Kel 8 Perubahan Dan Adaptasi Fisik Dan Psikologis Trimester III
Kel 8 Perubahan Dan Adaptasi Fisik Dan Psikologis Trimester III
PENDAHULUAN
Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali pada trimester ketiga dan
banyak ibu yang merasa dirinya aneh dan jelek. Disamping itu ibu mulai merasa
sedih karena akan berpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang
diterima selama hamil. Pada trimester inilah ibu memerlukan keterangan dan
dukungan dari suami, keluarga dan bidan.
Trimester ketiga merupakan saat persiapan aktif untuk kelahiran bayi yang
akan dilahirkan dan bagaimana rupanya. Mungkin juga nama bayi yang akan
dilahirkan juga sudah dipilih. Trimester ketiga adalah saat persiapan aktif untuk
kelahiran bayi dan menjadi orang tua. Keluarga mulai menduga - duga tentang jenis
kelamin bayinya ( apakah laki- laki atau perempuan ) dan akan mirip siapa.
1
a. Bagaimana cara mengatasi sering berkemih?
b. Bagaimana cara mengatasi varises dan wasir?
c. Bagaimana cara mengatasi sesak nafas?
d. Bagaimana cara mengatasi bengkak dan kram kaki?
e. Bagaimana cara mengatasi gangguan tidur dan mudah lelah?
f. Bagaimana cara mengatasi nyeri perut bawah?
g. Bagaimana cara mengatasi heartburn?
h. Bagaimana cara mengatasi kontraksi Braxton Hicks?
i. Bagaimana cara mengatasi perubahan fisiologis?
1.3 Tujuan
a. Mengetahui cara mengatasi ibu hamil yang sering berkemih.
b. Mengetahui cara mengatasi ibu hamil yang varises dan wasir.
c. Mengetahui cara mengatasi ibu hamil yang sesak nafas.
d. Mengetahui cara mengatasi ibu hamil yang bengkak dan kram kaki.
e. Mengetahui cara mengatasi ibu hamil yang memiliki gangguan tidur
dan mudah lelah.
f. Mengetahui cara mengatasi ibu hamil yang nyeri perut bawah.
g. Mengetahui cara mengatasi ibu hamil yang heartburn.
h. Mengetahui cara mengatasi ibu hamil yang kontraksi Braxton Hicks.
i. Mengetahui cara mengatasi perubahan fisiologis pada ibu hamil.
BAB II
PEMBAHASAN
Salah satu alasan dari sering berkemihnya ibu hamil terutama pada trimester
pertama dan trimester ketiga adalah meningkatnya volume cairan tubuh dan
meningkatnya efisiensi ginjal, yang membantu mempercepat pembuangan produksi
sisa. Alasan lainnya adalah tekanan pada rahim yang membesar ketika ia masih
2
berada didalam pinggul, di sebelah kandung kemih. Tekanan pada kandung kemih ini
sering kali meresa setelah rahim naik ke dalam rongga perut, di sekitar trimester
kedua, dan biasanya tidak kembali hingga trimester ketiga atau sebelum kepala bayi
turun ke rongga pinggul pada bulan kesembilan. Karena setiap struktur organ tubuh
manusia berbeda-beda maka berbeda pula intensitas berkemihnya.
Varises
Hemoroid (Wasir)
3
hemoroid dapat menimbulkan perasaan gatal, sakit, dan berdarah terutama sesudah
buang air besar yang mengeras.
Penyakit Hemoroid ini lama kelamaan akan bertambah berat, oleh karena itu
sangat diperlukan pengobatan sesegera mungkin bila sudah terdapat tanda-tanda dan
gejala awal hemoroid.
Secara umum, hemoroid dibagi dua, yaitu hemoroid internal dan hemoroid
eksternal.
Gejala
4
o Karena bagian yang terasa nyeri di dubur sulit dibersihkan, virus
akan sangat mudah menyerang dan menyebabkan infeksi kulit
yang memicu rasa gatal
Upaya memperlancar buang air besar agar tidak mengeras dan mencegah
terjadinya infeksi serta obat-obatan yang memperlancar aliran darah sekitar anus
(diosmin-hisperidia) akan membantu kesembuhan.
