a. Quinine sulphat
Plasmodium dalam tubuh menginfeksi hati dengan cara bersembunyi di vakuola eritrosit agar
terhindar dari serangan leukosit. Eritrosit mengandung senyawa Hb yang akan dipecah menjadi
heme dan globin . heme ini bersifat toksik , agar tidak bersifat toksik , heme akan melalui proses
polimerisasi oleh hemepolimerisasi. Seluruh pemecahan Hb ini terjadi di vakuola makanan . nah,
kerja obat ini , adalah dengan mencegah pembentukan hemepolimerisasi , sehingga tidak dapat
terjadi pemecahan Hb . nah , apabila tidak terjadi pemecahan tersebut, maka akan terjadi
pengendapan pada plasmodium dan plasmodium tersebut mati .
*maaf kalo ada yang kurang tepat (:
b. Acetaminophen
acetaminophen (paracetamol) jika diberikan melebihi dosis terapi ternyata dapat mengakibatkan
toksisitas pada hati. hati merupakan tempat metabolisme obat dan senyawa2. hati mengandung
banyak mitokondria. Mengapa di hati banyak mitokondria? Karena Mitokondria banyak terdapat
pada organ yang memiliki aktifitas tinggi, salah satunya adalah hati.
Dalam dosis terapi, NAPQI didetoksifikasi oleh glutathione (GSH) secara efisien. Akan tetapi,
karena acetaminophen melebihi dosis terapi, GSH mengalami deplesi (penipisan). Penipisan ini
secara tidak langsung menyebabkan stress oksidatif dan peroksidasi lipid. Dengan penurunan
GSH, NAPQI pun bisa berikatan dengan makromolekul sel pada gugus tiol. Selain itu, reaksi
pembentukan NAPQI akibat detoksifikasi oleh sitokrom P450 ini memacu terbentuknya radikal
bebas superoksida (O2) yang dinetralisir oleh superoksida dismutase (SOD) menjadi H2O2, suatu
Reactive Oxygen Species (ROS) yang tidak begitu berbahaya.
Peroksidasi lipid dan Reactive Oxygen Species (ROS) tersebut dapat menimbulkan jumlah radikal
yang melebihi batas kemampuan tubuh (stres oksidatif). Stres oksidatif dapat menimbulkan
kematian sel dan memicu terjadinya penuaan dini. Oleh karena itu, hal ini membahayakan
mitokondria karena acetaminophen tersebut dimetabolisme di sitokrom P450 mitokondria yang
ada di hati.
piracetam
gak tau dapet darimana
bekerja pada mitokondria
Piracetam meningkatkan fungsi mitokondria sehingga bisa mengatasi stres oksidatif yang terjadi
dalam tubuh dan proses penuaan.
Penelitian menunjukkan bahwa piracetam dapat mengembalikan struktur membran dari yang
sudah mengalami proses penuaan ke struktur yang lebih baik.
Efek samping yang telah dilaporkan selama pengobatan yaitu: keguguran, mudah marah, sukar
tidur, gelisah, gemetar dan agitasi lelah dan mengantuk.
Gangguan gastrointestinal (mual, muntah, diare, gastralgia), sakit kepala dan vertigo mulut
kering, libido meningkat, menambah berat badan dan sebagian besar reaksi hipersensitif
penyakit kulit.
NB: yang lucu adalah... piracetam disebut juga obat pintar karena membuat orang pintar....
piracetam membuat asupan oksigen ke otak menjadi bertambah dan juga meningkatkan memori
serta beberapa kemampuan belajar pada manusia normal
setelah pintar kita jadi mudah marah, sukar tidur, gelisah, lelah dan mengantuk.... jadi.....
kalo mau make piracetam think again!
penisilin
diperoleh dari jamur penicilium sp (salah tulis kayaknya)
menghambat sintesis dinding sel saat sel membelah jadi kalo gak membelah ya gak papa
hehehe...
Penicillin mempunyai efek bakterisid pada mikroba yang aktif membelah, sehingga penicillin
betalaktam dapat membunuh bakteri yang sensitif. Penicillin juga mempunyai mekanisme kerja
menghambat sintesis dinding sel bakteri dengan mengikat satu atau lebih pada ikatan penicillin-
protein, sehingga menyebabkan penghambatan pada tahapan akhir transpeptidase sintesis
peptidoglikan dalam dinding sel bakteri, akibatnya biosintesis dinding sel terhambat dan sel
bakteri menjadi pecah (lisis).
tetrasiklin
diperoleh dari streptomyces aurofaciens
bekerja pada ribosom
mekanismenya dengan menghambat ikatan RANt aminoasil dengan mRNA sehingga sintesis
protein terganggu dan terhenti
ESO : reaksi pada kulit (tapi gak tau apa), iritasi lambung, pemakaian jangka panjang
dapat menimbulkan kelainan darah, menyebabkan infeksi mulut, faring , kadang2 sistemik
streptomisin
diperoleh dari streptomyces griseus
streptomisin merupakan aminoglikosida yang dapat bersifat bakterisid (membunuh bakteri) atau
bakteriostatik (menghambat pertumbuhan bakteri) tergantung dosis
menyerang ribosom (30S)
bekerja dengan mengikat protein S12 pada ribosom kecil kemudian mengikat formil-metionin-
RANt sehingga tidak terjadi inisiasi.
protein S12 merupakan protein yang menghubungkan RNAt dengan ribosom
kelebihan streptomisin dapat menyebabkan ototoksik dan nefrotoksik
ototoksik menyebabkan kehilangan fungsi pendengaran, nefrotoksik menyebabkan kurangnnya
fungsi filtrat glomerulus