, memelihara,
mengangkut, dan memperniagakan tumbuhan yang dilindungi atau bagian-
bagiannya dalam keadaan hidup atau mati;
2. mengeluarkan tumbuhan yang dilindungi atau bagian-bagiannya dalam
keadaan hidup atau mati dari suatu tempat di Indonesia ke tempat lain di
dalam atau di luar Indonesia.
(2) Setiap orang dilarang untuk :
1. menangkap, melukai, membunuh, menyimpan, memiliki, memelihara,
mengangkut, dan memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan
hidup;
2. menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut, dan memperniagakan
satwa yang dilindungi dalam keadaan mati;
3. mengeluarkan satwa yang dilindungi dari suatu tempat di Indonesia ke
tempat lain di dalam atau di luar Indonesia;
4. memperniagakan, menyimpan atau memiliki kulit, tubuh, atau bagian-
bagian lain satwa yang dilindungi atau barang-barang yang dibuat dari
15
bagian-bagian tersebut atau mengeluarkannya dari suatu tempat di
Indonesia ke tempat lain di dalam atau di luar Indonesia;
5. mengambil, merusak, memusnahkan, memperniagakan, menyimpan atau
memiliki telur dan atau sarang satwa yang dillindungi.
Pasal 29
(1) Kawasan pelestarian alam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 13
terdiri dari:
1. taman nasional;
2. taman hutan raya;
3. taman wisata alam.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai penetapan suatu wilayah sebagai kawasan
pelestarian alam dan penetapan wilayah yang berbatasan dengannya sebagai
daerah penyangga diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 30
Kawasan pelestarian alam mempunyai fungsi perlindungan sistem penyangga
kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta
pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.
Pasal 31
(1) Di dalam taman nasional, taman hutan raya, dan taman wisata alam dapat
dilakukan kegiatan untuk kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan,
menunjang budidaya, budaya, dan wisata alam.
(2) Kegiatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus dilakukan tanpa
mengurangi fungsi pokok masing-masing kawasan.
Pasal 32
Kawasan taman nasional dikelola dengan sistem zonasi yang terdiri dari zona inti,
zona pemanfaatan, dan zona lain sesuai dengan keperluan.
Pasal 33
(1) Setiap orang dilarang melakukan kegiatan yang dapat mengakibatkan
perubahan terhadap keutuhan zona inti taman nasional.
16
(2) Perubahan terhadap keutuhan zona inti taman nasional sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) meliputi mengurangi, menghilangkan fungsi dan luas zona inti
taman nasional, serta menambah jenis tumbuhan dan satwa lain yang tidak asli.
(3) Setiap orang dilarang melakukan kegiatan yang tidak sesuai dengan fungsi
zona pemanfaatan dan zona lain dari taman nasional, taman hutan raya, dan taman
wisata alam.
Jenis konservasi/perlindungan
Pelestarian in situ
Pelestarian in situ adalah pelestarian yang dilakukan di habitat asli suatu flora dan
fauna itu berada. Jadi dalam pelestarian in situ, flora dan fauna tidak
dipindahtempatkan. Terdapat berbagai bentuk pelestarian in situ, diantaranya
adalah sebagai berikut :
1. Taman nasional
Taman nasional adalah kawasan pelestarian alam baik daratan maupun
perairan yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang
dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang
buidaya, budaya, pariwisata, dan rekreasi (Peraturan Menteri Kehutanan Nomor
56 Tahun 2006 tentang Pedoman Zonasi).
Taman nasional sendiri terdiri dari 4 wilayah, yaitu :
1. Wilayah penyangga atau wilayah lain (buffer zone) yaitu wilayah untuk
pengembangan dan pengurangan kerusakan taman nasional dari wilayah
luar.
2. Wilayah pengembangan (development zone) yaitu wilayah pengembangan
dan pemanfaatan sumber daya yang ada di dalam kawasan taman nasional.