Beberapa ibu hamil juga mengalami hemoroid selama proses persalinan akibat
tekanan bayi yang kuat. Suatu hal yang perlu diperhatikan adanya usaha mengejan
pada waktu persalinan akan memperberat penyakit hemoroid ini.
Penanganan
o Tidur cukup
5
Pengobatan tanpa operasi bisa dilakukan dengan cara memberi salep dan/atau
supositoria seperti Lidokain (Haemokain), Hidrosmin (Venosmil), dan Fluokortolon
(Ultraprok), yang dapat mengurangi keluhan subjektif meski tidak dapat
menyembuhkan. Bisa juga diberikan suntikan dengan sklerosing agen pada keadaan
hemoroid yang kronik. Prinsip dari obat ini adalah menyumbat pembuluh darah dan
mengecilkan bantalan pembuluh darah.
2. Hemorrhoidolysis/Galvanic Electrotherapy
4. Cryosurgery
6. Hemorrhoidectomy
7. Stapled Hemorrhoidectomy
6
Cara penangannya adalah perengangan lengan di atas kepala dalam gerakan
melingkar membantu ekspansi pernapasan. Jika sesak napas masih terus berlanjut
disertai dengan nyeri dada maka segeralah rujuk pasien ke dokter atau rumah sakit
sesegera mungkin.
Bengkak (edema)
Edema pada ekstremitas bawah lazim terjadi pada setengah akhir masa
kehamilan karena peningkatan tekanan vena yang disebabkan oleh tekanan dari
pembesaran.Edema tangan lazim terjadi pada akhir kehamilan, terutama pada pagi
hari, dan paling mungkin postural.Edema umum dapat menjadi tanda preeclampsia.
Penanganan
Kram kaki
Sampai dengan 50% dari wanita hamil mengalami kram kaki, biasanya
dipertengahan akhir kehamilan (Hammar, Larson, dan Tegler, 1981; sweet,
1997).Kram biasanya didefinisikan sebagai kontraksi tonik atau klonik tiba-tiba otot
gastrocnemius, biasanya pada malam hari (Pitkin, 1975).Penyebabnya tidak
diketahui, tetapi hal ini terjadi dikarenakan adanya perubahan rasio kalsium/fosfor,
kekurangan magnesium atau penambahan asam laktat dalam otot.Seberapa kecilriset
7
telah dilakukan untuk menggali fenomena ini telah menemukan bahwa perubahan
jumlah kalsium dan magnesium pada kehamilan dapat menjadi factor yang
memengaruhi, tetapi hasil dari percobaan klinis masih membingungkan.
Penanganan
Saat kram terjadi, ibu harus meluruskan kakinya dan menarik jari-jari kaki
berlawanan dengan tubuh.Menekuk kaki juga dapat dilakukan oleh pasangan atau
teman.Latihan harian seperti berjalan atau berenang dapat menurunkan episode kram.
Gangguan Tidur
Penyebab
Penanganan
8
atau pancuran dan masase dapat merilekskan ibu.Meditasi dan visualisasi juga dapat
menenangkan ibu dan menyiapkan ibu untuk tidur.
Susu hangat dapat meningkatkan kecepatan tertidur. The daun raspberry dapat
membantu relaksasi, dan skullcap tincture (30 tetes tinktur yang dijual bebas jam
sebelum tidur) meningkatkan tidur lelap (weed,1985).
Penanganan
Inspeksi
1. Atur pencahayaan yang baik.
9
2. Atur posisi yang tepat, yaitu berbaring telentang dengan tangan di
kedua sisi dan sedikit menekuk. Bantal kecil diletakkan diletakkan di
bawah lutut untuk menyokong dan melemaskan otot-otot abdomen.
3. Buka abdomen mulai dari prosesus xifoideus sampai sim[isis pubis.
4. Amati bentuk perut secara umum, warna kulit, kontur permukaan
perut, (adanya) retraksi, penjolan, (adanya) ketidaksimetrisan, jaringan
perut, striae, dll.
5. perhatikan posisi, bentuk, warna, dan (adanya) inflamasi atau
pengeluaran umbilikus.
