Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS DATA DAN IDENTIFIKASI STRUKTUR BAWAH

PERMUKAAN BERDASARKAN METODE GAYA BERAT PADA


DAERAH PROSPEK PANAS BUMI

PROPOSAL TUGAS AKHIR

Oleh:
KANIA PINASTI SOLEHA
NPM 140710140008

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN GEOFISIKA
SUMEDANG
2017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Sebagai kebutuhan utama manusia, konsumsi energi semakin meingkat


seiring dengan perkembangan industri, kemajuan teknologi, dan meningkatnya
populasi serta taraf hidup manusia. Usaha nyata yang dapat dilakukan untuk
mencegah kebutuhan energy yang tak terkendali dan tetap mempertahankan taraf
hidup yang ada, terutama di negara-negara berkembang, yaitu dengan menekan
tingkat populasi, membatasi konsumsi energi dan menemukan sumber energi
alternatif.

Gambar 1.1 Perbandingan antara populasi, konsumsi energi dan


konsumsi energi per kapita dunia (Gupta dan Roy, 2007)

1
Sebagai sumber energi, minyak dan gas bumi memiliki kekurangan yaitu
jumlah yang terbatas dan dampak pada pencemaran lingkungan yang dihasilkan.
Kebutuhan dunia yang meningkat akan energi sekarang serta ditambah dengan
terbatasnya jumlah minyak dan gas bumi merupakan permasalahan yang harus
dicari solusinya. Salah satunya adalah dengan menggunakan energi alternatif
yaitu energy panas bumi sebagai pengganti minyak dan gas bumi. Panas bumi
merupakan sumber yang relatif bersih dan dapat diperbaharui. Energi panas
bumi sendiri adalah energy panas yang tersimpan dalam batuan di bawah
permukaan bumi dan fluida yang terkandung di dalamnya.

Dalam pencarian dan eksplorasi sumber energi panas bumi, metode geofisika
memiliki peranan yang sangat penting. Metode geofisika dimanfaatkan dalam
menentukan konfigurasi struktur geologi dan komposisi bawah permukaan
dengan parameter fisika (Rosid,2005). Salah satu metode geofisika tertua dan
yang paling sering digunakan adalah metode gravitasi atau metode gaya berat.
Metode gaya berat digunakan untuk mendeteksi perbedaan densitas secara
lateral pada batuan di bawah permukaan (Musset and Khan, 2000).

Dalam eksplorasi panas bumi, metode gaya berat dapat mendeteksi


perbedaan densitas batuan di bawah permukaan yang membentuk sistem panas
bumi. Model gaya berat juga dapat digunakan untuk membuat model struktur
bawah permukaan yang akan dijadikan sebagai acuan untuk melakukan
interpretasi. Dengan melakukan interpretasi tersebut diharapkan dapat
memberikan informasi dan gambaran yang lebih baik tentang kondisi daerah
prospek panas bumi.

Dari uraian tersebut, penulis tetarik untuk meneliti judul Analisis Data dan
Identifikasi Struktur Bawah Permukaan Berdasarkan Metode Gaya Berat
pada Daerah Prospek Panas Bumi

2
1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Mempelajari aplikasi metode gaya berat dalam eksplorasi panas


bumi.
2. Membuat pemodelan struktur bawah permukaan.
3. Melihat potensi panas bumi.

1.3 Batasan Masalah

Ruang lingkup atau batasan yang didefinisikan dalam penelitian ini


adalah:
1. Penelitian menitikberatkan pada pembahasan dan analisa dengan
metode gaya berat pada daerah penelitian.
2. Penelitian difokuskan pada analisa konsep sistem panas bumi
(geothermal).

1.4 Metodologi Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian untuk mendapatkan


penyelesaian masalah dan mencapai tujuan diatas adalah:

1. Perumusan masalah dan pengumpulan data.


2. Studi literature mengenai aspek-aspek eksplorasi panas bumi dan
geologi regional daerah penelitian. Studi literature dilakukan
dengan mengumpulkan dan mempelajari bahas pustaka yang
berkaitan dan akan menunjang penelitian seperti laporan
penelitian, buku, dan paper.
3. Pengolahan data gaya berat hasil observasi di lapangan, meliputi:

