Ian Huang
Dalam artikel ini, dr. Ian Huang akan menjelaskan beberapa prinsip dasar diet sehat menurut ilmu
kedokteran (di tengah maraknya ilmu-ilmu diet lain yang tidak sesuai dengan kedokteran).Lima
prinsip dasar diet sehat yang mutlak perlu untuk diketahui, antara lain:
1. Prinsip Keseimbangan kalori dan hubungannya terhadap kurus dan
gemuk.
Kalori merupakan sebuah satuan energi. Di dalam dunia nutrisi dan bahasa sehari-hari, istilah
kalori merujuk pada produksi energi lewat asupan makanan dan minuman (input), dan
penggunaan energi lewat aktivitas fisik (output).
Bagaimana cara menghitung jumlah asupan kalori optimal dalam sehari untuk berat badan
ideal anda?
Untuk wanita bisa dikalikan 0,85 (ada beberapa variasi dari rumus ini)
Untuk pria yang tingginya <160 cm atau perempuan yang tingginya < 150 cm dapat digunakan
rumus yang berbeda:
Kalori basal artinya adalah kebutuhan energi yang dibutuhkan tubuh dalam keadaan tanpa
aktivitas (tanpa aktivitas tubuh kita membutuhkan kalori untuk maintenance sistem tubuh).
Cara menghitungnya hanya dengan mengalikan BB Ideal dengan 30 (untuk laki-laki) dan 25
(untuk wanita). Contohnya apabila saya memiliki BB ideal 70 berarti kebutuhan kalori basal yang
diperlukan: 70 x 30 = 2100 kalori.
Tidak semua jenis nutrisi dalam makanan mengandung kalori yang sama. Berikut ini adalah
prinsipnya:
Contoh Kasus 1: Berapakah jumlah kalori dari sebuah roti dengan satu sendok teh selai
kacang yang mengandung 16 gram karbohidrat, 7 gram protein, dan 9 gram lemak ?
o 16 gram karbohidrat x 4 kalori = 64 kalori
o 7 gram protein x 4 kalori = 28 kalori
o 9 gram lemak x 9 kalori = 81 kalori
o Jadi jumlah kalori dalam roti dengan selai tersebut adalah 173 kalori.
Contoh Kasus 2: Sebuah produk makanan ringan bertuliskan jumlah kalori 200, dengan
kandungan 10 gram karbohidrat, 5 gram protein, dan 20 gram lemak. Apakah jumlah
kalorinya tepat?
o 10 gram karbohidrat x 4 kalori = 40 kalori
o 5 gram protein x 4 kalori = 20 kalori
o 20 gram lemak x 9 kalori = 180 kalori
o Jumlah kalori seharusnya: 240 kalori (berarti tulisan kalori dalam produk tersebut
tidak benar!)
Kalori dari lemak dua kali lebih besar dibandingkan kalori karbohidrat atau protein.
3. Prinsip Mengenai Kalori, Karbohidrat dan Jenisnya.
Kebanyakan orang mengkonsumsi makanan dan minuman hanya melihat jumlah kalori yang
tertera di belakang. Minuman-minuman manis yang dijual bebas seringkali memiliki kalori sekitar
80-160 kalori.
Sekilas kita melihat bahwa jumlah kalori tersebut tidaklah besar, namun pemikiran ini salah.
Kalau kita melihat kandungan yang tertera di produk tersebut, umumnya jumlah kalori tersebut
murni berasal dari gula (glukosa) murni (umumnya glukosa murni 20-40 gram).
Apakah ada perbedaan dalam mengkonsumsi karbohidrat sederhana (seperti glukosa) dan dalam
bentuk kompleks (seperti gandum, nasi, roti, tepung)?
Karbohidrat merupakan sumber energi utama dalam tubuh manusia sehingga asupan ini
menduduki posisi sentral dalam kehidupan manusia. Satu hal utama yang sering tidak diketahui
adalah bahwa karbohidrat yang tidak digunakan akandisimpan dalam bentuk lemak (sebagian
menjadi glikogen dalam otot).
