Anda di halaman 1dari 21

TIPE PEMBELAJARAN TERPADU FRAGMENTED

URIP WIDODO 2017827082


MUH. ZAMZURI 2017827084
TAUFIK ARFAN HANDOKO 2017827085
BETY WIDIYANINGSIH 2017827093
YAYU SRI RAHAYU 2017827107

Mata Kuliah:
Pembelajaran Tematik SD

Dosen Pengampu:
Yudha Prapantja, M.Pd

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar


Universitas Muhammadiyah Jakarta
Agustus 2017
ii

KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami panjatkan puji syukur ke hadirat Alah Swt. atas rahmat dan
ridhoNya sehingga kita dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan selesai tepat
waktu. Tidak lupa kami sampaikan terima kasih kepada Yudha Prapantja, M.Pd. selaku
dosen mata kuliah Pembelajaran Tematik SD. Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada teman-teman kami yang selalu setia membantu dalam hal mengumpulkan data-
data dalam pembuatan makalah ini.
Dalam makalah ini kami menjelaskan tentang tipe pembelajaran terpadu Fragmented..
Mungkin dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum kami ketahui.
Maka dari itu kami mohon saran & kritik dari teman-teman maupun dosen demi
tercapainya makalah yang sempurna.

Jakarta, 18 Agustus 2017

Penyusun
iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii


DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 1
C. Tujuan................................................................................................. 2
BAB II KAJIAN TEORI ..................................................................................... 3
A. Pengertian Tipe Pembelajaran Fragmented ................................................. 3
B. Karakteristik Tipe Pembelajaran Fragmented................................................ 5
C. Prosedur Tipe Pembelajaran Fragmented .................................................... 6
D. Kelebihan dan Kekurangan Tipe Pembelajaran Fragmented ............................ 9
E. Penerapan Tipe Pembelajaran Fragmented ............................................... 10
BAB III PENUTUP ........................................................................................ 16
A. Kesimpulan ........................................................................................ 16
B. Saran ................................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 17
iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.Fragmented .. 6
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan
sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran tutorial.
Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang digunakan, termasuk
di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, pengelolaan kelas (Arends, 1997: 7)[1]
Menurut Johnson (dalam Trianto, 2010), untuk mengetahui kualitas model
pembelajaran harus dilihat dari dua aspek, yaitu proses dan produk. Aspek produk
mengacu apakah pembelajaran mampu menciptakan situasi belajar yang menyenangkan
(joyful learning) serta mendorong peserta didik untuk aktif belajar dan berpikir kreatif.
Aspek produk mengacu pada apakah pembelajaran mampu mencapai tujuan, yaitu
mampu meningkatkan kemampuan peserta didik sesuai standar kemampuan atau
kompetensi yang ditentukan.
Untuk mencapai hal tersebut perlu diupayakan suatu pembelajaran yang
bermakna melalui pembelajaran terpadu. Dimana pembelajaran terpadu membuat peserta
didik memperoleh pengalaman langsung sehingga dapat menambah kekuatan untuk
menerima, menyimpan, dan menerapkan konsep yang telah dipelajarinya.
Melalui model pembelajaran fragmented diharapkan peserta didik bisa
mendapatkan aspek proses dan produk yang sudah ditentukan. Dimana pengertian model
pembelajaran fragmentend yaitu model pembelajaran yang di dalamnya terdapat
penyusunan kurikulum tradisional berdasarkan ilmu-ilmu yang berbeda dan terpisah.
Pembelajaran yang dilaksanakan secara terpisah yaitu hanya fokus pada satu disiplin
mata pelajaran

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian tipe pembelajaran Fragmented?
2. Bagaimanakah karakteristik tipe pembelajaran Fragmented?
3. Bagaimanakah prosedur tipe pembelajaran Fragmented?
4. Apakah kelebihan dan kelemahan tipe pembelajaran Fragmented?
2

5. Bagaimana penerapan model Fragmented dalam pembelajaran di SD?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian tipe pembelajaran Fragmented?
2. Untuk mengetahui karakteristik dan prinsip tipe pembelajaran Fragmented?
3. Untuk mengetahui prosedur tipe pembelajaran Fragmented?
4. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan tipe pembelajaran Fragmented?
5. Untuk mengetahui penerapan model Fragmented dalam pembelajaran di SD?
3