3
Proses koreksi, yaitu tahapan pengolahan data gaya berat
hasil observasi di lapangan sehingga didapatkan nilai
Complete Bouguer Anomaly (CBA).
Analisa Spektrum, yaitu tahapan analisa spektrum gaya
berat untuk menentukan kedalaman sumber-sumber
anomali regional dan residual.
Filtering, yaitu tahapan pengolahan data gaya berat yang
dilakukan untuk pemisahan anomali regional dan residual,
dan
Gravity forward modeling, yaitu tahapan pembuatan
model penampang bawah permukaan berdasarkan data
gaya berat.
4. Interpretasi, yaitu analisa hasil pengolahan data serta model
struktur bawah permukaan yang telah dibuat unutk mendapatkan
kesimpulan dan penyelesaian yang baik dari masalah yang
dihadapi.
5. Pengambilan kesimpulan dan saran atau rekomendasi yang dapat
didefinisikan dari hasil penelitian.

Selutuh metodologi penelitian ini digambarkan menjadi suatu diagram


alir penelitian yang ditunjukkan Gambar 1.2.

4
Start

Perumusan masalah, pengumpulan data, dan studi literatur

Pengolahan Data Gaya Berat

Proses Koreksi Data Gaya Berat

Complete Bouguer Anomaly (CBA)

Analisa Spektrum

Pemisahan Anomali Regional-Residual

Anomali Regional Anomali Residual

Data Geologi
Regional

Pemodelan Struktur Bawah Permukaan


Berdasarkan Data Gaya Berat

Analisa Pemodelan Struktur Bawah Permukaan


Berdasarkan Data Gaya Berat

Kesimpulan dan Saran

End
5
BAB II

TEORI DASAR

2.1 Teori Dasar Metode Gaya Berat

2.1.1 Hukum Newton Tentang Gravitasi

Berdasarkan Hukum Newton, gayakel mass (F) yang bekerja diantara


dua partikel massa ( 1 dan 2 ) dapat dinyatakan dalam persamaan:

1 2
= (2.1)
2

Dimana:

F = gaya antara dua partikel bermassa 1 ke 2


G = konstanta gravitasi universal (6.672 x 1011 N2 /2 )
1 = massa benda 1
2 = massa benda 2
r = jarak antara dua partikel bermassa 1 ke 2

2.1.2 Percepatan Gravitasi

Hukum Newton kedua dapat dinyatakan dalam persamaan :

6
=
Dimana :

F = gaya yang menyebabkan partikel massa bergerak

m = massa partikel

= percepatan

2.2 Koreksi Metode Gaya Berat

Besar nilai gravitasi bergantung kepada lima faktor yaitu lintang, elevasi,
topografi, daerah sekitar pengukuran, pasang surut bumdi dan variasi densitas di
bawah permukaan (Telford et al, 1990). Eksplorasi gravitasi lebih ditekankan
pada perubahan besar nilai gravitasi oleh karena variasi densitas di bawah
permukaan. Sementara nilai gravitasi yang terukur pada alat gravitmeter tidak
hanya berasal dari nilai gravitasi yang disebabkan oleh variasi densitas di bawah
permukaan, tetapi juga dari keempat faktor lainnya. Koreksi dalam metode
gravitasi diperlukan untuk menghilangkan faktor-faktor lain yang mempengaruhi
besar nilai gravitasi sehingga didapatkan nilai gravitasi yang hanya disebabkan
oleh pengaruh variasi densitas di bawah permukaan. Koreksi-koreksi yang
dilakukan kepada data gravitasi di lapangan :

2.3.1 Koreksi Pasang Surut Bumi

Koreksi ini tilakukan untuk menghilangkan efek benda-benda di luar


bumi seperti matahari dan bulan yang dapat mempengaruhi nilai gravitasi di
bumi. Posisi matahari dan bulan akan menghasilkan tarikan terhadap bumi
sehingga menyebabkan terjadinya pasang surut muka air laut. Pasang surut muka
air laut tersebut akan mempengaruhi pembacaan gravitasi di lapangan.

7
1.5 Kerangka Pemikiran

Geofisika adalah salah satu ilmu pengetahuan alam yang meneliti


struktur bawah permukaan bumi dengan menggunakan ilmu fisika dan
matematika sebagai kerangka berpikir dan ilmu bumi lainnya (geologi, geodesi,
geohidrologi dan lain-lain) sebagai kerangka penunjang. Untuk dapat
menganalisis struktur bawah permukaan bumi para ahli fisika menggunakan data
yang secara umum merupakan respon dari parameter fisis bawah permukaan
bumi (kandungan air, minyak, gas, atau lainnya). Salah satu keunggalan metode
geofisika adalah orang bisa melakukan pemetaan parameter bawah permukaan
bumi (terhadap kandungan air, minyak, gas dan bahan mineral lainnya yang
terdapat di bawah permukaan bumi) tanpa harus melihat langsung struktur
bawah permukaannya. Hal ini mengakibatkan pengambilan data geofisika
memerlukan biaya yang relatif murah, namun memberikan peluang besar untuk

8
menghasilkan produk analisis yang cukup baik. Sumber medan yang sering
digunakan dalam pengambilan data geofisika salah satunya adalah geolistrik.

