Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Undang Undang Repuklik Indonesia No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi
Sumber daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, menjelaskan bahwa yang dimaksud
dengan konservasi sumber daya alam hayati adalah pengelolaan sumber daya
alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin
kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan
kualitas keanekaragaman dan nilainya.Konservasi sumber daya alam hayati dan
ekosistemnya dilakukan melalui kegiatan:
Perlindungan sistem penyangga kehidupan
Pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya
Pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam hayati beserta ekosistemnya.
Usaha untuk memperoleh manfaat yang setinggi-tingginya dari sumber daya
alam sering mengakibatkan menurunnya kemampuan sumber daya alam yang
bersangkutan bahkan terkadang dapat mengakibatkan kepunahan dari sumber
daya alam tersebut.Belum semua sumber plasma nutfah yang ada di sekitar kita
dapat dimanfaatkan. Dengan usaha penelitian yang lebih baik di masa depan akan
diketahui sumber plasma nutfah bagi manusia yang dikembangkan
pemanfaatannya. Khususnya pada beberapa sumber daya alam yang kini sudah
diketahui manfaatnya namun masih belum dapat diolah atau dibudidayakan.
Sampai saat ini masyarakat memanfaatkan sumber daya alam dengan 2 cara yaitu:
Memanfaatkan secara langsung sumber daya alam hayati dari alam, sehingga
kesinambungan ketersediaannya semata-mata diserahkan kepada alam. Cara
pemanfaatan seperti ini hanya berjalan baik bila ada keseimbangan antara
eksploitasi atau pengambilan dan kecepatan tumbuh untuk memperbanyak diri
atau berkembang biak. Namun jika sebaliknya, maka tentu saja akan mengancam
sumber daya alam hayati.
Memanfaatkan sumber daya alam hayati dengan cara mengolah atau
membudidayakannya. Pada cara ini kesinambungan ketersediaannya tidak hanya

1
semata-mata tergantung pada alam akan tetapi ada usaha dari manusia untuk
menjaga dan memelihara kelestariannya.
Perkembangan dewasa ini menunjukkan bahwa keanekaragaman hayati
cenderung menurun atau rusak, bahkan beberapa jenis sumberdaya alam hayati
sudah dinyatakan punah. Dalam skala internasional, kayu hitam dan burung
Dodop dari Mauritius sudah punah dari muka bumi. Di Indonesia Burung Gelatik
(Padda oryzovora) misalnya, merupakan fauna yang populasinya menurun.
Sementara itu, Harimau Jawa dan Harimau Bali sudah dinyatakan punah.
Penurunan dan perusakan diduga juga terjadi pada jenis flora dan fauna yang
belum diketahui manfaatnya secara langsung bagi kehidupan manusia atau yang
belum diteliti fungsinya dalam ekosistem.
Ekosistem hutan mengandung atau memiliki keanekaragaman jenis dan
genetika yang sangat tinggi. Akan tetapi ekosistem hutan mendapat tekanan terus-
menerus karena pemanfaatan ekosistem dan jenisnya yang mengancam kelestarian
dari keanekaragaman hayati tersebut. Eksploitasi hutan melalui kegiatan
pertambangan, konversi hutan menjadi lahan transmigrasi, pertanian dan
perkebunan akan mengakibatkan berkurangnya plasma nutfah. Dengan demikian
diperlukan adanya upaya perlindungan untuk mempertahankan agar keaneka-
ragaman genetik tetap tinggi sehingga pemanfaatannya tetap menggunakan
prinsip lestari.
Perlindungan terhadap keaneka-ragaman hayati dapat diwujudkan dengan
mempertahankan serta tidak merubah fungsi ekologi suatu kawasan yang
menunjang habitasi flora dan fauna. Usaha perlindungan yang dimaksud adalah
perlindungan terhadap ekosistem hutan beserta seluruh jenis dan genetiknya,
bertujuan untuk memelihara proses ekologi yang esensial dan sistem pendukung
kehidupan, mempertahankan keanekaragaman genetik dan menjamin pemanfaatan
jenis serta ekosistem secara lestari.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang akan dibahas
dalam makalah ini yaitu :konservasi dan pengertian sumber daya alam hayati dan
ekosistemnya di Indonesia

2
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu konservasi dan sumber daya alam hayati ?
2. Apa saja contoh hewan dan tumbuhan yang membutuhkan upaya konservasi
di indonesia ?
3. Bagaimana upaya konservasi dari sumber daya alam hayati berdasarkan UUD
no 50 ?
1.3 Tujuan
1 Untuk mengetahui apa itu konservasi dan sumber daya alam hayati
2 Untuk mengetahui apa saja contoh hewan dan tumbuhan yang membutuhkan
upaya konservasi di indonesia
3 Untuk mengetahui bagaimana upaya konservasi dari sumber daya alam hayati
berdasarkan UUD no 50