6. Amati gerakan-gerakan kulit pada perut saat inspirasi dan ekspirasi.
Auskultasi
1. Hangatkan bagian diafragma dan bell stetoskop.
2. Letakkan sisi diafragma stetoskop tasi di atas kuadran kanan bawah
pada area sekum. Berikan tekanan yang sangat ringan. Minta klien
agar tidak berbicara. Mungkin diperlukan 5 menit secara terus
menerus untuk mendengar sebelum pemeriksaan menentukkan tidak
adanya bising usus.
3. Dengarkan bising usus dan perhatikan frekuensi dan karakternya.
4. Jika bising usus tidak mudah terdengar, lanjutkan pemeriksaan
sistematis, dengarkan setiap kuadran abdomen.
5. Catat bising usus a[akah terdengar normal, tidak ada, hiperaktif atau
hipoaktif.
6. Letakkan bagian bell/sungkup stetoskop di atas aorta, arteri renalis,
arteri iliaka, dan arteri femoral.
7. Letakkan bagiab bell stetoskop pada daerah preumbilika/sekeliling
pusat untuk
8. mendengarkan bising vena (jarang terdengar).
Perkusi
1. Mulailah perkusi dari kuadarn kiri bawah kemudian bergerak searah
gerak jarum jam (dari sudut pandabg klien).
2. Perhatikan reaksi klien dan catat jika terdapat keluhan.
3. Lakukan perkusi pada area timpani dan redup.
4. Perkusi untuk menentukan posisi dan ukuran hati
5. Berdiri di sisi kanan klien.
10
6. Lakukan perkusi dari garis midklavikula kanan tepet di bawah
umbilikus ke atas melewati area timpani sampai terdengar suara redup,
beri tanda dengan pensil pada tempat mulai ditemukannya suara redup
(merupakan batas bawah hepar).
7. Lakukan perkusi pada garis midklavikula kanan yang dimulai dari area
resonan paru-paru ke bawah sampai ditemukan suara redup, beri tanda
pada tempat mulai ditemukan suara redup (merupakan batas atas
hepar).
8. Ukur jarak antara dea tanda tadi dalam satuan sentimeter. Normalnya,
panjang hepar pada garis midklavikula adalah 6-12 cm dengan batas
bawah terletak pada atau sedikit dibawah tulang rusuk.
9. JIka diduga ada pembesaran, ukur penurunan hati dengan meminta
klien menarik napas dalam dan menahannya saat pemeriksa
melakukan perkusi ke atas dari abdomen ke garis midklavikula kanan.
Perkusi lambung
Palpasi perut
1. Palpasi ringan
2. Palpasi ringan abdomen di atas setiap kuadran. Hindari area yang
sebelumnya sebagai titik bermasalah.
3. Letakkan tangan secara ringan di atas abdomen dengan jari-jari
ekstensi dan berhimpitan.
4. tempatkan tangan klien dengan ringan di atas tangan pemeriksa
untuk mengurangi sensasi geli.
5. Jari-jari telapak tangan sedikit menekan perut sedalam 1 cm.
6. Palpasi untuk mendeteksi area nyeri, penegangan abnormal, atau
adanya massa.
7. Selama palpasi, observasi wajah klien untuk mengetahui tanda
ketidaknyamanan.
8. Jika ditemukan rasa nyeri, uji adanya nyeri lepas : tekan dalam
kemudian lepas dengan cepat untuk mendeteksi apakah nyeri
timbul dengan melepaskan tangan.
11
9. Lakukan palpasi di sekitar umbilicus dan cincin umbilical
Palpasi dalam
1. Pemeriksa berdiri di samping kanan pasien
2. Letakan tangan kiri pemeriksa pada dinding toraks kanan posterior
klien kira-kira pada tulang rusuk ke 11 atau 12.
3. Tekankan tangan kiri tersebut ke atas sehingga sedikit mengangkat
dinding dada
4. Letakan tangan kanan di batas bawah tulang rusuk kanan
5. Saat klien ekshalasi, lakukan penekanan sedalam 4-5 cm kea rah
bawah pada batas bawah tulang rusuk
6. Jaga posisi tangan pemeriksa dan minta klien untuk inhalasi dalam
7. Ketika klien inhalasi, rasakan batas hepar bergerak menentang
tangan pemeriksa yang secara normal terasa dengan kontur regular
8. Jika hepar membesar, lakulan palpasi di batas bawah tulang rusuk
kanan. Catat pembesaran tersebut dan nyatakan dalam cm.
