Anda di halaman 1dari 11

SARA

(SUKU, AGAMA, RAS DAN ANTARGOLONGAN)

Disusun oleh:
Kelompok 5
Julian Firdaus Syahputra Situmeang (5423155553)
Marina Hana Bulan Silalahi (5423155204)

Moderator:
Tazkia Cita Riardi (5423154861)

Mata Kuliah Pancasila

Dra. Herawati

Universitas Negeri Jakarta


Jakarta 2015
BAB 1
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Makalah ini dibuat karena Indonesia terdiri dari beragam Suku, Ras, Agama
dan Antargolongan (SARA) yang tidak ada duanya di dunia. SARA menjadi
masalah yang cukup sulit untuk diselesaikan di Indonesia. Apalagi SARA bukan
lah konflik yang dihadapi oleh satu atau dua orang saja, SARA dapat mencakup
satu golongan atau kelompok yang besar. Seperti yang sudah terjadi di
Tolikara, Papua, dan kasus Sampit.

Dengan disusunnya makalah ini, diharapkan kita sebagai mahasiswa dapat


terbuka pemikirannya untuk selalu menghargai perbedaan - perbedaan yang
ada dan tetap menjaga kesatuan yang sesuai dengan Sila ke-3 yaiut persatuan
Indonesia.

Ruang Lingkup

Ruang lingkup pembahasan makalah ini adalah SARA di Indonesia.

Tujuan

Tujuan pembuatan makalah ini adalah:

1. Mengetahui apa arti SARA


2. Mengetahui keterkaitan dan hubungan SARA dengan Pancasila
3. Mengetahui contoh-contoh tindakan SARA
4. Mendapat ilmu untuk bagaimana mengatasi masalah SARA
5. Meminimalisir konflik antar SARA

Konsep

Mencegah perbedaan SARA yang terjadi di kehidupan bermayarakat di


Indonesia yang dilandasi pancasila.
BAB 2
PERMASALAHAN

1. Bagimana upaya untukmencegahterjadinyaperpecahan SARA?


2. Mengapa SARA bisa terjadi di masyarakat Indonesia?
3. Sanksi tegas apa yang pemerintah sudah lakukan?
BAB 3
PEMBAHASAN

PENGERTIAN

SARA adalah berbagai pandangan dan tindakan yang didasarkan pada


sentimen identitas yang menyangkut keturunan, agama, kebangsaan
atau kesukuan dan golongan. Setiap tindakan yang melibatkan
kekerasan, diskriminasi dan pelecehan yang didasarkan pada identitas
diri dan golongan dapat dikatakan sebagai tindakan SARA. Tindakan ini
mengebiri dan melecehkan kemerdekaan dan segala hak-hak dasar yang
melekat pada manusia.

Secara pengertian SARA adalah pandangan dan tindakan yang di lakukan


berdasarkan Identitas yang meliputi suku, ras, agama dan antar
golongan.

Antar golongan dalam SARA bisa diartikan sebagai berikut :

Max Weber mengatakan bahwa golongan adalah Suatu


Kumpulan Manusia Dalam Satu Wadah Kemasyarakatan
Kamus Besar Bahasa Indonesia, golongan adalah Golongan
Masyarakat Dalam Satu Wilayah Yang Lebih Menonjolkan
Identitas Dari Jenis Mereka

KAITAN DENGAN PANCASILA

Mungkin semua sudah tau dan hapal apa saja sila-sila yang ada. Tapi apa
sebenarnya yang berhubungan dengan SARA? Apakah hanya sila ke-1?
Ke-2? Ke-3? Ya, benar. Semua sila berhubungan dengan satu dan yang
lain. Tetapi yang menjadi inti dan pedoman atau permasalahannya
terdapat di sila ke-3. Apa bunyinya? Persatuan Indonesia. Sudah jelas
tertulis persatuan di dalam sila tersebut. Jadi SARA sudah sangat
menyimpang dari pedoman kita. Tidak ada makna bersatu jika kita
membeda-bedakan berdasarkan suku agama dan ras. Yang seharusnya
bangsa Indonesia hidup rukun dan damai dengan pedoman pancasila,
semua ternodai karena satu sila saja sudah menyimpang. Jika satu sudah
terganggu, maka semua sila pun terganggu. Karena sebenarnya
pancasila itu berhubungan satu dengan yang lain seperti yang telah
disebutkan diatas. Indonesia rusak dan hancur karena konflik SARA!
Maka dari itu, marilah kita senantiasa menjaga persatuan kita dengan
selalu menerima kelebihan dan kekurangan orang lain. Suku, agama, ras,
dan antargolongan lah yang menjadi ikon bangsa Indonesia. Karena
dengan keberanekaragaman itulah kita menjadi dikenal dunia.