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Pengertian Tipe Pembelajaran Fragmented

Tipe pembelajaran Fragmented adalah merupakan model pembelajaran


konvensional (umumnya) yang terpisah setiap mata pelajaran. Hal ini dipelajari peserta
didik tanpa menghubungkan kebermaknaan dan keterkaitan antara satu pelajaran
dengan pelajaran lainnya. Setiap mata pelajaran diajarkan oleh guru yang berbeda dan
mungkin pula ruang yang berbeda. Setiap mata pelajaran memiliki ranahnya tersendiri
dan tidak ada usaha untuk mempersatukannya.
Kurikulum model fragmented disebut juga kurikulum mata pelajaran terpisah
(Separated Subject Curriculum). Separate-subject curriculum merupakan kurikulum
yang bahan pelajarannya disajikan dalam subject atau matapelajaran yang terpisah-
pisah, yang satu lepas dari yang lain. Model fragmented (terpisah) merupakan suatu
pendekatan belajar mengajar suatu mata pelajaran yang utuh tanpa mengaitkan
dengan mata pelajaran lain. Seperti sebuah periskop, memandang satu arah, fokus
pada setiap mata pelajaran.Hal ini dipelajari peserta didik tanpa menghubungkan
makna/isi dan keterkaitan antara satu pelajaran dengan pelajaran lainnya (Fogarty,
1991: 4). Kurikulum ini dipahami sebagai kurikulum matapelajaran yang terpisah satu
sama lainnya (separated subject curriculum) dimana mata pelajaran tersebut terpisah-
pisah dan kurang mempunyai keterkaitan dengan mata pelajaran lainnya (Abdullah,
2007:142). Pendekatan mata pelajaran bertitik tolak dari mata pelajaran (subject
matter) seperti Ilmu Bumi, Sejarah, Ekonomi, Ilmu Biologi, Ilmu Kimia, Ilmu Alam, Ilmu
Berhitung, Ilmu Aljabar, Menyanyi, Menggambar, Olahraga, Pekerjaan Tangan, dan
sebagainya. Oleh karena masing-masing pelajaran berdiri sendiri dan tidak mempunyai
hubungan maupun kaitan satu dengan lainnya, maka setiap pelajaran cenderung
menganggap dirinya yang paling penting (Hamalik, 2013: 32). Pada model fragmented
antar pelajaran tidak memiliki hubungan atau dikaitkan satu sama lain. Setiap mata
pelajaran diajarkan oleh guru yang berbeda dan mungkin pula ruang yang berbeda.
4

Setiap mata pelajaran tampak sebagai suatu kesatuan dalam bidang studi itu sendiri,
memiliki ranahnya masing-masing, dan tidak ada usaha untuk menyatukannya. Setiap
mata pelajaran berlangsung terpisah dengan pengorganisasian dan cara mengajar
yang berbeda dari setiap guru (Fogarty, 1991:4). Dalam standar kurikulum, wilayah-
wilayah subjek (bidang kajian) diajarkan secara terpisah dengan tidak ada upaya untuk
menghubungkan atau mengintegrasikan bidang kajian tersebut. Setiap bidang kajian
dipandang sebagai entitas murni, berdiri sendiri, dan memiliki standar konten terpisah
dan berbeda. Meskipun terdapat tumpang tindih antara fisika dan kimia, hubungan
antara keduanya secara implisit, tidak eksplisit dan hubungan kajian tersebut tidak
didekati melalui kurikulum (Fogarty, 1991:4). Pengorganisasian kurikulum ini telah
dilaksanakan sejak lama hingga sekarang masih dipertahankan mulai dari SD sampai
PT. Setiap mata pelajaran disusun secara terpisah satu sama lain dengan waktu yang
dibatasi dan dipegang oleh guru baik oleh bidang studi maupun guru kelas (Dakir,
2004: 37). Kurikulum mata pelajaran dapat menetapkan syarat minimum yang harus
dikuasai anak sehingga peserta didik bisa naik kelas. Biasanya bahan belajaran dan
textbook merupakan alat dan sumber utama pelajaran (Abdullah, 2007: 142). Hal ini
berarti dapat dilakukan penyeragaman materi atau bahan ajar dalam satu sekolah,
bahkan satu negara. Konsekuensi yang diterima dari penggunaan kurikulum model ini
adalah peserta didik harus semakin banyak mengambil mata pelajaran serta terjadi
tumpang tindih konsep dari dua matapelajaran atau lebih (Abdullah, 2007: 142).
Namun, melihat kenyataannya bahwa model ini telah digunakan dalam waktu yang
sangat lama dan sampai sekarang masih digunakan, hal ini membuktikan bahwa
hingga saat ini keuntungan yang ditawarkan model ini masih bisa menekan
kekurangannnya. Berdasarkan keterangan di atas, kurikulum dengan pendekatan
fragmented (terpisah) merupakan kurikulum dimana bahan pelajaran disajikan dalam
bentuk subject atau matapelajaran yang utuh tanpa ada keterkaitan dengan
matapelajaran lain. Setiap mata pelajaran diajarkan oleh guru dan waktu yang berbeda.
Selain itu, memungkin juga dilakukan dalam ruang yang berbeda pula.
5