Palpasi limpa
1. Saat pemeriksa berdiri di sisi klien, pegang secara menyilang
abdomen klien dengan tangan kiri pemeriksa dan letakan tangan
di bawah klien dan di atas sudut kostovertebral. Tekan ke atas
dengan tangan kiri.
2. Tempatkan telapak tangan dengan jari-jari di atas abdomen, di
bawah tepi kiri kostal
3. Tekan ujung jari ke arah limpa kemudian minta klien menarik
nafas dalam
4. Palpasi tepi limpa saat limpabergerak ke bawah ke arah tangan
pemeriksa
Palpasi klien asites
1. Untuk mengkaji gelombang cairan asites, minta klien atau perawat
lain untuk membantu Karena prosedur ini memerlukan tiga tangan
2. Instruksikan klien untuk berbaring terlentang
3. Minta klien atau perawat lain untuk menekan area tepat sepanjang
garis tengah vertical dari abdomen dengan tepi tangan dan lengan
atas
4. Letakan tangan pemeriksa pada setiap sisi abdomen dan ketuk
tajam salah satu sisi dengan ujung jari
12
5. Rasakan implus gelombang cairan dengan ujung jari tangan yang
satunya
Palpasi ginjal
1. Ketika melakukan palpasi ginjal kanan, letakan tangan kiri di
bawah panggul, dan elevasikan ginjal ke arah anterior
2. Letakan tangan kanan pada dinding perut anterior pada garis
midklavikula di tepi bawah batas kosta
3. Tekan tangan kanan secara langsung ke atas sambil klien menarik
nafas panjang. Pada orang dewasa normal, ginjal tidak teraba tetapi
pada orang yang sangat kurus, bagian bawah ginjal kanan dapat
dirasakan
4. Jika ginjal teraba, rasakan kontur (bentuk), ukuran dan adanya
nyeri tekan.
5. Lakukan palpasi ginjal kiri dengan posisi pemeriksa berada di sisi
sebrang tubuh klien, dan letakan tangan kiri di bawah panggul
kemudian lakukan tindakan seperti pada palpasi ginjal kanan.
2.7 Heartburn
Ketidaknyamanan ini mulai terasa selama trimester kedua dan makin bertambah
bersamaan dengan tambahnya usia kehamilan, hilang saat persalinan. Heart burn
istilah lain untuk regurgitasi/refluks. Kandungan asam gastric (asam klorida dalam
lambung) pada esophagus bagian bawah oleh peristaltic balik. Keasaman
menyebabkan rasa terbakar pada kerongkongan dan tidak enak.
Penyebab
1. Relaksasi cardiac spinkter lambung karena efek meningkatnya jumlah
progesterone
2. Menurunnya motilitas saluran cerna dihasilkan dari relaksasi otot polos,
yang kemungkinan karena meningkatnya progesteron dan tekanan uterus
3. Kehilangan ruang fungsi lambung karena tempatnya digantikan dan
ditekan oleh pembesaran uterus
Cara meringankan
1. Makan porsi kecil tapi sering
13
2. Hindari makanan berlemak terlalu banyak, makanan yang digoreng/
makanan yang berbumbu merangsang
3. Hindari rokok, kopi, alcohol, cokelat (mengiritasi gastric)
4. Hindari berbaring setelah makan
5. Hindari minuman selain air putih saat makan
6. Kunyah permen karet
7. Tidur dengan kaki ditinggikan, sikap tubuh yang baik
8. Untuk mengatasi ketidaknyamanan ini , juga dapat dilakukan terapi,
yaitu :
9. Gunakan antacid dengan kandungan sodium rendah (kombinasi hidroxida
alumunium dan magnesium)
10. Hindari kalsium karena dapat menimbulkan hiperaciditas (peningkatan
asam dalam lambung)
11. Hindari sodium bicarbonate, bismuth salicylate
Tanda bahaya
1. Kehilangan berat badan/keletihan yang amat berat
2. Nyeri epigastrium disertai sakit kepala hebat, hipertensi dan edema
patologis pada trimester III (preeklampsia)
3. Nyeri perut yang hebat (abruption placenta, persalinan prematur,
appendicitis)
HIS
14
Penyebab yang pasti dari mulai timbulnya his tidak diketahui.Mungkin karena
pengaruh dari oksitosin (hormon yang dilepaskan oleh kelenjar hipofisa dan
menyebabkan kontraksi rahim selama persalinan).