3
BAB II
TELAAH PUSTAKA

Konservasi berasal dari kata conservation yang terdiri dari kata con
(together) dan servare (keep/save). Jadi konservasi adalah upaya memelihara apa
yang kita punya secara bijaksana (Theodore Roosevelt : 1902).
Republik Indonesia terdiri atas 17.508 pulau, mempunyai daratan seluas 1,9
juta km 2dan garis pantai sepanjang 80.791 km, sertacakupan laut seluas 3,1 juta
km2. Di negara initerdapat pula gunung api yang berjumlah tidakkurang dari 200,
berukuran rendah sampaitinggi dan bersalju, sungai-sungai lebar danpanjang,
serta danau yang sifatnyabermacam-macam. Keadaan demikianmenyuguhkan
berbagai tipe lingkungan hidup(habitat) alami bagi tumbuhan, hewan
danmikrobia. Sistem hubungan timbal balik antaralingkungan fisik/kimia dengan
tumbuhan,hewan atau mikrobia dikenal sebagaiekosistem alami. Indonesia
diperkirakanmemiliki tidak kurang dari 47 tipe ekosistemalami (Anonim, 1996).
Dalam hal kekayaan jenis tumbuhan,hewan dan mikrobia, Indonesia
merupakansalah satu pusat kekayaannya. Sebanyak28.000 jenis tumbuhan,
350.000 jenis binatangdan 10.000 mikrobia diperkirakan hidupsecara alami di
Indonesia. Luas daratanIndonesia yang hanya 1,32% luas seluruhdaratan di bumi,
ternyata menjadi habitat 10%jenis tumbuhan berbunga, 12% binatangmenyusui,
16% reptilia dan amfibia, 17%burung, 25% ikan, dan 15% serangga yangada di
dunia. Dari 515 jenis mamalia besardunia, 36% endemik di Indonesia, dari 33
jenisprimata, 18% endemik, dari 78 jenis burungparuh bengkok, 40% endemik,
dan dari 121jenis kupu-kupu dunia, 44% endemik diIndonesia (Mc Neely et
al.,1990).
Dalam hal keanekaragaman di dalam jenis,Indonesia pun menjadi unggulan
dunia dandianggap sebagai salah satu pusatkeanekaragaman tanaman ekonomi
dunia.
Jenis-jenis kayu perdagangan, buah-buahantropis (durian, duku, salak,
rambutan, pisangASTIRIN - Permasalahan Kehati di Indonesia37dan sebagainya),
anggrek, bambu, rotan,kelapa dan lain-lain sebagian besar berasaldari Indonesia.

4
Beberapa jenis tumbuhan,seperti pisang dan kelapa telah menyebar keseluruh
dunia. Oleh karena itu Indonesiadikenal sebagai salah satu negara
dengankeanekarangaman hayati terbesar di dunia(megadiversity) dan merupakan
pusatkeanekaragaman hayati dunia (megacenter ofbiodiversity (Mac Kinnon,
1992).
Populasi spesies yang saat ini sangat rentan terhadap ancaman penjarahan
dan lenyapnya habitat cukup banyak, sepertipenyu laut, burung maleo, kakak tua
dancendrawasih. Seiring dengan berubahnyafungsi areal hutan, sawah dan kebun
rakyat,menjadi area permukiman, perkantoran,industri, jalan dan lain-lain, maka
menyusutpula keanekaragaman hayati pada tingkatjenis, baik tumbuhan, hewan
maupunmikrobia. Pada gilirannya jenis-jenis tersebutmenjadi langka, misalnya
jenis-jenis yangsemula banyak terdapat di Pulau Jawa, sepertinam-nam, mundu,
kepel, badak Jawa danmacan Jawa sekarang mulai jarang dijumpai(Anonim,
1995).Penyusutan keanekaragaman jenis terjadibaik pada populasi alami, maupun
budidaya.Berkurangnya keanekeragaman hayatipopulasi budidaya tercatat dengan
jelas.Pemakaian bibit unggul secara besar-besaranmenyebabkan terdesak dan
menghilangnyabibit tradisional yang secara turun-temurundikembangkan oleh
petani (Swaminathan,1983).
Pemanfaatan lahan untuk kepentinganberbagai sektor lain, tidak
selalumemperhitungkan akibat yang terjadi padalingkungan hidup. Memang harus
diakuipelestarian keanekaragaman hayatimemberikan keuntungan yang bersifat
tidaklangsung, sehingga manfaatnya sukar untuksegera dirasakan, seperti manfaat
tumbuhanuntuk pengatur air, penutup tanah, penjagaudara sehat dan lain-
lain.Indonesia menganut asas pemanfaatankekayaan alam yang berupa
keanekaragamanhayati secara lestari, seperti disebutkan dalanUU No. 5 tahun
1990 tentang KonservasiSumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.Pada pasal
2 dinyatakan bahwa: konservasisumber daya alam hayati dan
ekosistemnyaberasaskan pelestarian kemampuan danpemanfaatan sumber daya
alam hayati dan ekosistemnya secara serasi dan seimbang

5
BAB III
METODE PENULISAN

3.1 Sumber dan Jenis Data


Data-data yang dipergunakan dalam penyusunan karya tulis ini
berasal dari berbagai literatur kepustakaan yang berkaitan dengan
permasalahan yang dibahas. Beberapa jenis referensi utama yang digunakan
adalah UUD no 50
yang bersumber dari internet. Jenis data yang diperoleh variatif, bersifat
kualitatif maupun kuantitatif.
3.2 Pengumpulan Data
Metode penulisan bersifat studi pustaka. Informasi didapatkan dari
berbagai literatur dan disusun berdasarkan hasil studi dari informasi yang
diperoleh. Penulisan diupayakan saling terkait antar satu sama lain dan
sesuai dengan topik yang dibahas.
3.3 Analisis Data
Data yang terkumpul diseleksi dan diurutkan sesuai dengan topik kajian.
Kemudian dilakukan penyusunan karya tulis berdasarkan data yang telah
dipersiapkan secara logis dan sistematis. Teknik analisis data bersifat deskriptif
argumentatif.
3.4 Penarikan Kesimpulan
Simpulan didapatkan setelah merujuk kembali pada rumusan masalah,
tujuan penulisan, serta pembahasan. Simpulan yang ditarik mempresentasikan
pokok bahasan karya tulis, serta didukung dengan saran praktis sebagai
rekomendasi selanjutnya