3. Wilayah rimba (wilderness zone) yaitu wilayah untuk melindungi sumber
daya yang ada di dalam kawasan taman nasional
4. Wilayah inti (sactuary zone) yaitu wilayah yang terdiri suaka margasatwa
dan cagar alam.
Ada beberapa kriteria bagi suatu kawasan untuk dapat dijadikan sebagai taman
nasional, yaitu :
17
1. Kawasan yang ditetapkan mempunyai luas yang cukup untuk menjamin
kelangsungan proses ekologis secara alami.
2. Memiliki sumber daya alam yang khas dan unik baik berupa jenis
tumbuhan maupun satwa dan ekosistemnya serta gejala alam yang masih
utuh dan alami.
3. Memiliki satu atau beberapa ekosistem yang masih utuh sebagai
pariwisata alam.
4. Memiliki keadaan alam yang asli dan alami untuk dikembangkan.
Beberapa aktivitas berikut tidak diperbolehkan dilakukan di taman nasional
karena dapat mengubah fungsi taman nasional, yaitu :
1. Merusak kekhasan potensi sebagai pembentuk ekosistem.
2. Merusak keindahan dan gejala alam.
3. Mengurangi luas kawasan yang telah ditentukan.
4. Melakukan kegiatan usaha yang tidak sesuai dengan rencana pengelolaan.
Contoh taman nasional di Indonesia adalah Taman Nasional Ujungkulon di
Banten yang melindungi badak bercula satu, buaya, banteng jawa, babi hutan, dan
burung merak. Ada juga Taman Nasional Tanjung Puting di Kalimantan Tengah
yang melindungi orang utan Kalimantan, kancil, lutung merah, dan beruang.
Untuk mengetahui 45 taman nasional di Indonesia selengkapnya lihat di
www.dephut.go.id
2. Cagar Alam
Cagar alam adalah hutan suaka alam yang berhubungan dengan keadaan
alamnya yang khas termasuk alam hewani dan alam nabati, perlu dilindungi untuk
kepentingan ilmu pengetahuan dan kebudayaan (UU No. 5 Tahun 1967 tentang
Ketentuan Ketentuan Pokok Kehutanan). Jadi cagar alam adalah suaka alam
yang mempunyai hewan, tumbuhan, atau ekosistem khas yang perlu dilindungi
dan perkembangannya berlangsung secara alami.
Ada beberapa kriterita untuk penunjukkan dan penetapan sebagai kawasan cagar
alam, yaitu :
1. Mempunyai keanekaragaman jenis hewan, tumbuhan, dan ekosistem.
18
2. Mewakili formasi biota tertentu dan atau unit-unit penyusunnya;
3. Mempunyai kondisi alam, baik biota maupun fisiknya yang masih asli dan
tidak atau belum diganggu manusia
4. Mempunyai luas yang cukup dan bentuk tertentu agar menunjang
pengelolaan yang efektif dan menjamin keberlangsungan proses ekologis
secara alami;
5. Mempunyai ciri khas potensi dan dapat merupakan contoh ekosistem yang
keberadaannya memerlukan upaya konservasi; dan atau mempunyai
komunitas tumbuhan dan atau satwa beserta ekosistemnya yang langka
atau yang keberadaannya terancam punah.
Contoh cagar alam di indonesia adalah Cagar Alam Pangandaran di Banten yang
melindungi dan melestarikan banteng, rusa, dan babi hutan.
3. Suaka Margasatwa
Suaka margasatwa adalah hutan suaka alam yang ditetapkan sebagai tempat hidup
margasatwa yang mempunyai nilai khas bagi ilmu pengetahuan dan kebudayaan
serta merupakan kekayaan dan kebanggaan nasional (UU No. 5 Tahun 1967
tentang Ketentuan Ketentuan Pokok Kehutanan).