Gambar 1. Fragmented

B. Karakteristik Tipe Pembelajaran Fragmented


Pembelajaran terpadu memiliki beberapa macam karakteristik, seperti menurut
Hilda Karli (2003: 53) mengungkapkan bahwa:
Pembelajaran terpadu memiliki beberapa macam karakteristik, diantaranya:
1. Berpusat pada anak (studend centerd).
2. Memberi pengalaman langsung pada anak.
3. Pemisahan antara bidang studi begitu jelas.
4. Menyajikan konsep dari berbagai bidang studi dalam suatu proses pembelajaran.
5. Bersifat luwes.
6. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.
7. Holistik, artinya suatu peristiwa yang menjadi pusat perhatian dalam pembelajaran
terpadu di amati dan di kaji dari beberapa mata pelajaran sekaligus, tidak dari
sudut pandang yang terkotak-kotak.
8. Bermakna, artinya pengkajian suatu fenomena dari berbagai macam aspek
memungkinkan terbentuknya semacam jalinan skemata yang dimiliki peserta didik.
9. Otentik, artinya informasi dan pengetahuan yang diperoleh sifatnya menjadi
otentik.
10. Aktif, artinya peserta didik perlu terlibat langsung dalam proses pembelajaran
mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga proses evaluasi.
6

Tipe pembelajaran terpadu fragmented di sekolah dasar atau di SMP, setiap


disiplin ilmu yang di ajarkan oleh guru-guru yang berbeda di lokasi yang berbeda di
seluruh bangunan dengan peserta didik bergerak ke ruangan yang berbeda.

Jadwal menunjukkan perbedaan slot waktu untuk matematika, IPA atau bahasa.
Jarang dari dua bidang saling berkolerasi. Isolasi dari materi masih standar yang
terkandung dalam ruang kelas.

Dalam prakteknya model ini bisa terlihat dari cara guru mengajar dikelas yang
mengelompokkan atau memisahkan pelajaran satu dengan yang lain.

Peserta didik sekolah dasar menjelaskan kurikulum fragmen seperti vaksinasi :


matematika itu bukan IPA, IPA itu bukan Bahasa Inggris, Bahasa Inggris itu bukan
sejarah. Sebuah materi adalah sesuatu yang kamu ambil sekali saja dan tidak perlu
mengambil lagi. Itu seperti mendapatkan vaksinasi : saya telah mendapatkan aljabar.
Saya selesai dengan itu.

Peserta didik akan diminta untuk melakukan uji kinerja mulai dari matematika
sampai pendidikan jasmani. Peserta didik akan melakukan pekerjaan rumah yang
setiap subyek akan dibuat menjadi umum. Dalam rangka mengatasi pekerjaan peserta
didik, peserta didik akan memilih antara fokus pada satu atau dua mata pelajaran yang
mereka nikmati dan mahir di dalamnya, dan melakukan keperluan minimum untuk
paham pada setiap subyek. Kita bertanya-tanya, apa peserta didik belajar dalam
keadaan ini? dan apakah kebutuhan dari sistem didahulukan diatas kebutuhan peserta
didik?