6
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Pengertian Konservasi Dan Sumber Daya Alam Hayati


4.1.1 Pengertian Konservasi
Konservasi adalah pelestarian atau perlindungan. Secara harfiah,
konservasi berasal dari bahasa Inggris, (Inggris) Conservation yang artinya
pelestarian atau perlindungan.
Sedangkan menurut ilmu lingkungan, Konservasi adalah :
Upaya efisiensi dari penggunaan energi, produksi, transmisi, atau
distribusi yang berakibat pada pengurangan konsumsi energi di lain pihak
menyediakan jasa yang sama tingkatannya.
Upaya perlindungan dan pengelolaan yang hati-hati terhadap lingkungan
dan sumber daya alam
(fisik) Pengelolaan terhadap kuantitas tertentu yang stabil sepanjang reaksi
kiamia atau transformasi fisik.
Upaya suaka dan perlindungan jangka panjang terhadap lingkungan
Suatu keyakinan bahwa habitat alami dari suatu wilayah dapat dikelola,
sementara keaneka-ragaman genetik dari spesies dapat berlangsung
dengan mempertahankan lingkungan alaminya
4.1.2 Pengertian Sumber Daya Alam Hayati
Secara bahasa, hayati berarti mahluk hidup. Oleh karenanya, sumber daya
alam hayati adalah setiap sumber daya alam yang berasal dari mahluk hidup.
Dalam bahasa asing, sumber daya alam hayati disebut juga dengan biotic resource
atau sumber daya alam biotik. Berdasarkan sifat keterbaruannya, sumber daya
alam hayati juga termasuk ke dalam jenis sumber daya alam yang dapat
diperbaharui.

7
1. Sumber Daya Hewan
Contoh yang pertama misalnya sumber daya hewan. Hewan menghasilkan
berbagai macam produk yang bisa dimanfaatkan oleh manusia untuk menunjang
kehidupannya. Produk-produk tersebut antara lain :

Daging, dihasilkan ikan, mamalia, dan hewan lainnya dan digunakan


sebagai sumber protein hewani bagi manusia.
Susu, dihasilkan oleh hewan mamalia dan digunakan sebagai minuman
bergizi bagi manusia. Contoh susu yang umum dikonsumsi misalnya susu
sapi, susu kambing, dan susu kuda.
Telur, dihasilkan hewan-hewan ovipar seperti unggas (aves), reptil, dan
ikan. Telur dikonsumsi manusia sebagai sumber protein hewani.
Contohnya telur ayam, telur bebek, telur burung puyuh, dan telur angsa.
Kulit, dihasilkan oleh semua hewan dan digunakan sebagai bahan baku
sandang bagi manusia. Contohnya kulit domba yang dibuat sepatu, tas,
ikat pinggang, dompet, dan lain sebagainya.
Bulu, dihasilkan oleh domba dan digunakan manusia sebagai bahan baku
pembuatan jaket wol yang menghangatkan saat cuaca dingin.
Madu, dihasilkan oleh lebah dan digunakan sebagai bahan obat herbal.
Kotoran, dihasilkan semua hewan dan digunakan sebagai pupuk tanaman.

2. Sumber Daya Tumbuhan


Tumbuhan juga termasuk contoh sumber daya hayati karena ia juga merupakan
jenis mahluk hidup. Tumbuhan menghasilkan beragam produk yang dapat
dimanfaatkan manusia untuk menunjang kebutuhan hidupnya. Produk-produk
tersebut antara lain:

Sayur, dihasilkan tanaman sayuran dan digunakan manusia sebagai bahan


pangan. Contohnya sawi, kangkung, bayam, dan daun singkong.
Buah, dihasilkan tanaman dan digunakan sebagai bahan pangan.
Kayu, dihasilkan tanaman kayu dan digunakan sebagai material
pembuatan rumah.

8
Umbi, sebagai sumber bahan pangan karbohidrat. Contohnya singkong,
ketela, dan kentang.
Bunga, sebagai sarana hobi, keindahan, dan penghormatan. Contohnya
bunga mawar, melati, dan tulip.
Biji, sebagai sumber pangan. Contohnya padi, jagung, dan gandum
4.2 Contoh Hewan Dan Tumbuhan Yang Memerlukan Upaya Konservasi Di
Indonesia
4.2.1 Hewan
Gajah Sumatera
Hewan besar, yang terkenal dengan telinga lebar dan belalainya ini menjadi salah
satu satwa langka dan perlu di lindungi. Sesuai dengan namanya, habitat asli dari
gajah ini tentu saja berada di Sumatra, Indonesia. Sayangnya spesies gajah ini
terus menurun dari tahun ke tahun.
Bahkan dalam kurun waktu 25 tahun
terakhir ini, penurunan sampai
berkisar 80% yang di sebabkan
karena deforestasi. Gajah Asia yang
terkenal memiliki tubuh paling kecil
ini hampir kehilangan habitatnya.
Keberadaaannya saat ini hanya
tersisa sekitar 2.400 ekor sampai
dengan 2.800 ekor saja yanng masih bertahan di alam liar. Namun pada hasil
akhirnya adalah sebanyak 65% dari populasina tadi akhirnya mati. Ini terjadi
karena semuanya sudah di buru oleh manusia. Susanya tinggal 35% juga ikut
menyusul karena kondisi keracunan. Mereka juga sudah kehilangan tempat
tinggal. Sebab habitat dahulunya yang menjadi rumah mereka, sekarang sudah di
alih fungsikan sebagai lahan perkebunan.
Karakteristik Elephas maximus sumatranus jantan ini memiliki gading
yang relatif lebih kecil dari sebangsanya yang lain. Tapi entah mengapa, pemburu
tetap tergila gila untuk memburunya demi perdagangan gelap. Inilah yang
menyebabkan rasio pertumbuhan dan perkembangbiakan hewan antara gajah

9
jantan dan betina mengalami ketidak seimbangan. Hal inilah yang menyebabkan
mereka susah untuk bertahan di dunia.