15
Keluar cairan dari Show, yaitu lendir kental yang
Beberapahri
vagina (jernih, tertimbun di serviks selama
sebelum persalinan
berwarna pink atau kehamilan. Ketika serviks mulai
dimulai atau pada
sedikit mengandung berdilatasi, lendir ini terdorong ke
awal persalinan
darah) dalam vagina
Mulai dari
Selaput ketuban pecah, yaitu beberapa jam
Keluar cairan encer
pecahnya kantung berisi cairan yg sebelum persalinan
yang memancar atau
mengelilingi bayi selama dalam dimulai sampai
mengucur dari vagina
kandungan setiap saat selama
persalinan
Kontraksi, yaitu mengkerut &
Pola kram yg teratur, mengendurnya rahim. Semakin
yg mungkin dirasakan dekat saat persalinan, kontraksi
Pada awal
sebagai nyeri ini semakin kuat & bisa
persalinan
punggung atau kram menyebabkan nyeri karena
menstruasi serviks membuka & bayi
bergerak di sepanjang jalan lahir
Sebelum terjadinya his sejati, seorang calon ibu bisa merasakan his
palsu atau kontrksi rahim yang tidak teratur.His ini disebut kontraksi Braxton
Hicks.
Ini merupakan hal yang normal dan mungkin lebih sering muncul pada sore
hari.
Mungkin sulit untuk membedakan his sejati dari his palsu.Biasanya his
palsu tidak sesering dan tidak sekuat his asli. Kadang satu-satunya cara untuk
mengetahui perbedaan antara his sejati dan his palsu adalah melakukan
16
pemeriksaan dalam. Pada pemeriksaan dalam bisa diketahui adanya
perubahan pada serviks yang menandakan dimulainya proses persalinan.
17
dimulai pada awal trimester pertama, yang kemudian meningkat pesat hingga
pertengahan kehamilan yang kemudian melambat hingga menjelang minggu
ke-32. Setelah itu volume darah menjadi relative stabil meski masa eritrosit
tetap meningkat.
Postur dan posisi tubuh ibu hamil mempengaruhi distribusi dan
tekanan arteri sekaligus tekanan vena. Penurunan volume darah terjadi setelah
berada pada posisi berbaring salama satu jam atau lebih. Pada waktu
bersamaan, tekanan vena femoralis meningkat secara bertahap. Tekanan
mekanis uterus wanita hamil pada vena panggul dan vena cava inferior
menghambat aliran darah balik dari kaki dan panggul sehingga menyebabkan
peningkatan tekanan darah vena, penekanan drastic tekanan hydrostatic pada
sirkulasi mikrosselanjutnya kebocoran cairan dari pembuluh darah ke usus
halus, dan akibat terjadi edema pada kaki dan mata kaki. Tekanan mekanis ini
juga turut mengakibatkan varises pada vulva dan kaki serta mengakibatkan
hemoroid dan menjadi factor predisposisi thrombosis vena
dalam.Distensibilitas vena dapat mengakibatkan penurunan aliaran balik vena
ke jantung. Posisi rekumben lateral dapat membebaskan tekanan darah
mekanis pada uterus wanita hamil, meningkatakn aliran darah pada
ekstremitas bagian bawah, dan menurunkan tekanan vena femoral. Tekanan
vena antekubital tidak dipengaruhi oleh tekanan uterus pada veana cava
inferior dan tidak mengalami perubahan saat kehamilan.