Penelitian ini menggunakan metode geolistrik untuk dapat memberikan


gambaran mengenai struktur bawah permukaan tanah di kawasan lahan
pertanian Fakultas Pertanian dan lahan di sekitar Jembatan Kampus Universitas
Padjajaran. Kelibahan dari metode geolistrik yaitu tidak merusak lingkungan,
biaya relatif murah dan juga mampu mendeteksi sampai kedalaman beberapa
meter sesuai dengan panjang lintasan pada pengambilan data di lapangan. Dari
beberapa konfigurasi elektroda pada metode geolistrik, konfigurasi
Schlumberger menjadi pilihan terbaik dikarenakan jangkauannya paling dalam.
Metode geolistrik dilakukan dengan menginjeksikan arus listrik ke dalam bumi
melalui dua buah elektroda arus, kemudian mengukur tegangan tanggapan dari
dalam bumi melalui dua buah elektroda potensial.

Gambar 1. Pola aliran arus dan bidang ekipotensial antara dua elektroda arus dengan polaritas berlawanan (Bahri, 2005)

Beda potensial yang terjadi antara MN yang disebabkan oleh injeksi arus
pada AB adalah:

1 1 1 1
= [( ) ( )]
2

1 1 1 1 1
= 2 [( ) ( )]

9
Sehingga,


=

Dengan I adalah arus dalam Ampere, beda potensial dalam Volt,
tahanan jenis dalam Ohm meter dan k faktor geometri elektroda dalam meter.

Setelah data pengukuran dan perhitungan, kemudian dilakukan forward


modeling dengan IP2WIN. Hasil dari forward modeling ini didapatkan ketebalan
setiap lapisan bawah permukaan yang diteliti. Presentasi kesalahan antara nilai
resistivitas semu yang didapatkan melalui pemodelan dengan resistivitas bawah
permukaan yang sebenarnya disebut dengan RMS error. RMS error dianggap
optimal jika variasi resistvitas bawah permukaan dan sistem perlapisan batuan
bawah permukaan sesuai dengan perkiraan kondisi geologi daerah penyelidikan.

Apabila batuannya lebih berongga maka nilai resistivitasnya besar,


sedangkan apabila batuan lebih kompak maka nilai resistivitasnya akan lebih
kecil. Batuan yang lebih kompak akan lebih mudah mengalirkan arus daripada
batuan yang berongga, sehingga nilai resistivitas batuan yang kompak akan lebih
kecil.

Jadi, tanah memiliki ukuran partikel yang berbeda-beda misalnya tanah


lempung yang memiliki ukuran 0.0625 mm dan pasir yang memiliki ukuran
0.5mm 2 mm. Ukuran tersebut mempengaruhi porositas tanah tersebut.
Porositas merupakan kemampuan tanah untuk menyimpan air. Kita tahu bahwa
tanah sangat membutuhkan air untuk bertahan hidup sehingga semakin besar
porositas tanah maka pertumbuhan tanaman akan semakin baik karena,
ketersediaan air untuk tanaman terpenuhi dengan baik. Semakin kecil ukuran
partikel tanah maka semakin tinggi porositasnya dan sebaliknya. Hal itu berarti
tanah pasir memiliki porositas yang lebih rendah daripada tanah lempung. Oleh
sebab itu tumbuhan yang hidup di tanah pasir akan beradaptasi untuk
meminimalisir penguapan. Sedangkan parameter yang didapatkan dari
pengukuran geolistrik ini adalah resistivitas, dan resistivitas merupakan

10
parameter fisis yang berbanding lurus dengan porositas. Sehingga, dapat
disimpulkan, semakin kecil nilai resistivitas maka batuan semakin berpori dan
lebih banyak mengandung fluida, dan mengakibatkan tanah semakin baik untuk
lahan pertanian.