Badak bercula satu


Siapa yang tidak kenal dengan jenis hewan ini? Tentu saja kita tahu, salah satu
jenis hewan yang paling terancam punah. Namanya paling sering di elu elukan
oleh guru saat belajar ilmu alam di sekolah dasar. Hewan ini hanya bisa bertahan
di daerah yang memiliki iklim hutan tropis. Rhinoceros sondaicus merupakan
salah satu satwa yang masih hidup saat masa kolonial. Pemburu paling gemar
mengambil cula. Selain bentuknya artistik, cula ini memiliki harga jual yang
tinggi.Keberadaan badak bercula satu ini menyisakan sekitar 58 ekor individu
yang saat ini berada di taman nasional Ujung Kulon, Jawa. Menjadi salah satu
hewan yang amat di lindungi
oleh pemerintah nasional pusat.
Spesies ini sangat rentan pada
kondisi kepunahan. Tubuhnya
yang tidak bisa bertahan lama
karena adanya bencana alam
yang paling rawan terjadi di
Indonesia. Juga karena penyakit
menular, dan keragaman genetik yang sangat minim. Bahkan menurut Badan
Konservasi Dunia IUCN, menyebutkan bahwa binatang ini masuk ke dalam daftar
merah. Artinya sanat terancam punah atau critically endangered. Salah satu
spesies terdekat dari badak jawa yang ada di Taman Nasional Cat Tien, Vietnam
mengabarkan bahwa badak mereka sudah terbunuh oleh pemburu pada tahun
2010. Untuk itu, hanya yang ada di Ujung Kulonlah habitat terakhir badak ini.

Penyu belimbing
Merupakan salah satu jenis spesies yang ada di Papua Barat. Penyu
belimbing ini memiliki bentuk tubuh yang sangat besar, bahkan menjadi penyu
terbesar di seluruh dunia. Hewan ini memang paling hobi melakukan migrasi

10
kemana mana. Sayangnya
populasi Dermochelys coriacea
beberapa tahun ini sudah mulai
menurun. Hal ini di sebabkan
karena perburuan yang semakin
banyak. Atau karena terkena
jaring nelayan secara tanpa
sengaja, serta kotornya tempat
habitat yang menyebabkan penyu belimbing memakan sampah plastik.Selain itu,
habitat hidup penyu ini sudah beberapa rusak karena adanya pembangunan di
kawasan pesisir. Hal ini menyebabkan penyu kehilangan tempat untuk bertelur.
Saat ini beberapa peneliti sudah mengupayakan untuk mempertahankan
keberadaan penyu yang semakin sedikit ini. Bahkan peneliti Indonesia yang
bekerja sama dengan peneliti dari University of Alabama memasang alat
pemantau satelit.
4.2.2 tumbuhan
Bunga bangkai (Rafflesia arnoldi)
Merupakan bunga yang paling
terkenal dengan bentuknya yang
sangat besar. Di namakan dengan
bunga raksasa karena memang
jika menguncup, tinggi
kuncupnya bisa sampai 4 meter.
Ciri ciri bunga rafflesia arnoldi
ketika nantinya bunga ini mekar,
warna kelopak yang ada di luar
akan terlihat putih krem. Sedangkan mahkota kembangnya berwarna merah
merekah tua dengan semburat semburat keunguan yang cantik. Lamanya bunga
ini mekar akan tetap bertahan selama 7 hari secara berturut turut. Sampai nanti
waktunya tiba, kembang ini akan mati. Setelah itu, tanaman ini akan kembali
tumbuh dan mengalami masa yang berulang lagi.Yang unik dari bunga ini adalah

11
memiliki bau khas. Sangat busuk yang sampai menyerupai bau bangkai.
Sebenarnya bukan tanpa tujuan bunga ini mengeluarkan bau busuk. Hanya saja
untuk mengundang para kumbang kumbang dan lalat agar mau hinggap pada
bagian bunganya, bagian pusat bau tersebut. Mengapa? Inilah caranya bunga
untuk bereproduksi. Dengan bantuan serangga atau hewan kecil agar bisa
mengalami proses terjadinya penyerbukan pada bunga. Sebenarnya bunga ini
memiliki rentang waktu usia yang cukup lama. bahkan untuk waktu bisa berbunga
saja, membutuhkan sampai 5 tahun lamanya. bunga ini asli berasal dari habitat
hutan Sumatra, Indonesia. Karena sudah mulai langka, dan hampir punah, maka
pemerintah berupaya untuk melakukan penangkaran. Misalnya di beberapa tempat
tertentu seperti Taman Hutan Raya Id Djuanda, Bandung sudah mulai berupaya
untuk mengembangbiakannya.
Pohon damar