Inilah alasan utama mengapa banyak tenaga kesehatan yang bergerak dalam bidang nutrisi
menyarankan untuk membatasi konsumsi karbohidrat dalam asupan sehari-hari.
Perubahan karbohidrat menjadi lemak tergantung kadar karbohidrat di dalam darah yang mana
sangat tergantung tingkat penyerapannya di dalam usus. Semakin tinggi tingkat penyerapan
karbohidrat di dalam usus, semakin tinggi kadar karbohidrat dalam darah, dan semakin tinggi pula
tingkat perubahan karbohidrat tersebut menjadi lemak.
Agar tidak banyak karbohidrat yang dikonversi menjadi lemak, kita harus mengetahui beberapa
faktor yang mempengaruhi tingkat penyerapan karbohidrat dalam usus. Beberapa faktor
tersebut, antara lain:
Jenis karbohidrat dan hubungannya dengan Indeks glikemik (Glycemic Index /
GI)dan Glycemic Load (GL)
Indeks glikemik merupakan istilah yang digunakan untuk mengukur kualitas dari karbohidrat,
yaitu membandingkan karbohidrat tersebut dibandingkan dengan glukosa murni dan hubungannya
terhadap kadar glukosa di dalam darah.
Contohnya seperti ini, kentang panggang (baked potato) memiliki indeks glikemik sebesar 76,
berarti kenaikkan kadar glukosa akibat konsumsi karbohidrat kentang panggang hanya 76% dari
kenaikan kadar glukosa akibat konsumsi gula murni dengan jumlah karbohidrat yang sama.
Efek karbohidrat terhadap kadar gula darah tidak hanya ditentukan oleh indeks glikemiknya /
kualitas karbohidratnya, tetapi juga jumlah karbohidrat pada makanan tersebut. Glycemic
Load merupakan istilah yang digunakan untuk mengukur dua faktor tersebut.
GL dari sebuah kentang (indeks glikemik sekitar 80) dengan kadar karbohidrat 18 gram
adalah 18 x 80% = 14,4
GL dari sebuah apel (indeks glikemik sekitar 40) dengan kadar karbohidrat 15 gram adalah
15 x 40% = 6
Dari contoh tersebut, dapat kita ambil kesimpulan bahwa sebuah kentang meningkatkan kadar
gula darah hampir 2,5 kali lebih banyak daripada sebuah apel.
Jadi prinsipnya seperti ini, apabila makanan tertentu memiliki jumlah karbohidrat yang serupa,
maka lihatlah indeks glikemiknya untuk menentukan tingkat penyerapannya.Bila jumlah
karbohidratnya berbeda jauh, harus menggunakan GL untuk menentukan efek peningkatan gula
darah.
Berikut ini adalah tabel yang berisikan indeks glikemik dari beberapa jenis makanan.
Info mengenai indeks glikemik dan glycemic load yang lebih detil dapat dilihat
dihttp://ajcn.nutrition.org/content/76/1/5.full (Foster-Powell K, Holt SHA, Brand-Miller JC.
International Table of Glycemic Index and Glycemic Load Values: 2002.Am J Clin Nutr 2002; 76:5-
56)
Nasi sebagai makanan utama bangsa Indonesia memiliki indeks glikemik sebesar 89. Bandingkan
dengan ubi (sweet potato), beras merah (brown rice), kentang (potato), pasta, roti (bread), dan
jagung (corn). Jadi, manakah sumber karbohidrat yang baik sebagai makanan pokok sehari-hari?
Banyak orang mengatakan bahwa makan nasi menjadikan seseorang gemuk. Apakah itu fakta?
Dulunya hanya diketahui bahwa konsumsi serat berfungsi melancarkan pencernaan (buang air
besar) saja, namun sekarang ini sudah ditemukan bahwa dengan mengkonsumsi serat, tingkat
absorbsi karbohidrat akan menjadi lebih lambat.
Penurunan tingkat absorpsi berdampak pada kadar glukosa dalam darah yang meningkat secara
perlahan dan stabil (tidak mendadak).
Umumnya makanan yang dimasak memiliki kadar indeks glikemik yang relatif lebih rendah bila
dibandingkan makanan instan atau kalengan yang sudah diproses dan diawetkan. Tambahkan
makanan berserat untuk menstabilkan kadar absorpsi karbohidrat.