C. Prosedur Tipe Pembelajaran Fragmented


Setiap mata pelajaran diajarkan oleh guru yang berbeda dan mungkin pula ruang

yang berbeda. Setiap mata pelajaran memiliki ranahnya tersendiri dan tidak ada usaha
7

untuk mempersatukannya. Setiap mata pelajaran berlangsung terpisah dengan

pengorganisasian dan cara mengajar yang berbeda dari setiap guru

Keterpaduan model ini harus tercapai ketika satu satuan waktu telah ditempuh,

misalnya pada satu catur wulan. Keterpaduan pada model fragmented terjadi jika

peserta didik telah menyelesaikan seluruh runtutan kajian atau materi pelajaran yang

pada akhirnya seluruh satuan-satuan konsep itu mencapai keutuhan, baik konsep,

pemahaman suatu kajian, keterampilan dan nilai.

Menurut Padmono dalam bukunya Pembelajaran Terpadu melalui Kurikulum

Terpadu dalam Satu Disiplin Ilmu, mengatakan bahwa pembelajaran terpadu melalui

kurikulum terpadu fragmented terjadi jika seorang guru memiliki keinginan agar peserta

didik setelah menempuh pembelajaran satu kurun waktu tertentu memiliki kemampuan

atau kecakapan tertentu.

Pada umunya meliputi empat bidang akademis besar yaitu: Matematika, Sains,

Bahasa, Seni dan Ilmu Sosial. Pengelompokkan yang lain dari disiplin tersebut

menggunakan kategori Imu Sastra, Sains, Seni Praktis, dan Seni Murni. Dalam

kurikulum standar, bidang studi ini diajarkan secara sendiri-sendiri, tidak ada usaha

untuk menghubungkan atau memadukannya. Setiap bidang studi tampak sebagai

suatu kesatuan dalam bidang studi itu sendiri. Ketika mungkin terdapat tumpang tindih

dalam ilmu fisika dan kimia, hubungan antara keduanya adalah implisit, tidak eksplisit,

yang didekati melalui kurikulum (Forgaty, 1991). Dengan demikian, dalam model ini,

setiap mata pelajaran disampaikan secara terpisah-pisah dengan waktunya sendiri-

sendiri. Misalnya, pada saat jam mata pelajaran Bahasa Indonesia, guru
8

menyampaikan materi bahasa Indonesia. Pada jam pelajaran Matematika, guru hanya

menyampaikan materi Matematika.

Menurut Prabowo dalam Trianto, langkah-langkah pembelajaran terpadu model

penggalan (Fragmented) adalah sebagai berikut:

1. Tahap Perencanaan

a. Menentukan Kompetensi Dasar

b. Menentukan Indikator

c. Menentukan Tujuan Pembelajaran

2. Langkah-Langkah yang ditempuh guru

a. Menyampaikan konsep pendukung yang harus dikuasai peserta didik. (materi

prasyarat)

b. Menyampaikan konsep-konsep yang hendak dikuasai peserta didik

c. Menyampaikan keterampilan proses yang dapat dikembangkan.

d. Menyampaikan alat dan bahan yang akan digunakan / dibutuhkan.

e. Menyampaikan pertanyaan kunci.

3. Tahap Pelaksanaan, meliputi

Pengelolaan kelas dengan membagi kelas kedalam beberapa kelompok.

a. Kegiatan proses.

b. Kegiatan pencatatan data.

c. Diskusi secara klasikal

4. Tahap Evaluasi, meliputi :

a. Evaluasi Proses, berupa :

Ketepatan hasil pengamatan


9

Ketepatan dalam menyusun alat dan bahan

Ketepatan peserta didik saat menganalisis data.

b. Evaluasi Produk

Penguasaan peserta didik terhadap konsep-konsep / materi sesuai dengan

tujuan pembelajaran khusus yang telah ditetapkan.

c. Evaluasi Psikomotor

Kemampuan penguasaan peserta didik terhadap penggunaan alat ukur.