Tanaman ini masuk dalam


kategori tumbuhan langka dan
tumbuhan yang hamir punah.
Pohon damar memiliki batang
yang kuat, tinggi, dan menjulang.
Bahkan mampu mencapai 60
meter. Memang di daerah Jawa
habitat aslinya beberapa masih di
jaga demi kelestariannya. Agar tidak segera punah. Di beberapa tempat pun,
penyebutannya sudah berlainan. Misalnya seperti Kisi untuk daerah Buru, salo
untuk penyebutan daerah Ternate, dayungon pada daerah Samar, dan ki damar
untuk daerah Sunda Jawa Barat.Orang orang banyak menebang pohon damar ini
untuk di ambil kayunya yang kuat dan panjang. Biasanya untuk membangun
rumah ataupun alat alat furniture. Beberapa orang juga memanfaatkan demi di
ambil getahnya. Sebab getah dari pohon ini bisa di gunakan untuk membuat kopal
atau bahan dasar yang biasa di gunakan untuk cairan pelapis kertas dan lak serta

12
venis. Maka kertas yang sudah di lapisi oleh zat ini cenderung lebih kuat dan
kualitasnya juga lebih bagus.

3. Bunga kantong semar

Siapa bilang hanya hewan dan


manusia saja yang doyan
memakan hewan hidup? Siapa
bilang tumbuhan tidak doyan
makan hewan? Inilah salah satu
buktinya bahwa ada satu tanaman
yang memang memiliki kebiasaan memakan serangga atau hewan hewan kecil.
Namanya adalah tanaman kantung semar. Biasanya mereka memangsa lalat,
lebah, dan serangga serangga kecil lainnya yang hinggap di sekitar tubuh
bunganya. Pengelompokan tumbuhan jenis Tanaman karnivora yang cantik ini
menjadi salah satu tanaman yang langka, maka perlu di jaga dan di lestarikan
kehidupannya.Tidak semua kantung semar mampu memangsa serangga yang ada
di dekatnya. Hanya bunga bunga yang sudah tumbuh besar dan dewasa saja yang
sanggup makan serangga. Caranya adalah dengan membuka kantungnya.
Kemudian membiarkan serangga serangga yang ada masuk ke dalam kantung
tersebut. Setelah ada serangga yang masuk ke dalam, ia akan terjebak. Kantung
semar akan menutup pintu kantungnya. Lalu ia akan melakukan proses
pencernaan dengan serangga yang berhasil ia tangkap tadi
4. Pohon ulin

Biasa di kenal sebagai pohon


bulian yang merupakan salah satu
tanaman khas asal Kalimantan.
Pohon ini juga biasa di kenal
dengan nama kayu besi karena
memang kekuatan kayunya yang
amat kuat dan tangguh. Beberapa

13
pemburu dan penebang kayu memang sengaja mengambil pohon ini demi
pembangunan konstruksi bangunan rumah, jembatan, sampai kapal laut yang
besar meraungi samudra. Dengan ketinggian sampai 36 meter dan memiliki
diameter batang selebar 95 centi meter, memang cocok untuk di manfaatkan
sebagai bahan bangunan. Selain tersebar bebas banyak di Kalimantan, pohon ulin
juga banyak di sebar di daerah Sumatra. Namun sayangnya, untuk
mengembangbiakan tanaman ini di nilai sangat susah karena cara
perkembangbiakan tumbuhan ini harus sangat di sesuaikan vegetasi dan iklim
serta cuaca yang ada. Hanya tumbuh di beberapa hutan di Kalimantan dan
Sumatra saja. Hal ini membuat populasi dari pohon ulinkian tahun kian sedikit da
menyusut. Tidak sebanding dengan kegunaannya yang bisa di pakai untuk apa
saja.

5. Pohon cendana

Nama ini dahulu sangat terkenal,


sebagai nama keluarga dari
mantan presiden Soeharto.
Cendana merupakan salah satu
pohon yang amat banyak di
gunakan dalam keseharian
masyarakat Indonesia. Baunya
yang khas, wangi, dan menarik
hati. Maka tak salah banyak orang menggunakan pohon atau kayunya untuk
keperluan dupa, parfum, sampai aroma terapi yang di campurkan dalam obat
herbal. Memang dari segi psikologis, bau yang di hasilkan dari pohon cendana
memiliki efek menangkan.Beberapa masyarakat Jawa menggunakan wangi dari
pohon cendana ini sebagai sangkur keris atau warangka. Padahal kita tahu sendiri
bahwa keris merupakan alat suci yang hanya orang orang tertentu saja boleh
memegangnya. Sebab mereka menganggap keris memiliki kekuatan supranatural
meta fisika. Konon katanya, wangi dari pohon cendana ini mampu bertahan
sampai bertahun tahun lamanya. bahkan beberapa orang menyatakan sampai

14
ratusan tahun.Sayang, pohon cendana ini susah untuk di kembang biakan. Sampai
saat ini tumbuhan cendana masuk ke dalam salah satu tanaman yang berada di
ambang kepunahan. Maka pemerintah pusat menggalakan upaya untuk tetap
menjaga kelestariannya. Ini juga di sebabkan karena kecambah dari pohon
cendana merupakan salah satu bentuk tanaman parasit. Maka ia tidak bisa tumbuh
sendiri. hidupnya terus menumpang pada tanaman lain. Dari faktor inilah yang
menyebabkan tanaman ini mulai berkurang populasinya. Tak heran jika yang ada
saat ini minyak cendana semakin susah untuk di cari. Kalaupun ada, harga belinya
sangat tinggi. ini sepadan dengan kondisi cendana yang kian lama kian sedikit,
berada di status ambang kepunahan.