Dampak Positif SARA :


Sebagai keragaman budaya di tengah kehidupan sosial masyarakat
Indonesia
Melatih kita agar bisa saling menghormati
kita bisa mengambil hikmah atau mencontoh kebiasaan baik yang
sering dilakukan oleh suatu suku, agama atau ras
melatih untuk menghargai perbedaan dan rasa toleransi
memotivasi anak bangsa untuk tetap bersatu walau berada di
tengah perbedaan
kita bisa memperoleh ilmu pegetahuan lebih banyak karena
pergaulan kita yang beragam
keragaman suku, ras dan agama membuka mata kita sebagai
makhluk sosial bahwa kita tidak hidup sendiri, melainkan
membutuhkan bantuan orang lain
setiap kelebihan dan kemampuan yang di miliki oleh masing-
masing suku, agama maupun ras secara tidak langsung
membantu pembangunan negeri
membuktikan kepada dunia bahwa indonesia merupakan negara
yang kaya dan beragam

Dampak Negatif SARA :


Bagi beberapa kalangan, perbedaan menimbulkan perpecahan
Adanya isu SARA
timbulnya kekerasan akibat kurangnya rasa tolernsi dan
kurangnya menghargai perbedaan.
timbul persaingan, saling berlomba lomba untuk membuktikan
agama, suku atau ras mana yang paling baik.
munculnya rasisme, atau membeda-bedakan antar golongan
timbulnya permusuhan antar suku karena perbedaan atau
pertentangan budaya
adanya tindak anarkis dari oknum fanatik yang mengatasnamakan
suku, ras maupun agama
Munculnya egoisme, karena setiap suku, agama, maupun ras
memiliki kepentingan yang berbeda
munculnya perpecahan antar suku, ras atau agama karena
perbedaan budaya atau ajaran masing-masing
timbulnya individualisme karena suatu suku, agama atau ras yang
tidak mau membaur dengan suku, agama atau ras lainnya.

KATEGORI DAN CONTOH TINDAKAN SARA

Kategori pertama yaitu Individual : merupakan tindakan Sara yang


dilakukan oleh individu maupun kelompok.

Contoh:KasusSampit, Ambon, Poso, KasusTolikara Papua

Kategori kedua yaitu Institusional : merupakan tindakan Sara yang


dilakukan oleh suatu institusi, termasuk negara, baik secara langsung
maupun tidak langsung, sengaja atau tidak sengaja telah membuat
peraturan diskriminatif dalam struktur organisasi maupun kebijakannya.

Contoh: SARA antarTelevisi

Kategori ke tiga yaitu Kultural : merupakan penyebaran mitos, tradisi


dan ide-ide diskriminatif melalui struktur budaya masyarakat.

Contoh:memberimakanansebagaipersembahankeDewa, ISIS

Kasus di Sampit
Pencegahan dan Penanggulangan Kasus SARA

Pertama, accommodation, yaitu langkah memahami dan memenuhi


kepentingan pihak lain.
Kedua, avoidance, yaitu menghindari dan melupakan hal - hal yang
menjadi sumber konflik di masa lalu.
Ketiga, collaboration, yaitu usaha bersama yang sungguh sungguh
dalam mencari solusi terbaik.
Keempat, compromise, yaitu kesediaan dari kedua belah pihak untuk
berbagi dan membuat kompromi - kompromi yang menguntungkan
bersama.