D. Kelebihan dan Kekurangan Tipe Pembelajaran Fragmented


Kelebihan Tipe Pembelajaran Fragmented
a. Peserta didik menguasai secara penuh satu kemampuan tertentu untuk tiap mata
pelajaran, ia ahli dan terampil dalam bidang tertentu.
b. Materi pelajaran merupakan bentuk yang murni dari setiap ilmu
c. Menyediakan guru yang ahli dibidangnya serta dapat mengembangkan ilmunya
secara luas
d. Peserta didik mempunyai kebebasan untuk memilih topik
e. Guru dapat menyiapkan bahan ajar sesuai dengan bidang keahliannya dan
dengan mudah menentukan ruang lingkup bahasan yang diprioritaskan dalam
setiap pengajaran.
f. Peserta didik akan terfokus dan terbimbing dalam belajar.
g. Mudah dinilai dengan ujian atau tes.

Kelemahan Tipe Pembelajaran fragmented:


a. Peserta didik belajar hanya pada tempat dan sumber belajar dan kurang mampu
membuat hubungan atau integrasi dengan konsep sejenis.
b. Kurikulum model ini memisahkan setiap mata pelajaran yang lain sehingga
peserta didik tidak mampu mengintegrasikan sebagian konsep, sikap, keahlian
yang ada antar disiplin ilmu
10

c. Tidak adanya pengintegrasian antar disiplin ilmu akan menyebabkan pelimpahan


dan penimbunan materi pada peserta didik
d. Tidak efisien waktu karena mata pelajaran disajikan secara terpenggal-penggal.
e. peserta didik tidak dapat mengintegrasikan konsep-konsep yang sama,
keterampilan serta sikap yang ada kaitannya satu dengan yang lainnya.
f. Konsep-konsep, keterampilan-keterampilan, dan sikap-sikap yang tumpang tindih,
tidak diperjelas bagi pebelajar dan transfer of learning pada situasi yang baru
hampir tidak terjadi.
g. Kurang konkret karena berpusat pada mata pelajaran.

E. Penerapan Tipe Pembelajaran Fragmented


Menurut Fogarty (1991:6) model fragmented sangat cocok diterapkan pada tahap
penjurusan mata pelajaran misalnya diterapkan pada tingkat Universitas ataupun
Sekolah Menengah Atas yang dalam proses pembelajarannya terdapat
penjurusan/pemisahan mata pelajaran. Akan tetapi di Sekolah Dasar juga dapat
diterapkan baik di kelas rendah maupun di kelas tinggi.Tergantung bagaimana guru
bisa mengemas pembelajaran sebaik mungkin, agar peserta didik bisa lebih bermakna
dalam mengikuti pembelajaran.
Model fragmented di Sekolah Dasar pun sangat tepat diterapkan di kelas tinggi yaitu di
kelas IV, V, dan VI. Di kelas tersebut pemahaman peserta didik lebih konkrit dibanding
di kelas I, II, dan III yang masih bersifat abstrak atau global sehingga di kelas tinggi ini
peserta didik mampu untuk menerima guru dan mata pelajaran yang berbeda dalam
proses pembelajarannya.
Model fragmented ditandai oleh ciri pemaduan yang hanya terbatas pada satu mata
pelajaran saja
Beberapa hal yang harus dilakukan guru dalam menerapkan model fragmented ini,
antara lain:
a) Mempelajari elemen-elemen kurikulum dan standarnya.
b) Memilih fokus pada satu mata pelajaran (Matematika, IPA, IPS, dan Bahasa
Indonesia)
11

c) Membuat daftar semua topik/ materi yang relevan dari masing-masing mata
pelajaran tersebut.
d) Menentukan materi mana yang paling penting dan mana yang terakhir dalam satu
topik.