4.3 Upaya Konservasi Dari Sumber Daya Alam Hayati Berdasarkan UUD No
5

Pasal 21
(1) Setiap orang dilarang untuk :
1. mengambil, menebang, memiliki, merusak, memusnahkan, memelihara,
mengangkut, dan memperniagakan tumbuhan yang dilindungi atau bagian-
bagiannya dalam keadaan hidup atau mati;
2. mengeluarkan tumbuhan yang dilindungi atau bagian-bagiannya dalam
keadaan hidup atau mati dari suatu tempat di Indonesia ke tempat lain di
dalam atau di luar Indonesia.
(2) Setiap orang dilarang untuk :
1. menangkap, melukai, membunuh, menyimpan, memiliki, memelihara,
mengangkut, dan memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan
hidup;
2. menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut, dan memperniagakan
satwa yang dilindungi dalam keadaan mati;
3. mengeluarkan satwa yang dilindungi dari suatu tempat di Indonesia ke
tempat lain di dalam atau di luar Indonesia;
4. memperniagakan, menyimpan atau memiliki kulit, tubuh, atau bagian-
bagian lain satwa yang dilindungi atau barang-barang yang dibuat dari

15
bagian-bagian tersebut atau mengeluarkannya dari suatu tempat di
Indonesia ke tempat lain di dalam atau di luar Indonesia;
5. mengambil, merusak, memusnahkan, memperniagakan, menyimpan atau
memiliki telur dan atau sarang satwa yang dillindungi.
Pasal 29
(1) Kawasan pelestarian alam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 13
terdiri dari:
1. taman nasional;
2. taman hutan raya;
3. taman wisata alam.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai penetapan suatu wilayah sebagai kawasan
pelestarian alam dan penetapan wilayah yang berbatasan dengannya sebagai
daerah penyangga diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 30
Kawasan pelestarian alam mempunyai fungsi perlindungan sistem penyangga
kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta
pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.
Pasal 31
(1) Di dalam taman nasional, taman hutan raya, dan taman wisata alam dapat
dilakukan kegiatan untuk kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan,
menunjang budidaya, budaya, dan wisata alam.
(2) Kegiatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus dilakukan tanpa
mengurangi fungsi pokok masing-masing kawasan.
Pasal 32
Kawasan taman nasional dikelola dengan sistem zonasi yang terdiri dari zona inti,
zona pemanfaatan, dan zona lain sesuai dengan keperluan.
Pasal 33
(1) Setiap orang dilarang melakukan kegiatan yang dapat mengakibatkan
perubahan terhadap keutuhan zona inti taman nasional.

16
(2) Perubahan terhadap keutuhan zona inti taman nasional sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) meliputi mengurangi, menghilangkan fungsi dan luas zona inti
taman nasional, serta menambah jenis tumbuhan dan satwa lain yang tidak asli.
(3) Setiap orang dilarang melakukan kegiatan yang tidak sesuai dengan fungsi
zona pemanfaatan dan zona lain dari taman nasional, taman hutan raya, dan taman
wisata alam.
Jenis konservasi/perlindungan
Pelestarian in situ
Pelestarian in situ adalah pelestarian yang dilakukan di habitat asli suatu flora dan
fauna itu berada. Jadi dalam pelestarian in situ, flora dan fauna tidak
dipindahtempatkan. Terdapat berbagai bentuk pelestarian in situ, diantaranya
adalah sebagai berikut :

1. Taman nasional
Taman nasional adalah kawasan pelestarian alam baik daratan maupun
perairan yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang
dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang
buidaya, budaya, pariwisata, dan rekreasi (Peraturan Menteri Kehutanan Nomor
56 Tahun 2006 tentang Pedoman Zonasi).
Taman nasional sendiri terdiri dari 4 wilayah, yaitu :

1. Wilayah penyangga atau wilayah lain (buffer zone) yaitu wilayah untuk
pengembangan dan pengurangan kerusakan taman nasional dari wilayah
luar.
2. Wilayah pengembangan (development zone) yaitu wilayah pengembangan
dan pemanfaatan sumber daya yang ada di dalam kawasan taman nasional.
3. Wilayah rimba (wilderness zone) yaitu wilayah untuk melindungi sumber
daya yang ada di dalam kawasan taman nasional
4. Wilayah inti (sactuary zone) yaitu wilayah yang terdiri suaka margasatwa
dan cagar alam.
Ada beberapa kriteria bagi suatu kawasan untuk dapat dijadikan sebagai taman
nasional, yaitu :

17
1. Kawasan yang ditetapkan mempunyai luas yang cukup untuk menjamin
kelangsungan proses ekologis secara alami.
2. Memiliki sumber daya alam yang khas dan unik baik berupa jenis
tumbuhan maupun satwa dan ekosistemnya serta gejala alam yang masih
utuh dan alami.
3. Memiliki satu atau beberapa ekosistem yang masih utuh sebagai
pariwisata alam.
4. Memiliki keadaan alam yang asli dan alami untuk dikembangkan.
Beberapa aktivitas berikut tidak diperbolehkan dilakukan di taman nasional
karena dapat mengubah fungsi taman nasional, yaitu :
1. Merusak kekhasan potensi sebagai pembentuk ekosistem.
2. Merusak keindahan dan gejala alam.
3. Mengurangi luas kawasan yang telah ditentukan.
4. Melakukan kegiatan usaha yang tidak sesuai dengan rencana pengelolaan.
Contoh taman nasional di Indonesia adalah Taman Nasional Ujungkulon di
Banten yang melindungi badak bercula satu, buaya, banteng jawa, babi hutan, dan
burung merak. Ada juga Taman Nasional Tanjung Puting di Kalimantan Tengah
yang melindungi orang utan Kalimantan, kancil, lutung merah, dan beruang.
Untuk mengetahui 45 taman nasional di Indonesia selengkapnya lihat di
www.dephut.go.id

