Masalah Kesehatan
Benda asing di konjungtiva adalah benda yang dalam keadaan normal tidak dijumpai di
konjungtiva dan dapat menyebabkan iritasi jaringan. Pada umumnya kelainan ini bersifat ringan,
namun pada beberapa keadaan dapat berakibat serius terutama pada benda asing yang bersifat
asam atau basa dan bila timbul infeksi sekunder.
Faktor Risiko
Pekerja di bidang industri yang tidak memakai kacamata pelindung, seperti: pekerja gerinda,
pekerja las, pemotong keramik, pekerja yang terkait dengan bahan-bahan kimia (asam-basa).
Pemeriksaan Penunjang
Tidak diperlukan.
Penegakan Diagnostik
Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan melalui anamnesis dan pemeriksaan fisis.
Diagnosis banding
Konjungtivitis akut
Komplikasi
1. Ulkus kornea
2. Keratitis
Terjadi bila benda asing pada konjungtiva tarsal menggesek permukaan kornea dan
menimbulkan infeksi sekunder. Reaksi inflamasi berat dapat terjadi jika benda asing merupakan
zat kimia.
Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)
Penatalaksanaan
1. Non-medikamentosa: Pengangkatan benda asing
Berikut adalah cara yang dapat dilakukan:
a. Berikan tetes mata Tetrakain-HCl 2% sebanyak 1-2 tetes pada mata yang terkena benda
asing.
b. Gunakan kaca pembesar (lup) dalam pengangkatan benda asing.
c. Angkat benda asing dengan menggunakan lidi kapas atau jarum suntik ukuran 23G.
d. Arah pengambilan benda asing dilakukan dari tengah ke tepi.
e. Oleskan lidi kapas yang dibubuhkan Povidon Iodin pada tempat bekas benda asing.
2. Medikamentosa
Antibiotik topikal (salep atau tetes mata), misalnya Kloramfenikol tetes mata, 1 tetes
setiap 2 jam selama 2 hari
Kriteria Rujukan
1. Bila terjadi penurunan visus
2. Bila benda asing tidak dapat dikeluarkan, misal: karena keterbatasan fasilitas
Gambar 2. Penatalaksanaan Corpus Alienum Conjunctiva dan Cotton Swab (Lecture dr. Yulia)
Gambar 2. Corpus Alienum Cornea (Lecture dr. Yulia).
Peralatan
1. Lup
2. Lidi kapas
3. Jarum suntik 23G
4. Tetes mata Tetrakain HCl 0,5%
5. Povidon Iodin
Prognosis
1. Ad vitam : Bonam
2. Ad visam : ad Bonam
3. Ad functionam : ad Bonam
4. Ad sanationam : ad Bonam
5. Ad komestica : ad Bonam
Referensi
1. Gondhowiardjo, T.D. Simanjuntak, G. Panduan Manajemen Klinis Perdami, 1th Ed.
Jakarta: CV Ondo. 2006.
2. Sidarta, I. Ilmu Penyakit Mata. Edisi III. Cetakan V. Jakarta: Balai Penerbit FK UI. 2008.
3. Vaughan, D.G. Oftalmologi Umum. Ed 14. Cetakan I. Jakarta: Widya Medika. 2000.
4. Lecture dr. Yulia
KERATITIS
Definisi
PERADANGAN PADA KORNEA YANG DITANDAI DENGAN : (Lecture dr. Yulia)
1. DEFEK EPITEL KORNEA
2. INFILTRAT DI SEKELILING DEFEK
3. OEDEMA DI SEKITAR INFILTRAT
Pemeriksaan Spesifik:
1. Pemeriksaan Visus
2. SLIT LAMP BIOMICROSCOPY
3. FLUORESCEIN TEST
4. SENSITIVITAS KORNEA
5. PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI Swab Cornea :
a. Gram
b. KOH
c. Culture dan sensitivitas tes
Keratitis Microbacterial :
Pathogens which can produce corneal infection in intact epithelium.
1.Neisseria gonorrhoeae
2.Corynebacterium diphtheriae
3.Listeria
4.Haemophilus
Keratitis umumnya mengganggu penglihatan jika terletak di sentral. Ada 2 tipe = infektif dan
noninfektif. Klasifikasinya rata-rata sama dengan konjungtivitis (lihat di bagian konjungtivitis).
Bagaimana membedakan keratitis infektif berdasarkan penyebab?
Orang yang berisiko kena keratitis:
1. Ada riwayat trauma.
2. Pemakai lensa kontak (baru pakai tidak tahu caranya; atau sudah lama pakai tapi tidak tahu
cara merawatnya).
3. Pakai tetes mata steroid dalam waktu yang lama.
4. Riwayat mata merah dan mata buram hilang timbul.
5. Kadang mata silau, berair, belekan, dan kelilipan
Keratitis noninfektif yang penting yaitu keratitis punctata dan ulkus Mooren.
Medikamentosa
1. Terapi kausal sesuai penyebab
a. Bakteri: salep sefuroksim-gentamisin atau salep siprofloksasin
b. Herpes: salep asiklovir 3% tiap 4 jam
c. Herpes zoster: minum asiklovir 5 kali 800 mg selama 7-10 hari. Ditambah analgesik
per oral dan steroid.
d. Jamur: salep natamisin 5% tiap 1-2 jam
e. Acanthamoeba: poliheksametilen biguanid + propamidin isetionat atau salep
klorheksidin glukonat 0.02%
2. Sikloplegik atau midriatikum
3. Antiglaukoma peroral untuk mencegah komplikasi
4. Steroid topikal (tapi tidak untuk ulkus!)
Nonmedikamentosa
1. Patching pelindung
2. Debridemen jaringan nekrosis
3. Terapi laser untuk nekrotomi
4. Keratoplasti jika kerusakan sudah berat
Prognosis
1. Ad vitam : Bonam
2. Ad visam : ad Bonam
3. Ad functionam : ad Bonam
4. Ad sanationam : ad Bonam
5. Ad komestica : ad Bonam
Daftar Pustaka
1. Marieb EN & Hoehn K. Human Anatomy & Physiology 7th edition. Pearson Education
Inc, 2007.
2. Riordan-Eva P & Whitcher JP. Vaughan & Asburys General Ophthalmology, 17th
edition. New York: McGraw-Hill, 2007.
3. Yanoff M & Duker JS (eds). Yanoff & Duker Ophthalmology 3rd edition. Philadelphia:
Mosby, An Imprint of Elsevier, 2008
4. Lecture dr. Yulia