Bentuk aplikasi model fragmented diambilkan dari kurikulum KTSP yang di terapkan di

sekolah dasar, berikut digambarkan dari table struktur kurikulum yang dijadikan

pedoman pelaksanaannya,

Struktur Kurikulum SD

Kegiatan Tatap Muka

Kelas dan Alokasi Waktu

Komponen I II III IV,V dan VI

A. Mata Pelajaran

1. Pendidikan Agama 3 3 3 3

2. Pendidikan Kewarganegaraan 3*)

3. Bahasa Indonesia 5
22 22 22
4. Matematika Pendekatan 5

5. Ilmu Pengetahuan Alam Tematik 4

6. Ilmu Pengetahuan Sosial 3

7. Seni Budaya dan Ketrampilan 4

8. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 2 2 3 4

B. Muatan Lokal
1. Bahasa Jawa 2 2 2 2

2. Bahasa Inggris 1 2 2 2
12

Kelas dan Alokasi Waktu

Komponen I II III IV,V dan VI

3. Teknologi Informatika (TI) 1

Jumlah Jam 30 31 32 36

Pengembangan Diri
1. Life Skill

2. Hizbul Waton

3. Seni Lukis

4. Teknologi Informatika ( I, II dan III )

5. Bahasa Arab

6. Qiroati/ BTA

7. Tahfidz
**)

Aplikasi model fragmented terlihat pada pelaksanaan kurikulum di kelas IV sampai kelas
VI, sedangkan pada kelas I sampai dengan kelas III hanya berlaku sebagian karena pada
mata pelajaran pokoknya disampaikan secara tematik yang masuk aplikasi model webbed.

Hal tersebut ditunjang dengan waktu pelaksanaan pembelajaran di kelas yang masing-
masing berdiri sendiri berdasarkan mata pelajaran yang disampaikan dan tidak terkait satu
sama lain, hal tersebut ditunjukkan dengan contoh jadwal mata pelajaran yang
diberlakukan di suatu kelas,
13

Jadwal Mata Pelajaran kelas IV

NO JAM SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT

IBADAH IBADAH IBADAH


0 06.55-07.25 UPACARA PAGI PAGI PAGI SENAM

1 07.25-08.00 PENJAS B.INDO MTK SBK IPA

2 08.00-08.35 PENJAS B.INDO MTK SBK IPA

3 08.35-09.10 PAI B.INDO MTK B.INDO IPA

09.10-09.35 ISTIRAHAT

4 09.35-10.10 PAI KEMUH B.INGG B.INDO B.ARAB

5 10.10-10.45 MTK KOM/BTA TAHFID B.INDO B.ARAB

6 10.45-11.20 MTK KOM/BTA TAHFID IPS B.ARAB

11.20-11.40 TIDUR TIDUR TIDUR TIDUR MTK

11.40-12.40 ISTIRAHAT

7 12.40-13.15 B.JAWA TAHFID IPA KOM/BTA

8 13.15-13.50 B.JAWA TAHFID IPA KOM/BTA MTK

9 13.50-14.25 PKN B.INGG PAI IPS HW

10 14.25-15.00 PKN B.INGG PAI IPS HW

Ditinjau dari kontent materi yang disampaikan maka berikut merupakan contoh materi

Bahasa Indonesia dan IPA yang disampaikan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

Materi Bahasa Indonesia adalah Teks Pengumuman, sedangkan materi IPA adalah Gaya

Mempengaruhi Gerak. Jelas terlihat perbedaan materi antara kedua mata pelajaran

tersebut dan tidak terkait dan tidak dikaitkan dalam penyampaian materinya.
14

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

( RPP )

Sekolah : SDN 02

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas / Semester : IV / 2

Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

1. STANDAR KOMPETENSI
Mendengarkan pengumuman
2. KOMPETENSI DASAR
Menyampaikan kembali isi pengumuman yang dibacakan
3. TUJUAN PEMBELAJARAN**
Peserta didik dapat menyampaikan kembali isi pengumuman yang dibacakan dengan
lafal dan intonasi yang tepat.
Peserta didik mendengarkan pengumuman yang dibacakan
Peserta didik mencatat pokok-pokok pengumuman
Peserta didik menuliskan isi pengumuman ke dalam beberapa kalimat
Peserta didik mendengarkan pengumuman dengan topik berbeda
4. MATERI AJAR
Teks pengumuman
5. METODE PEMBELAJARAN:
Ceramah, latihan, dan penugasan.
6. KEGIATAN PEMBELAJARAN:
Pendahuluan
Apersepsi dan Motivasi :