4. Prinsip Pola Makan dengan Frekuensi Sering tetapi Porsi Kecil.
Prinsip pola makan dengan frekuensi sering tetapi dengan porsi yang lebih kecil (makan 5x sehari
dibandingkan dengan 3 kali sehari, tetapi dengan jumlah asupan yang sama) memiliki efek yang
baik bagi tubuh manusia. Serupa dengan prinsip yang baru saja dijelaskan, dengan makan porsi
yang lebih kecil, jumlah kalori yang diproduksi tidak disimpan dalam bentuk lemak (atau disimpan
dalam jumlah kecil).
Dengan makan 5-6 kali sehari produksi lemak tidak (atau lebih sedikit) bertambah dibandingkan
dengan makan 3 kali sehari dengan jumlah asupan yang sama
5. Prinsip Sarapan Pagi.
Sarapan pagimemiliki efek yang positif terhadap tubuh manusia yang sudah terbukti melalui
sejumlah penelitian antara lain:
Hal ini dikarenakan perubahan metabolisme yang terjadi setelah puasa malam yang terjadi ketika
seseorang tidur (ketika seseorang tidur, kita seperti puasa karena tidak mengkonsumsi makana
sama sekali). Dalam keadaan puasa tersebut, tubuh kita dalam keadaan kekurangan energi dan
sistem saraf-otak (juga sistem tubuh lainnya) menggunakan energi cadangan yang bukan berasal
dari sumber energi utama (karbohidrat, glukosa merupakan sumber energi utama).
Dengan sarapan pagi, sistem saraf-otak dan seluruh sistem tubuh kembali menggunakan sumber
energi utama sehingga kerja sistem tersebut kembali optimal.
Orang yang sarapan pagi memiliki Body Mass Index (BMI) yang lebih rendah dan orang
yang obesitas (gemuk) cenderung tidak sarapan pagi.
Hal ini kemungkinan berhubungan dengan konsumsi makan siang dan atau makan malam dengan
jumlah berlebihan (overeating) pada orang-orang yang tidak sarapan pagi (skipping breakfast).
Lima prinsip dalam artikel ini mungkin terlihat kompleks dan sulit untuk dimengerti, apabila
sebelumnya anda belum pernah membaca artikel mengenai hal tersebut. Cara mudah untuk
mengimplementasikan 5 prinsip ini dalam kehidupan sehari-hari, antara lain:
1. Hitunglah berat badan ideal Anda! (Untuk dijadikan target berat badan)
2. Konsumsilah makanan dengan indeks glikemik yang rendah! (Ganti beras anda
dengan beras merah)
3. Hindari makanan yang diproses, diawetkan, atau makanan instan! (Usahakan untuk
mengkonsumsi makanan yang dimasak langsung)
4. Makanlah dengan frekuensi 5-6 kali sehari dengan porsi yang lebih kecil!(Jumlah
tetap sama seperti 3 kali sehari)
5. Usahakan untuk selalu mengkonsumsi serat (sayur-sayuran) bersama dengan
makanan lainnya!
6. Jangan lewatkan sarapan pagi Anda!
Daftar Pustaka
1. Rolfes SR, Pinna K, Whitney E. Understanding Normal and Clinical Nutrition. 8th Edition.
2009, Wadsworth, Cengange Learning.
2. Mullan BA, Singh A systematic review of the quality, content, and context of breakfast
consumption. Nutrition and Food Science 2010; 40(1): 81-114.
3. Foster-Powell K, Holt SHA, Brand-Miller JC. International Table of Glycemic Index and
Glycemic Load Values: 2002. Am J Clin Nutr 2002; 76:5-56
dr. Ian Huang merupakan seorang dokter umum di Rumah Sakit Siloam Hospitals
Buton, Kota Bau-bau, Sulawesi Tenggara. Ia adalah seorang dokter lulusan terbaik
dari Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan di angkatannya, menerima
beasiswa penuh pada saat pendidikannya dan berhasil meraih predikat cum laude
pada saat kelulusannya.