Anda di halaman 1dari 10

BENDA ASING KONJUNGTIVA

Gambar 1. Corpus Alienum (lecture dr. Yulia)

Masalah Kesehatan

Benda asing di konjungtiva adalah benda yang dalam keadaan normal tidak dijumpai di
konjungtiva dan dapat menyebabkan iritasi jaringan. Pada umumnya kelainan ini bersifat ringan,
namun pada beberapa keadaan dapat berakibat serius terutama pada benda asing yang bersifat
asam atau basa dan bila timbul infeksi sekunder.

Hasil Anamnesis (Subjective)


Keluhan
Pasien datang dengan keluhan adanya benda yang masuk ke dalam konjungtiva atau matanya.
Gejala yang ditimbulkan berupa nyeri, mata merah dan berair, sensasi benda asing, dan
fotofobia.
Keluhan utama : adanya benda yang masuk ke dalam konjungtiva atau matanya
Onset : Akut
Kualitas : semakin lama terasa nyeri
Kuantitas : seluruh lapang pandang / sebagian
Memperberat : jika dikucek
Memperingan : -
Penyerta : fotofobia, keluhan sensasi benda asing, mata merah berair
RPD : riwayat trauma pada mata
RPK : -
RPO : -

Faktor Risiko
Pekerja di bidang industri yang tidak memakai kacamata pelindung, seperti: pekerja gerinda,
pekerja las, pemotong keramik, pekerja yang terkait dengan bahan-bahan kimia (asam-basa).

Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana


Pemeriksaan Fisik
1. Visus biasanya normal.
2. Ditemukan injeksi konjungtiva tarsal dan/atau bulbi.
3. Ditemukan benda asing pada konjungtiva tarsal superior dan/atau inferior dan/atau
konjungtiva bulbi.

Pemeriksaan Penunjang
Tidak diperlukan.

Penegakan Diagnostik
Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan melalui anamnesis dan pemeriksaan fisis.

Diagnosis banding
Konjungtivitis akut

Komplikasi
1. Ulkus kornea
2. Keratitis

Terjadi bila benda asing pada konjungtiva tarsal menggesek permukaan kornea dan
menimbulkan infeksi sekunder. Reaksi inflamasi berat dapat terjadi jika benda asing merupakan
zat kimia.
Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)

Penatalaksanaan
1. Non-medikamentosa: Pengangkatan benda asing
Berikut adalah cara yang dapat dilakukan:
a. Berikan tetes mata Tetrakain-HCl 2% sebanyak 1-2 tetes pada mata yang terkena benda
asing.
b. Gunakan kaca pembesar (lup) dalam pengangkatan benda asing.
c. Angkat benda asing dengan menggunakan lidi kapas atau jarum suntik ukuran 23G.
d. Arah pengambilan benda asing dilakukan dari tengah ke tepi.
e. Oleskan lidi kapas yang dibubuhkan Povidon Iodin pada tempat bekas benda asing.

2. Medikamentosa
Antibiotik topikal (salep atau tetes mata), misalnya Kloramfenikol tetes mata, 1 tetes
setiap 2 jam selama 2 hari

Konseling dan Edukasi


1. Memberitahu pasien agar tidak menggosok matanya agar tidak memperberat lesi.
2. Menggunakan alat/kacamata pelindung pada saat bekerja atau berkendara.
3. Menganjurkan pasien untuk kontrol bila keluhan bertambah berat setelah dilakukan
tindakan, seperti mata bertambah merah, bengkak, atau disertai dengan penurunan visus.

Kriteria Rujukan
1. Bila terjadi penurunan visus
2. Bila benda asing tidak dapat dikeluarkan, misal: karena keterbatasan fasilitas

Gambar 2. Penatalaksanaan Corpus Alienum Conjunctiva dan Cotton Swab (Lecture dr. Yulia)
Gambar 2. Corpus Alienum Cornea (Lecture dr. Yulia).

Talak Corpus Alienum Cornea (Lecture dr. Yulia)


1. Rujuk Sp. M untuk tindakan operasi

Peralatan
1. Lup
2. Lidi kapas
3. Jarum suntik 23G
4. Tetes mata Tetrakain HCl 0,5%
5. Povidon Iodin

Prognosis
1. Ad vitam : Bonam
2. Ad visam : ad Bonam
3. Ad functionam : ad Bonam
4. Ad sanationam : ad Bonam
5. Ad komestica : ad Bonam

Referensi
1. Gondhowiardjo, T.D. Simanjuntak, G. Panduan Manajemen Klinis Perdami, 1th Ed.
Jakarta: CV Ondo. 2006.
2. Sidarta, I. Ilmu Penyakit Mata. Edisi III. Cetakan V. Jakarta: Balai Penerbit FK UI. 2008.
3. Vaughan, D.G. Oftalmologi Umum. Ed 14. Cetakan I. Jakarta: Widya Medika. 2000.
4. Lecture dr. Yulia
KERATITIS

Definisi
PERADANGAN PADA KORNEA YANG DITANDAI DENGAN : (Lecture dr. Yulia)
1. DEFEK EPITEL KORNEA
2. INFILTRAT DI SEKELILING DEFEK
3. OEDEMA DI SEKITAR INFILTRAT

Radang pada kornea (Lecture dr. Yulia)


1. Distribusi : difus, fokal, multifokal
2. Kedalaman : epitel, sub epitel, stroma, endotel
3. Lokasi : sentral, perifer
4. Bentuk : dendritik, disciform, numular, geografika, pungtata
5. Causa : virus, bakteri, jamur

Gambar 1. Corneal Drawing (Lecture dr. Yulia).

Gejala (Lecture dr. Yulia) :


1. NYERI memburuk dengan pergerakan palpebra
2. FOTOFOBIA Iris meradang kontraksi nyeri
3. BERAIR Refleks karena syaraf mata di kornea yg meradang
4. Penurunan visus
5. Sensasi benda asing
Tanda :
1. Penurunan visus
2. Injeksi silier
3. Kornea edem
4. Infiltrat : Superfisial, Profunda
5. Sel radang di bilik mata depan : (Tyndall effect, Hypopion )
Gambar 2. Injeksi Siliar
Keluhan utama : Mata merah, penglihatan sedikit kabur
Onset : Akut / Kronis
Kualitas : Semakin memberat
Kuantitas : terus menerus
Memperberat : Mengucek mata
Memperingan : -
Penyerta : silau, fotofobia, mata berair, sensai benda asing
RPD : riwayat pemakaian kontak lensa, riwayat trauma, cacar air, kambuh
RPK : -
RPO : Pemakaian obat steroid

Pemeriksaan Spesifik:

1. Pemeriksaan Visus
2. SLIT LAMP BIOMICROSCOPY
3. FLUORESCEIN TEST
4. SENSITIVITAS KORNEA
5. PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI Swab Cornea :
a. Gram
b. KOH
c. Culture dan sensitivitas tes

Keratitis Microbacterial :
Pathogens which can produce corneal infection in intact epithelium.
1.Neisseria gonorrhoeae
2.Corynebacterium diphtheriae
3.Listeria
4.Haemophilus

Staph. aureus Keratitis Fungal Keratitis ACANTHAMOEBA HERPES SIMPLEX


and strep. Candida KERATITIS KERATITIS
pneumoniae
Oval, yellow- 1. Filamentous 1. Usually 1. Protozoan 1. Primary ocular herpes:
white, densely fungal keratitis develops in active (trophozoite) Blepharoconjunctivitis
opaque stromal (Aspergillus, pre-existing dormant (cystic) Keratitis (punctate
suppuration Fusarium) corneal 2. Common in epithelial)
surrounded by 2. Greyish-white disease or swimmers and CL 2. Dendritic ulcer
relatively clear ulcer with immunocompr wearers
cornea indistinct margins omised patient 3. Blurred vision and
3. Surrounded by 2. -Satelite disproportionate
feathery lession pain
infilterates 3. -Yellow-white 4. Patchy anterior
4. Ring infilterate ulcer stromal infilterates
5. Endothelial 4. -Dense 5. Perineural
plaque suppuration infilterates (radial
6. Hypopyon keratoneuritis)
6. Infilterates
coalesce ring
abcess, ulceration
and hypopyon
7. White satellite
lesions

Keratitis umumnya mengganggu penglihatan jika terletak di sentral. Ada 2 tipe = infektif dan
noninfektif. Klasifikasinya rata-rata sama dengan konjungtivitis (lihat di bagian konjungtivitis).
Bagaimana membedakan keratitis infektif berdasarkan penyebab?
Orang yang berisiko kena keratitis:
1. Ada riwayat trauma.
2. Pemakai lensa kontak (baru pakai tidak tahu caranya; atau sudah lama pakai tapi tidak tahu
cara merawatnya).
3. Pakai tetes mata steroid dalam waktu yang lama.
4. Riwayat mata merah dan mata buram hilang timbul.
5. Kadang mata silau, berair, belekan, dan kelilipan

Tanda yang ditemukan pada pemeriksaan fisik


1. KORNEA KERUH,
2. VISUS TURUN,
3. INJEKSI SILIAR dengan palpebra hiperemis.

Keratitis noninfektif yang penting yaitu keratitis punctata dan ulkus Mooren.

Medikamentosa
1. Terapi kausal sesuai penyebab
a. Bakteri: salep sefuroksim-gentamisin atau salep siprofloksasin
b. Herpes: salep asiklovir 3% tiap 4 jam
c. Herpes zoster: minum asiklovir 5 kali 800 mg selama 7-10 hari. Ditambah analgesik
per oral dan steroid.
d. Jamur: salep natamisin 5% tiap 1-2 jam
e. Acanthamoeba: poliheksametilen biguanid + propamidin isetionat atau salep
klorheksidin glukonat 0.02%
2. Sikloplegik atau midriatikum
3. Antiglaukoma peroral untuk mencegah komplikasi
4. Steroid topikal (tapi tidak untuk ulkus!)

Nonmedikamentosa
1. Patching pelindung
2. Debridemen jaringan nekrosis
3. Terapi laser untuk nekrotomi
4. Keratoplasti jika kerusakan sudah berat

Prognosis

1. Ad vitam : Bonam
2. Ad visam : ad Bonam
3. Ad functionam : ad Bonam
4. Ad sanationam : ad Bonam
5. Ad komestica : ad Bonam
Daftar Pustaka

1. Marieb EN & Hoehn K. Human Anatomy & Physiology 7th edition. Pearson Education
Inc, 2007.
2. Riordan-Eva P & Whitcher JP. Vaughan & Asburys General Ophthalmology, 17th
edition. New York: McGraw-Hill, 2007.
3. Yanoff M & Duker JS (eds). Yanoff & Duker Ophthalmology 3rd edition. Philadelphia:
Mosby, An Imprint of Elsevier, 2008
4. Lecture dr. Yulia

Anda mungkin juga menyukai