Terdapat beberapa kriteria bagi suatu kawasan untuk dijadikan suaka margasatwa,
anatara lain sebagai berikut :
19
4. Hutan Lindung
Hutan lindung adalah kawasan hutan yang karena keadaan alamnya diperuntukkan
guna mengatuur tata air, pencegahan bencana banjir dan erosi, serta pemeliharaan
kesuburan tanah (UU No. 5 Tahun 1967 tentang Ketentuan Ketentuan Pokok
Keehutanan). Walaupun dalam pengertiannya, tidak disinggung tentang usaha
konservasi flora dan atau fauna dalam hutan lindung, namun hutan lindung masuk
ke dalam pelestarian in situ. Mengapa? Karena dengan terjaganya kondisi hutan,
maka dengan otomatis ekosistem yang ada di dalamnya juga akan terjaga dengan
baik. Beberapa contoh hutan lindung di Indonesia adalah Hutan Lindung Sesaot di
Lombok, dan Hutan Lindung Sungai Wain di Balikpapan
Pelestarian Ex Situ
1. Kebun Binatang
Kebun binatang (taman margasatwa, bonbin) adalah tempat hewan
dipelihara dalam lingkungan buatan yang dipertunjukkan kepada publik untuk
kepentingan konservasi, pendidikan, penelitian, dan rekreasi. Beberapa contoh
kebun binatang di Indonesia adalah Kebun Binatang Ragunan Jakarta, Kebun
Binatang Gembira Loka Yogyakarta, Batu Secret Zoo Kota Batu dan Kebun
Binatang Surabaya
2. Kebun Botani
Kebun botani atau kebun raya adalah lahan yang ditanami berbagai
tanaman untuk keperluan koleksi, konservasi, pendidikan, dan wisata. Arboretum
adalah semacam kebun botani yang mengoleksi pepohonan. Contohnya adalah
Kebun Raya Bogor, Kebun Raya Cibodas, Kebun Raya Purwodadi, dan Kebun
Raya Eka Karya Bali
20
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1.a. Konservasi adalah pelestarian atau perlindungan. Secara harfiah, konservasi
berasal dari bahasa Inggris, (Inggris) Conservation yang artinya pelestarian
atau perlindungan.
b. Sumber daya alam hayati adalah setiap sumber daya alam yang berasal dari
mahluk hidup. Dalam bahasa asing, sumber daya alam hayati disebut juga
dengan biotic resource atau sumber daya alam biotik.
2. Contoh hewan yang memerlukan upaya konservasi adalalah gajah
sumatera,badak bercula satu, dan penyu belimbing dan juga masih banyak
lagi. Sedangkan utuk tumbuhan yang perlu upaya konservasi adalah raflesia
arnoldi,kantoung semar,cendana,ulin,dan damar,serta masih banyak lagi
3. Upaya konservasi berdasarkan uud no 5 tertuang dalam pasal 21,pasal 29, psal
30, pasal 31,pasal 32,dan pasal 33. Serta cara konservasi bisa dilakukan
secara in-situ dan ex-situ.in situ dengan cara membangun taman
nasiaonal,cagar alam,suaka marga satwa dan hutan lindung. Sedangkan secara
ex-situ dapat dilakukan dengan membangun kebun binatang dan kebun botani
5.2 Rekomendasi
Diharapkan kepada pemerintah untuk lebih memertegas aturan mengenai
perlindungan terhadap hewan maupun tumbuhan yang hampir maupun belum dari
ancaman kepunahan, karena pada kenyataannya masih banyak saja kasus yang
menyebabkan tingkat resiko kepunahan dari hewan dan tumbuhan di indonesia
yang sampai saat ini belum dapat teratasi
21
DAFTAR PUSTAKA
Mc Neely, J.A., K.R. Miller, W.V. Reid, R.A. Mittermeier& T.B. Werner. 1990.
Conserving The WorldsBiological Diversity. IUCN, WRI, CI, WWF-US &
TheWorld Bank. Gland. Switzerland.
22