Tanah Pasir

Pertumbuhan
Vegetasi Baik

Resistivitas rendah

1.6 Metodologi Penelitian

Metodologi yang dipakai dalam penelitian ini adalah dengan melakukan


pengukuran geolistrik (pengambilan data primer) di lapangan untuk
mendapatkan data arus dan beda potensial yang nantinya akan digunakan untuk
menentukan harga tahanan jenis (resistivity). Berdasarkan kisaran dan harga
tahanan jenis tersebut, maka dapat diketahui variasi litologi, ketebalan, dan
kedalaman lapisan serta penyebarannya termasuk ada atau tidaknya akuifer
airtanah.

Pengukuran geolistrik dilakukan dengan menggunakan geolistrik


sounding konfigurasi Schlumberger dengan panjang bentangan masing-masing
300 meter. Dalam melakukan pengukuran geolistrik, digunakan alat-alat:

1. Geolistrik beserta alat pendukung


2. GPS
3. 2 gulung kabel arus panjang hingga 200 meter
4. 2 gulung kabel sepanjang 50 meter untuk elektroda potensial

11
5. Kompas Geologi, untuk mengetahui arah bentangan dna membantu
posisi titik pengukuran.
6. Tabel data dan peralatan tulis untuk mencatat nilai beda potensial, arus,
tahanan jenis batuan serta hasi, tanggal jam, kondisi cuaca dan
lingkungan saat pengukuran
7. Grafik bilog untuk pengecekan data Konfigurasi yang digunakan

Pengambilan Data

Sebelum pengambilan data dilakukan, terlebih dahulu dilakukan


perencanan desain survey dengan menggunakan peta. Dari data tersebut bida
diketahui luas area survey yang memungkinkan untuk diukur dan menentukan
titik sounding secara efektif sesuai kemampuan waktu dan tenaga dengan
memperhitungkan kecepatan pengukruan dan mobilisasi antar titik-titik
sounding.

Pengukuran Geolistrik Resistivity yang dilaksanakan di dua


daerah ini menggunakan metode pengambilan data secara
Schlumberger dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Pengukuran data lapangan untuk masing-masing lokasi daerah
penelitian dibuat sebanyak 2 titik sounding dengan panjang
bentangan berturut-turut 600 meter (2 x 300 meter).
b. Konfigurasi elektroda yang dipergunakan dalam pengukuran tiap
titik sounding adalah konfigurasi Schlumberger.

Mulai

Menentukan Titik Pengukuran

Pengukuran Geolistrik

Mengeplotkan data dan AB/2


ke Sounding Curve
12
Ya
Tidak
Akurat?

Pemindahan Elektroda Arus

Selesai

Pengolahan Data

Data yang diperoleh di lapangan berupa data mentah sehingga perlu


dilakukan langkah-langkah pengolahan data sebelum pemrosesan lebih lanjut.

Data hasil pengukuran di lapangan adalah arus listrik, beda potensial, dan
nilai K dari konfigurasi Schlumberger. Hasil pengukuran memberikan data
berupa resistivitas semu batuan. Selanjutnya data diolah dengan menggunakan
software IP2WIN menggunakan metode forward modelling sehingga
menghasilkan informasi tentang jumlah perlapisan, harga resistivitas, dan
ketebalan tiap perlapisan. Input dari software ini adalah setengah jarak antara
kedua elektroda arus dengan nilai resistivitas semu batuan.

Interpretasi

Dari hasil yang diperoleh selanjutnya ditentukan kedalaman lapisan yang


mengandung air tanah pada masing-masing titik amat. Dan diketahui persebaran
nilai resistivitas pada masing-masing lokasi.

13
1.7 Lokasi dan Waktu dan Penelitian

Lokasi penelitian merupakan suatu tempat atau wilayah dimana penelitian


tersebut akan dilakukan. Adapun penelitian yang dilakukan oleh penulis
mengambil lokasi di lahan pertanian FAPERTA yang berlokasi di kawasan
Ciparanje, Jatinangor, Kabupaten Sumedang serta lahan yang banyak ditumbuhi
vegetasi yang berada dekat dengan Jembatan Kampus Univesitas Padjajaran,
Jatinangor.

Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2017 yaitu
antara bulan September 2017 sampai dengan Bulan Desember 2017.

Waktu (2017)
No. Uraian Kegiatan September Oktober November Desember
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Studi Literatur
2 Survey Lokasi
3 Usulan Penelitian
Pengukuran
4 Geolistrik 1D
5 Pengolahan Data
6 Interpretasi Data
7 Penyusunan Skripsi
Seminar hasil dan
8 sidang skripsi

14

Anda mungkin juga menyukai