Pada akhir kehamilan, memposisikan wanita pada posisi telentang
dapat menyebabkan uterus yang sekarang besar dan berat dengan cepat
mengisi aliran balik vena sampai membuat pengisian jantung menurun dan
curah jantung menurun.Pada 10% wanita, hal ini dapat mengakibatkan
hipotensi arterial dan wanita dapat menjadi pingsan dan kehilangan
kesadaran.Hipotensi arterial dapat diatasi dengan meminta wanita berbaring
miring atau duduk. Tekanan darah arteri juga dapat menurun hingga dibawah
kadar tekanan jika aorta juga tertekan. Hal ini berarti bahwa tekanan arteri
18
yang berada dibawah tekanan jauh lebih rendah dan tidak tercermin secara
akurat pada tekanan darah arteri brakialis. Hal ini harus selalu diingatkan
ketika terjadi hipotensi sistemik, seperti yang terjadi pada penggunaan
analgesic spinal, karena penurunan arteri di uterus akan lebih besar dari pada
tekanan arteri yang berada diatas tingkat kompresi aorta. Tekanan darah arteri
brakialis biasanya menurun hingga pertengahan kehamilan dan pada saat
tertentu tekanan ini meningkat lagi hingga tekanan darah sebelum hamil pada
saat aterm.Tekanan sistolik menurun 8 hingga 10 poin sementara tekanan
diastolic mengalami penurunan lebih besar, kurang lebih 12 poin.Penurunan
tekanan darah normal ini harus selalu diingat saat mengevaluasi peningkatan
tekanan darah dan melakukan penapisan untuk mengetahui gangguan
hiprtensi pada kehamilan.
Curah jantung, yang merupakan hasil dari frekuensi denyut jantung
dan volume sekuncup, meningkat bermakna pada awal kehamilan dan
meningkat sepanjang masa hamil. Factor-faktor pendukung pada terjadinya
pengingkatan ini antara lain peningkatan volume sekuncup yang terjadi pada
awal kehamilan, peningkatan frekuensi yang terjadi secara progesif pada awal
kehamilan kurang lebih 15 kali permenit, dan penurunan tahanan vascular
sistemik. Hal ini dibuktikan saat melakukan pengukuran pada posisi
rekumben lateral karena pada saat wanita berdiri, maka curah jantung akan
turun drastic hingga kadarnya sama dengan kondisi sebelum
hamil.Sebagaimana telah didiskusikan pada peragraf sebelumnya, curah
jantung dapat menurun pada saat wanita berada pada posisi telentang pada
akhir kehamilan karena vena cava inferior tertekan oleh uterus karena aliran
vena balik terhambat. Jelas, curah jantung lebih tinggi pada saat wanita posisis
rekumben lateral disbanding ketika ia pada posisi telentang.
Jantung sendiri bergeser ke atas dan ke kiri ketika diagfragma terdesak
ke atas secara progresif akibat perkembangan kehamilan. Hal ini
menyebabkan apeks jantung dalam posisi lateral dan meningkatkan ukuran
19
jantung yang sekilas lebih besar pada hasil pemeriksaan sinar-X. suara
perubahan jantung meliputi hal-hal berikut :
1. Bunyi jantung pertama jauh lebih terpisah disertai peningkatan kenyaringan
komponen-komponen yang pertama kali terdengar antara minggu ke 12
hingga minggu ke 20 kehamilan pada 88% wanita hami; terdengar paling jelas
di sepanjang sentrum kiri antara ruang interkosa ketiga dan kelima
2. Bunyi jantung ke tiga yang nyaring sangat mudah didengar.
3. Murmur sistolik pendek pada 90% hingga 95% wanita hamil, yang semakin
terdengar lebih baik pada saat inspirasi maupun ekspirasi; mencerminkan
peningkatan beban kardiovaskular; terdengar paling baik pada sepanjang
sternum kiri bawah pada apek atau area aorta.
4. Murmur diastolic sementara paling lemah pada 20% wanita hamil.
5. Murmur berkelanjutan yang berasal dari pembuluh darah pada payudara 10%
hingga 14% wanita hamil.
20
norma. Hal ini sebagian disebabkan tingginya kadar esterogen yang
diprosduksi.