2. Cagar Alam
Cagar alam adalah hutan suaka alam yang berhubungan dengan keadaan
alamnya yang khas termasuk alam hewani dan alam nabati, perlu dilindungi untuk
kepentingan ilmu pengetahuan dan kebudayaan (UU No. 5 Tahun 1967 tentang
Ketentuan Ketentuan Pokok Kehutanan). Jadi cagar alam adalah suaka alam
yang mempunyai hewan, tumbuhan, atau ekosistem khas yang perlu dilindungi
dan perkembangannya berlangsung secara alami.
Ada beberapa kriterita untuk penunjukkan dan penetapan sebagai kawasan cagar
alam, yaitu :
1. Mempunyai keanekaragaman jenis hewan, tumbuhan, dan ekosistem.

18
2. Mewakili formasi biota tertentu dan atau unit-unit penyusunnya;
3. Mempunyai kondisi alam, baik biota maupun fisiknya yang masih asli dan
tidak atau belum diganggu manusia
4. Mempunyai luas yang cukup dan bentuk tertentu agar menunjang
pengelolaan yang efektif dan menjamin keberlangsungan proses ekologis
secara alami;
5. Mempunyai ciri khas potensi dan dapat merupakan contoh ekosistem yang
keberadaannya memerlukan upaya konservasi; dan atau mempunyai
komunitas tumbuhan dan atau satwa beserta ekosistemnya yang langka
atau yang keberadaannya terancam punah.
Contoh cagar alam di indonesia adalah Cagar Alam Pangandaran di Banten yang
melindungi dan melestarikan banteng, rusa, dan babi hutan.

3. Suaka Margasatwa
Suaka margasatwa adalah hutan suaka alam yang ditetapkan sebagai tempat hidup
margasatwa yang mempunyai nilai khas bagi ilmu pengetahuan dan kebudayaan
serta merupakan kekayaan dan kebanggaan nasional (UU No. 5 Tahun 1967
tentang Ketentuan Ketentuan Pokok Kehutanan).
Terdapat beberapa kriteria bagi suatu kawasan untuk dijadikan suaka margasatwa,
anatara lain sebagai berikut :

1. Merupakan tempat hidup dan perkembangbiakan dari jenis satwa yang


perlu dilakukan upaya konservasinya.
2. Merupakan habitat dari suatu jenis satwa langka dan atau dikhawatirkan
akan punah.
3. Memiliki keanekaragaman dan populasi satwa yang tinggi.
4. Merupakan tempat dan kehidupan bagi jenis satwa migran tertentu, dan
atau
5. Mempunyai luasan yang cukup sebagai habitat jenis satwa yang
bersangkutan.

19
4. Hutan Lindung
Hutan lindung adalah kawasan hutan yang karena keadaan alamnya diperuntukkan
guna mengatuur tata air, pencegahan bencana banjir dan erosi, serta pemeliharaan
kesuburan tanah (UU No. 5 Tahun 1967 tentang Ketentuan Ketentuan Pokok
Keehutanan). Walaupun dalam pengertiannya, tidak disinggung tentang usaha
konservasi flora dan atau fauna dalam hutan lindung, namun hutan lindung masuk
ke dalam pelestarian in situ. Mengapa? Karena dengan terjaganya kondisi hutan,
maka dengan otomatis ekosistem yang ada di dalamnya juga akan terjaga dengan
baik. Beberapa contoh hutan lindung di Indonesia adalah Hutan Lindung Sesaot di
Lombok, dan Hutan Lindung Sungai Wain di Balikpapan

Pelestarian Ex Situ

1. Kebun Binatang
Kebun binatang (taman margasatwa, bonbin) adalah tempat hewan
dipelihara dalam lingkungan buatan yang dipertunjukkan kepada publik untuk
kepentingan konservasi, pendidikan, penelitian, dan rekreasi. Beberapa contoh
kebun binatang di Indonesia adalah Kebun Binatang Ragunan Jakarta, Kebun
Binatang Gembira Loka Yogyakarta, Batu Secret Zoo Kota Batu dan Kebun
Binatang Surabaya

2. Kebun Botani
Kebun botani atau kebun raya adalah lahan yang ditanami berbagai
tanaman untuk keperluan koleksi, konservasi, pendidikan, dan wisata. Arboretum
adalah semacam kebun botani yang mengoleksi pepohonan. Contohnya adalah
Kebun Raya Bogor, Kebun Raya Cibodas, Kebun Raya Purwodadi, dan Kebun
Raya Eka Karya Bali