BAB 4
PENUTUP

Kesimpulan

Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara berbagai


perbedaan yang ada seperti suku, agama , ras atau antargolongan
(SARA), merupakan realita yang harus didayagunakan untuk memajukan
Negara dan bangsa.

Dengan Pancasila sebagai dasar Negara dan falsafah Negara maka


dirumuskan pedoman dasar yang menjadi acuan dalam menciptakan
kehidupan bersama yang harmonis dari segala perbedaan yang ada demi
terciptanya persatuan dan kesatuan bangsa.

Suatu perbedaan itu hendaknya tidak dijadikan sebagai faktor untuk


saling menghujat, menjatuhkan, menyerang, dan lainnya, tetapi untuk
menjadikan kita saling mengisi perbedaan tersebut agar terjalin
hubungan bermasyarakat yang harmonis.

Saran

Rasa toleransi sebaiknya di tanamkan kepada masyarakat agar mereka


bisa menghadapi perbedaan.
Sebaiknya pemerintah bertindak cepat dan tepat dalam memperbaiki
masalah SARA ini.
Mahasiswa yang menjadi cikal bakal perkembangan negara Indonesia ini
harus mulai mengajak dan juga melakukan secara nyata, berkontribusi
langsung dalam menyatukan setiap perbedaan.
DAFTAR PUSTAKA

Kamus Besar Bahasa Indonesia

Sudarmanto, YB. 1989. AGAMA DAN POLITIK ANTIKEKERASAN. Percetakan


Kanisius:Yogyakarta

http://coretan21.blogspot.co.id/2011/02/konflik-sara-ingat-sila-ketiga.html

http://rudybyo.blogspot.co.id/2011/04/pengertian-sara-suku-ras-agama-
dan.html

http://dedi-smk.blogspot.co.id/2013/03/pengertian-sara-apa-yang-di-
maksud.html
Pertanyaan :

Dionadya Kelompok 6

1. Apa peran serta mahasiswa dalam pencegahan perpecahan SARA?

= Peran kita sebagai mahasiswa baiknya dalam mencegah perpecahan SARA


yaitu dengan menjaga atau saling bertoleransi antar umat manusia dan
mendukung kegiatan pemerintah untuk mencegahnya.

Suhendro Pratama Kelompok 3

2. Mengenai kasus Sampit, Apa pendapat anda untuk mencegah perpecahan


SARA tersebut?

= untuk mencegah perpecahan SARA tersebut dapat dilakukan dengan saling


menghargai satu sama lain, ikut campur tangan, mampu bertoleransi antar
sesama serta menanamkan nilai pancasila terutama sila ke-3 sejak dini.

Salsabila Ilham Kelompok 1

3.Apa saja Peraturan Pemerinta / UUD mengenai perpecahan SARA? Apa saja
sanksi-sanksinya?

= Perbuatan yang dilarang dalam Pasal 28 ayat (2) UU ITE ialah dengan sengaja
dan tanpa hak menyebarkan informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa
kebencian atau permusuhan individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu
berdasarkan suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).

Bunyi Pasal 28 ayat (2) UU ITE adalah sebagai berikut:


Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi yang
ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu
dan/atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras,
dan antargolongan (SARA).
Ancaman pidana dari Pasal 28 ayat (2) UU ITE tersebut diatur dalam Pasal 45
ayat (2) UU ITE yaitu pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau
denda paling banyak Rp1.000.000.000 (satu miliar rupiah).

Dan masih banyak lagi, intinya adalah setiap perbuatan yang memicu
terjadinya SARA akan mendapatkan sanksi karena perbuatan tersebut
mengandung unsure politik.

Dhimas Ramadhani Kelompok 2

4. Menanggapi jawaban yang diberikan penyaji kepada saudara Suhendro


Pratama mengenai campur tangan, itu seperti apa contohnya?

= contoh campur tangan yang dimaksud dapat seperti musyawarah antar


warga yang berselisih, ikut mendamaikan bukan mengusik kedua pihak
sehingga dapat meminimalisir keributan dengan menetralisir dendam, diberi
pemikiran yang logis antar kelompok, dan diberi arahan yang baik.

Anda mungkin juga menyukai