Hidroureter dan hidronefrosis dapat terjadi pada saat
kehamilan.Hidroureter terjadi saat uterus mulai keluar dari panggul dan
masuk kedalam abdomen dan menekan ureter saat melewati tepi
panggul.Hidroureter lebih menonjol pada bagian kanan dari pada bagian kiri
akibat dekstrorotasi uterus saat keluar dari panggul. Akibat distensi, akan
terjadi pemanjangan dan pemindahan uterus ke lateral. Hidronefrosis terjadi
pada 80% hingga 90% wanita hamil.Peningkatan ukuran ginjal dan pelebaran
kaliks dan pelvis ginjal serta ureter, semua ini meningkatkan resiko infeksi
saluran kandung kemih akibat statis urine.
Pola normal berkemih pada wanita yang tidak hamil pada siang hari
(diurnal) berkebalikan pada pola ibu hamil. Wanita yang hamil
mengumpulkan cairan (air dan natrium) selama siang hari dalam bentuk
edema dependen karena tekanan uterus pada pembuluh darah panggul dan
vena cava inferior, sebagaimana telah dibahas sebelumnya, dan dan kemudian
mengekskresi cairan tersebut pada malam hari (nokturia) melalui kedua ginjal
ketika wanita berbaring, terutama pada posisi lateral kiri.
a. Perubahan pada paru
System respirasi ibu mengangkut oksigen ke, dan membuang
karbodioksida dari, janin serta menyediakan energy untuk sel-sel ibu sendiri,
janin dan plasenta.Factor-faktor yang mempengaruhi perubahan plumol
meliputi pengaruh hormonal dan mekanis.
Perubahan mekanis meliputi elevasi posisi istirahat diafragma kurang
lebih 4 cm, penigkatan 2 cm pada diameter transversal saat sudut subcostal
dan iga bagian bawah melebar, serta lingkar toraks melebar kurang lebih 6
cm. semua perubahan ini disebabkan tekanan keatas akibat pembesaran
uterus. Pengaruh-pengaruh hormonal meliputi efek estrogen terhadap
engorgement kapiler melalui efek pernafasan dan efek progesterone terhadap
21
relaksasi otot polos brokiol dan relaksasi otot serta kartilago pada region
toraks.
b. Perubahan pada pencernaan
Perubahan pada pencernaan memungkinkan peningkatan nutrient
untuk memenuhi kebutuhan ibu dan janin da perubahan ini dibawah pengaruh
hormon dan mekanis.Pada hal ini yang perlu bidan ingat banyak perubahan
yang memiliki ketidaknyamanan.
Estrogen menyebabkan peningkatan dara ke mulut sehingga gusi
menjadi rapuh dan dapat menimbulkan gingivitis.Ibu tidak akan kehilangan
kalsium dari gigi akibat di alirkan ke janin. Janin memperoleh kalsium dari
cadangan kalsium dalam tubuh ibu.Saliva menjadi lebih asam tetapi
jumlahnya tidak meningkat.
Tonus pada stingfer esofagus bagian abwah melemah di bawah
pengaruh progesterone, yang menyebabkan otot polos relaksasi.
22
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Saat masa-masa kehamilan seorang ibu memang lebih sensitive dari pada
biasanya.Perubahan-perubahan pada system perkemihan, system pernapasan, system
pencernaan bisa membuat ibu memiliki gangguan atau kesulitan tidur dan sering
merasa lelah. Terutama pada trimester III ibu akan sering mengalami gangguan-
gangguan tersebut karena bobot bayi yang ada dalam kandungan sang ibu semakin
besar.
Tetapi, untuk anak yang akan dilahirkannya sang ibu rela merasakan itu
semua. Sebagai bidan harus membantu ibu dalam menangani apa yang dirasakan sang
ibu agar ibu dan bayi yang akan dilahirkannya sehat. Menjadi kesenangan tersendiri
jika menolong ibu bersalin dengan melahirkan bayi yang sehat dan tentunya sang ibu
pun sehat.
Saran
Semoga yang membaca makalah ini dapat mengerti dan memahami tulisan
yang telah disusun oleh tim dalam makalah ini. Semoga makalah ini juga bermanfaat
bagi pembaca mau pun tim penulis makalah ini.
23
Daftar Pustaka
24