20
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1.a. Konservasi adalah pelestarian atau perlindungan. Secara harfiah, konservasi
berasal dari bahasa Inggris, (Inggris) Conservation yang artinya pelestarian
atau perlindungan.
b. Sumber daya alam hayati adalah setiap sumber daya alam yang berasal dari
mahluk hidup. Dalam bahasa asing, sumber daya alam hayati disebut juga
dengan biotic resource atau sumber daya alam biotik.
2. Contoh hewan yang memerlukan upaya konservasi adalalah gajah
sumatera,badak bercula satu, dan penyu belimbing dan juga masih banyak
lagi. Sedangkan utuk tumbuhan yang perlu upaya konservasi adalah raflesia
arnoldi,kantoung semar,cendana,ulin,dan damar,serta masih banyak lagi
3. Upaya konservasi berdasarkan uud no 5 tertuang dalam pasal 21,pasal 29, psal
30, pasal 31,pasal 32,dan pasal 33. Serta cara konservasi bisa dilakukan
secara in-situ dan ex-situ.in situ dengan cara membangun taman
nasiaonal,cagar alam,suaka marga satwa dan hutan lindung. Sedangkan secara
ex-situ dapat dilakukan dengan membangun kebun binatang dan kebun botani
5.2 Rekomendasi
Diharapkan kepada pemerintah untuk lebih memertegas aturan mengenai
perlindungan terhadap hewan maupun tumbuhan yang hampir maupun belum dari
ancaman kepunahan, karena pada kenyataannya masih banyak saja kasus yang
menyebabkan tingkat resiko kepunahan dari hewan dan tumbuhan di indonesia
yang sampai saat ini belum dapat teratasi

21
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1995. Atlas Keanekaragaman Hayati diIndonesia. Jakarta: KMNLH RI-


KOPHALINDO.

Anonim. 1996. Strategi nasional pengelolaankeanekaragaman hayati. Makalah


Forum Curah Pendapat Pengkayaan Keanekaragaman Hayati Dalam
Silabus Pendidikan Pelatihan dan Penyuluhandi Pusat Studi Lingkungan.
Jakarta: PPSML-LPUIdan Yayasan Kehati.

Mac Kinnon, K. 1992. Natures Treasurehouse-TheWildlife of Indonesia. Jakarta:


PT Gramedia PustakaUtama.

Mc Neely, J.A., K.R. Miller, W.V. Reid, R.A. Mittermeier& T.B. Werner. 1990.
Conserving The WorldsBiological Diversity. IUCN, WRI, CI, WWF-US &
TheWorld Bank. Gland. Switzerland.

Soeriaatmadja. RE. 1991. Rehabilitation of the DegradedLand: The Cigaru


Model. Makalah pada Workshopon Rehabilitation of Degraded Tropical
Lands.November 11-15. 1991. Brisbane: University ofQueensland

22

Anda mungkin juga menyukai

  • Sekolah Dasar Negeri Tondo: Pemerintah Kota Palu Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan
    Sekolah Dasar Negeri Tondo: Pemerintah Kota Palu Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan
    Dokumen2 halaman
    Sekolah Dasar Negeri Tondo: Pemerintah Kota Palu Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan
    Cici Hasari
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen1 halaman
    Daftar Isi
    Cici Hasari
    Belum ada peringkat
  • Plankton
    Plankton
    Dokumen8 halaman
    Plankton
    Cici Hasari
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen3 halaman
    Daftar Pustaka
    Cici Hasari
    Belum ada peringkat
  • Pengantar Ilmu Hukum
    Pengantar Ilmu Hukum
    Dokumen16 halaman
    Pengantar Ilmu Hukum
    Cici Hasari
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen1 halaman
    Daftar Isi
    Cici Hasari
    Belum ada peringkat
  • GRAHA
    GRAHA
    Dokumen6 halaman
    GRAHA
    Cici Hasari
    Belum ada peringkat
  • Patron
    Patron
    Dokumen2 halaman
    Patron
    Cici Hasari
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar
    Cici Hasari
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen1 halaman
    Daftar Isi
    Cici Hasari
    Belum ada peringkat
  • GRAHA
    GRAHA
    Dokumen6 halaman
    GRAHA
    Cici Hasari
    Belum ada peringkat
  • Patron
    Patron
    Dokumen2 halaman
    Patron
    Cici Hasari
    Belum ada peringkat
  • GRAHA
    GRAHA
    Dokumen6 halaman
    GRAHA
    Cici Hasari
    Belum ada peringkat
  • Silabus Bio Xi
    Silabus Bio Xi
    Dokumen23 halaman
    Silabus Bio Xi
    Asep Humaedi Aaseep
    Belum ada peringkat
  • Silabus Bio Xi
    Silabus Bio Xi
    Dokumen23 halaman
    Silabus Bio Xi
    Asep Humaedi Aaseep
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen9 halaman
    Bab I
    Cici Hasari
    Belum ada peringkat
  • Pesan Baju
    Pesan Baju
    Dokumen2 halaman
    Pesan Baju
    Cici Hasari
    Belum ada peringkat
  • GRAHA
    GRAHA
    Dokumen6 halaman
    GRAHA
    Cici Hasari
    Belum ada peringkat
  • Biodata
    Biodata
    Dokumen1 halaman
    Biodata
    Cici Hasari
    Belum ada peringkat
  • GRAHA
    GRAHA
    Dokumen6 halaman
    GRAHA
    Cici Hasari
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen9 halaman
    Bab I
    Cici Hasari
    Belum ada peringkat
  • Ny. Ria 25 (TTV PKM)
    Ny. Ria 25 (TTV PKM)
    Dokumen7 halaman
    Ny. Ria 25 (TTV PKM)
    Cici Hasari
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    Cici Hasari
    Belum ada peringkat
  • Ix
    Ix
    Dokumen6 halaman
    Ix
    Cici Hasari
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    Cici Hasari
    Belum ada peringkat