Guru menjelaskan kepada peserta didik tentang cara mendengarkan pengumuman


yang baik dan tepat.
Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

Peserta didik menyimak penjelaskan guru tentang cara mendengarkan


pengumuman yang yang baik dari media elektronik/radio atau orang.
Guru meminta salah seorang peserta didik membacakan pengumuman yang
terdapat pada lampiran Buku Bina Bahasa Indonesia 4b dengan lafal dan intonasi
yang tepat.
15

Setiap peserta didik mendengarkan dengan cermat pengumuman yang dibacakan


salah seorang
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:

Semua peserta didik mencatat pokok-pokok pengumuman dengan menjawab


daftar pertanyaan dan mendiskusikan kepada teman sebangkunya.
Selanjutnya, peserta didik diminta menuliskan isi pengumuman ke dalam
beberapa kalimat.
Peserta didik menyampaikan isi pengumuman dengan kata-kata sendiri di depan
kelas.
Peserta didik lain diberi kesempatan memberikan komentar.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui peserta didik
Guru bersama peserta didik bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan dan penyimpulan
Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru:

Peserta didik diberi tugas mencari pengumuman di koran, majalah atau di sekolah.
Kemudian mencatat pokok-pokok pengumuman tersebut dan menuliskan ke
dalam beberapa kalimat saja untuk disampaikan di depan kelas.
7. ALAT DAN SUMBER BELAJAR:
Standar isi
Buku Bina Bahasa Indonesia 4b
Surat kabar dan majalah
16

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pernyataan, dapat disimpulkan bahwa Model Fragmented


merupakan model pembelajaran konvensional (umumnya) yang terpisah secara mata
pelajaran. Hal ini dipelajari peserta didik tanpa menghubungkan kebermaknaan dan
keterkaitan antara satu pelajaran dengan pelajaran lainnya. Model fragmented ini
menunjukkan pengintegrasian secara implisit di dalam satu disiplin ilmu tertentu (intra
disiplin).
Di dalam masing-masing disiplin ilmu itu memiliki bagian-bagian atau bidang-bidang
ilmu yang merupakan satu kesatuan dalam bidang ilmu tersebut. Misalnya dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia terdapat lima aspek yaitu: Berbicara, menulis, menyimak,
membaca, dan apresiasi sastra. Dalam pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia ini
lima aspek tersebut dianjurkan secara menyeluruh sesuai dengan kurikulum yang telah
direncanakan. Untuk mata pelajaran IPA terdiri atas ilmu Kimia, Fisika, dan Biologi.
Sedangkan matapelajaran IPS terdiri atas ilmu Geografi, Sejarah, dan Ekonomi.
Tentunya masing-masing model memiliki kelebihan dan kekurangan dalam
implementasi di lapangan. Seperti model Fragmented dengan semua kelebihan dan
kelemahannya, semua dapat dimaksimalkan dengan kreatifitas dan inovasi guru dalam
menciptakan suasana pembelajaran yang dapat memotivasi peserta didik dalam belajar
sehingga meminimalkan semua kelemahan yang ada pada masing-masing model
terutama pada model fragmented.
B. Saran

Seorang pendidik (guru) diharapkan mampu menyesuaikan dan mengkondisikan


kepada siswa yang bagaimana model pembelajaran fragmented ini diterapkan dan bisa
memaksimalkan kelebihannya agar pembelajaran bisa tercapai sesuai tujuan yang ingin
dicapai.
17

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah. 2007. Pengembangan Kurikulum: Teori & Praktek. Jogyakarta: AR-RUZZ Media.

Dakir. 2010. Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Rineka Cipta.

Fogarty, Robin. 1991. How to Integrate the Curricula. Illions: IRI/Skylight Publishing, Inc.

Hamalik,O. 2013. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Nasution. (2003). Asas-Asas Kurikulum. Bumi Aksara: Jakarta.

Soenarko, B. (2011). Konsep Pembelajaran Terpadu. Universitas Nusantara Kediri PGRI:


Kediri.

Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu. Cempaka Gemilang: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai