Anda di halaman 1dari 19

KASUS ENRON dan KAP ARTHUR ANDERSEN

Posted on November 14, 2009 by uwiiii

A. Kasus ini saya kutip dari sebuah blog yang Diposkan oleh Dr. Dedi
Kusmayadi, SE., M.Si., Ak di 04:47

Enron merupakan perusahaan dari penggabungan antara InterNorth (penyalur gas


alam melalui pipa) dengan Houston Natural Gas. Kedua perusahaan ini bergabung
pada tahun 1985. Bisnis inti Enron bergerak dalam industri energi, kemudian
melakukan diversifikasi usaha yang sangat luas bahkan sampai pada bidang yang
tidak ada kaitannya dengan industri energi. Diversifikasi usaha tersebut, antara
lain meliputi future transaction, trading commodity non energy dan kegiatan
bisnis keuangan.Kasus Enron mulai terungkap pada bulan Desember tahun 2001
dan terus menggelinding pada tahun 2002 berimplikasi sangat luas terhadap pasar
keuangan global yang di tandai dengan menurunnya harga saham secara drastis
berbagai bursa efek di belahan dunia, mulai dari Amerika, Eropa, sampai ke Asia.
Enron, suatu perusahaan yang menduduki ranking tujuh dari lima ratus
perusahaan terkemuka di Amerika Serikat dan merupakan perusahaan energi
terbesar di AS jatuh bangkrut dengan meninggalkan hutang hampir sebesar US $
31.2 milyar.

Dalam kasus Enron diketahui terjadinya perilaku moral hazard diantaranya


manipulasi laporan keuangan dengan mencatat keuntungan 600 juta Dollar AS
padahal perusahaan mengalami kerugian. Manipulasi keuntungan disebabkan
keinginan perusahaan agar saham tetap diminati investor, kasus memalukan ini
konon ikut melibatkan orang dalam gedung putih, termasuk wakil presiden
Amerika Serikat. Kronologis, fakta, data dan informasi dari berbagai sumber yang
berkaitan dengan hancurnya Enron (debacle), dapat penulis kemukakan sebagai
berikut:

1. Board of Director (dewan direktur, direktur eksekutif dan direktur non


eksekutif) membiarkan kegitan-kegitan bisnis tertentu mengandung unsur konflik
kepentingan dan mengijinkan terjadinya transaksi-transaksi berdasarkan informasi
yang hanya bisa di akses oleh Pihak dalam perusahaan (insider trading), termasuk
praktek akuntansi dan bisnis tidak sehat sebelum hal tersebut terungkap kepada
publik.
2. Enron merupakan salah satu perusahaan besar pertama yang melakukan out
sourcing secara total atas fungsi internal audit perusahaan.
a. Mantan Chief Audit Executif Enron (Kepala internal audit) semula
adalah partner KAP Andersen yang di tunjuk sebagai akuntan publik perusahaan.
b. Direktur keuangan Enron berasal dari KAP Andersen.
c. Sebagian besar Staf akunting Enron berasal dari KAP Andersen.
3 Pada awal tahun 2001 patner KAP Andersen melakukan evaluasi terhadap
kemungkinan mempertahankan atau melepaskan Enron sebagai klien perusahaan,
mengingat resiko yang sangat tinggi berkaitan dengan praktek akuntansi dan
bisnis enron. Dari hasil evaluasi di putuskan untuk tetap mempertahankan Enron
sebagai klien KAP Andersen.
4 Salah seorang eksekutif Enron di laporkan telah mempertanyakan praktek
akunting perusahaan yang dinilai tidak sehat dan mengungkapkan kekhawatiran
berkaitan dengan hal tersebut kepada CEO dan partner KAP Andersen pada
pertengahan 2001. CEO Enron menugaskan penasehat hukum perusahaan untuk
melakukan investigasi atas kekhawatiran tersebut tetapi tidak memperkenankan
penasehat hukum untuk mempertanyakan pertimbangan yang melatarbelakangi
akuntansi yang dipersoalkan. Hasil investigasi oleh penasehat hukum tersebut
menyimpulkan bahwa tidak ada hal-hal yang serius yang perlu diperhatikan.
5 Pada tanggal 16 Oktober 2001, Enron menerbitkan laporan keuangan triwulan
ketiga. Dalam laporan itu disebutkan bahwa laba bersih Enron telah meningkat
menjadi $393 juta, naik $100 juta dibandingkan periode sebelumnya. CEO Enron,
Kenneth Lay, menyebutkan bahwa Enron secara berkesinambungan memberikan
prospek yang sangat baik. Ia juga tidak menjelaskan secara rinci tentang
pembebanan biaya akuntansi khusus (special accounting charge/expense) sebesar
$1 miliar yang sesungguhnya menyebabkan hasil aktual pada periode tersebut
menjadi rugi $644 juta. Para analis dan reporter kemudian mencari tahu lebih jauh
mengenai beban $1 miliar tersebut, dan ternyata berasal dari transaksi yang
dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang didirikan oleh CFO Enron.
6 Pada tanggal 2 Desember 2001 Enron mendaftarkan kebangkrutan perusahaan
ke pengadilan dan memecat 5000 pegawai. Pada saat itu terungkap bahwa
terdapat hutang perusahaan yang tidak di laporkan senilai lebih dari satu milyar
dolar. Dengan pengungkapan ini nilai investasi dan laba yang di tahan (retained
earning) berkurang dalam jumlah yang sama.
7 Enron dan KAP Andersen dituduh telah melakukan kriminal dalam bentuk
penghancuran dokumen yang berkaitan dengan investigasi atas kebangkrutan
Enron (penghambatan terhadap proses peradilan
8 Dana pensiun Enron sebagian besar diinvestasikan dalam bentuk saham Enron.
Sementara itu harga saham Enron terus menurun sampai hampir tidak ada
nilainya.
9 KAP Andersen diberhentikan sebagai auditor enron pada pertengahan juni
2002. sementara KAP Andersen menyatakan bahwa penugasan Audit oleh Enron
telah berakhir pada saat Enron mengajukan proses kebangkrutan pada 2 Desember
2001.
10 CEO Enron, Kenneth Lay mengundurkan diri pada tanggal 2 Januari 2002
akan tetapi masih dipertahankan posisinya di dewan direktur perusahaan. Pada
tanggal 4 Pebruari Mr. Lay mengundurkan diri dari dewan direktur perusahaan.
11 Tanggal 28 Pebruari 2002 KAP Andersen menawarkan ganti rugi 750 Juta US
dollar untuk menyelesaikan berbagai gugatan hukum yang diajukan kepada KAP
Andersen.
12 Pemerintahan Amerika (The US General Services Administration) melarang
Enron dan KAP Andersen untuk melakukan kontrak pekerjaan dengan lembaga
pemerintahan di Amerika.
13 tanggal 14 Maret 2002 departemen kehakiman Amerika memvonis KAP
Andersen bersalah atas tuduhan melakukan penghambatan dalam proses peradilan
karena telah menghancurkan dokumen-dokumen yang sedang di selidiki.
14 KAP Andersen terus menerima konsekwensi negatif dari kasus Enron berupa
kehilangan klien, pembelotan afiliasi yang bergabung dengan KAP yang lain dan
pengungkapan yang meningkat mengenai keterlibatan pegawai KAP Andersen
dalam kasus Enron.
15 tanggal 22 Maret 2002 mantan ketua Federal Reserve, Paul Volkcer, yang
direkrut untuk melakukan revisi terhadap praktek audit dan meningkatkan
kembali citra KAP Andersen mengusulkan agar manajeman KAP Andersen yang
ada diberhentikan dan membentuk suatu komite yang diketuai oleh Paul sendiri
untuk menyusun manajemen baru.
16 tanggal 26 Maret 2002 CEO Andersen Joseph Berandino mengundurkan diri
dari jabatannya.
17 Tanggal 8 April 2002 seorang partner KAP Andersen, David Duncan, yang
bertindak sebagai penanggungjawab audit Enron mengaku bersalah atas tuduhan
melakukan hambatan proses peradilan dan setuju untuk menjadi saksi kunci
dipengadilan bagi kasus KAP Andersen dan Enron .
18 tanggal 9 April 2002 Jeffrey McMahon mengumumkan pengunduran diri
sebagai presiden dan Chief Opereting Officer Enron yang berlaku efektif 1 Juni
2002.
19 Tanggal 15 Juni 2002 juri federal di Houston menyatakan KAP Andersen
bersalah telah melakukan hambatan terhadap proses peradilan.

B. Identifikasi Masalah
Identifikasi dari masalah ini adalah Bagaimana Kasus Enron dilihat dari
Perspektif Etika Bisnis dan Profesional Akuntan beserta implikasinya.

C. Pembahasan Masalah
Menurut teori fraud ada 3 komponen utama yang menyebabkan orang melakukan
kecurangan, menipulasi, korupsi dan sebangsanya (prilaku tidak etis), yaitu
opportunity; pressure; dan rationalization, ketiga hal tersebut akan dapat kita
hindari melalui meningkatkan moral, akhlak, etika, perilaku, dan lain sebagainya,
karena kita meyakini bahwa tindakan yang bermoral akan memberikan implikasi
terhadap kepercayaan publik (public trust). Praktik bisnis Enron yang
menjadikannya bangkrut dan hancur serta berimplikasi negatif bagi banyak
pihak.Pihak yang dirugikan dari kasus ini tidak hanya investor Enron saja, tetapi
terutama karyawan Enron yang menginvestasikan dana pensiunnya dalam saham
perusahaan serta investor di pasar modal pada umumnya (social impact).
Milyaran dolar kekayaan investor terhapus seketika dengan meluncurnya harga
saham berbagai perusahaaan di bursa efek. Jika dilihat dari Agency Theory,
Andersen sebagai KAP telah menciderai kepercayaan dari pihak stock holder atau
principal untuk memberikan suatu fairrness information mengenai
pertanggungjawaban dari pihak agent dalam mengemban amanah dari principal.
Pihak agent dalam hal ini manajemen Enron telah bertindak secara rasional untuk
kepentingan dirinya (self interest oriented) dengan melupakan norma dan etika
bisnis yang sehat. Lalu apa yang dituai oleh Enron dan KAP Andersen dari
sebuah ketidak jujuran, kebohongan atau dari praktik bisnis yang tidak etis?
adalah hutang dan sebuah kehancuran yang menyisakan penderitaan bagi banyak
pihak disamping proses peradilan dan tuntutan hukum.

D. Dampak Akibat Kasus Enron dan KAP Andersen


Kasus ini memberikan dampak di Amerika bahkan di Indonesia.
A. Seperti yang saya kutip dari sumber yang sama (blog yang Diposkan oleh Dr.
Dedi Kusmayadi, SE., M.Si., Ak di 04:47), kasus ini mempunyai implikasi
terhadap pembaharuan tatanan kondisi maupun regulasi praktik bisnis di Amerika
Serikat antara lain :
1. Pemerintah AS menerbitkan Sarbanes-Oxley Act (SOX) untuk melindungi para
investor dengan cara meningkatkan akurasi dan reabilitas pengungkapan yang
dilakukan perusahaan publik. Selain itu, dibentuk pula PCAOB (Public Company
Accounting Oversight Board) yang bertugas:
Mendaftar KAP yang mengaudit perusahaan publik
Menetapkan atau mengadopsi standar audit, pengendalian
mutu, etika, independensi dan standar lain yang berkaitan dengan audit
perusahaan publik
Menyelidiki KAP dan karyawannya, melakukan disciplinary hearings, dan
mengenakan sanksi jika perlu
Melaksanakan kewajiban lain yang diperlukan untuk meningkatkan standar
professional di KAP
Meningkatkan ketaatan terhadap SOX, peraturan-peraturan PCAOB, standar
professional, peraturan pasar modal yang berkaitan dengan audit perusahaan
publik.
2. Perubahan-perubahan yang ditentukan dalam Sarbanes-Oxley Act
Untuk menjamin independensi auditor, maka KAP dilarang
memberikan jasa non audit kepada perusahaan yang diaudit. Berikut ini adalah
sejumlah jasa non audit yang dilarang :
1. Pembukuan dan jasa lain yang berkaitan.
2. Desain dan implementasi sistem informasi keuangan.
3. Jasa appraisal dan valuation
4. Opini fairness
5. Fungsi-fungsi berkaitan dengan jasa manajemen
6. Broker, dealer, dan penasihat investasi
Membutuhkan persetujuan dari audit committee perusahaan
sebelum melakukan audit. Setiap perusahaan memiliki audit committee ini karena
definisinya diperluas, yaitu jika tidak ada, maka seluruh dewan komisaris menjadi
audit committee.
Melarang KAP memberikan jasa audit jika audit partnernya telah memberikan
jasa audit tersebut selama lima tahun berturut-turut kepada klien tersebut.
KAP harus segera membuat laporan kepada audit committee
yang menunjukkan kebijakan akuntansi yang penting yang digunakan, alternatif
perlakuan-perlakuan akuntansi yang sesuai standar dan telah dibicarakan dengan
manajemen perusahaan, pemilihannya oleh manajemen dan preferensi auditor.
KAP dilarang memberikan jasa audit jika CEO, CFO, chief
accounting officer, controller klien sebelumnya bekerja di KAP
tersebut dan mengaudit klien tersebut setahun sebelumnya.
3. SOX melarang pemusnahan atau manipulasi dokumen yang dapat menghalangi
investigasi pemerintah kepada perusahaan yang menyatakan bangkrut. Selain itu,
kini CEO dan CFO harus membuat surat pernyataan bahwa laporan keuangan
yang mereka laporkan adalah sesuai dengan peraturan SEC dan semua informasi
yang dilaporkan adalah wajar dan tidak ada kesalahan material. Sebagai
tambahan, menjadi semakin banyak ancaman pidana bagi mereka yang
melakukan pelanggaran ini.
4. International Federation Accountants (IFAC), pada akhir tahun 2001 merevisi
kode etik bagi para akuntan yang bekerja agar menjadi whitstleblower sebagai
berikut para profesional dituntut bukan hanya bersikap profesional dalam
kaidah-kaidah aturan profesi saja tetapi profesional juga dalam menyatakan
kebenaran pada saat masyarakat akan dirugikan atau ada tindakan-tindakan
perusahaan yang tidak sesuai dengan hukum yang berlaku.
5. AICPA dan The Big Five KAP di Amerika mendukung inisiatif Reform yang
melarang KAP untuk menawarkan jasa internal audit dan jasa konsultasi lainnya
kepada perusahaan yang menjadi klien audit KAP yang bersangkutan.
6. Jhon Whitehead dan Ira Millstein, ketua bersama Blue Ribbon Committe
SEC,mengeluarkan rekomendasi tentang perlunya kongres menyusun Undang-
Undang yang mengharuskan perusahaan Go Public melaksanakan dan
melaporkan ketaatanyan terhadap pedoman corporate governance.
7. Securities Exchange Commission (SEC) dan New York Stock Exchange
(NYSE), menyerukan bahwa auditor internal harus lebih mempertajam peran
dalam pemeriksaan ketaatan, mengelola resiko, dan mengembangkan operasi
bisnis, dan setiap perusahaan diwajibkan untuk memiliki fungsi audit intern
(James : 2003).
B. Adapun dampak lain dari kasus ini yang saya kutip dari sebuah artikel yang
berjudul Audit Eksternal dan Hubungannya dengan Komite Audit
(Oleh IKAI ) . Dalam artikel tersebut dijelaskan menurut Agus Kretarto-Anggota
Komite Audit PT Bank BII, Tbk dalam pembahasannya tentang Kriteria
Pemilihan Auditor Eksternal menjelaskan bahwa profesi akuntan publik saat ini
sedang mendapatkan sorotan tajam bahkan sinis dari masyarakat umum akibat
terjadinya skandal-skandal besar di negara maju seperti AS yaitu kasus Enron dan
WorldCom. Akibat kasus-kasus tersebut kini kredibilitas akuntan publik menjadi
jatuh terutama disebabkan oleh keterlibatan Arthur Andersen salah satu KAP
terbesar di dunia di dalam skandal tersebut. Akuntan Publik tidak lagi dipandang
sebagai profesi yang unik melainkan sebagai industri yang tidak lepas dari
kepentingan bisnis yang sempit.
Fenomena ini telah mendorong berbagai upaya untuk memulihkan kepercayaan
masyarakat terhadap profesi akuntan publik. Contoh yang paling nyata adalah
inisiatif Sarbanes-Oxley yang merekomendasikan pembentukan badan pengawas
akuntan publik di pasar modal. Indonesia sendiri tidak terlepas dari pengaruh
skandal tersebut sehingga berbagai pihak seperti IAI dan BAPEPAM kini tengah
membahas pengawasan kompetensi dari Akuntan publik terutama yang terlibat di
pasar modal Indonesia.
Bagi perusahaan di Indonesia sendiri, pelajaran dari AS tersebut harus menjadi
acuan agar tidak sampai terulang di Indonesia. Untuk itu di dalam menunjuk
auditor eksternalnya perusahaan harus memiliki kriteria yang mampu
meminimalkan resiko manipulasi audit.

C. Kasus ini juga berdampak di Indonesia, seperti yang saya kutip dari Jumat, 05
April 2002 | 10:27 WIB TEMPO Interaktif, Jakarta dengan judul Arthur
Andersen Indonesia Belum Terpengaruh Enron.
Berikut adalah kutipan dari artikel tersebut :
TEMPO Interaktif, Jakarta:Prasetio, Utomo & Co, member akuntan publik Arthur
Andersen di Indonesia, belum mendapat pengaruh bangkrutnya Enron. Country
Managing Partner Arthur Andersen Indonesia, Soemarso Slamet Rahardjo, di
kantornya, Jumat (5/4), juga mengatakan akan mengikuti kantor pusat berkaitan
dengan soal merger. Kami tetap bekerja seperti biasa tanpa gangguan, dengan
dukungan infrastruktur dan administratif penuh dari jaringan global maupun
regional Andersen Worldwide, katanya.

Arthur Andersen LLP member di Amerika Serikat dianggap ikut bersalah


dalam kebangkrutan Enron. Akibatnya, Member Arthur Andersen di beberapa
negara seperti, Jepang dan Thailand, telah membuat kesepakatan merger dengan
KPMG, Australia dan Selandia Baru dengan Ernst & Young, dan Spanyol dengan
Deloitte Touche Tohmatsu.

Soemarso mengatakan di Amerika Serikat, sejumlah kliennya tidak lagi


menggunakan Andersen sebagai konsultannya akibat kasus Enron. Kalau
Indonesia, seperti saya katakan, secara bisnis masih bisa dipertahankan, katanya.
Belum ada klien yang drop gara-gara kasus Enron.

Ia mengatakan perkembangan terakhir yang terjadi pada Andersen LLP dapat


mempengaruhi hubungan kerjasama perusahaan yang berdiri sejak 1968 itu
dengan Andersen. Tapi, katanya, Sampai saat ini kami masih bekerjasama
dengan Andersen.

Tapi jika Andersen di Amerika Serikat kondisinya tidak membaik, katanya, Mau
tidak mau kita juga nantinya terpaksa harus merger.

Ia mengatakan Arthur Andersen Indonesia, yang memiliki lebih dari 1000


eksekutif, akan mengikuti kebijakan pusat. Dengan siapa [kita merger], kita
ikutin, katanya. Alasannya, jika merger sendiri, meskipun berhak, nilainya akan
dipandang kecil.

Ia juga mengatakan dirinya dan sekitar 40 partner Prasetio Utomo akan terus
mengkaji dengan hati-hati beberapa opsi sambil mencermati perkembangan di
AS. Pada waktunya nanti, lanjut dia, Prasetio Utomo akan membuat keputusan
yang sebaik-baiknya untuk melindungi kepentingan karyawan. (Seandainya
merger)Tidak ada pemutusan hubungan kerja. Tidak ada itu, tegasnya.

Di Amerika sendiri, aktivitas seluruh member Andersen dibekukan pemerintah.


Akibatnya, menurut Asian Wall Street Journal edisi Jumat (5/4), klien-klien
Andersen LLP beralih ke berbagai auditor. Antara lain Delotte and Touche (10
persen), KPMG (11 persen), PriceWaterhouseCooper (20 persen), dan Ernst &
Young (28 persen). Dan yang berpindah ke auditor-auditor kecil lainnya atau
mengaku belum tahu berpindah kemana sebanyak 40 persen.

Prasetio, Utomo&Co didirikan tahun 1968. Pada awal pendiriannya, firm ini
bekerja sama dengan SGV Group (Sycip, Gorres, Velayo) yang berbasis di
Manila, Filipina. Pada saat itu, SGV Group merupakan KAP independen yang
memiliki jaringan terbesar di Asia Timur. Pada tahun 1985, SGV Group
bergabung menjadi mitra Arthur Andersen & Co., Societe Cooperative, yang
diikuti pula oleh Prasetio Utomo. (Ucok Ritonga-Tempo News Room)

E. Simpulan
Dari kasus tersebut bisa saya simpulkan bahwa Enron dan KAP Arthur Andersen
sudah melanggar kode etik yang seharusnya menjadi pedoman dalam
melaksanakan tugasnya dan bukan untuk dilanggar. Mungkin saja pelanggaran
tersebut awalnya mendatangkan keuntungan bagi Enron, tetapi akhirnya dapat
menjatuhkan kredibilitas bahkan menghancurkan Enron dan KAP Arthur
Andersen. Dalam kasus ini, KAP yang seharusnya bisa bersikap independen tidak
dilakukan oleh KAP Arthur Andersen. Karena perbuatan mereka inilah, kedua-
duanya menuai kehancuran dimana Enron bangkrut dengan meninggalkan hutang
milyaran dolar sedangakn KAP Arthur Andersen sendiri kehilangan
keindependensiannya dan kepercayaan dari masyarakat terhadap KAP tersebut,
juga berdampak pada karyawan yang bekerja di KAP Arthur Andersen dimana
mereka menjadi sulit untuk mendapatkan pekerjaan akibat kasus ini. Kesimpulan
yang bisa diambil dar ketiga sumber yang saya kutip kurang lebih sama seperti
yang saya simpulkan.
Salah satunya adalah kesimpulan yang saya kutip dari blog yang Diposkan oleh
Dr. Dedi Kusmayadi, SE., M.Si., Ak di 04:47 yang berisi sebagai berikut :
Pihak manajemen Enron telah melakukan berbagaimacam pelanggaran praktik
bisnis yang sehat melakukan (Deception, discrimination of information, coercion,
bribery) dan keluar dari prinsif good corporate governance.Akhirnya Enron harus
menuai suatu kehancuran yang tragis dengan meninggalkan hutang milyaran
dolar.
KAP Andersen sebagai pihak yang seharusnya menjungjung tinggi
independensi, dan profesionalisme telah melakukan pelanggaran kode etik profesi
dan ingkar dari tanggungjawab terhadap profesi maupun masyarakat diantaranya
melalui Deception, discrimination of information, coercion, bribery. Akhirnya
KAP Andersen di tutup disamping harus mempertanggungjawabkan tindakannya
secara hukum.
Waste Management Inc
19.14 |

WASTE MANAGEMENT
Sinopsis
Pada Februari 1998, Waste Management mengumumkan laporan keuangan yang
diterbitkan pada tahun 1993 sampai dengan 1996 dikoreksi kembali. Dalam
uraian baru tersebut, Waste Management mengumumkan bahwa laporan tersebut
secara material telah berlebihan mengungkapkan pendapatan sebelum pajak
sebesar 1.43 milyar dollar. Setelah pengumuman tersebut, saham perusahaan
turun hingga lebihdari 30% dan pemegang saham rugi hingga $ 6 milyar dollar.
SEC menuduh Dean Buntrock, pendiri perusahaan, dan 5 pejabat top lainnya
melakukan kejahatan. Tuduhan tersebut menduga bahwa manajemen telah
berulang kali merubah penilaian biaya depresiasi untuk mengurangi jumlah biaya
dan telah melakukan praktek akuntansi yang tidak layak berhubungan dengan
kebijakan-kebijakan kapitalisasi, juga merencanakan pengurangan biaya-biaya.
SEC juga menuduh Arthur Andersen, sebagai auditor Waste Management, yang
diduga keras mengetahui atau secara sembarangan mengeluarkan laporan audit
yang secara material salah dan menyesatkan untuk periode 1993 sampai dengan
1996. Andersen menyelesaikan masalah kepada SEC dengan membayar denda,
terbesar dalam sanksi perdata, sebesar 7 juta dollar, tanpa pernyataan mengakui
atau menyangkal.

Sejarah
Pada tahun 1956, Dean Buntrock mengambil alih Ace Scavenger, pengumpul
sampah yang dimiliki oleh bapak mertuanya yang baru saja meninggal. Setelah
bergabungdengan Ace dan beberapa perusahaan sejenis, Buntrock mendirikan
Waste Management pada tahun 1968. Dalam pemilikan Buntrock sebagai CEO,
perusahaan tersebut go public pada tahun 1971, dan kemudian berkembang
selama tahun1970an dan 1980an melalui beberapa tambahan atau akusisi dari
perusahaan angkutan sampah lokal dan pengurus-pengurus landfill*). Bahkan
pada suatu saat perusahaan mampu melakukan hampir dari 200 akusisi selama
setahun.
Dari 1971 sampai dengan 1991, perusahaan menikmati rata-rata pertumbuhan
pendapatan sebesar 36% per tahun dan pertumbuhan laba bersih sebesar 36% per
tahun. Pada 1991, Waste Management menjadi bisnis pembersih sampah terbesar
didunia, dengan pendapatan lebih dari 7.5 milyar dollar. Meskipun terjadi resesi,
Buntrock dan eksekutif lainnya di Waste Management menetapkan tujuan/sasaran
pertumbuhan yang agresif. Pada 1992 misalnya, perusahaan meramalkan
pertumbuhan sebesar 26.1% untuk pendapatan & 16.5 % untuk laba bersih
berturut-turut selama 1991.
*) Landfill adalah sebuah situs/tempat pembuangan limbah atau bisa juga disebut
lokasi penimbunan. Landfills banyak juga digunakan untuk keperluan
pengelolaan sampah lainnya, seperti penyimpanan sementara, konsolidasi dan
mentransfer, atau pengolahan limbah bahan (sorting, pengobatan, atau daur
ulang). Untuk selanjutnya lokasi penimbunan ini disebut landfill saja

Inti Operasi Waste Management


Bisnis inti Waste Management untuk manajemen sampah di Amerika Utara terdiri
dari proses-proses penting sebagai berikut : mengumpulkan (collection),
memindahkan (transfer) & membuang (disposal).

Mengumpulkan (Collection)
Mengumpulkan dalam manajemen sampah padat untuk konsumen komersil &
industri, dilakukan dalam 1-3 tahun perjanjian kontrak. Kebanyakan dari
pengumpulan manajemen sampah untuk area kediaman/hunian dilakukan dalam
kontrak atau waralaba yang menanggung dengan pemerintah kota
bersangkutan,dengan memberikan hak jasa eksklusif untuk semua atau beberapa
tempat dari rumah-rumah yang tergabung dalam wilayah yuridiksi kota tersebut.

Memindahkan (Transfer)
Pada 1995, Waste Management mengoperasikan 151 stasiun pengiriman sampah
padat yaitu fasilitas dimana sampah padat diterima dari kendaraan pengumpulan
(collection) kemudian dipindahkan ke trailer/truk untuk dikirim ke fasilitas
pembuangan (disposal).

Membuang (Disposal)
Pada 1995, Waste Management mengoperasikan 133 fasilitas Landfill untuk
pembersihan sampah, dimana 103 diantaranya adalah milik perusahaan. Semua
fasiltas pembersihan sampah tersebut adalah untuk memenuhi peraturan
pemerintah untuk membatasi adanya kemungkinan terjadinya polusi air. Sebagai
akibat peraturan pemerintah tersebut, kelangkaan landfill dan perlawanan pemilik
hunian lokal bersekongkol agar sulit memperoleh ijin untuk mengoperasikan dan
memperluas fasilitas landfill untuk pembersihan sampah di beberapa area.
Perkembangan fasilitas landfill yang baru juga membutuhkan investasi modal
awal yang besar dan waktu yang panjang, dengan risiko pada akhirnya perijinan
yang dibutuhkan pada akhirnya tidak disetujui.

Perluasan Usaha
Dalam perkembangan perusahaan, Waste Management meluaskan usahanya
dengan beroperasi secara internasional & masuk ke dalam industri-industri baru,
termasuk manajemen sampah yang penuh dengan risiko ( berbahaya ), sampah
menjadi energi (waste-to-energy) dan bisnis tehnik perancangan lingkungan
(environmental engineering business). Pada pertengahan era 90an, Waste
Management memiliki 5 grup bisnis utama yang melaksanakan beberapa jasa
berikut ini: manajemen limbah padat, manajemen limbah penuh resiko (
berbahaya ), jasa tehnik dan industri (engineering & industrial services), sampah
menjadi energi (waste-to-energy), pengelolaan air dan jasa pengelolaan kualitas
udara, serta pengelolaan sampah secara internasional

Tantangan
Pada pertengahan era 90an, inti perusahaan bisnis limbah padat di North
American mulai mendapatkan tantangan dari persaingan yang ketat dan kelebihan
kapasitas sampah di landfill pembuangan pada beberapa pasar. Peraturan
lingkungan yang baru, juga menambah biaya operasi pengelolaan landfill serta
menjadi sangat sulit dan mahal bagi Waste Management untuk mendapatkan ijin
membangun landfill baru atau memperluas yang lama.
Beberapa bisnis lain dari Waste Management (termasuk bisnis manajemen limbah
beresiko tinggi & beberapa operasi internasional) juga mengalami kerugian.
Setelah dikaji ulang pada awal 1974, perusahaan menyusun kembali lini bisnisnya
menjadi 4 yaitu : jasa sampah, energi bersih, air bersih dan konsultasi & tehnik
infrastruktur lingkungan.
Pada musim panas tahun 1996, Dean Buntrock, pendiri Waste Management sejak
1968, pensiun sebagai CEO, tapi melanjutkan untuk karirnya sebagai ketua dari
Dewan Direksi. Buntrock pada awalnya digantikan oleh Phillip Rooney, yang
mulai bekerja pada Waste Management pada 1969. Pada awal 1997, Rooney
mengundurkan diri dari direksi dan CEO karena ketidakpuasan pemegang saham.
Sebagai tambahan, beberapa eksekutif kunci, tidak sama dengan LeMay, telah
bekerja pada Waste Management untuk beberapa tahun termasuk CFO James
Koenig, controller perusahaan Thomas Hau dan presiden utama keuangan Bruce
Tobecksen juga mengundurkan diri pada akhir tahun 1997.

Biaya Kapitalisasi Landfill & Biaya-biaya Lainnya


Biaya kapitalisasi Waste Management berhubungan dengan biaya memperoleh
perijinan untuk mengembangkan landfill, juga memperhitungkan bunga biaya
konstruksi, serta biaya yang berhubungan dengan pengembangan sistem.

GAAP untuk Biaya Kapitalisasi


Menurut GAAP, biaya dapat dikapitalisasi jika memberikan keuntungan ekonomi
untuk digunakan atau dikonsumsi di masa yang akan datang. Perusahaan
diwajibkan untuk menghapus (write-off) assets-assets pokok yang sudah rusak
atau dibuang, yang menjadi biaya-biaya ditangguhkan (deferred) sebagai biaya
pada periode sekarang.
Jika ada biaya untuk memperbaiki atau pengembalian kekayaan/hak milik
(properti) ke kondisi semula, diwajibkan menjadi biaya jika itu terjadi. Akhirnya,
bunga dapat dikapitalisasi sebagai bagian dari biaya untuk memperoleh assets
dalam periode waktu tertentu untuk menempatkan assets dalam kondisi yang siap
untuk digunakan. Bagaimanapun, GAAP mewajibkan kapitalisasi atas bunga
harus berhenti ketika assets tersebut menjadi asset pokok yang siap untuk
digunakan.

Kapitalisasi Biaya Perijinan Landfill


Perusahaan secara rutin mengkapitalisasi biaya untuk memperoleh perijinan yang
dibutuhkan, sehingga dapat menangguhkan biaya-biaya yang berhubungan
dengan landfill sampai landfill tersebut dapat digunakan secara efektif.
Bagaimanapun, daripada menghapus biaya-biaya yang berhubungan dengan
proyek landfill yang rusak dan dibatalkan, serta memperlihatkan akibatnya seperti
penghapusan, manajemen hanya memperlihatkan resiko proyek atas penghapusan
yang mungkin terjadi di masa yang akan datang.
Tim manajemen Waste Management, juga diduga memindahkan biaya yang tidak
memiliki usaha-usaha yang berhasil untuk memperoleh perijinan di beberapa
landfill ke tempat lain yang telah memperoleh perijinan atau yang sedang dalam
proses perijinan. Efeknya biaya-biaya tersebut menjadi tercampur antara biaya
yang memperoleh perijinan untuk proyek landfill dan yang tidak atau rusak
bahkan dibatalkan (praktek ini disebut basketing yang tidak sesuai dengan
GAAP). Sebagai tambahan dalam basketing, perusahaan di duga terlibat dalam
pemindahan biaya- biaya yang tidak diamortisasi dari fasilitas landfill yang sudah
tutup lebih dahulu keoperasi yang masih aktif (praktek ini disebut bundling yang
juga tidak sesuai dengan GAAP). Manajemen tidak pernah mengungkapkan
penggunaan bundling & basketing dalam form 10K.
Pada tahun 1994, setelah auditor Arthur Andersen mengetahui praktek ini,
manajemen setuju untuk menghapus (write-off) 40 juta dollar berhubungan
dengan proyek yang sudah mati dalam jangka waktu lebih dari sepuluh tahun.
Manajemen juga menjanjikan untuk menghapus di masa depan jika terjadi assets
yang rusak atau dibatalkan dengan cara yang tepat. Bagaimanapun, selama tahun
1994, 1995, 1996 dan1997, manajemen secara efektif mengubur penghapusan
atas assets rusak atau dibatalkan melalui netting dengan pendapatan lain,
sebagai lawan untuk mengidentifikasi biaya secara terpisah.

Kapitalisasi atas Bunga dalam Biaya Konstruksi Landfill


Menurut GAAP, Waste Management dapat mengkapitalisasi bunga yang
berhubungan dengan pengembangan landfill karena relatif membutuhkan waktu
yang panjang guna memperoleh perijinan, membangun landfill, dan pada
akhirnya, menyiapkannya untuk menerima limbah tersebut. Bagaimanapun,
Waste Management menggunakan metode, yang mengacu pada metode Nilai
Buku Bersih (Net Book Value/NBV) yang, pada hakikatnya, dimungkinkan untuk
menghindari syarat-syarat GAAP yang menyebutkan bahwa bunga kapitalisasi
wajib dihentikan ketika asset-asset pokok siap untuk digunakan. Auditor Waste
Management, Arthur Andersen, menyarankan agar perusahaan menggunakan
metode NBV, yang tidak sesuai dengan GAAP.
Controller perusahaan Thomas Hau bahkan mengaku bahwa metode tersebut
secara tehnik tidak konsisten dengan FAS Statement No.34 (pernyataan
pengendalian GAAP) karena didalamnya termasuk bunga (kapitalisasi)
sehubungan dengan sel landfill yang menerima sampah. Namun, perusahaan
menulis pada catatan kaki Laporan Keuangan bahwa bunga sudah dikapitalisasi
pada landfill utama, instalasi sampah ke energi, dan proyek lain di bawah
pengembangan yang sesuai dengan FAS No.34. Pada akhirnya, perusahaan
setuju untuk menggunakan metode baru, yang sesuai dengan GAAP, mulai 1
Januari 1994. Controller perusahaan Thomas Hau dan CFO James Koening
diduga turut menentukan bahwa metode GAAP yang baru dapat menghasilkan
peningkatan biaya bunga tahunan sekitar 25 juta dollar dan oleh sebab itu, mereka
memilih untuk memberikan fase dari metode baru tersebut dalam periode3 tahun
yang dimulai pada tahun 1995. Bagaimanapun, perusahaan kelihatan masih
menggunakan metode NBV untuk kapitalisasi bunga pada tahun 1997.

Kapitalisasi atas Biaya Lain-lain


Manajemen perusahaan juga memilih untuk mengkapitalisasi biaya lain-lain,
seperti biaya pengembangan sistem, daripada mencatat biaya tersebut pada
periode dimana biaya tersebut terjadi. Bahkan menurut dugaan, mereka
menggunakan amortisasi yang berlebihan dalam periode (Periode 10 dan 20 tahun
untuk kedua sistem yang besar) yang tidak mengakui akibat dari tehnologi yang
sudah kuno atas penggunaan pokok sistem tersebut
Auditor perusahaan Arthur Andersen mengusulkan beberapa jurnal penyesuaian
untuk menghapus sistem biaya pengembangan ditangguhkan (deffered systems
deelopment cost ) yang tidak sesuai. Andersen juga berulang kali menganjurkan
manajemen untuk memperpendek periode amortisasi. Pada tahun 1994,
manajemen akhirnya setuju untuk memperpendek periode amortisasi dan
menghapus kesalahan laporan keuangan sebagai akibat dari ketidaksesuaian
sistem kapitalisasi biaya dalam jangka waktu 5tahun. Selama tahun 1995,
manajemen mengubah periode amortisasi dan mengubah ketidaksesuaian system
kapitalisasi biaya dengan membersihkan terhadap pendapatan lain

Proses Akuntansi Aktiva Tetap Waste Management


Aktiva tetap bisnis Waste Management North American (WMNA) terdiri dari
truk sampah, kontainer dan peralatan, yang berkisar seharga 6 milyar dollar dalam
assets. Aktiva tetap kedua dari perusahaan (setelah kendaraan, kontainer dan
peralatan)adalah tanah, dalam bentuk lebih dari seratus landfill yang dimiliki
perusahaan maupun yang dioperasikan. Di bawah GAAP, biaya depresiasi
ditentukan dengan mengalokasikan biaya historis harta berwujud (dikurangi nilai
sisa) selama perkiraan umur ekonomis dari asset tersebut.

Estimasi Umur Kegunaan Assets yang tidak Mendukung


Dari tahun 1988 sampai 1996, manajemen menurut dugaan membuat banyak hal
yang tidak mendukung perubahan dalam memperkirakan (estimasi) umur
kegunaan dan/atau nilai sisa dari kategori satu atau lebih kendaraan, kontainer dan
peralatan.Beberapa perubahan telah memberikan efek pada pengurangan biaya
depresiasi yang dibukukan pada periode bersangkutan. Sebagai tambahan,
beberapa perubahan juga dibukukan sebagai top side adjustment, pada level
perusahaan (terpisah dari level unitoperasi).
Seringkali pencatatan dibuat selama kuartal ke-4 dan kemudian dengan tidak
sesuai digunakan secara kumulatif dari awal tahun. Hal ini menunjukkan bahwa
manajemen tidak pernah memperlihatkan perubahan atau akibat keuntungan
kepada investor.
Pengakuan Tanah Rusak/Lemah pada Biaya
Karena sifat dasar landfill, GAAp juga mewajibkan agar perusahaan
membandingkan biaya landfill dengan anticipated salvage value, secara berbeda
dengan perubahan depresiasi atas estimasi umur ekonomis. Waste Management
memperlihatkan dalam catatan kaki laporan keuangan tahunannya bahwa
tempat-tempat pembuangan diakui at cost dan sejumlah kelebihan akhir
realizable value, seperti kelebihan amostisasi atas estimasi umur ekonomis dari
tempat pembuangan.
Bagaimanapun, hal tersebut kemudian terbongkar bahwa Waste Management
mengakui hampir semua landfill pada neraca sebagai biaya.

Taksiran Auditor
Pada sebuah surat kepada tim manajemen tanggal 29 Mei 1992, tim Arthur
Andersen menulis, Dalam masing masing 5 tahun belakangan ini, perusahaan
menambahkan pencatatan konsolidasi baru pada kuartal ke-4 untuk meningkatkan
nilai sisa dan / atau umur ekonomis dari truk, mesin-mesin, peralatan atau
kontainer. Andersen menyarankan perusahan mengadakan suatu keseluruhan,
pembelajaran satu kali untuk mengevaluasi level yang cocok atas nilai sisa
WMNA dan umur ekonomis, dan kemudian mengirimkan penyesuaian ini ke
masing - masing grup WMNA. Manajemen tingkat atas melanjutkan dengan
merubah estimasi depresiasi pada perusahaan induk.
Pada Maret 1994, Eksekutif Presiden Utama dan CFO James Koenig, yang pernah
bekerja sebagai auditor pada Arthur Andersen sebelum bergabung Waste
Management pada 1977, menurut dugaan menginstruksikan agen pembelian
untuk membuat draft memo yang berpendapat agen mendukung estimasi nilai sisa
asset perusahaan. Pada November 1995, sebuah penelitian dimulai untuk
menentukan umur yang sesuai dan nilai sisa dari kendaraan, peralatan dan
kontainer perusahaan. Koenig menurut dugaan meminta penelitian dihentikan
setelah dia menerima informasi bahwa hasil interim dari penelitian menunjukkan
bahwa nilai sisa assets perusahaan seharusnya dikurangi. Koenig juga mengatakan
untuk menghancurkan semua data-data hasil penelitian interim tersebut dan
menghapus semua data-data tersebut dari harddisc. Memo tersebut tidak pernah
dibagikan ke auditor perusahaan.
Mengenai isu perawatan landfill Waste Management pada neraca, Andersen
mengelu-arkan surat manajemen ke Dewan Direksi yang menyarankan
perusahaan mengadakan site by site analysis atas landfill untuk membandingkan
nilai tanah yang tercatat dengan anticipated net reliazable value berdasarkan
pengunaan akhir setelah audit tahun 1988. Andersen lebih jauh lagi
menginstruksikan bahwa semua kelebihan harus diamortisasi selama umur
tempat aktif dari landfill. Andersen membuat permintaan yang sama setelah
audit tahun 1994. Meskipun surat ini, manajemen tidak pernah mengadakan
penelitian dan mereka juga gagal mengurangi kelebihan nilai tanah, meskipun
komitmen mereka untuk melakukan sesuai audit Andersen tahun1994.

Top Side Adjusting Journal Entries


Top Side Adjusting Journal Entries adalah secara khusus dibuat dari manager
tingkat atas pada akhir proses pelaporan, biasanya pada kantor pusat perusahaan.
Karena pencatatan jurnal ini tidak dilaksanakan pada proses bisnis (misal
penjualan internet) atau unit level bisnis (misal North American Division), maka
hal ini dapat digunakan manager tingkat atas untuk mengelakkan sistem
pengendalian internal dan kemungkinan melakukan penyimpang-an (fraud)
Waste Management tampaknya menggunakan Top Side Adjusting Journal Entries
ketika mengkonsolidasikan hasil dari beberapa unit bisnis dan kesatuan usaha
yang dilakukan
perusahaan, guna mempersiapkan laporan keuangan tahunan dan
kuartalan.Bahkan, Waste Management menggunakan beberapa Top Side
Adjusting Journal Entries tanpa budget dan tanpa dukungan di awal 1990 karena
pemerhati/peninjau (termasuk Arthur Andersen) menanyakan apakah manajemen
telah mengerjakan penyesuaian ini sebagai alat untuk me-mbantu mengatur
laporan pendapatan mereka.
Waste Management membuat target pendapatan selama proses budget tahunan.
Perus-ahaan mengikuti top down budgeting process dimana CEO (Buntrock
sampai 1996, Rooney dari pensiun Buntrock sampai awal 1997) mebuat sasaran
pertumbuhan pendapatan dan unit operasi yang dapat capai untuk membuat
anggaran berdasarkan sasaran yang dibuat oleh tingkat atas. Anggaran kemudian
dikonsolidasikan hingga pendapatan konsolidasi anggaran (budgeting
consolidated earnings). Pada saat ini, manager tingkat atas juga membuat
anggaran untuk mengantisipasi penyesuaian tingkat atas berdasarkan asumsi
akuntasi yang ada digunakan.
Sebagai hasil operasi yang dicatat oleh unit operasi Waste Management pada
akhir tiap kuartal, manajer tingkat atas menurut dugaan memonitor
(mengawasi)kesenjangan antar hasil dan sasaran serta membuat angka yang
berbeda untuk unbudgeting top-side adjusting e-ntries guna menutup
kesenjangan. Manajemen tidak memperlihatkan ke investor dampak dari top-side
adjusting entries pada pendapatan perusahaan. Bahkan, manajemen tidak
menginformasikan unit internal operasinya sendiri tentang top-side adjusting
entries yang dibuat dan menghasilkan pengurangan biaya.
Pada awal 1992, auditor perusahaan Arthur Andersen menganjurkan manajemen
unt-uk tidak menggunakan top-side adjusting entries sebagai alat untuk mengatur
pendapatan pada laporan postaudit yang menyebabkan perubahan akuntansi.
Auditor Andersen menulis bahwa keputusan individual tidak dievaluasi sebagai
hasil operasional sebenarnya layaknya hasil dari top-side adjustment yang
menyeluruh.Andersen menyarankan agar semua penyesuaian perusahaan harus
dikembalikan kepada divisi masing-masing. Namun, manajemen atas menurut
dugaan menaikkan anggaran dari penyesuaian tingkat atas dari tahun 1992-1997
dan setiap tahun penyesuaian aktual menghasilkan kelebihan penyesuaian
anggaran (budgeting Aajustmen ). Dari kuartal pertama 1992 sampai dengan
kuartal pertama 1997, top management menggunakan top-side adjusting entries
yang tidak mendukung dalam 14 dari 21 kuartal untuk mendapatkan laporan akhir
yang pada akhirnya jatuh seiring proyeksi pendapatan perusahaan publik atau
pendapatan anggaran internal.
Pada Februari 1998, Waste Management mengumumkan laporan keuangan yang
terbit pada tahun 1993 sampai dengan 1996 dikoreksi kembali. Dalam uraian baru
tersebut, Waste Management mengumumkan bahwa laporan tersebut secara
material telah berlebihan mengungkapkan pendapatan sebelum pajak sebesar 1.43
milyar dollar. Setelah pengumuman tersebut, saham perusahaan turun hingga
lebih dari 30% dan pemegang saham rugi hingga $6 milyar dollar.

Relasi Waste Management dengan Auditor Independen Arthur Andersen


Sebelum Waste Management menjadi perusahaan publik pada tahun 1971, Arthur
Andersen menjabat sebagai auditor perusahaan. Pada awal 90-an, Waste
Management mengakhiri fee audit perusahaan Andersen pada level tahun
sebelumnya, meskipun membolehkan firma untuk memperoleh tambahan fee
sebagai pekerjaan khusus.Antara 1991 dan 1997, Andersen menagih Waste
Management sekitar 7,5 juta dollar untuk fee audit. Selama periode tujuh tahun,
Andersen juga menagih Waste Management 11,8 juta dollar untuk bayaran yang
berhubungan dengan jasa-jasa sebagai berikut: 4,5 juta dollar untuk pekerjaan
audit dibawah ERISA, surat kegunaan spesial atau special purpose letter (EPA),
audit waralaba dan laporan-laporan lainnya, laporan registrasi dan surat comfort,
International Public Offering (IPO), adopsi SFAS 106 dan 109, diskusi dan
penelitian akuntansi dan lainnya (rapat komite audit), 4,5 juta dollar untuk
berbagai jasa konsultasi termasuk 450ribu dollar untuk konsultasi informasi, dan
1,1 juta dollar untuk jasa lainnya yang berkaitan.
Selama 90an, kurang lebih 14 bekas karyawan Andersen bekerja untuk Waste
Management. Ketika di Andersen, beberapa individual ini bekerja sama dalam
grup yang bertanggung jawab untuk audit laporan keuangan Waste Mangement
tahun sebelumnya hingga 1991, namun sebagian kecil telah meninggalkan
Andersen lebih dari 10 tahun sebelum audit laporan keuangan tahun 1993
dimulai. Faktanya, sampai dengan tahun 1997, masing masing Chief Financial
Officer (CFO) dan Chief Accounting Officer (CAO) pada Waste Management
sejak menjadi perusahaan publik telah bekerja sebelumnya sebagai auditor
Andersen. CAO dan controller perusahaan Waste Management dari September
1990-October 1997, Thomas Hau, adalah bekas pejabat audit partner ikatan
Andersen untuk Waste Management. Saat Hau meninggalkan Andersen, dia
adalah pemimpin divisi dimana Andersen bertanggung jawab untuk melakukan
audit tahunan Waste Management, tapi bukan ikatan partner Waste Management
pada waktu tersebut.

Ikatan Partner Andersen dalam Audit Waste Management


Pada tahun 1991, Andersen menugaskan Robert Allgyer, partner Andersen sejak
tahun 1976, untuk menjadi audit engagement partner untuk Waste Management.
Dia memegang jabatan Partner-in-Charge of Client Service dan juga bekerja
sebagai direktur pemasaran kantor cabang Andersen di Chicago. Diantara
beberapa alasan dipilihnya Allgyer sebagai engagement partner adalah
pengalaman yang luas di Eropa, kesetiaan jasanya kepada klien dan sikapnya
yang sesuai dengan pegawai Waste Management. Sebagai kompensasi atas
jasanya, Andersen memberikannya bayaran untuk jasa audit dan non audit. Walter
Cercavschi, senior manajer ketika mulai bekerja dalam engagement team Waste
Management pada akhir 80an, tetap dalam ikatan setelah menjadi partner pada
tahun 1994.
Pada tahun 1993, Edward Maier menjadi concurring partner dalam engagement.
Sebagai concurring partner tugas Maier termasuk membaca laporan keuangan,
membahas akuntansi yang signifikan, audit atau melaporkan hal-hal kepada
engagement partner, mengkaji ulang beberapa kertas kerja (seperti analisis resiko
audit, memorandum akhir ikatan, ringkasan penyesuaian usulan dan
mereklasifikasi pencatatan) dan meminta keterangan mengenai persoalan yang
memiliki efek material pada laporan keuangan atau laporan auditor. Maier juga
melakukan resiko manajemen atas partner di Chicago dan bertanggung jawab atas
pengawasan beberapa proses sebagai keputusan audit.

Usulan Pencatatan Jurnal Penyesuaian Andersen


Pada awal 1994, engagement team Andersen mengukur (quatified) beberapa
kesalahan untuk periode sekarang dan sebelumnya serta menyiapkan usulan
pencatatan jurnal penyesuaian (Proposed Adjusting Journal Entries/PAJEs)
sebesar 128 juta dollar untuk pencatatan perusahaan tahun 1993. Jika dicatat,
jumlah ini dapat mengurangi laba bersih sebelum special item sebesar 12%.
Engagement team juga menemukan praktek akuntansi yang perlu di ketahui lebih
lanjut (gave rise to other known) dan sepertinya terjadi misstatemen yang
menghasilkan beban operasi understatement.
Allgyer dan Maier berkonsultasi dengan Robert Kutsenda, Practice Director yang
bertanggungjawab untuk Andersen cabang Chicago, Kansas City, Indianapolis
dan Ohama. Kutsenda dan kepala divisi audit yang juga konsultan, memutuskan
bahwakesalahan pelaporan tidak material dan Andersen dapat menerbitkan
laporan audit unqualified untuk laporan keuangan tahun 1993.
Meskipun demikian, mereka menginstrusikan Allgyer untuk menginformasikan
manajemen bahwa Andersen mengharapkan untuk mengubah paraktek
akuntansinya dan mengurangi jumlah kumulatif PAJE pada masa yang akan
datang. Setelah berkonsultasi dengan. Managing Partner dari firma, Allgyer
mengusulkan Summary of Action Steps untuk mengurangi jumlah kumulatif
PAJES, dan selanjutnya, mengubah praktek akuntansi yang memunculkan PAJES
serta mungkin mengurangi kesalahan pelaporan. Meskipun manajemen
perusahaan setuju dengan Action Steps, perusahaan menurut dugaan melanjutkan
untuk mengikuti praktek akuntansi yang memperbesar PAJES dan kesalahan
pelaporan. Meskipun demikian, engagement team Andersen mengeluarkan
laporan audit unqualified untuk laporan keuangan Waste Management, walaupun
terjadi kesalahan penerapan GAAP. Nyatanya, laporan keuangan Waste
Management tahun 1993 sampai dengan 1996 overstated di laba sebelum tax (pre-
tax) sebesar 1 milyar dollar.
SEC menuduh Dean Buntrock, pendiri perusahaan, dan 5pejabat top lainnya
melakukan kejahatan. Dugaan tuduhan SEC bahwa top management telah
membuat beberapatop side adjustement dalam proses konsolidasi yang hasilnya
dilaporkan oleh grup operasional mereka serta dengan sengaja menyembunyikan
penyesuaian inidari grup operasi. Sebagai tambahan, top management diduga
melakukan praktek akuntansi yang tidak sesuai untuk mengurangi biaya dan
secara fiktif meningkatkan pendapatan.
Untuk menyembunyikan adanya pengurangan laporan yang disengaja atas beban-
beban top management menurut dugaan menggunakan praktek yang dikenal
sebagai netting, dimana keuntungan direalisasikan pada penjualan atau
penjualan assets digunakan untuk menghapus biaya-biaya operasi periode
sekarang yang tidak berkaitan, bersamaan dengan manipulasi laporan yang
diakumulasi pada periode sebelumnya. Top management juga menurut dugaan
membuat geography entries dimana memindahkan jutaan dollar untuk
beberapa lini yang berbeda di laporan laba rugi agar perbandingan secara waktu
sulit dilakukan. Sebagai tambahan, manajemen diduga membuat kesalahan atau
mengotorisasi kesalahan dan penyesatan ( misleading) atas laporan keuangan.
Karena laporan keuangan pada tahun 1993-1996 tidak sesuai dengan GAAP,
Arthur Andersen sebagai auditor Waste Management, diserang karena
menerbitkan laporan pendapat unqualified untuk laporan keuangan tersebut. SEC
menuduh Andersen mengetahui dan secara serampangan mengeluarkan sesuatu
yang salah dan menyesatkan untuk laporan audit tahun 1993-1996. Andersen
menyelesaikan masalah kepada SEC dengan membayar denda, terbesar dalam
sanksi perdata, sebesar 7 juta dollar, tanpa pernyataan mengakui atau
menyangkal.
Tiga partner Andersen yang bekerja pada audit Waste Management selama
periode 1993-1996 yang juga termasuk dalam tuduhan SEC, yaitu : Robert
Allgyer, partner yang bertanggungjawab pada engagement Waste Management,
Edward Maier, concurring partner untuk engagement dan risk management
partner Andersen cabang Chicago, dan Walter Cercavschi, sebagai partner on
engagement Allgyer, Maier dan Cercavschi setuju untuk membayar sanksi perdata
masing-masing sebesar 50,000 dollar, 40,000 dollar dan 30,000 dollar. Allgyer,
Maier dan Cercavschi juga mendapat hukuman penolakan hak istimewa atas
praktek sebagai akuntan, dan mendapatkan hak untuk meminta pengembalian
praktek sebagai akuntan setelah lima tahun. Partner Andersen yang ke4, Robert
Kutsenda, Central Region Audit Practice Director bertanggungjawab atas kantor
Andersen di Chicago, Kansas City, Indianapolis dan Ohama juga dilibatkan dalam
tuduhan SEC karena melakukan ketidak benaran. Kutsenda dihukum dengan
penolakan hak istimewa atas praktek sebagai Akuntan. Kutsenda mendapatkan
haknya kembali setelah satu tahun

PERMASALAHAN
Waste Management Inc : Kecurangan Management dan Auditor Arthur Andersen
Oleh Kelompok 4

1. Mengapa Arthur Andersen tidak menentang keinginan manajemen WMI?


Jawab : Karena Arthur Andersen memperoleh bayaran lain selain biaya audit
sebesar $ 11,8 juta dan jika dia menentang keinginan manajemen WMI maka dia
tidak akan menerima biaya ini dan hanya memperoleh biaya audit sebesar $ 7,5
juta. Dan biaya ini sudah diterima selama 7 tahun. Dan di samping biaya tersebut,
ada sebuah entitas yang terkait yaitu Andersen Consulting yang menagih
perusahan Waste Management sekitar $6 juta untuk biaya tambahan non audit.

2. Apakah aspek-aspek model manajemen risiko yang keliru dipertimbangkan


oleh mitra Arthur Andersen?
Jawab : Manajemen risiko yang keliru dipertimbangkan adalah Profitabilitas dan
pertumbuhan riil, dimana ketika profitabilitas dan pertumbuhan riil melambat
maka WMI mulai memanipulasi laporan keuangan perusahaan untuk menjaga
tampilan kesuksesan perusahaan.

3. Kepada siapakah seharusnya Arthur Andersen dapat mengeluhkan jika


manajemen WMI bertindak tidak benar?
Jawab :
Komite Audit WMI, sesuai dengan American Institute Certified of Public
Accountants (AICPA) menerbitkan SAS No. 60 dan 61 yang bertujuan untuk
menciptakan link antara auditor dengan pemilik, yakni melalui komunikasi antara
auditor independen dengan komite audit. Hal penting yang disebutkan dalam
standar tersebut , antara lain pengungkapan kelemahan pengendalian internal,
adanya perbedaan pendapat dengan manajemen, pengaruh dari kebijakan
akuntansi tertentu yang signifikan, serta kendala yang dihadapi dalam melakukan
audit.
Keberadaan Komite Audit diharapkan mampu meningkatkan kualitas
pengawasan internal perusahaan, serta mampu mengoptimalkan mekanisme
checks and balances, yang pada akhirnya ditujukan untuk memberikan
perlindungan yang optimum kepada para pemegang saham dan stakeholder
lainnya.
SEC (Security Exchange Commission), adalah suatu badan independen dari
pemerintah Amerika yang memiliki tangung jawab utama untuk mengawasi
pelaksanaan dari peraturan-peraturan dibidang perdagangan efek dan mengatur
pasar perdagangan pada bursa efek. Investgasi WMI dilakukan oleh Divisi
keuangan perusahaan adl divisi yang tugasnya mengawasi keterbukaan
perusahaan publik seperti halnya dgn pendaftaran transaksi, penggabungan usaha.

4. Apakah dewan direksi WMI dan Komite Audit melakukan pekerjaannya?


Jawab : Tidak, hal ini dibuktikan dengan adanya kecurangan yang ditemukan
oleh SEC yang seharusnya ditemukan oleh Komite Audit dan dilaksanakan oleh
Dewan Direksi WMI, kecurangan tersebut antara lain :
WMI secara curang memanipulasi hasil keuangan perusahaan untuk memenuhi
target laba yang telah ditentukan. Pendapatan dan keuntungan perusahaan tidak
tumbuh cukup cepat untuk memenuhi target ini, sehingga terdakwa (WMI) secara
tidak tepat menghilangkan dan menunda beban periode berjalan untuk melakukan
penggelembungan laba. Mereka melakukan banyak praktik akuntansi yang tidak
benar untuk mencapai tujuan ini. Diantara banyak hal terdakwa :
Menghindari beban penyusutan truk sampah mereka dengan menetapkan nilai
yang tidak mendukung dan meningkatkan sisa, serta memperpanjang masa
manfaat,
Menetapkan nilai sisa dengan sewenang-wenang pada aset lain yang
sebelumnya tidak memiliki nilai sisa,
Gagal untuk mencatat beban penurunan nilai dari tempat pembuangan sampah
karena mereka telah dipenuhi dengan sampah,
Menolak untuk mencatat beban yang diperlukan untuk menghapus biaya
akibat ketidaksuksesan dan pengabaian proyek tempat pembuangan sampahnya,
Membentuk cadangan biaya kerusakan lingkungan (kewajiban) sehubungan
dengan akuisisi sehingga kelebihan cadangan dapat digunakan untuk menghindari
pencatatan beban usaha yang tidak terkait,
Mengkapitalisasi berbagai biaya secara tidak benar,
Gagal untuk membentuk cadangan yang cukup (kewajiban) untuk membayar
pajak penghasilan dan biaya-biaya lainnya.

5. Apakah denda yang dikenakan cukup tinggi ?


Jawab : Ya, dimana Artur Anderen membayar denda sebesar $7 juta serta mitra-
mitra utamanya didenda dan dilarang berpraktik oleh SEC. Sedangkan WMI
membayar denda sebesar $677 juta, dengan kontribusi dari Artur Andersen
sebesar $95 juta.

6. Apakah seharusnya Anda menggunakan anjing yang sama untuk


menemukan tulang dalam skandal akuntansi?
Jawab : Jika anjing tersebut berkompeten dan independen maka tidak masalah
menggunakannya kembali untuk menemukan tulang dalam skandal akuntansi
tetapi untuk membuat anjing tersebut konsisten, merupakan suatu hal yang
sangat sulit sehingga kita menggunakan anjing yang berbeda.

Anda mungkin juga menyukai